ISLAM DAN MIPA Dasar Pendidikan MIPA
Ilmu Pengetahuan (ilmu) didefinisikan sebagai “pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya” (ma’rifat al-syai ‘ala ma hewa bihi). Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan tentang realitas objek yang ditelitinya. Jadi, ilmu harus berpadanan dengan realitas. Karena itu maka struktur epistemologi harus berpadanan dengan struktur ontologis. Dalam pandangan ilmiah Islam, wujud memiliki hierarki dari yang paling tinggi, yakni wujud metafisik, lalu imajinal ke wujud yang paling rendah yaitu fisik. Nah karena ilmu harus berpadanan (berkorespondens) dengan realitas wujud, padahal wujud itu sendiri memiliki hierarki, maka ilmu juga memiliki hierarki yang sepadan dengan realitas objeknya.
Pembagian Ilmu Ibnu Khaldun
Ilmu pengetahuan dibagi secara garis besarnya : al-‘ulum naqliyah (ilmu-ilmu agama): Ilmu-ilmu al-Qur'an (‘ulum al-Qur'an), Ilmu-ilmu hadits (‘ulum al-hadits), Fiqh dan ushul-fiqh, Ilmu kalam (teologi skolastik), Tasawuf, dan (6) Tabir mimpi. al-‘ulum ‘aqliyah (ilmu-ilmu rasional).
Ilmu-ilmu rasional akan dibagi menjadi: ilmu-ilmu teoritis, yang meliputi kelompok : ilmu fisika, matematika, dan metafisika, ilmu-ilmu praktis yang meliputi kelompok : etika, ekonomi dan politik. Masing-masing ilmu ini mulai dari yang teoritis dan kemudian dijelaskan yang praktis dalam slide berikut.
Ilmu-ilmu fisika diurai lagi ke dalam 6 bidang: yaitu (1) mineralogi, (2) botani, (3) zoologi, (4) anatomi, (5) kedokteran dan (6) psikologi. Ilmu matematika akan dibagi ke dalam 6 bidang juga yaitu (1) aritmatika, (2) geometri, (3) aljabar, (4) musik, (5) astronomi dan (6) teknik. Metafisika akan dibagi lagi ke dalam 5 bidang, yaitu (1) ontologi, (2) teologi, (3) kosmologi, (4) antropologi, dan terakhir (5) eskatologi. Ilmu-ilmu praktis dibagi ke 3 bidang utama: (1) etika, (2) ekonomi, dan (3) politik. Di luar ilmu-ilmu teoritis dan praktis ini muncul pula ilmu sastra (puisi), ilmu bahasa (Arab) dan ilmu-ilmu sosial yang akan ditambahkan di akhir pembahasan Ilmu-ilmu teoritis bertujuan untuk mengetahui benda-benda sebagaimana adanya. Jadi objeknya adalah benda-benda atau entitas- entitas baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Objek ilmu-ilmu praktis adalah tindakan voluntir (bebas) manusia dan tujuannya adalah untuk membimbing manusia dalam bertindak sehingga ia menjadi manusia yang baik dan mulia (karim), baik sebagai individu, anggota keluarga maupun anggota masyarakat.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF MIPA DAN RELIGI
Pendidikan karakter menjamur Pendidikan karakter dilakukan secara menyeluruh Guru MIPA ikut terlibat Arti karakter Karasso – Yunani, cetak biru, format dasar, sidik (Doni, 2007:90) Mounier: Sikap yang sudah ada Sikap yang harus dikembangkan ke depan Puskur: Watak, tabiat, akhlak, kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak Secara sederhana: Nilai-nilai dan sikap hidup yang positif, yang dimiliki seseorang sehingga mempengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan bertindak orang itu
Isi Pendidikan Karakter Bangsa NILAI RELIGIUS 10. Semangat kebangsaan 2. Jujur 11. Cinta tanah air 3. Toleransi 12. Menghargai prestasi 4. Disiplin 13. Bersahabat/komunikas 5. Kerja keras 14. Cinta damai 6. Kreatif 15. Gemar membaca 7. Mandiri 16. Peduli sosial 8. Demokratis 17. Peduli Lingkungan 9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung jawab
NILAI BERKAITAN DENGAN NILAI & SIKAP TUHAN religious, toleransi, dan tanggungjawab SESAMA jujur, toleransi, demokratis, bersahabat, cinta damai, peduli sosial, tanggungjawab; TANAH AIR/BANGSA demokrasi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, peduli sosial; LINGKUNGAN peduli lingkungan, tanggungjawab. PRIBADI/DIRI SENDIRI jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, ingin tahu, menghargai prestasi, tanggungjawab;
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF MIPA
1. Hakekat Pendidikan MIPA PENGETAHUAN PENDIK. MIPA PROSES CARA KERJA SIKAP
2. Nilai Pendidikan MIPA PENGET ISI ASPEK PROSES ASPEK SIKAP H. Newton > Keteraturan alam Tatasurya > memuji Tuhan Ketidakpastian Relativitas > penghargaan pada orang lain Kekekalan energi > sosialitas, sadar lingkungan Pembiakan > kagum pada Tuhan, penghargaan makluk Reaksi kimia > taat hukum PENGET ISI ASPEK PROSES Ambil keputusan berdasar data Berpikir rational, obyektif, kritis Dalam pemecahan persoalan lebih rational, tidak emosi Kerjasama dengan orang lain yang berbeda Jujur, Teliti, Disiplin, Daya tahan, Kerja keras, Adil, Sosial, Toleransi, Mandiri, Ingin tahu, Tanggung jawab ASPEK SIKAP
3. Bantuan MIPA dlm pend. Karakter Lewat Pengetahuan, proses, sikap Model Ryan & Lickona: MIPA membantu menggali pengertian karakter secara rational, kritis, dan dipertanggungjawabkan. Maka tidak dibingungkan dengan pengaruh global! Juga membantu dalam afeksi dan aksi!
4. Integrasi Nilai Moral dan MIPA Pendidikan MIPA memperjelas rumusan moral sehingga mudah dilakukan karena terukur. Moral membantu MIPA menjadi lebih bernilai, sehingga kemajuan MIPA tidak lepas kendali dan nilai moral.
5. Kompetensi Guru MIPA Kuasai ilmunya Melihat nilai karakter dibalik ilmu Kompetens dalam menyampaikan Mampu bantu siswa menggali nilai, ajak refleksi Teladan hidup baik!
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF RELIGI
1. Hubungan Agama dan Nilai Karakter Driyarkara: religi berasal dari kata religare yang artinya mengikat. Religio = ikatan; Manusia mengikatkan diri pada Tuhan; Ikatan ini tidak dirasakan sebagai kekangan yang menyiksa, tetapi justru dialami sebagai sumber kebahagiaan. Dengan religi, manusia menyerahkan dirinya kepada Tuhan; Dengan religi manusia sadar akan ketergantungannya pada Tuhan. Akibatnya: Agama syarat dengan nilai kehidupan Agama mengandung nilai moral berkaitan dengan sikap orang kepada Tuhan, sesama, diri sendiri, alam. Ke 18 nilai karakter bangsa, ada dalam ajaran tiap agama di Indonesia
Hendropuspito: Fungsi agama pada manusia dan masyarakat: Fungsi edukatif: mengajar dan mendidik manusia menjadi lebih baik; Fungsi penyelamatan: mengenalkan manusia akan yang ilahi dan mendamaikan manusia dengan Sang Pencipta kembali; Fungsi pengawasan social: menyeleksi kaidah dan memberikan larangan agar manusia hidup baik; Fungsi memupuk persaudaraan: membantu manusia supaya hidup rukun; Fungsi transformatif: mengubah cara pikir dan hidup orang menjadi lebih baik.
2. Sumbangan Agama pada Pendidikan Karakter Berdasarkan Ryan & Lickona: Agama memilihkan nilai karakter yang mau diambil Membantu pengembangan afeksi dan suara hati dalam nilai Membantu aksi dan membiasaan nilai dalam hidup. Pelajaran agama hendaknya berperan baik!
3. Kendala pada Pelajaran MIPA Guru MIPA: yang tidak memberi teladan hidup baik Tidak memahami perkembangan MIPA Tidak dapat menjelaskan konflik MIPA dan iman Pelajaran MIPA Terlalu pengetahuan, kurang afeksi dan tindakan Tidak menjelaskan nilai yang terpenting dalam hidup Tidak terintegrasinya pembelajaran MIPA dan Islam
KITA GURU MIPA YG BERAGAMA Integrasi pribadi yang berilmu (MIPA) dan yang beriman (agama). Hidup karakter yang baik, menjadi teladan siswa. Sadar bahwa MIPA dan religi dapat saling membantu pengembangan manusia utuh. Kecenderungan jelek: Makin berilmu, menjauhi Tuhan Makin beragama, menjauhi pengetahuan. Perlu integrasi. Maka perlu pengertian luas tentang ilmu dan religi.