Bab 2 Penalaran (Reasoning) 12/6/2018.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Logika Bahasa Ilmiah - 6 -
Advertisements

Penalaran, Asumsi, Konteks dan Peta Berpikir
Metode Berpikir Ilmiah
PERTEMUAN VIII PENALARAN deduktif.
Pertemuan VIII – SILOGISME KATEGORIS
INDUCTIVE AND DEDUCTIVE REASONING
Pengenalan logika Pertemuan 1.
Inductive Reasoning Zainal A. Hasibuan/Siti Aminah Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
LOGIKA INFORMATIKA VALIDITAS PEMBUKTIAN.
Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi (Suwardjono) 4/9/2017.
LOGIKA DAN ARGUMENTASI
ARGUMENTASI DAN SILOGISME
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 4/9/2017.
(Reasoning), Hakikat dan Penggunaan akuntansi
Materi Kuliah 02 METODOLOGI PENELITIAN Progdi TEKNIK INFORMATIKA Semester Genap TA This template is in wide-screen format and demonstrates how transitions,
Pengertian tentang Ilmu dan Teori Dalam Komunikasi
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
Oleh: IDA ROSIDA,A.Ma DCT KELOMPOK TEMATIK
TEORI AKUNTANSI.
Berpikir ilmiah Pengetahuan adalah hasil kegiatan berpikir
Penelitian Ilmiah (Scientific Research)
ABSTRACT for further detail, please visit
Sarana berpikir ilmiah (Bahasa, logika, matematika & Statistika)
BAB 2 PENGENALAN TEORI Study : Teori Akuntansi
Using Course-view to Enhance our Course Design
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
SITI ROHMAH LULU MUTHOHAROH CLASS B
Higher Order Thinking ( HOT )
Hubungan Ilmu, Penelitian
PENALARAN GEOMETRI KELOMPOK V SAFARI (G2I )
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
Pertemuan 1 Konsep Dasar Penelitian dan Metode Ilmiah
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
Pengujian Hipotesis (I) Pertemuan 11
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 4/19/2018.
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
By : Firdaus Indrajaya T, SE, MSi
Dr. Susilo, M.Pd. Universitas Mulawarman 2007
SCIENTIFIC & NON SCIENTIFIC THINKING
Significantly Significant
SISTEM PAKAR SEPTI EKA H ( ) SRIWAHYUNI ( )
Sifat dan Kriteria Metode Ilmiah
MEANING OF WORD/ PHRASE/SENTENCES
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 6/9/2018.
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
Berpikir ilmiah Pengetahuan adalah hasil kegiatan berpikir
Penalaran Tujuan bab ini adalah agar para maha-siswa dapat bernalar dengan baik dalam penyusunan karya ilmiah yang ditulis. Penalaran yaitu proses berpikir.
BERPIKIR COMMEN SENSE VERSUS BERPIKIR ILMIAH
SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
Apa yang dinamakan Teori?
VALIDITAS PEMBUKTIAN – Bagian I
Pengertian tentang Ilmu dan Teori Dalam Komunikasi
Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi 9/6/2018.
Konsep Dasar Penelitian
Penalaran Matematika.
How the Challenges Make You A Perfect Event Organiser.
METODE KUANTITATIF Dr. Nuhfil Hanani Nuhfil Hanani
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS Dosen : Agus prayitno Bobot : 3 sks
STATEMENT 2013 A Primer in Theory Construction
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 11/9/2018.
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 11/20/2018.
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 11/23/2018.
Take a look at these photos.... Also, in case you're wondering where this hotel is, it isn't a hotel at all. It is a house! It's owned by the family of.
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts 1.Albertha Daisy A P. ( ) 2.Eka Ari Setiani ( ) 3.Mutiara Sukma S. ( )
1 DEVI NURITA DIAN FITRI CHAPTER 5 RISET DAN AKUNTANSI.
Mary, Our Mother Jesus Christ Course Document # TX
Transcript presentasi:

Bab 2 Penalaran (Reasoning) 12/6/2018

Tujuan Pembelajaran Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk: Menjelaskan pengertian penalaran. Menyebut dan menjelaskan komponen penalaran. Menyatakan asersi secara makna dan diagram. Menyebut dan menjelaskan sifat keyakinan. Menyebutkan dan menjelaskan jenis argumen. Membedakan antara argumen dan strategem. Menjelaskan dan memberi contoh strategem dan salah nalar. Mengevaluasi validitas argumen. Menjelaskan aspek manusia yang menghambat argumen yang sehat. 12/6/2018

Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan keluaran. Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara logis dan objektif apakah suatu pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan keluaran. 12/6/2018

Unsur atau Komponen Penalaran Pernyataan atau asersi (assertion) Keyakinan (belief) Argumen (argument) 12/6/2018

Proses dan Struktur Penalaran Masukan Proses Keluaran Asersi sebagi elemen Keyakinan bahwa asersi konklusi benar/valid Argumen Asersi Asersi inferensi Asersi konklusi 12/6/2018

Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi. Arti Penting Argumen Serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang terlibat di dalamnya. Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi. Merupakan bukti rasional akan kebenaran suatu pernyataan. Argumen membentuk, memelihara, atau mengubah keyakinan. 12/6/2018

Asersi Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan. Pengkuatifikasi asersi Untuk membatasi asersi universal/umum menjadi spesifik dan menentukan hubungan inklusi, eksklusi, saling-isi. Pengkuantifikasi: sedikit, banyak, tak semua, beberapa, semua. 12/6/2018

Penyajian Asersi B A Makna atau arti Semua badan usaha milik negara adalah perusahaan pencari laba. Struktur atau bentuk Semua A adalah B. Diagram B A 12/6/2018

Penyajian Asersi B A B A Hubungan eksklusi: Tidak satupun A adalah B = Tidak satupun B adalah A B A Hubungan inklusif: B Semua A adalah B dapat bermakna Tidak semua B adalah A A 12/6/2018

Penyajian Asersi Hubungan saling isi B A 12/6/2018

Penyajian Asersi “Beberapa B adalah A” Tanpa diagram tidak diketahui apakah: Ada sebagian A yang bukan B. Semua A adalah B. B sama dengan A Asersi menyangkal “Semua B adalah A” Asersi menegaskan “Tidak semua B adalah A” “Beberapa B adalah A” tidak selalu sama dengan “Tidak semua B adalah A” 12/6/2018

Penyajian Asersi B A A B Interpretasi: Beberapa B adalah A. atau Umumnya ini yang dimaksud. Menyangkal Semua B adalah A. Menegaskan Tidak semua B adalah A 12/6/2018

Asersi untuk Evaluasi Istilah Interpretasi: meja bundar biru (blue round tables) meja biru bundar (round blue tables) certified public accountant (CPA) = bersertifikat akuntan publik (BAP)? 12/6/2018

Jenis dan FungsiAsersi Asumsi (assumption) Hipotesis (hypothesis) Pernyataan fakta (statement of facts) Fungsi: Sebagai pernyataan premis dan konklusi Kaidah/prinsip: Kredibilitas konklusi tidak dapat melebihi kredibilitas terendah premis-premis yang diajukan dalam argumen. 12/6/2018

Keyakinan Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak. Properitas Keyakinan Keadabenaran Bukan pendapat Bertingkat Berbias Bermuatan nilai Berkekuatan Veridikal Berketertempaan 12/6/2018

Anatomi Argumen Premis 1 inferensi inferensi Premis 3 Premis 2 Asersi inferensi inferensi Asersi Asersi Premis 3 Premis 2 inferensi inferensi Asersi Konklusi 12/6/2018

Indikator Argumen Dalam suatu argumen atau penalaran yang kompleks, tidak selalu mudah untuk mengenali premis dan konklusi. Indikator premis: oleh karena, karena, mengingat, dengan asumsi bahwa, jika Indikator konklusi: oleh karena itu, dengan demikian, maka, sehingga, sebagai akibatnya Cara mengenali: Prinsip/kaidah interpretasi terdukung (principle of charitable interpretation) 12/6/2018

Jenis Argumen Deduktif Nondeduktif: Induktif Analogi Sebab-akibat 12/6/2018

Lihat contoh penalaran deduktif dalam akuntansi pada Gambar 2.8 Argumen Deduktif Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian asersi umum yang disepakati atau dianggap benar (disebut premis baik major maupun minor). Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut argumen logis (logical argument). Premis major: Premis minor: Konklusi: Semua binatang menyusui berparu-paru. Kucing adalah binatang menyusui. Kucing berparu-paru. Lihat contoh penalaran deduktif dalam akuntansi pada Gambar 2.8 12/6/2018

Kriteria Kebenaran Argumen Deduktif Kelengkapan Kejelasan Kesahihan Keterpercayaian Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah kebenaran logis bukan kebenaran empiris (realitas). Kriteria kebenaran logis: Semua premis benar Konklusi mengikuti semua premis Semua premis dapat diterima 12/6/2018

Hubungan Premis dan Konklusi (Gambar 2.9) Bila konklusi mengikuti premis secara logis, kebenaran logis konklusi bergantung pada kebenaran semua premis. Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: B Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: S Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: B Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: S Pasti/harus Tak mungkin Mungkin Mungkin B = Benar, S = Salah 12/6/2018

Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar. Argumen Induktif Argumen yang simpulannya merupakan perampatan atau generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus sebagai premis. Generalisasi menjadikan argumen induktif merupakan argumen ada benarnya (plausible argument) bukan argumen pasti benarnya atau logis (logical argument). Premis: Konklusi: Satu biji jeruk dari karung A manis rasanya. Beberapa biji berikutnya manis rasanya. Semua jeruk dari karung A manis rasanya. Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar. 12/6/2018

Perbedaan Argumen Deduktif dan Induktif Argumen induktif Premis 1: Semua burung berbulu. Premis 2: Bebek berbulu. Konklusi: Bebek adalah burung. Premis 1: Beberapa burung dapat terbang. Premis 2: Bebek adalah burung. Konklusi: Bebek dapat terbang. Pasti benar (necessarily true) Boleh jadi benar/ada benarnya (not necessarily true) Untuk meyakinkan perlu dilekatkan tingkat keyakinan (confidence level), misalnya 90% atau 95%. Lihat contoh penalaran induktif dalam akuntansi pada Gambar 2.11 12/6/2018

Argumen Sebab-Akibat (Causal Generalization) Argumen untuk mendukung bahwa perubahan faktor tertentu disebabkan oleh faktor yang lain. Kriteria Penyebaban: Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek). Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor akibat. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang diidenfikasi. Lihat kaidah penyebaban Mill pada Gambar 2.10 12/6/2018

Kecohan (Fallacy) Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu argumen yang mengandung catat (faulty) atau tidak valid. Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk selain dengan argumen yang valid. Orang dapat mengecoh atau terkecoh lantaran: Strategem Salah nalar (reasoning fallacy) Aspek manusia dalam berargumen 12/6/2018

Kecohan lantaran Strategem Persuasi taklangsung Membidik orangnya Menyampingkan masalah Misrepresentasi Imbauan cacah Imbauan autoritas Imbauan tradisi Dilema semu Imbauan emosi 12/6/2018

Kecohan lantaran Salah Nalar Menyangkal anteseden Pentaksaan Perampatan-lebih Parsialitas Pembuktian dengan analogi Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban Menarik simpulan pasangan Ketegaran ilmiah (scientific rigor) dan prinsip ketersalahan (principles of falsifiability) bukan salah nalar. 12/6/2018

Kecohan lantaran Aspek Manusia Puas dengan penjelasan sederhana Kepentingan mengalahkan nalar Sindroma tes klinis Mentalitas Djoko Tingkir Merasionalkan daripada menalar Persistensi Fiksasi fungsional 12/6/2018

Kutipan Penting Hirshleifer (1988) di halaman 90. Nickerson (1986) di halaman 92. Thomas Kuhn (1970) di halaman 93. 12/6/2018

All sciences advance through disagreement. In astronomy the geocentric model of Ptolemy was opposed by the new heliocentric model of Copernicus; in chemistry Priestley supported the phlogiston theory of combustion while Lavoisier propounded the oxidation theory; and in biology the creationism of earlier naturalists was countered by Darwin’s theory of evolution. It is not universal agreement but rather the willingness to consider evidence that signals the scientific approach. For Galileo’s opponents to disagree with him about Jupiter’s moons was not unscientific of itself; what was unscientific was their refusal to look through his telescope and see. Jack Hirshleifer, Price Theory and Applications (1988), hlm. 4. 12/6/2018

Priestley never accepted the oxygen theory, nor Lord Kelvin the electromagnetic theory, and so on. The difficulties of conversion have often been noted by scientists themselves. Darwin, in a particulary perceptive passage at the end of his Origin of Species, wrote: “Although I am fully convinced of the truth of the views given in this volume..., I by no means expect to convince experienced naturalists whose mind are stocked with a multitude of facts all viewed, during a long course of years, from a point of view directly opposite to mine. ... [B]ut I look with confidence to the future, —to young and rising naturalists, who will be able to view both sides of the question with impartiality.” Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions (1970), hlm. 151. 12/6/2018

And Max Planck, ..., sadly remarked that “a new scientific truth does not triumph by convincing its opponents and making them see the light, but rather because its opponents eventually die, and a new generation grows up that is familiar with it” ... scientists, being only human, cannot always admit their errors, even when confronted with strick proof. I would argue, rather, that in these matters neither proof nor error is at issue. The transfer of allegience from paradigm to paradigm is a conversion experience that cannot be forced. Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions (1970), hlm. 151. 12/6/2018

Bila orang merasakan belajar sebagai kenikmatan, maka dia akhirya akan mengenyam kenikmatan ganda. 12/6/2018