MBS berasal dari tiga suku kata yaitu : 1.Manajemen adalah proses menggerakkan sumber daya untuk mencapai sasaran 2.Berbasisi dari kata dasar basis yang berarti asas atau dasar 3.Sekolah adalah lembaga formal tempat melakukan pendidikan dan pengajaran Dengan demikian berdasarkan asal katanya MBS dapat diartika sebagai proses menggerakkan sumberdaya sekolah (sarana, guru, karyawan, orangtua, murid, lingkungna dan lain-lain) untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berasaskan sekolah itu sendiri. MBS (Managemen Berbasis Sekolah)
B. Suryosubroto (2004: 196) menafsirkan bahwa pada dasarnya Manajemen Berbasis Sekolah merupakan suatu strategi pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengerahan dan pendayagunaan sumber internal sekolah dan lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas atau bermutu. Rohiat (2008: 47) mengartikan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah), memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada sekolah, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha), dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang- undangan yang berlaku. MBS (Managemen Berbasis Sekolah)
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah E. Mulyasa (2002: 13) bahwa tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana yang kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan peduli, sementara yang kurang mampu akan menjadi tanggung jawab pemerintah.
Di samping itu terdapat pula sejumlah kendala yang potensial menghadang pelaksanaan MBS yaitu daya tahan para pelaksana, harapan-harapan yang tidak realistik, dukungan dewan sekolah yang tidak memadai, ketidaksejalanan harapan guru dan kebijakan yang ada, hembatan-hambatan dalam pengambilan keputusan dan kegagala para pihak untuk fokus pada tujuan utama MBS yaitu peningkatan kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Pemimpin adalah orang yang dapat bekerja sama dengan orang lain dan yang dapat bekerja untuk orang lain. Hal itu dianjurkan juga oleh Elwood L. Prestwood dalam bukunya “The High School Principal and Staff Work Together”. Kepemimpinan Pendidikan
Berikut antara lain fungsi pemimpin dengan tujuan yang hendak dicapai, di antaranya: 1) Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskannya supaya anggota dapat bekerja sama mencapai tujuan itu. 2) Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik. 3) Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
1.Keterampilan dalam memimpin Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik 2.Keterampilan dalam hubungan insani Hubungan insani merupakan hubungan antar manusia. 3. Keterampilan dalam proses kelompok Meningkatkan partisipasi anggota kelompok sehingga dapat mengefektifkan potensi. Pemimpin sebagai penengah, pendamai, dan bukan menjadi hakim. 4. Keterampilan dalam proses administrasi personil Kegiatan ini mencangkup segala usaha yang menggunakan keahlian yang dimiliki petugas secara efektif 5. Keterampilan dalam menilai Usaha untuk mengetahui sejauh mana tujuan sudah tercapai Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan
Definisi MANAJEMEN SUMBER DAYA 1. Manajemen sumber daya adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, buruh, manajer dan tengah kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. (frech 1991) 2. Manajemen sumber daya adalah sebagai penarikan seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya oleh organisasi. (flipo 1989)
Empat macam bentuk sumber daya 1. Humas Resources adalah yang di perlukan untuk menjalankan serta mencapai tujuan organisasi dipengaruhi oleh pekerja yang melaksanakan bidang-bidang pekerja. 2. Financial Rosources adalah dana atau uang yang butuhkan dan digunakan untuk biaya pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi. 3. Physical Resources adalah material berupa barang barang, berupa fasilitas yang diperlukan dan digunakan untuk beroperasi. 4. Informasitional Resources adalah data yang digunakan organisasi untuk menjalankan pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi.
Fungsi Utama dari Managemen Sumber Daya dan Keuangan 1. Manajemen Stategik berkerja sama dengan bagian lain dlm organisasi untuk membangun tujuan dan menciptakan produk atau jasa yang berkualitas. 2. Memperkerjakan dan merencanakan mengidentifikasi tugas karyawan, memilih dan rekrutmen karyawan terbaik 3. Mengembangkan sumber daya manusia mengukur kinerja karyawan, kemampuan atau keahlian baru 4. Manajemen resiko menciptakan prosedur untuk lingkungan kerja yang aman dan nyaman
Tujuan-Tujuan Managemen sumberdaya dan Keuangan 1. Tujuan Organisasi 2. Tujuan fungsional 3. Tujuan kemasyarakatan 4. Tujuan personal
Konsepsi Tentang Managemen Sumber daya dan Keuangan 1. Pekerja dianggap sebagai barang dagangan. 2. Pekerja dianggap sebagai SDM 3. Pekerja dianggap sebagai mesin 4. Pekerja dianggap sebagai manusia 5. Pekerja dianggap sebgai partner
Perencanaan tenaga kerja 1. Memberdayakan sumber daya manusia yang optimal 2. Meningkatkan produktivitas kerja 3. Dapat memperoleh tenaga kerja baru yang sesuai kebutuhan 4. Memeiliki informasi yang akurat tentang kompetensi karyawan dalam rangka mengolah karir karyawan 5. Merupakan dasar dalam penyusunan program kerja yang realistik
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti yang diungkapkan oleh Budimanta dkk, 2008 yaitu mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan. PENGERTIAN STAKEHOLDER
Sukses dari perspektif stakeholder Ada individu atau grup yang mempengaruhi organisasi 1. karyawan (employees) produksitivitas karayawan dalam membaut produksi/jasa mempengaruhi kemampuan menciptakan karyawan yang sedang : -perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan -keadilan atas pekerja -jejang karir yang jelas 2. Pelanggan (costumers) memberikan layanan pada karyawan dan pelanggan 3. Pengawasan mempengaruhi atas siapa yang memimpin dan membuat keputusan tujuan umum seperti: pengambilan uang atau modal 4. Masyarakat (society) adalah komunitas laus yang dimana organisasi beroperasi.
Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus pemberisupport terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Stakeholder pendidikan dibagi dalam 3 kategori utama, yaitu 1.Sekolah, termasuk di dalamnya adalah para guru, kepala sekolah, murid dan tata usaha sekolah. 2.Pemerintah, diwakili oleh para pengawas, penilik, dinas pendidikan, walikota, sampai menteri pendidikan nasional. 3.Masyarakat, sedangkan masyarakat yang berkepentingan dengan pendidikan adalah orangtua murid, pengamat dan ahli pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan atau badan yang membutuhkan tenaga terdidik (DUDI), toko buku, kontraktor pembangunan sekolah, penerbit buku, penyedia alat pendidikan, dan lain-lain.
Tanpa melibatkan para pemegang kepentingan ini secara utuh, niscaya dunia pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Mengapa? Di dalam dunia pendidikan ada hal yang disebut dengan aksi dan refleksi. Seseorang akan melakukan aksi setelah mempelajari dulu apa yang dilakukan oleh orang-orang sebelumnya dalam merespons rangsangan yang sama atau biasa disebut coping behavior.
Untuk menanamkan aspek afektif seperti akhlak mulia, seseorang perlu meniru atau mencontoh ketauladanan lingkungan di sekitarnya. Dunia sekolah tidak akan mampu mensterilkan murid dari perilaku masyarakat di sekelilingnya, untuk itu sekolah memerlukan dukungan masyarakat dalam memberikan ketauladanan dalam mengajarkan akhlak mulia. Begitu juga dengan aspek psikomotorik. Hanya melalui latihan-latihan konkret di lingkungan sekitar yang akan membuat murid belajar untuk melatih kemampuan psikomotriknya sehingga mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Tanpa dukungan masyarakat, murid akan terisolasi dalam dunia teori tanpa mampu melakukan tindakan konkret.
Hoy dan Miskel (1987) menegaskan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dan berusaha memanfaatkan kompetensinya untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bagi keefektifan sekolah. Pemimpin Pengembangan Profesional Kata “Profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian, seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dalam pengertian lain, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Pendidikan Tanpa Managemen Berbasis Sekolah Bagaikan Pohon Tanpa Akar Yang Tak Bisa Tumbuh Berkembang, dan Lambat Laun Akan Mati