TINJAUAN & STUDI LAHAN BASAH : Berbasis Agroekosistem

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 9 EKOLOGI.
Advertisements

PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Ekosistem ekosistem Ekosistem
KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 TANAH SAWAH.
Dinamika HIDROSFER.
MACAM – MACAM EKOSISTEM
SUMBER DAYA AIR DAS (Daerah Aliran Sungai)
Klasifikasi tata guna lahan
EKOLOGI.
BIOSFER Biosfer adalah lapisan lingkungan di permukaan bumi, air, atmosfer yang mendukung kehidupan organisme.
Oleh Cecep Kusmana Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
Kelompok 8 Ekosistem Pantai.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL
Potensi Sumber Daya Air
PENGELOLAAN RAWA & GAMBUT
PENGELOLAAN DAS TERPADU
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
EKOSISTEM SEBAGAI LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA
HUTAN DAN PEMANASAN BUMI
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL
Perencanaan Hutan Berbasis Ekosistem
PENANGANAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DI WILAYAH PESISIR, LAUTAN DAN PULAU.
Ekosistem PENGERTIAN BIOTIK KOMPONEN A.BIOTIK ANTAR BIOTIK INTERAKSI
EKOLOGI Standar kompetensi : Mengidentifikasikan hubangan antar komponen dalam ekologi Kompetensi dasar : Mengidentifikasi interaksi antar komponen ekologi.
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
Sumber Daya Alam yang Berhubungan dengan Aspek Geografi
FUNGSI HUTAN.
DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT PENGERINGAN LAHAN GAMBUT
PENGUATAN KONSEP EKOLOGI TANAMAN
EKOLOGI PERAIRAN TERGENANG (LENTIK)
Aquatic Ecosystems Sebagian besar dari bumi adalah air . Ini seharusnya tidak mengejutkan bahwa banyak ekosistem di dunia adalah ekosistem perairan .
Sistem agroforestri.
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
PERTANIAN LAHAN MARJINAL LAHAN RAWA
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SUMBERDAYA PERIKANAN Kuliah Ke-4.
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
Pengelolaan tanah gambut
Biodiversitas MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM
KEANEKARAGAMAN HAYATI
MINGGU KE 2 DASAR-DASAR PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAN LINGKUNGAN MENURUT ASAS EKOLOGI DAN PENDEKATAN EKOSISTEM Nieke Karnaningroem.
HIDROSFER.
Isu-isu Perencanaan Kontemporer
Ekosistem ekosistem Ekosistem
EKOSISTEM SEBAGAI LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA
Dikutip dari berbagai sumber
EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN
Sucipto Hariyanto Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Airlangga
Sucipto Hariyanto Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
Potensi dan Persebaran Sumber Daya Laut di Indonesia
EKOSISTEM TERESTRIAL.
BIOMA TAIGA Disusun Oleh: Al Draf Serafino Manurung Andhika Jalasena
AKSI INTERAKSI Pada saat suatu organisme membutuhkan organisme lain ataupun lingkungan hidupnya, maka dipastikan akan terjadi hubungan yang bisa bersifat.
KELOMPOK 4 ZONI SATRIA ( ) DINA AULIA FITRI ( )
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
HUTAN MANGROVE. Pengertian Hutan Mangrove Hutan mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga.
TUGAS GEOGRAFI DI S U S U N OLEH : NAMA: SITI NURHALIZA : DINDA BAHTIAR : JUMRIANI PUTRI : ANDI MALLARANGENG ARHAM KELAS: Xi MIPA 3 SMA NEGERI 5 BULUKUMBA.
Sucipto Hariyanto Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
EKOSISTEM.
PENGELOLAAN DAS TERPADU
BIOSFER.
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Sebagai Pemenuhan Tugas “pengelolaan tanah berlanjut”
BIOMA, KOMUNITAS DAN VEGETASI
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
Dampak Perubahan Iklim Bagi Ekosistem Mangrove di Indonesia Muhammad Imran Amin Direktur Mangrove Ecosystem Restoration Alliance Yayasan Konservasi Alam.
Transcript presentasi:

TINJAUAN & STUDI LAHAN BASAH : Berbasis Agroekosistem Prof (R). Dr. Ir. M. Noor, MS. - Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Lokakarya Lahan Basah Banjarmasin, 20 September 2018

Apa yang dimaksud dengan LB? Outline Apa yang dimaksud dengan LB? Faktor-faktor yg berpengaruh dalam ekosistem LB? Bidang kajian sumber daya & pengelolaan LB di Indonesia ? Peluang, kendala, dan tantangan dalam kajian LB ?

Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman.

REFERENSI William J. Mitch & James G. Gosselink, 1993 Wetlands, 2nd- Eds William J. Mitch & James G. Gosselink, 1993 2. Lahan Basah Buatan Indonesia, Puspita dkk Wetlands Int. Prog Indo. Bogor, 2005. 3. Wetland Ecology, Van Nostrand Reindhold, 2008

Lingkup Lahan Basah: habitat alami dan buatan : Panduan Inventarisasi Lahan Basah ASIA Versi 1.0 (Indonesia) The Asian Wetlands Inventory (AWI) Lingkup Lahan Basah: habitat alami dan buatan : Daerah inter-tidal dan muara, seperti danau, pesisir, batu karang yang berada di daerah terbuka, endapan lumpur dan pasir, danau air asin (di daerah yang bersuhu rendah) dan hutan bakau (di daerah tropis dan sub-tropis); Sungai dan rawa yang terbentuk dari genangan banjir, anak sungai dan danau; Danau air tawar baik yg temporer/permanen Hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, serta Gambut dan lumpur Sumber : Scott 1989; Watkins & Parish 1999

Definisi Lahan Basah Menurut Ramsar LB adalah wilayah-wilayah rawa, daratan rendah, gambut atau air, baik alami atau buatan, permanen atau temporer, dengan air tenang atau mengalir, tawar, payau atau asin, termasuk area laut dengan kedalaman air yg tidak melebihi enam meter pada saat air surut Catatan: Konvensi Ramsar, Indonesia meratifikasi sejak 1991

Definisi teknis Lahan basah digolongkan baik ke dalam bioma maupun ekosistem. Lahan basah dibedakan dari perairan dan juga dari tata guna lahan lainnya berdasarkan tingginya muka air dan juga tipe vegetasi yang tumbuh di atasnya. Lahan basah dicirikan oleh muka air tanah yang relatif dangkal, dekat dengan permukaan tanah, pada waktu yang cukup lama sepanjang tahun untuk menumbuhkan hidrofita (tumbuhan yang khas tumbuh di wilayah basah) Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Berikut ini adalah pembagian bioma: Bioma tundra Bioma taiga/hutan konifer Bioma padang gurun Bioma padang rumput Bioma hutan gugur, dan Bioma hutan hujan tropis Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[1] Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.[1]

Definisi teknis Lahan basah juga kerap dideskripsi sebagai ekotone yaitu wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Mitsch dan Gosselink, lahan basah terbentuk: "...at the interface between truly terrestrial ecosystems and aquatic systems, making them inherently different from each other, yet highly dependent on both."

Lahan Rawa Lahan rawa adalah lahan yg sepanjang tahun, atau selama waktu yg panjang dlm setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut dengan berbagai istilah, al “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen” Lebak Pasang Surut

Pertemuan Nasional Pasang Surut & Rawa di Bogor 1992. Rawa (swamps) dibedakan menjadi : rawa pantai (coastal marsh, saltwater marsh), rawa pasang surut (tidal swamps, back swamps) rawa lebak (inland marsh, fresh water marsh)

Bog “Bog” adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (bereaksi) masam. Peat “Peat/gambut” adalah histosol, lahan rawa yang mempunyai ketebalan lapisan gambut > 50 cm dgn kadar bahan organik >20% (12% C-organik), tergantung pada kadar liatnya

Fen “Fen” adalah rawa yang tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa sejenis “reeds”, “sedges”, dan “rushes”, tetapi air tanahnya ber-reaksi alkalis, biasanya mengandung kapur (CaCO3), atau netral. Umumnya membentuk lapisan gambut subur yang ber-reaksi netral, yang disebut “laagveen” atau “lowmoor”.

1. Tropical Peatland Ecosystem, Mitsuru Osaki dan Nobuyuki Tsuji Sprinkler, 651 hlm, 2017 2. Towards Climated-Responsible Peatlands Management FAO, 100 hlm, 2008

Faktor2 yang Berpengaruh pada Ekosistem Lahan Basah

Zonasi Tipologi Lahan Basah –Sub Optimal: Lahan Rawa Pantai Lahan Rawa Pasang Surut Lahan Rawa Lebak

Gambar . Penampang skematis zonasi wilayah rawa dari pantai lepas yang memiliki beting pasir pantai (coastal dunes) sampai rawa pedalaman

Gambar. Penampang skematis sub-landform di antara dua sungai besar pada zona II rawa pasang surut air tawar

4 Tipe luapan Tipe Rawa Pasang Surut Tipe luapan A  wilayah yang terluapi pasang purnama dan ganda Tipe luapan B  wilayah yang hanya terluapi pasang purnama Tipe luapan C  wilayah yang tidak terluapi pasang, tetapi muka air tanah < 50 cm Tepe luapan D  wilayah yang terluapi pasang, tetapi muka air tanah > 50 cm

4 Tipologi Tipe Rawa Lebak L. dangkal  tinggi genangan < 50 cm dan lama < 3 bulan L. tengahan  tinggi genangan 50-100 cm dan lama 3-6 bulan L. dalam  lahanyang tinggi gennagan > 200 cm dan lama > 6 bulan L. sangat dalam  lahan yang genangan > 200 cm dan lama >> 6 bulan

Bidang Kajian SD Lahan Basah & Pengelolaannya di Indonesia

Dimensi Utama Kajian Lahan Basah Dimensi Sosial (People) Menjamin akses yang sama pada sumber daya LB dan pelayanan lahan basah melalui kebijakan dan kerangka hukum yang tegas pada semua tingkatan. Membangun daya tahan masyarakat dalam menghadapi bencana terkait lahan rawa baik melalui pendekatan keras dan halus. Dimensi Lingkungan & Kesehatan (Planet) Mengelola keberlanjutan LB sebagai bagian dari ekonomi hijau Memulihkan pelayanan ekosistem dalam wilayah daerah aliran sungai untuk meningkatkan fungsi budidaya dan lindung Menekan dan mengatasi virulensi dan kualitas air yang rendah Dimensi Ekonomi (Profit) Meningkatnya produktivitas lahan basah dan konservasi dalam semua sektor penggunaannya Berbagi manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam mengelola ekosistem lahan basah secara komprehensif

Dimensi Utama (lanjutan) 4. Dimensi Hukum & Regulasi (Law) Menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatan dan pengelolaan melalui kebijakan (regulasi) dan kerangka hukum. Memperkuat kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana di lahan basah seperti kebakaran lahan, banjir dan sebagainya. 5. Dimensi Budaya dan Kearifan Lokal (Local wisdom) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan yang mumpuni Memperkaya cara-cara pengelolaan penggunaan dan konservasi dengan sumber daya LB dengan memperhatikan budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat Meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan dan konservasi LB melalui pembinaan dan penguatan kelembagaan masyarakat (LSM).

Dinamika Nilai Sosial Str Lingkungan: Proses: Fungsi Lingkungan: Geomorfologi, Hidrologi, Tanah, Flora & Fauna Proses: Fisika, Kimia, Biologi Fungsi Lingkungan: Hidrologis Biogeokimia Ekologis Dinamika SD Lahan Sifat: Keanekaragaman, Budaya. Keunikan, Ilmu pengetahuan Nilai Sosial Dinamika Profit Hasil Produk: Kayu, Burung, Ikan, Tanaman Dampak LH (GRK) Dampak Ksehatan Jasa Lingkungan: Mencegah banjir Menjaga mutu air Mendukung ke-aneka ragaman

Sistem Pertanian Senergitas Kompensatif Sistem Pengelolaan Bijaksana Fungsi Lingkungan Fungsi Produksi Tanaman Pangan Hortikultura Perikanan Air Tawar Peternakan Itik Kerbau Rawa Lumbung Air Rosot karbon Pencegah banjir Pencegah kekeringan Pecegah pencemaran Sumber plasma nutfah Keanekaragaman hayati Sistem Pengelolaan Bijaksana

Sumber: Rauf, Abdul

Peluang, Kendala & Tantangan dalam Kajian LB

1. Potensi LB di Indonesia sangat luas : 35-50 juta ha, dimanfaatkan baru sekitar 13-15 juta Tersebar di 18 provinsi - 300 kota/kabupaten Landscape dalam hamparan yang luas Sebagian sudah ditata-ruang dlm skim-skim /unit pengelolaan Lumbung pangan & energi masa depan

2. Mempunyai beberapa keunggulan biofisik, sosial dan budaya Topografi hampir datar sehingga biaya pembukaan/reklamasi/pengelolaan relatif murah Masyarakat sudah memahami kondisi LB bahkan memiliki kearifan lokal Sejarah panjang model dan pendekatan dalam pengembangan LB menjadi lesson learn (pembelajaran).

3. Kendala bahwa infrastruktur (sapras) belum sepenuhnya tersedia dan mendukung untuk meningkatkan hasil kinerja 4. Sumber daya manusia di lahan basah masih rendah baik jumlah/kualitas : pendidikan, sikap-mental dan 5. Tekanan dunia internasional tentang pengelolaan lahan yang baik (GAP) dan isu ramah lingkungan

TERIMA KASIH, MOHON MAAF WASSALAMU'ALAIKUM

POTENSI RAWA UNTUK PERTANIAN Total Rawa 33,39 jt Ha Tidak berpotensi 23,86 jt Ha Berpotensi PS=9,53 jt Ha, Lebak =10,19 Belum dimanfaatkan PS=4,13 jt Ha L=9,46jt Ha Sudah dimanfaatkan PS=5,4 jt Ha L=0,73jt Ha

REKLAMASI RAWA NASIONAL Total Rawa 33.390.000 Ha Belum Reklamasi 31.590.000 Ha Reklamasi 1.800.000 Ha Rawa Lebak 347.431 Ha Rawa Pasang Surut 1.452.569 Ha Perlu Optimalisasi