Coping terhadap grief pada anak tunggal atas kematian ayahnya Winda Destia
Latar Belakang Anak tunggal → Kematian ayah → Grief ↓ Coping terhadap grief
Pertanyaan Penelitian : 1. Bagaimana gambaran grief ? 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan grief? 3. Bagaimana tahapan grief? 4. Bagaimana coping terhadap grief pada anak tunggal atas kematian ayahnya? Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran grief pada anak tunggal atas kematian ayahnya, mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan grief, bagaimana tahapan grief dan coping terhadap grief pada anak tunggal atas kematian ayahnya.
Tinjauan Pustaka Tahapan Grief : Ekspresi: Faktor yang menyebabkan Grief adalah suatu keadaan emosional yang sangat tidak menyenangkan, rasa tidak percaya, cemas, putus asa, kesedihan dan kesepian yang disebabkan oleh kehilangan seseorang yang dicintai seringkali dibarengi dengan sedu sedan serta tangisan karena kesedihan mengacu dalam kepedihan penderitaan akibat kehilangan tersebut. Tahapan Grief : The impact stage The recoil stage The accommodation stage Ekspresi: Fisik - Afektif Kognitif - Behavioral Coping terhadap grief @ Mencari dukungan setelah kehilangan @ Mengatasi kesedihan dan kehilangan dgn menjaga diri sendiri Faktor yang menyebabkan $ Hubungan individu dengan orang yang meninggal $ Kepribadian, umur dan jenis kelamin orang yang ditinggalkan $ Proses meninggalnya almarhum
Menurut Hidayat (2005), kematian adl terpisahnya antara jiwa raga yg membuat fungis-fungsi organ tubuh menjadi berhenti dan mrpkn topik yg menarik untuk dibicarakan !!! Anak tunggal … “dalam suatu keluarga yg terdiri dr suami dan istri hanya memiliki seorang anak saja, tanpa memiliki saudara kandung ataupun saudara angkat” >> Subjek dlm penelitian ini adl seorang pria sebagai anak tunggal, yang mengalami grief atas kematian salah satu orangtuanya, yaitu ayah <<
- Faktor yang menyebabkan grief - Hasil Penelitian “Gambaran grief” Subjek menunjukan ekspresi fisik, kognitif, afektif dan behavioral pd saat kematian ayahnya. Spt subjek merasa sedih dan menangis saat itu, jadi tdk nafsu makan dan sulit tidur shg membuat badan subjek terlihat lebih kurus, PL dan kebiasaan subjek jg berubah spt jarang pulang kerumah dan menggunakan obat-obatan. - Faktor yang menyebabkan grief - Subjek memiliki hubungan yang baik dan akrab dgn ayahnya, sebelum ayahnya meninggal, almarhum sudah didiagnosis sakit gula dan ginjal. Ayahnya juga sempat dirawat dirumah sakit selama 6 bulan. Hal itu yg menyebabkan terjadinya grief pd subjek. Selain itu karena subjek juga termasuk pria yang tertutup kepada OL maka membuat subjek tidak bisa mengungkapkan perasaan sedih dan kehilangannya.
^Coping terhadap grief^ Tahapan grief Subjek tidak melalui fase the impact stage karena pada saat itu subjek tidak menarik diri dr lingkungannya, subjek justru selalu berkumpul dgn teman-temannya. Kematian ayahnya merupakan kematian yg diantisipasi dan membuat subjek bisa lebih ikhlas menerima kematian ayahnya. Subjek mengalami the recoil stage yaitu subjek mengalami tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur sepanjang hari. Saat ini subjek sudah pd fase the accommodation stage, krna subjek sudah bisa mengatasi rasa dukanya dan sibuk dgn kegiatan-kegiatannya. ^Coping terhadap grief^ Subjek dapat mengatasi rasa dukanya. Karena mendapat dukungan dari teman-teman dan keluarga subjek, serta mencari kesibukan yang bermanfaat seperti mengajar privat bass, bekerja di EO dan menggung bersama bandnya. Subjek merasa lebih mandiri dan bertanggung jawab untuk menjaga ibunya.