Pangkas Berat Badan dengan Operasi Ongkosnya Lebih Murah Jakarta, Operasi bariatrik merupakan operasi penurunan berat badan yang dilakukan untuk penderita obesitas. Caranya adalah dengan mengurangi ukuran perut menggunakan implan perangkat medis yang disebut gastric banding atau dengan penghapusan sebagian perut atau dengan operasi bypass lambung. Sebagian besar orang yang menjalani operasi bariatrik benar-benar mendapatkan manfaat penurunan berat badan dari prosedur tersebut. Dalam operasi ini, kasus komplikasi jangka panjang beserta operasi lanjutan yang diakibatkan tidak jarang ditemui. Penelitian di Finlandia menjelaskan bahwa operasi bariatrik adalah cara mengatasi obesitas yang lebih efektif dibandingkan perawatan tanpa operasi. Para peneliti menyatakan bahwa operasi tersebut dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien serta mengurangi perlunya perawatan lebih lanjut sehingga mengurangi total biaya perawatan kesehatan pasien yang sangat gemuk. "Di Inggris, terjadi lebih dari 30.000 kematian per tahun berkaitan dengan obesitas dan memotong rata-rata sembilan tahun harapan hidup normal seseorang" kata peneliti Mr. Khaled Hamdan, konsultan bedah dari Unit Pencernaan Penyakit di Brighton dan Rumah Sakit Universitas Sussex seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Kamis (8/9/2011). "Saat ini, sebagian besar pengobatan obesitas tanpa pembedahan tidaklah efektif. Dalam sepuluh tahun terakhir ini kami telah menyaksikan peningkatan luar biasa jumlah operasi bariatrik yang dilakukan," lanjut Hamdan. Dalam penelitian terbaru mengenai akhir komplikasi setelah operasi bariatrik peneliti menemukan bahwa: 1. Komplikasi jangka panjang harus dipertimbangkan ketika memutuskan jenis operasi apa yang akan dilakukan. 2. Komplikasi Jangka panjang yang paling umum adalah selip setelah prosedur operasi yang mempengaruhi 15% sampai 20% pasien, dan erosi dari tekanan dinding perut yang dapat mempengaruhi hingga 4% dari pasien yang telah melakukan operasi. 3. Pelebaran kerongkongan merupakan komplikasi yang jarang namun juga terlambat dilaporkan dan terjadi pada satu dari setiap 200 pasien setelah operasi. 4. Antara 13% dan 36% pasien berisiko memiliki batu empedu kolesterol setelah operasi diakibatkan cepatnya kehilangan berat badan, tetapi hanya 10% yang mengalami gejala sehingga memerlukan intervensi bedah. 5. Sepertiga dari pasien mengalami gangguan pencernaan, terutama jika tidak mematuhi saran diet dan suplemen gizi yang diberikan setelah operasi. 6. Sebanyak 8% sampai 10% dari pasien mengidap hernia insisional setelah melakukan operasi bariatrik terbuka. 7. Kurang dari 5% sampai 10% pasien memiliki masalah kronis sindrom dumping yang dapat menyebabkan kemerahan pada wajah dan diare ringan setelah makan makanan kaya karbohidrat. Kebanyakan pasien menemukan bahwa mengurangi asupan karbohidrat dan menghindari minum cairan setengah jam sebelum dan sesudah makan memperparah gejalanya. Para peneliti kemudian menyarankan tiga poin penting untuk praktik klinis: 1. Komplikasi setelah operasi bariatrik harus dinilai dan diselidiki secara menyeluruh. Penting untuk mempertimbangkan bahwa gejala pasien mungkin tidak selalu berhubungan dengan operasi. 2. Dokter bedah yang menangani harus familiar dengan prosedur bariatrik dan perubahan proses pencernaan setelah operasi. 3. Masalah fungsional yang mempengaruhi saluran pencernaan dapat menimbulkan teka-teki diagnostik, memerlukan intervensi khusus ahli gastroenterologi untuk intervensi pasien bedah yang sebenarnya tidak perlu. Penelitian terhadap manfaat dan biaya operasi yang dipimpin oleh Ms Suvi Mäklin dari Finnish Office for Health Technology Assessment, menunjukkan bahwa rata-rata biaya untuk mengobati pasien obesitas dengan operasi bariatrik di Finlandia adalah sebesar 33.870 euro atau Rp 407,7 juta yang lebih murah dibandingkan pengobatan tanpa operasi yang menghabiskan 50.495 euro atau Rp 607,8 juta. Penghematan biaya ini disebabkan oleh menurunnya gejala gangguan kesehatan setelah operasi. Tim peneliti menambahkan bahwa operasi bariatrik juga meningkatkan umur pasien sekitar setengah tahun selama jangka waktu sepuluh tahun. Tahun hidup di sini merujuk pada waktu tambahan yang dapat pasien harapkan untuk hidup sebagai akibat dari operasi. "Studi kami membandingkan operasi bariatrik dengan praktik pengobatan obesitas di Finlandia saat ini, mulai dari pengobatan biasa hingga pengobatan konservatif intensif menggunakan saran singkat dari dokter untuk menurunkan berat badan" kata Ms Mäklin. "Hasil ini menunjukkan bahwa, pengobatan tanpa pembedahan rata-rata lebih mahal dibandingkan pengobatan dengan pembedahan setelah lima tahun operasi menurut sistem kesehatan Finlandia. Sedangkan untuk Kanada, biaya pengobatan tanpa operasi akan menjadi lebih mahal setelah tiga setengah tahun operasi," pungkasnya.