Krisis Dan Sistem Peringatan Subtitle

PENGANTAR Risiko yang muncul, Penafsiran dan pemahaman risiko Dampak risiko  Model untuk deteksi krisis, evakuasi, penciptaan shelter dan recalls produk berbahaya  

DETEKSI RISIKO Merupakan proses komunikasi. Deteksi sinyal atau pemicu kejadian. Organisasi melakukan survey internal dan eksternal untuk assessment risiko dan ancaman. Perkembangan krisis adalah gagal mengenali, menerima atau melihat sinyal ancaman. Sifat sinyal risiko Subtil, salah ditafsirkan, tidak jelas audiens, channels, atau respon yang muncul

PENDEKATAN FUNGSIONAL PADA KOMUNIKASI DAN PERINGATAN Warning merupakan sistem peringatan. Bedakan warning dan alert. Nature of threat and how to respond. Alert dikeluarkan ketika ada isu publik, sudah terjadi atau mungkin terjadi yang dapat mengancam keamanan publik, kesehatan dan keselamatan. Warning mengatur tingkat alert, jenis alert, potensi kerusakan.

PROSES PERSEPSI PUBLIK TERHADAP WARNING Dipengaruhi oleh berbagai faktor Pengalaman sebelumnya dengan risiko Usia Faktor institusi Pelaporan media Sisi teknis risiko Sisi budaya risiko  Amplifikasi faktor risiko Proses informasi Struktur institusi Perilaku kelompok sosial Respon individual

Faktor lain Waktu: semakin lama, semakin beresiko dan kemampuan antisipasi. Luas diffusi: sebaran media sebagai media penyebar informasi. Intensitas, saluran, waktu. Start, slow, build, taper off. Warning messages. Word of mouth. Re-tweets. Pesan warning. Consistency and credibility.

FAKTOR YANG IKUT PADA SITUASI RISIKO Diminished capacity Mental noise Inkonsistensi. Status quo Skepticism Denial

MODEL HEAR-CONFIRM-UNDERSTAND-DECIDE MEMBANGUN STRUKTUR PESAN LEBIH STRATEGIS DAN INTEGRASI SISTEM WARNING. WARNING SEBAGAI PROSES SOSIAL YANG KOMPLEKS.

SISTEM PUBLIC RESPONSE PERBANDINGAN SISTEM SISTEM DETEKSI Mengenali bencana dan potensi bencana. Sistem monitoring oleh agen pemerintah. Integrasi dari berbagai sumber. Dipengaruhi oleh noise, tidak bisa ditafsirkan, SISTEM MANAGEMENT Proses pengambilan keputusan. Penimbangan risiko dan perlindungan yang akan diambil. Dilakukan oleh badan pemerintah dan pakar. Cost benefit analysis sebelum mengeluarkan peringatan. Economic cost. Sebisa mungkin publik tidak mengetahui sebelumnya SISTEM PUBLIC RESPONSE Warning dikeluarkan. Evakuasi, shelter dengan tujuan mitigasi dan mengurangi kerusakan.

EXTENDED PARALLEL MODEL Ancaman adalah motivasi utama manusia. Rasa takut adalah emosi sementara ancaman adalah respon kognitif. Eppm berusaha merubah perilaku melalui tindakan defensif. Bagaimana proses informasi, penafsiran pesan, sebagai komplen model hear

KEKUATAN DAN KELEMAHAN HEAR-CONFIRM-UNDERSTAND-DECIDE-RESPOND MODEL Prinsip efektivitas komunikasi. Konsistensi, repetisi, understanability dan credibility. Kelemahan: Tingkat dan bentuk risiko merupakan faktor penting. Tidak mengukur outcome. Hanya bersifat linear dan tidak ada feedback.

PROTECTIVE ACTION DECISION MODEL

INTEGRATED FOOD RECALL Recall adalah sistem peringatan yang dikaitkan dengan sistem distribusi yang memberikan informasi kepada distributor, pengecer, masyarakat bahwa produk mengalami kerusakan Recall adalah cara mengurangi potensi bahata dari produk yang cacat atau terkontaminasi dengan menarik produk tersebut dari publik. 

tahapan integrated food recall model Tahap pengenalan di mana muncul informasi akan bahwa dan ini disadari oleh pengambil keputusan, biasanya badan regulator, misalnya BPOM. Tahap ini sangat didasari oleh lembaga pemerintah. Jika ingin menarik produk maka harus dikenali bahayanya seperti apa dan apakah produknya. Recall memiliki potensi merusak reputasi perusahaan, memakan biaya biaya dari sisi usaha dan kehilangan produk. Beberapa kasus recall menyebabkan perusahaan menjadi bangkrut. Faktor waktu menjadi penting karena semakin lama pertimbangan,

TAHAP II  Tahap ii: pengumuman penarikan disebarkan kepada badan pemerintah, produser, distributor. Khusus distribusi, digunakan untuk mengatur stok barang. Pengumuman recall biasanya melalui press release posting pada situs perusahaan dan situs pemerintah. Biasanya mengandung informasi lot number, tanggal produksi dan lokasi di mana barang tersebut di produksi.

TAHAP III Tahap iii adalah kondisi di mana penerimaan dan penafsiran pesan diterima audiens. Audiens bisa jadi mencari informasi penarikan produk. Proses ini mengumpulkan informasi tambahan untuk mengambil keputusan. Konsumen mungkin harus mendengar pesan dari berbagai sumber sebagai konfirmasi pesan, pengumpulan, konsistensi pesan, Mengecek produk yang mereka miliki dan kalkulasi risiko yang terjadi

TAHAP IV Tahap iv adalah tahap respon di mana audiens mengambil langkah sebagai respon terhadap pesan. Langkah yang dilakukan tergantung dari sifat peristiwa, penafsiran pesan, dan rekomendasi. Langkah yang dapat dilakukan membuang produk, mengembalikan produk, mencari bantuan medis atau menghindari produk yang tidak aman. FOOD RELATING WARNING STICKER

  KEKUATAN DAN KELEMAHAN INTEGRATED MODEL OF FOOD RECALL KETERBATASAN MODEL INI HANYA PENARIK PRODUK MAKANAN KURANG DIANGGAP SEBAGAI KRISIS HEBAT DIBANDINGKAN DENGAN TUMPAHAN MINYAK, KIMIA, DAN LAIN-LAIN. MODEL INI HARUS LEBIH DINAMIS APLIKASI KARENA MENEKANKAN REPETISI.

EMERGING WARNING SYSTEMS SISTEM PERINGATAN KAMPUS/SEKOLAH. PENEMBAKAN SEKOLAH.

TUGAS SEKALIGUS UTS Lakukanlah analisis mendalam terhadap sistem peringatan krisis di Indonesia. Jelaskan sistem peringatan krisis yang menjadi tugas analisis Anda. Jelaskan cara kerja, stakeholder pelaksana, penerima, dampaknya dan lain sebagainya. Jelaskan masalah yang dimiliki oleh sistem peringatan krisis tersebut. Berikanlah usulan solusi yang dapat Anda berikan sehingga kinerja sistem peringatan tersebut dapat menjadi jauh lebih baik. Kirim via e-mail pas hari H UTS

KATEGORI TUGAS Sistem peringatan krisis gempa bumi & tsunami (LIANA) Sistem peringatan krisis banjir (RIKA) Sistem peringatan krisis kebakaran hutan (LUSI) Sistem peringatan krisis teroris (KENZA) Sistem peringatan krisis gedung (yacob) sistem peringatan penarikan makanan berbahaya.