AKUNTANSI PENDAPATAN DAN AKUNTANSI SEWA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PSAK 30 & ETAP 17 SEWA (REVISI 2011)
Advertisements

Laporan Arus Kas.
Laporan Arus Kas Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
PSAK No.2 (revisi 2009) LAPORAN ARUS KAS
AKUNTANSI SEWA Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 11.
PSAK 38 RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
AKUNTANSI KEUANGAN 2 (IFRS) Program Studi Akuntansi
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
ED PSAK 72 PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN
ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa
Pph 2 Leasing dalam pajak.
PSAK 15 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA
ED PSAK 72 PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN
PSAK 34 – KONTRAK KONSTRUKSI IAS 11 – CONSTRUCTION CONTRACT
PSAK No. 30 Sewa.
ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa
ISAK 8.
PSAK 38 RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait
PENDAPATAN – PSAK 23 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9.
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
PSAK 23 (R 2009): Pendapatan IAS 18: Revenue
ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN
Agenda 1 Permasalahan Interpretasi 2 3 Diskusi. ISAK 27 PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN IFRIC 18: Transfers of Assets from Customers.
PSAK 30 – SEWA.
DRAF EKSPOSURE PSAK 73 SEWA
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
DE PSAK 71, DE PSAK 72, DE PSAK 73.
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
AKUNTANSI SEWA.
PSAP NO. 09 AKUNTANSI KEWAJIBAN
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA
Akuntansi sewa guna usaha
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
PSAK 15 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA
PENDAPATAN – PSAK 23.
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
PSAK 23 (R 2009): Pendapatan IAS 18: Revenue
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
PSAK 67 PENGUNGKAPAN KEPENTINGAN DALAM ENTITAS LAIN
Agenda Latar Belakang Ruang Lingkup dan Latar Belakang
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
Agenda 1 Permasalahan Interpretasi 2 3 Diskusi. ISAK 27 PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN IFRIC 18: Transfers of Assets from Customers.
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
Laporan Arus Kas Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
Laporan Arus Kas Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
PENYERAHAN ASET DARI PELANGGAN ISAK 27
Agenda Latar Belakang Ruang Lingkup dan Latar Belakang
AKUNTANSI SEWA PSAK 30 & 73.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
LAPORAN ARUS KAS (PSAK-2 DAN ETAP) DAN CONTOH PENERAPANNYA
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
AKUNTANSI PENDAPATAN DARI KONTRAK PELANGGAN PSAK 72
AKUNTANSI PENDAPATAN PSAK 23 DAN PSAK 72
AKUNTANSI SEWA PSAK 73; 30.
AKUNTANSI SEWA PSAK 73; 30.
PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAAN - PSAK 72
AKUNTANSI SEWA PSAK 73; 30.
PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAAN - PSAK 72
PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAAN - PSAK 72
AKUNTANSI SEWA PSAK 73; 30.
AKUNTANSI SEWA PSAK 73; 30.
AKUNTANSI SEWA Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14.
Agenda 1 Permasalahan Interpretasi 2 3 Diskusi. ISAK 27 PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN IFRIC 18: Transfers of Assets from Customers.
PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAAN - PSAK 72
PENDAPATAN – PSAK 23 1 Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9.
PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAAN - PSAK 72
Transcript presentasi:

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN AKUNTANSI SEWA

Agenda Akuntansi Pendapatan Akuntansi Sewa Contoh Ilustrasi

AKUNTANSI PENDAPATAN PSAK 23 DAN PSAK 72

Agenda Pengertian Pendapatan PSAK 23 Pendapatan PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak Pelanggan Contoh Ilustrasi

STANDAR AKUNTANSI PENDAPATAN

Pengaturan Pendapatan Definisi Pendapatan Konsep pengakuan pendapatan Kerangka Konseptual Pendapatan sebagai satu minimum line item Pos pendapatan luar biasa tidak diperkenankan Pos pendapatan disajikan dalam LR kecuali PSAK mensyaratkan lain PSAK 1 PSAK 23 Pendapatan tahun 1994 (35 paragrap penjelasan dan 9 paragrap pernyataan) PSAK 23 Pendapatan tahun Penyesuaian 2014 (35 paragrap) PSAK 72 tahun 2017 Pendapatan dari Kontrak Pelanggan Pengaturan Standar

Penghasilan Kerangka Konseptual Definisi penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Keuntungan merepresentasikan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Keuntungan merepresentasikan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian sifatnya tidak berbeda dari pendapatan sehingga tidak dianggap sebagai unsur yang terpisah dari pendapatan, Definisi Penghasilan

Pengakuan Penghasilan & Beban Kerangka Konseptual Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Pengakuan Penghasilan Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan perolehan pos penghasilan tertentu (matching). Pengakuan Beban

PSAK 23 Pendapatan tahun 1994 Pendahuluan Penjelasan Tujuan; Ruang lingkup dan Definisi (Pendapatan dan nilai wajar) Pendahuluan Pengukuran pendapatan, pengidentifikasian transaksi, penjualan barang, penjualan jasa, bunga royalty dan dividen; pengungkapan Penjelasan Pengukuran Pendapatan Penjualn Barang Penjualan Jasa Bunga, Royalti dan Dividen Tanggal Efektif Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pendapatan

PSAK 23 Pendapatan tahun 2010 Standar Penarikan Pendahuluan: Tujuan; Ruang lingkup dan Definisi Pengukuran pendapatan Pengidentifikasian Transaksi Penjualan Barang Penjualan Jasa Bunga Royalti dan Dividen Pengungkapan Tanggal Efektif Standar Penarikan Lampiran – melengkapi namun bukan Standar: Penjualan barang; penjualan jasa; bunga royalty dan dividen

PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak Pelanggan Standar Lampiran A - Daftar Istilah Lampiran B – Pedoman Penerapan Lampiran C – Tanggal Efektif dan Ketentuan Transasi Contoh Ilustratif Lampiran D – Penyesuaian terhadap Pernyataan Lain

PSAK 23 PENDAPATAN (IAS 18 REVENUE) Penyesuaian 2014

Ikatan Akuntan Indonesia Ruang Lingkup Standar diterapkan untuk Penjualan Barang Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen Penjualan jasa Tidak mengatur pendapatan dari Sewa (PSAK 30) Dividen dari investasi dengan metode ekuitas (PSAK 15) Kontrak asuransi (PSAK 28 dan 36) Perubahan nilai wajar instrumen keuangan (PSAK 50 & 55) Perubahan nilai nilai aset lancar lain Pengukuran awal dan perubahan nilai aset biologi dan produk agrikultur (PSAK 69) Ekstraksi hasil tambang Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Ikatan Akuntan Indonesia Pendapatan Definisi Penadpatan Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik. Pendapatan meliputi Hanya arus kas bruto dari manfaat ekonomik yang diterima dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri Nilai Wajar nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Ikatan Akuntan Indonesia Penjelasan Definisi Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga seperti pajak : Bukan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas Tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas Dikeluarkan dari pendapatan Hubungan keagenan : jumlah yang ditagih untuk kepentingan prinsipal tidak mengakibatkan kenaikan equity Bukan merupakan pendapatan dan yang diakui pendapatan hanya komisi yang diterima Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Ikatan Akuntan Indonesia Pengukuran Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon atau rabat. Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas yang akan diterima dengan tingkat bunga tersirat (imputed). Perbedaan antara nilai wajar dengan nilai nominal dari barang/ jasa yang diberikan merupakan pendapatan bunga Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan. Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan. Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Ikatan Akuntan Indonesia Identifikasi Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini diterapkan secara terpisah pada setiap transaksi Dalam kondisi tertentu kriteria diterapkan pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal atau suatu transaksi tidak dapat dilepaskan dari transaksi lainnya maka dianggap sebagai transaksi tunggal. Penjualan dengan kontrak pemeliharaan - terpisah Sale and leaseback – transaksi tunggal Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Ikatan Akuntan Indonesia Penjualan Barang Jika memenuhi seluruh kondisi: 1 Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual 2 3 Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal 4 Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas 5 Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Penjualan Barang Penjual menahan risiko kepemilikan yang signifikan  bukan penjualan dan penjual tidak boleh mengakui pendapatan Penjual menahan risiko kepemilikan yang tidak signifikan  penjualan dan penjual boleh mengakui pendapatan Barang membutuhkan Instalasi  pendapatan diakui ketika pembeli menerima barang dan instalasi serta inspeksi telah selesai dilakukan. Jika pembeli memiliki hak untuk mengembalikan barang  barang telah sampai dan periode pengembalian berlalu Penjualan konsinyasi  mengakui pendapatan ketika barang terjual kepada pihak ketiga Pada penjualan "Bill and hold" (“parkir”), pengiriman ditunda atas permintaan pembeli namun pembeli menerima hak kepemilikan dan tagihan atas suatu barang  barang tersedia, perintah menunda dari pelanggan, pengiriman akan terjadi. Pendapatan tidak diakui jika kemungkinan aliran manfaat kecil “Lay away sales” dimana barang dikirimkan hanya ketika pembeli melakukan pelunasan atas cicilan. Pendapatan dan beban terkait dengan transaksi yang sama harus diakui secara bersamaan  matching of revenues and expenses

Ikatan Akuntan Indonesia Penjualan Jasa Ikatan Akuntan Indonesia Hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal  penjualan diakui dengan acuan tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan. Dapat diestimasi dengan andal jika memenuhi kriteria berikut: Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Ikatan Akuntan Indonesia Penjualan Jasa Ikatan Akuntan Indonesia Metode estimasi: Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai prosentase dari total jasa yang dilakukan; Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya. biaya yang telah terjadi terkait jasa tersebut biaya yang mencerminkan total biaya jasa tersebut Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Bunga, Royalti dan Dividen Ikatan Akuntan Indonesia Bunga, Royalti dan Dividen Jika manfaat ekonomi akan mengalir pada entitas; dan Dapat diukur dengan andal Acuan Umum Bunga Suku bunga efektif dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian Royalti jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan Dividen Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Bunga, Royalti dan Dividen Hanya porsi setelah akuisisi yang diakui sebagai pendapatan Dividen Diakui berdasarkan kesepakatan, namun jika ada basis sistematis dan rasional lain yang dianggap lebih tepat, maka royelti diakui berdasarkan basis lain tersebut. Royalti

Ikatan Akuntan Indonesia Pengungkapan Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang digunakan menentukan penyelesaian transaksi penjualan jasa . Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan yang berasl dari Penjualan barang, penjualan jasa dan bunga, royalti dan dividen Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

AKUNTANSI PENDAPATAN DARI KONTRAK PELANGGAN -PSAK 72

PSAK 72 PSAK 72 merupakan adopsi IFRS 15 Revenue from contracts with customers effective 2018, Standar ini bersifat principles based Standar komprehensif karena mengatur semua jenis Pendapatan yang terkait dengan kontrak pelanggan sehingga menghilangkan pengaturan dalam standar yang lain. Joint project dengan IASB dan FASB (US GAAP)

PSAK yang Digantikan PSAK 23: Pendapatan PSAK 34: Kontrak Konstruksi, ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan, ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat, ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.

PSAK 72 Pendahuluan tujuan dan ruang lingkup Pengakuan Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak, identifikasi dan penyelesaian kewajiban pelaksanaan. Pengakuan Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan Pengukuran Biaya incremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan penurunan nilai Biaya Kontrak Penyajian Pengungkapan

Tahapan Pengakuan Pendapatan 1 Mengidentifikasi Kontrak dengan Pelanggan Pengakuan 2 Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan 3 Menentukan Harga Transaksi Pengukuran 4 Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan 5 Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah menyelesaikan Kewajiban Pelaksanaan Pengakuan

Tujuan Menetapkan prinsip tentang sifat, jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Pencapaian tujuan Mengakui pendapatan untuk menggambarkan pengalihan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan Mempertimbangkan syarat kontrak serta seluruh fakta dan keadaan yang relevan Untuk kontrak individual dan portfolio kontrak

Ruang Lingkup Untuk seluruh kontrak dengan pelanggan, kecuali: kontrak sewa - PSAK 30 Sewa; kontrak asuransi - PSAK 62 Kontrak Asuransi; instrumen keuangan - PSAK 71: Instrumen Keuangan, PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian, PSAK 66: Pengaturan Bersama, PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri dan PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama; dan Pertukaran nonmoneter antara entitas dalam lini bisnis yang sama untuk memfasilitasi penjualan kepada pelanggan atau pelanggan potensial  kontrak antara dua perusahaan minyak untuk menukarkan minyak untuk memenuhi permintaan dari pelanggan dalam lokasi yang berbeda secara tepat waktu.

SEWA – PSAK 73 Identifikasi Sewa Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan. Penerapan dini PSAK 73 dapat dilakukan jika Entitas juga menerapkan PSAK 72

Pengakuan Indentifikasi kontrak Kombinasi kontrak Modifikasi kontrak Identifikasi kewajiban pelaksanaan Penyelesaian kewajiban pelaksanaan

Mengidentifikan Kontrak – Par 9 Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi: para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan atau sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing; entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang atau jasa yang akan dialihkan; entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa yang akan dialihkan; kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau jumlah arus kas masa depan entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari kontrak); dan kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi haknya dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan ke pelanggan. Dalam mengevaluasi apakah kolektibilitas terjadi, entitas mempertimbangkan kemampuan dan intensi pelanggan untuk membayar jumlah imbalan ketika jatuh tempo.

Tidak terdapat kontrak dan Kontrak tidak terlaksana Tidak terdapat suatu kontrak, jika setiap pihak dalam kontrak memiliki hak yang dapat dipaksakan secara sepihak untuk mengakhiri kontrak tidak terlaksana penuh (wholly unperformed contract) tanpa adanya kompensasi kepada pihak lain. Kontrak tidak terlaksana Kontrak tidak terlaksana penuh jika kedua kriteria berikut terpenuhi: entitas belum mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan; dan entitas belum menerima, dan belum berhak menerima, imbalan apapun dalam pertukaran dengan barang atau jasa yang dijanjikan

Tidak memenuhi kontrak – Menerima Imbalan Kontrak tidak memenuhi kriteria paragraph 9 dan entitas menerima imbalan dari pelanggan, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan jika salah satu kriteria terpenuhi: entitas tidak memiliki sisa kewajiban untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan dan seluruh, atau secara substansial seluruh, imbalan yang dijanjikan pelanggan telah diterima entitas dan tidak dapat dikembalikan; atau kontrak telah diakhiri dan imbalan yang diterima dari pelanggan tidak dapat dikembalikan.

Kombinasi Kontrak Entitas mengombinasikan dua atau lebih kontrak sebagai kontrak tunggal jika satu atau lebih kriteria berikut terpenuhi: kontrak dinegosiasikan sebagai satu paket dengan tujuan komersial tunggal; jumlah imbalan yang dibayarkan dalam satu kontrak bergantung pada harga atau pelaksanaan dari kontrak lain; atau barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak (atau beberapa barang atau jasa yang dijanjikan dalam setiap kontrak) merupakan kewajiban pelaksanaan tunggal sesuai dengan paragraf 22-30.

Modifikasi Kontrak Modifikasi kontrak adalah perubahan dalam ruang lingkup atau harga kontrak (atau keduanya) yang disetujui oleh para pihak dalam kontrak. Entitas mencatat sebagai kontrak terpisah jika kondisi berikut terpenuhi: ruang lingkup kontrak meningkat karena penambahan barang atau jasa yang dijanjikan bersifat dapat dibedakan (distinct); dan harga kontrak meningkat oleh sejumlah imbalan yang mencerminkan harga jual berdiri sendiri (stand-alone selling prices) entitas atas penambahan barang atau jasa yang dijanjikan dan penyesuaian yang tepat terhadap harga yang mencerminkan keadaan kontrak tertentu.

Modifikasi Kontrak – tidak terpisah Entitas mencatat barang atau jasa yang dijanjikan yang belum dialihkan pada tanggal modifikasi kontrak dengan cara di bawah ini yang dapat diterapkan: Entitas mencatat modifikasi kontrak seolah-olah modifikasi kontrak tersebut merupakan penghentian kontrak yang ada dan menciptakan kontrak baru, jika sisa barang atau jasa bersifat dapat dibedakan dari barang atau jasa yang dialihkan pada atau sebelum tanggal modifikasi kontrak. Entitas mencatat modifikasi kontrak seolah-olah modifikasi kontrak tersebut merupakan bagian dari kontrak yang ada jika sisa barang atau jasa tidak bersifat dapat dibedakan dan, oleh karena itu, menjadi bagian dari kewajiban pelaksanaan tunggal yang dipenuhi sebagiannya pada tanggal modifikasi kontrak.

Mengidentifikan Kewajiban Pelaksanaan Pada awal kontrak, entitas menilai barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak dengan pelanggan dan mengidentifikasi sebagai kewajiban pelaksanaan setiap janji untuk mengalihkan kepada pelanggan baik: suatu barang atau jasa (atau sepaket barang atau jasa) yang bersifat dapat dibedakan; atau serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat dibedakan yang secara substansial sama dan memiliki pola pengalihan yang sama kepada pelanggan (lihat paragraf 23).

Barang atau Jasa Bersifat dapat Dibedakan Barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan bersifat dapat dibedakan jika kedua kriteria berikut terpenuhi: pelanggan memperoleh manfaat dari barang atau jasa baik barang atau jasa itu sendiri atau bersama dengan sumber daya lain yang siap tersedia kepada pelanggan; dan janji entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan dapat diidentifikasi secara terpisah dari janji lain dalam kontrak. Jika barang atau jasa yang dijanjikan bersifat tidak dapat dibedakan, entitas mengombinasikan barang atau jasa dengan barang atau jasa lain yang dijanjikan sampai entitas mengidentifikasi sepaket barang atau jasa tersebut bersifat dapat dibedakan.

Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan Kontrak umumnya secara eksplisit menyatakan barang atau jasa yang dijanjikan untuk dialihkan kepada pelanggan. Akan tetapi, kewajiban pelaksanaan tidak terbatas pada barang atau jasa yang secara eksplisit dinyatakan dalam kontrak. Janji kontrak dengan pelanggan Penjualan barang yang diproduksi; yang dibeli Pelaksanaan tugas Penyediaan jasa; jasa pengaturan Pembagian hak kepada barang dan jasa, dll Barang atau jasa Bersifat dapat Dibedakan dapat berbentuk:

Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan Entitas mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dengan mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan (yaitu aset) kepada pelanggan. Aset dialihkan ketika (atau selama) pelanggan memperoleh pengendalian atas aset. Pada awal kontrak entitas menentukan apakah entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan sepanjang waktu atau suatu waktu tertentu

Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Sepanjang Waktu Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan pada Waktu Tertentu Penyelesaian kewajiban Metode Pengukuran Kemajuan Pengukuran Kemajuan yang Rasional Pengukuran Kemajuan terhadap Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan secara penuh

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Sepanjang Waktu (Performance Obligation Over Time) Entitas mengalihkan pengendalian barang atau jasa sepanjang waktu  menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dan mengakui pendapatan sepanjang waktu, jika satu dari kriteria berikut terpenuhi: pelanggan secara simultan menerima dan mengonsumsi manfaat yang disediakan oleh kinerja entitas saat entitas melaksanakan kewajiban pelaksanaannya tersebut (lihat paragraf PP03-PP04); kinerja entitas menciptakan atau meningkatkan aset (sebagai contoh, pekerjaan dalam proses) yang dikendalikan pelanggan sebagai aset yang diciptakan atau ditingkatkan (lihat paragraph PP05); atau kinerja entitas tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan alternatif terhadap entitas dan entitas memiliki hak atas pembayaran yang dapat dipaksakan atas kinerja yang telah diselesaikan sampai saat ini

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Pada Waktu Tertentu (Performance Obligation At a Point In Time) Jika kewajiban pelaksanaan tidak diselesaikan sepanjang waktu, maka entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan pada waktu tertentu. Untuk menentukan waktu tertentu dimana pelanggan memperoleh pengendalian atas aset yang dijanjikan dan entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan, entitas mempertimbangkan persyaratan pengendalian. Sebagai tambahan, entitas mempertimbangkan indikator pengalihan pengendalian, yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut: Entitas memiliki hak kini atas pembayaran aset Pelanggan memiliki memiliki hak kepemilikan legal atas aset Entitas telah mengalihkan kepemilikan fisik atas aset Pelanggan memiliki risiko dan manfaat signifikan atas kepemilikan aset Pelanggan telah menerima aset

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Pada Waktu Tertentu (Performance Obligation At a Point In Time) Pengendalian mencakup kemampuan untuk mencegah entitas lain mengarahkan penggunaan atas, dan memperoleh manfaat dari, aset. Manfaat atas aset adalah arus kas potensial (arus masuk atau penghematan arus keluar) yang dapat diperoleh secara langsung atau tidak langsung dalam berbagai cara, seperti dengan: menggunakan aset untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa (termasuk jasa publik); menggunakan aset untuk meningkatkan nilai aset lain; menggunakan aset untuk menyelesaikan liabilitas atau mengurangi beban; menjual atau mempertukarkan aset; menjaminkan aset untuk perolehan pinjaman; dan memiliki aset.

Pengukuran kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban – sepanjang waktu Untuk setiap kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu entitas mengakui pendapatan dengan mengukur kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan. Tujuan pengukuran kemajuan: untuk menggambarkan kinerja entitas dalam mengalihkan pengendalian atas barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan. Entitas menerapkan metode tunggal atas pengukuran kemajuan untuk setiap kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu dan entitas menerapkan metode tersebut secara konsisten terhadap kewajiban pelaksanaan serupa dan dalam keadaan serupa. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengukur kembali kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh yang diselesaikan sepanjang waktu. Metode pengukuran kemajuan sesuai dengan sifat barang dan jasa: Metode output Merode input

Pengukuran Imbalan Variabel Liabilitas Pengembalian Estimasi Pembatasan Imbalan Variabel Penentuan kembali Imbalan Variabel Keberadaan Komponan Pendanaan Signifikan dalam Kontrak Imbalan Non Kas Uang Imbalan kepada Pelanggan Menentukan harga transaksi Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban Pelaksanaan Perubahan dalam Harga Transaksi

Pengukuran Ketika (atau selama) kewajiban pelaksanaan diselesaikan, entitas mengakui pendapatan atas sejumlah harga transaksi (yang tidak termasuk estimasi atas imbalan variabel yang dibatasi) yang dialokasikan terhadap kewajiban pelaksanaan.

Menentukan Harga Transaksi Mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum. Harga transaksi adalah jumlah imbalan yang diperkirakan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan, tidak termasuk jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga (contoh:pajak). Imbalan yang dijanjikan dalam kontrak dengan pelanggan dapat mencakup jumlah tetap, jumlah variabel, atau keduanya. Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum entitas untuk menentukan harga transaksi. Sifat, waktu, dan jumlah imbalan yang dijanjikan oleh pelanggan mempengaruhi estimasi harga transaksi. Entitas mempertimbangkan dampak dari seluruh hal berikut: imbalan variabel; estimasi pembatas imbalan variabel; keberadaan komponen pendanaan signifikan dalam kontrak; imbalan nonkas; dan utang imbalan kepada pelanggan.

Mengalokasikan Harga Transaksi terhadap Kewajiban Pelaksanaan Tujuan mengalokasikan harga transaksi adalah entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat dibedakan) dalam jumlah yang menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan. Entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan yang diidentifikasi dalam kontrak dengan: dasar harga jual berdiri sendiri relatif (relative stand-alone selling price), kecuali diatur khusus untuk alokasi diskon dan untuk alokasi imbalan yang mencakup variabel.

Perubahan Harga Transaksi Entitas mengalokasikan ke dalam kewajiban pelaksanaan dalam kontrak perubahan selanjutnya atas harga transaksi dengan dasar yang sama dengan pada awal kontrak. Entitas mencatat perubahan dalam harga transaksi sebagai hasil dari modifikasi kontrak. Jika terjadi modifikasi kontrak, entitas mengalokasikan perubahan harga transaksi dengan salah satu cara berikut: Entitas mengalokasikan perubahan dalam harga transaksi sebelum modifikasi jika, dan sejauh perubahan dalam harga transaksi dapat diatribusikan terhadap jumlah imbalan variabel yang dijanjikan sebelum modifikasi dan modifikasi dicatat sbg penghentian kontrak. Modifikasi dicatat sebagai kontrak terpisah  entitas mengalokasikan perubahan dalam harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan dalam kontrak modifikasian

Biaya Kontrak Biaya inkremental atas Perolehan Kontrak Biaya Pemenuhan Kontrak Amortisasi dan Penurunan Nilai

Biaya inkremental atas Perolehan Kontrak Biaya inkremental atas perolehan kontrak adalah biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak dengan pelanggan yang tidak akan terjadi jika kontrak belum diperoleh (sebagai contoh, komisi penjualan). Biaya untuk memperoleh kontrak yang terjadi tanpa memperhatikan apakah kontrak yang diperoleh diakui sebagai beban ketika terjadi, kecuali biaya tersebut secara eksplisit dapat dibebankan ke pelanggan tanpa memperhatikan apakah kontrak diperoleh. Entitas mengakui biaya inkremental atas perolehan kontrak dengan pelanggan sebagai aset jika entitas memperkirakan untuk memulihkan biaya tersebut.

Biaya Pemenuhan Kontrak biaya berkaitan secara langsung dengan kontrak atau untuk kontrak yang diantisipasi dapat diidentifikasi secara spesifik oleh entitas (sebagai contoh, biaya yang berkaitan dengan jasa yang disediakan dalam pembaruan kontrak yang ada atau biaya merancang (costs of designing) aset untuk dialihkan dalam kontrak spesifik yang belum disetujui); biaya menghasilkan atau meningkatkan sumber daya entitas yang akan digunakan dalam penyelesaian (atau dalam melanjutkan penyelesaian) kewajiban pelaksanaan di masa depan; dan biaya diharapkan akan dipulihkan. Jika biaya yang terjadi dalam memenuhi kontrak dengan pelanggan tidak berada dalam ruang lingkup Pernyataan lain, entitas mengakui sebagai aset atas biaya yang terjadi untuk memenuhi kontrak hanya jika biaya tersebut memenuhi seluruh kriteria berikut:

Amortisasi Penurunan Nilai Aset dapat berkaitan dengan barang atau jasa yang dialihkan dalam kontrak yang diantisipasi spesifik. Entitas memperbarui amortisasi untuk mencerminkan perubahan signifikan Aset yang diakui diamortisasi dengan dasar sistematik yang konsisten dengan pengalihan kepada pelanggan atas barang atau jasa yang berkaitan dengan aset. jumlah sisa dari imbalan yang diharapkan entitas untuk diterima dalam pertukaran barang atau jasa yang berkaitan dengan aset; dikurangi biaya yang berkaitan langsung dengan penyediaan barang atau jasa dan yang belum diakui sebagai beban Entitas mengakui rugi penurunan nilai dalam laba rugi jika jumlah tercatat aset yang diakui melebihi:

Penyajian Ketika salah satu pihak dalam kontrak telah melaksanakan, entitas menyajikan kontrak dalam laporan posisi keuangan sebagai aset kontrak atau liabilitas kontrak, bergantung pada hubungan antara kinerja entitas dan pembayaran pelanggan. Entitas menyajikan hak tanpa syarat terhadap imbalan secara terpisah sebagai piutang.

Pengungkapan Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas mengungkapkan informasi yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut, entitas mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang seluruh hal berikut: kontrak dengan pelanggan; pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, yang dibuat dalam menerapkan Pernyataan ini terhadap kontrak tersebut dan; aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi kontrak dengan pelanggan.

Pengungkapan Kontrak dengan Pelanggan Pemisahan Pendapatan Saldo Kontrak Kewajiban Pelaksanaan Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap Sisa Kewajiban Pelaksanaan Pertimbangan Signifikan dalam Penerapan Pernyataan Ini Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan untuk kewajiban pelaksanaan Aset yang Diakui dari Biaya untuk Memperoleh atau Memenuhi Kontrak dengan Pelanggan

Tanggal Efektif Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih dini, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.

Ketentuan Transisi (Paragraf C02-C08) Entitas menerapkan Pernyataan ini menggunakan satu dari dua metode berikut: secara retrospektif untuk setiap periode pelaporan sajian sebelumnya sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan tunduk pada panduan (expedients) dalam paragraf C05; atau secara retrospektif dengan dampak kumulatif atas penerapan secara awal Pernyataan ini diakui pada tanggal penerapan awal sesuai dengan paragraf C07-C08.

Pedoman Penerapan Pemisahaan Pendapatan kewajiban pelaksanaan diselesaikan sepanjang waktu (paragraph PP2-PP13); metode untuk mengukur kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh (paragraf PP14-PP19); penjualan dengan hak retur (paragraf PP20-PP27); garansi (paragraf PP28-PP33); imbalan prinsipal dibandingkan dengan agen (paragraf PP34-PP38); opsi pelanggan untuk tambahan barang atau jasa (paragraph PP39-PP43); hak pelanggan yang tidak dilaksanakan (paragraf PP44-PP47);

Pedoman Penerapan biaya dibayar di muka yang tidak dapat dikembalikan (dan beberapa biaya terkait) (paragraf PP48-PP51); lisensi (paragraf PP52-PP63B); perjanjian pembelian kembali (paragraf PP64-PP76) pengaturan konsinyasi (paragraf PP77-PP78); pengaturan bill-and-hold (paragraf PP79-PP82); penerimaan pelanggan (paragraf PP83-PP86); dan pengungkapan pemisahan pendapatan (paragraf PP87-PP89).

Contoh MENGIDENTIFIKASI KONTRAK CI02 Contoh 1 – Kolektabilitas Imbalan Contoh 2 – Imbalan Bukan Berdasarkan Harga Tertulis – Konsesi Harga Implisit Contoh 3 – Konsesi Harga Implisit Contoh 4 – Penilaian Kembali Kriteria untuk Mengidentifikasi Kontrak MODIFIKASI KONTRAK CI18 Contoh 5 – Modifikasi Kontrak untuk Barang Contoh 6 – Perubahan Harga Transaksi Setelah Modifikasi Kontrak Contoh 7 – Modifikasi Kontrak Jasa Contoh 8 – Modifikasi yang Menghasilkan Penyesuaian Catch Up Kumulatif Terhadap Pendapatan Contoh 9 – Perubahan dalam Ruang Lingkup dan Harga yang Tidak Disetujui

Contoh MENGIDENTIFIKASI KEWAJIBAN PELAKSANAAN CI44 Contoh 10 – Barang dan Jasa Tidak Bersifat Dapat Dibedakan Contoh 11 – Menentukan Apakah Barang atau Jasa Bersifat Dapat Dibedakan Contoh 12 – Janji Eksplisit dan Implisit dalam Kontrak KEWAJIBAN PELAKSANAAN YANG DISELESAIKAN SEPANJANG WAKTU CI66 Contoh 13 – Pelanggan Menerima dan Mengonsumsi Manfaat Secara Simultan Contoh 14 – Menilai Penggunaan Alternatif dan Hak atas Pembayaran Contoh 15 – Aset yang Tidak Memiliki Penggunaan Alternatif Bagi Entitas Contoh 16 – Hak yang Dapat Dipaksakan atas Pembayaran Pelaksanaan yang Diselesaikan Sampai Saat Ini Contoh 17 – Penilaian Apakah Kewajiban Pelaksanaan Diselesaikan Pada Waktu Tertentu atau Sepanjang Waktu

Contoh MENGUKUR KEMAJUAN TERHADAP PENYELESAIAN KEWAJIBAN PELAKSANAAN SECARA PENUH CI91 Contoh 18 – Mengukur Kemajuan Ketika Membuat Barang atau Jasa Tersedia Contoh 19 – Bahan Baku Belum Terpakai IMBALAN VARIABEL CI101 Contoh 20 – Denda Menyebabkan Kenaikan Imbalan Variabel Contoh 21 – Mengestimasi Imbalan Variabel MEMBATASI ESTIMASI IMBALAN VARIABEL CI109 Contoh 22 – Hak Pengembalian Contoh 23 – Konsesi Harga Contoh 24 – Insentif Diskon Berdasarkan Volume Contoh 25 – Fees Manajemen yang Bergantung pada Pembatasan

Contoh KEBERADAAN KOMPONEN KEUANGAN SIGNIFIKAN DI DALAM KONTRAK CI134 Contoh 26 – Komponen Keuangan Signifikan dan Hak Pengembalian Contoh 27 – Pembayaran Ditahan Dalam Kontrak Jangka Panjang Contoh 28 – Menentukan Tingkat Diskonto Contoh 29 – Pembayaran di Muka dan Penilaian Tingkat Diskonto Contoh 30 – Pembayaran di Muka IMBALAN NONKAS CI155 Contoh 31 – Pemberian Hak atas Imbalan Nonkas UTANG IMBALAN KEPADA PELANGGAN CI159 Contoh 32 – Utang Imbalan Kepada Pelanggan

Contoh MENGALOKASIKAN HARGA TRANSAKSI KEPADA KEWAJIBAN PELAKSANAAN CI163 Contoh 33 – Metodologi Alokasi Contoh 34 – Mengalokasikan Diskon Contoh 35 – Alokasi Imbalan Variabel BIAYA KONTRAK CI188 Contoh 36 – Biaya Inkremental dalam Memperoleh Kontrak Contoh 37 – Biaya yang Menyebabkan Kenaikan Aset PENYAJIAN CI197 Contoh 38 – Liabilitas dan Piutang Kontrak Contoh 39 – Aset Kontrak Diakui untuk Pelaksanaan Entitas Contoh 40 – Piutang Diakui atas Pelaksanaan Entitas

Contoh PENGUNGKAPAN CI209 Contoh 41 – Pemisahan Pendapatan – Pengungkapan Kuantitatif Contoh 42 – Pengungkapan Harga Transaksi yang Dialokasikan ke Sisa Kewajiban Pelaksanaan GARANSI CI222 Contoh 44 – Garansi IMBALAN PRINSIPAL DIBANDINGKAN DENGAN IMBALAN AGEN CI230 Contoh 45 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa (Entitas merupakan Agen) Contoh 46 – Janji untuk Menyediakan Barang atau Jasa (Entitas merupakan Prinsipal) Contoh 46A - Janji untuk Menyediakan Barang atau Jasa (Prinsipal) Contoh 47 – Janji untuk Menyediakan Barang atau Jasa (Prinsipal) Contoh 48 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa (Entitas merupakan Agen) Contoh 48A – Entitas merupakan Prinsipal dan Agen dalam Kontrak yang Sama

Contoh OPSI PELANGGAN ATAS BARANG DAN JASA TAMBAHAN CI249 Contoh 49 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Voucher Diskon) Contoh 50 – Opsi yang Tidak Memberikan Pelanggan Hak yang Bersifat Material (Tambahan Barang atau Jasa) Contoh 51 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Opsi Pembaharuan) Contoh 52 – Program Loyalitas Pelanggan FEES DIMUKA YANG TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN CI271 Contoh 53 – Fee Dimuka yang Tidak Dapat Dikembalikan

Contoh LISENSI CI275 Contoh 54 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual Contoh 55 – Lisensi Kekayaan Intelektual Contoh 56 – Mengidentifikasi Lisensi yang Bersifat Dapat dibedakan Contoh 57 – Hak Waralaba Contoh 58 – Akses ke Lisensi Intelektual Contoh 59 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual Contoh 60 – Royalti Berbasis Penjualan untuk Lisensi Kekayaan Intelektual Contoh 61 – Akses Kekayaan Intelektual PERJANJIAN JUAL BELI KEMBALI CI314 Contoh 62 – Perjanjian Jual Beli Kembali PENGATURAN BILL-AND-HOLD CI322 Contoh 63 – Pengaturan Bill-and-Hold

ILUSTRASI PENDAPATAN DARI KONTRAK PELANGGAN PSAK 72

Ilustrasi Kontrak dan Pengakuan Tanggal 1 Maret 2019, PT Intan terikat kontrak mengirimkan barang kepada PT Berlian pada tanggal 31 Juli 2019. Total nilai kontrak adalah Rp100 juta dan harus dibayar seluruhnya oleh PT Berlian di tanggal 31 Agustus 2019. HPP barang Rp70 juta. PT Intan mengirimkan barang kepada PT Berlian 31 juli 2019. Bagaimana jurnal yang harus dibuat oleh PT Intan terkait kontrak tersebut? Pengakuan pendapatan dilakukan tanggal 31 Juli 2019 Dr. Piutang 100 juta Cr. Penjualan Dr. HPP 70 juta Cr. Persediaan Dr. Kas Cr. Piutang Pengakuan penerimaan kas 31 Agustus 2019

Tahap 1: Identifikasi Kontrak Pelanggan Contoh Modifikasi Kontrak – Separate performance obligation PT Siantar memiliki kontrak menjual 100 produk kepada pelanggan seharga 100 juta (1 produk bernilai 1 juta) dalam jangka waktu 6 bulan. Setelah 60 produk dikirimkan, PT Siantar memodifikasi kontrak dengan menjanjikan akan mengirimkan 20 produk dengan nilai 950 ribu (dimana harga 950 ribu merupakan standalone selling price atas produk saat modifikasi kontrak). PT Siantar menjual produk secara terpisah. PT Siantar mengakui modifikasi kontrak sebagai kontrak baru, maka Kontrak awal [(100 unit – 60 unit) x 1 juta 40 juta Kontrak Baru (20 unit x 950 ribu) 19 juta Total Pendapatan 59 juta

Tahap 1: Identifikasi Kontrak Pelanggan Contoh Modifikasi Kontrak – prospective modification Berdasakan contoh sebelumnya, Perusahaan mengakui pendapatan setiap barang yang tersisa dengan harga baru dengan perhitungan sebagai berikut: Produk yang belum dikirimkan dalam kontrak awal (40 unit x 1 juta) 40 juta Produk yang akan dikirimkan dengan kontrak yang telah dimodifikasi (20 unit x 950 ribu) 19 juta Total pendapatan 59 juta Pendapatan per unit (59 juta / 60 unit) 983.333 Dengan metode prospective modification, harga baru yakni 983.333 akan digunakan sebagai nilai penjualan per unit di periode setelah modifikasi kontrak

Tahap 2: Identifikasi Kewajiban Pelaksanaan Tanggal 1 Maret 2019, PT Melati melakukan kontrak untuk memasang lift sebuah Gedung. Kontrak meliputi pembelian lift dan pemasangan lift. Lift tersebut walaupun dibeli tetap harus disesuaikan dengan Gedung dan keinginan dari pelanggan. Proses instalasi memakan waktu cukup lama. Nilai lift dan instalasi dapat dipisahkan namun dinegosiasikan secara bersamaan. Lift dan jasa pemasangan apakah dipandang sebagai kewajiban pelaksanaan tunggal atau terpisah ?? Terpisah, karena nilai pemasangan lift dapat dipisahkan serta tidak ada keterangan bahwa pemasangan hanya dapat dilakukan oleh PT Melati

Tahap 3: Menentukan harga transaksi Contoh - estimasi imbalan variabel PT Buana perusahaan konstruksi yang terikat kontrak dengan pelanggan untuk pembangunan gudang senilai 100 milyar, dengan bonus kinerja senilai 50 milyar yang akan dibayar berdasarkan waktu penyelesaian. Jumlah bonus kinerja menurun sebesar 10% pe minggu untuk setiap minggu setelah tanggal penyelesaian disepakati. Persyaratan kontrak tersebut mirip dengan kontrak yang dilakukan PT Buana sebelumnya, dan manajemen yakin bahwa pengalaman tersebut dapat diprediksi untuk kontrak ini. Manajemen memperkirakan bahwa ada kemungkinan 60% bahwa kontrak akan diselesaikan pada tanggal penyelesaian yang disepakati, probabilitas 30% penyelesaian akan terlambat 1 minggu, dan probabilitas 10% penyelesaian akan terlambat 2 minggu. Bagaimana PT Buana mencatat pendapatan dari kontrak tersebut?

Tahap 3: Menentukan harga transaksi Voucher Belanja PT Kenanga menyepakati kontrak penjualan Produk C seharga 2.000. Sebagai bagian dari kontrak PT. Kenangan memberikan voucher diskon kepada pelanggan sebesar 40% untuk 30 hari mendatang. Perusahaan juga memberikan diskon 10% atas semua penjualan selama 30 hari mendatang sebagai promo akhir tahun. Diskon 10% tidak dapat digunakan sebagai penambah voucher diskon 40%. Berdasarkan pengalaman 80% pelanggan menggunakan voucher dan pelanggan akan membeli tambahan 1.000 produk. Harga jual berdiri sendiri voucher adalah (1.000 x 30% diskon tambahan x 80%) =240. Kewajiban Pelaksanaan Harga jual sendiri Alokasi Harga jual 2.000 2.000/2240 x 2000 = 1.780 Voucher diskon 240 240/2240 x 2000 = 220 Total 2.240 2.000 Perusahaan mengalokasikan 1.780 ke produk A dan mengakui pendapatan produk A pada saat pengendalian produk A dialihkan. Perusahaan mengalokasikan diskon sebesar 220 dan mengakuai pendapatan atas voucher pada saat pelanggan memakai voucher tersebut, sebelum masa berlaku berakhir.

Tahap 3: Menentukan harga transaksi Pemberian kepada Pelanggan tidak material PT Melati menyepakati kontrak untuk menyediakan handset dan jasa telp dan sms selama dua tahun. Jasa telp selama 1.000menit panggilan dan 1.000 sms tiap bulan dengan fee bulanan tetap. Pelanggan dapat memilih untuk membeli setiap bulan jasa tersebut, Harga jasa tersebut setara dengan harga jual berdiri sendiri. PT Melati menentukan bahwa janji untuk menyediakan handset dan jasa jaringan merupakan kewajiban pelaksanaan yang bersifat dapat dibedakan. Opsi untuk membeli tambahan menit panggilan dan pesan teks tidak memberikan hak yang bersifat material di mana pelanggan tidak akan menerima tanpa menyepakai kontrak, perusahaan menyimpulkan bahwa hal tersebut bukan merupakan kewajiban pelaksanaan dalam kontrak. Entitas tidak mengalokasikan harga transaksi ke opsi untuk tambahan menit dan sms ketika entitas menyediakan jasa tesebut.

Tahap 3: Menentukan harga transaksi Memberikan hak Pelanggan Material PT Bianglala mengadakan 200 kontrak penjualan barang mobil dan sekaligus menyediakan jasa pemeliharaan satu tahun seharga Rp20juta per kontrak. Dalam kontrak disebutkan setiap pelanggan meiliki opsi untuk memperbaruhi kontrak pemeliharaan pada tahun kedua dengan membayar 20juta tambahan dan juga pada perbaharuan kontrak tahun ketiga. PT. Bianglala membebankan harga yang signifikan lebih tinggi untuk jasa pemeliharaan kepada pelanggan yang pada awalnya tidak mendaftar untuk jasa pemeliharaan yaitu 60juta pada tahun kedua dan 100juta pada tahun ketiga. PT. Bianglala menyimpulkan bahwa opsi pembaruan menyediakan hak material kepada pelanggan yang tidak akan diterima tanpa menyepakai kontrak, karena harga jasa pembaruan lebih tinggi.

Tahap 3: Menentukan harga transaksi Contoh - estimasi imbalan variabel Jika Manajemen membuat keputusan menggunakan expected value method: Probabilitas 60% tepat waktu (100 Milyar + 50 milyar) = 150 milyar 90 milyar Probabilitas 30% terlambat 1 minggu (100 milyar + (50 milyar -5 milyar)) = 145 milyar 43.5 milyar Probabilitas 10% terlambat 2 minggu (100 milyar + (50 milyar - 10 milyar)) = 140 milyar 14 milyar 147.5 milyar Jika Manajemen membuat keputusan menggunakan most likely outcome method: maka harga transaksi adalah 150 milyar (probabilitas 60%)

Tahap 3: Menentukan harga transaksi Contoh – Termin pembayaran Tanggal 1 juli 2020, PT Merapi menjual barang kepada PT Semeru senilai Rp900.000 untuk 4 tahun, zero interest bearing notes dengan nilai pokok 1.416.163. BPP dari barang tersebut adalah Rp590.000 (Discount rate = 12%) Berapa nilai pendapatan yang dicatat pada tanggal 1 juli 2020? Berapakah jumlah pendapatan yang dilaporkan terkait transaksi tersebut pada 31 Desember 2020? Pengakuan pendapatan dilakukan tanggal 1 Juli 2020 Dr. Notes Receivable 1.416.163 Cr. Sales Revenue 900.000 Cr. Discount 516.163 Dr. COGS 590.000 Cr. Inventory Dr. Discount 54.000* (*12% x ½ x 900.000) Cr. Interest revenue 54.000 Pengakuan interest revenue 31 Des 2020

AKUNTANSI SEWA PSAK 73; 30

Agenda Konsep Sewa PSAK 30 Sewa PSAK 73 Sewa Ilustrasi

KONSEP SEWA

Sewa Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sewa diklasifikasikan atas : Sewa operasi / operating lease Sewa pembiayaan / capital lease Sewa sebagai alternatif pembiayaan  menghemat kas entitas. Sewa operasi disajikan off balance sheet (tidak ditampilkan di laporan posisi keuangan sehingga dapat meningkatkan beberapa rasio keuangan  efisiensi dan leverage.

Sewa Operasi Sewa jangka pendek Alat dapat digunakan oleh penyewa namun aset dimiliki oleh pihak yang menyewakan. Tidak terjadi transfer ownership di akhir masa sewa. Pemeliharaan alat biasanya oleh yang menyewakan Penyajian dalam laporan keuangan Diakui dan disajikan sebagai beban sewa dalam laporan laba rugi komprehensif. Tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi (off balance sheet)

Keuntungan dan Kerugian Sewa Operasi Memperoleh pendanaan dengan rate tetap Untuk aset yang cepat sekali berubah teknologinya akan tepat karena investasinya lebih murah  fleksibel. Keuntungan dari pajak (beban menjadi lebih besar) Tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset dan utang  off balance sheet. Rasio keunangan lebih bagus: rasio efisiensi (sales/total aset; sales/aset tetap) rasio leverage (debt/equity; laba operasi/interest) Entitas tidak perlu memelihara aset  seringkali maintenance dilakukan oleh pihak yang menyewakan. Menghemat kas dan pendanaan di masa sekarang karena biaya yang dikeluarkan sebesar biaya sewa. Kerugian Entitas tidak memiliki aset untuk operasi yang disajikan dalam laporan keuangan Keberlanjutan entitas dapat terganggu jika sewa di masa akan datang tidak diperoleh  untuk aset utama entitas cukup berisiko jika menggunakan sewa operasi Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh Seringkali lebih mahal daripada membeli aset Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika cepat terjadi perubahan teknologi Penggunaan terbatas  tergantung perjanjian sewa Tidak dapat dijadikan jaminan bank

Sewa Pembiayaan Sewa pembiayaan / capital lease / finance lease Merupakan bentuk pendanaan jangka panjang  pembelian secara angsuran Sewa pembiayaan  “transfer risiko dan manfaat aset kepada pihak leasse”  kriteria umum sesuai dengan PSAK 30: sewa dan ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Pengakuan : Pencatatan aset dan amortisasi oleh lessee Pencatatan utang dan beban bunga  atas kontrak pembayaran jangka panjang Lessor tidak lagi mengakui aset Piutang dan pendaptan bunga akan diakui oleh Lessor

Sewa Data Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010 Masa Manfaat aset 5 tahun, aset didepresiasi 5 tahun dengan metode garis lurus. Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun. Kontrak tahunan yang dibayarkan 2.505 setiap akhir tahun. Bunga 8 % per tahun

Bunga dan Pokok dari MLP Sewa - Lease Skedul Leasing Tahun Pokok awal tahun Bunga dan Pokok dari MLP Utang Akhir Tahun Bunga Pokok Total 2010 10.000 800 1.705 2.505 8.295 2011 664 1.841 6.454 2012 517 1.988 4.466 2013 358 2.147 2.319 2014 186 (0)   2.525 12.525

Jurnal - Lease Operating Lease Biaya sewa 2.505 Kas 2.505 Capital / Finance Lease Aset leasing 10.000 Utang Leasing 10.000 Utang Leasing 1.708 Beban bunga 800 Kas 2.505 Beban Depresiasi 2.000 Akumulasi Depresiasi 2.000

Jurnal - Lessor Operating Lease Kas 2.505 Pendapatan sewa 2.505 Beban Depresiasi 2.000 Akumulasi Depresiasi 2.000 Capital / Finance Lease Piutang Leasing 10.000 Aset 10.000 Kas 2.505 Piutang Leasing 1.708 Pendapatan bunga 80

Bunga dan Pokok dari MLP Sewa Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan   Sewa Operasi Sewa Pembiayaan Tahun Sewa per tahun Bunga dan Pokok dari MLP Bunga Depresiasi Total 2010 2.505 800 2.000 2.800 2011 664 2.664 2012 517 2.517 2013 358 2.358 2014 186 2.186 12.525 2.525 10.000

Sewa Dampak pada Laporan Keuangan Lease Tanggal Cash Lease Aset Lease Liability Equity 01/01/2010 - 10.000 31/12/2010 (2.505) 8.000 8.295 (2.800) 31/12/2011 (5.010) 6.000 6.454 (5.464) 31/12/2012 (7.515) 4.000 4.466 (7.981) 31/12/2013 (10.020) 2.000 2.319 (10.339) 31/12/2014 (12.525) (0)

Sewa Dampak pada Laporan Keuangan Lessor Tanggal Cash Interest Revenue Akumulasi Interest Pengurang Pokok Piutang Equity 01/01/2010 - 10.000 31/12/2010 2.505 800 1.705 8.295 2.800 31/12/2011 5.010 664 1.464 1.841 6.454 5.464 31/12/2012 7.515 517 1.981 1.988 4.466 7.981 31/12/2013 10.020 358 2.339 2.147 2.319 10.339 31/12/2014 12.525 186 2.525 (0)

PSAK 30 SEWA

SEWA Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Penyewa (Lessee) Menggunakan Pesewa (Lessor) Meminjamkan Aset spesifik Dapat diidentifikasi

Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini: Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan Untuk sewa pembiayaan , jumlah yang diakui pada awal masa sewa ditentukan Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu pengakuan aset, kewajiban, penghasilan atau beban sewa)

Klasifikasi Sewa Lease = Sewa Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8) Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset (par. 8) Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.

Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material

Indikator Tambahan (Par. 11) Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai rental pasar Indikator – indikator di atas tidak selalu harus konklusif.

Kasus – Klasifikasi Sewa (1) PT Melati menyewa mobil selama 4 tahun. Masa manfaat mobil tersebut adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli mobil tersebut pada akhir masa sewa seharga 50% dari nilai pasar mobil ditambah 0.6% dari nilai pasar mobil pada tanggal opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut adalah untuk menutup biaya penjualan mobil. Sewa ini akan diklasifikasikan sebagai …..? Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset tersebut pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar

Kasus – Klasifikasi Sewa (2) Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan kepada PT XYZ. Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai wajar peralatan). Perjanjian sewa mengandung klausul – klausul berikut ini: Masa Sewa 8 tahun Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya sebesar $ 4,500 Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000 Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang tidak signifikan. PT XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT ABC pada akhir masa sewa. PV dari pembayaran sewa minimum (dihitung dengan menggunakan tingkat bunga implisit 11.65%) adalah sebesar $ 18,271 Bagaimana pengakuan sewa ini di dalam laporan keuangan entitas?

Kasus – Jawaban X V Apakah kepemilikan aset akan berpindah pada akhir masa sewa? PT XYZ akan mengembalikan aset pada akhir masa sewa Apakah ada opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar? Tidak ada cukup informasi Apakah masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset? Masa sewa adalah 8 tahun, sama dengan 80% dari masa manfaat aset Apakah aset sewaan bersifat khusus? Apakah nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan? PV pembayaran sewa minimum $ 18,271 FV peralatan $ 20,000 → PV pembayaran sewa minimum = 91.4% dari FV peralatan Apabila lessee membatalkan sewa, apakah kerugian lessor akan ditanggung oleh lessee? PT XYZ dikenakan pinalti yang tidak signifikan

Kasus – Jawaban X Kesimpulan Apakah laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu akan dibebankan kepada lessee? Tidak ada cukup informasi Apakah lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai rental pasar? PT XYZ akan mengembalikan peralatan pada akhir masa sewa X Kesimpulan Tes masa sewa dan tes masa kini hanya menunjukkan bahwa sebagian besar manfaat akan dialihkan pada awal masa manfaat aset. Sewa dapat dibatalkan dengan penalti yang tidak signifikan. Kurangnya informasi yang tersedia, sehingga tidak dapat dilakukan analisa yang mendalam. Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.

Pengakuan Awal (Par. 16) Pengakuan Awal (par 16) Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset, termasuk biaya sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu, seperti negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa. Pengukuran setelah Pengakuan Awal (Par. 21) Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa.

Penyusutan dan Penurunan nilai Penyusutan (Par. 23 – 24) Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, berdasarkan PSAK 16 dan PSAK 19. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan. Penurunan Nilai (Par. 26) Untuk menentukan apakah suatu aset sewaan mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai

Penyajian dan Pengungkapan Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50, hal-hal berikut ini harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 27): Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal neraca Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal neraca, dengan nilai kininya untuk setiap periode berikut: Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai lima tahun Lebih dari lima tahun Rental kontijen yang diakui sebagai beban periode tersebut Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di masa depan dari kontrak sewa lanjut tidak dapat dibatalkan pada tanggal neraca. Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material: Dasar penentuan utang rental kontinjen Opsi perpajangan atau pembelian Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa lanjut.

Pengakuan dan Pengukuran Sewa operasi Pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna (par. 29).

Penyajian dan Pengungkapan – Sewa Operasi Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50, hal-hal berikut ini harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 31): Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai lima tahun Lebih dari lima tahun Total pembayaran sewa lanjut minimum masa depan, yang dihitung pada tanggal neraca. Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai beban periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah pembayaran minimum sewa, sewa kontinjen dan pembayaran sewa lanjut Deskripsi umum perjanjian sewa lessee yang signifikan: Dasar penentuan utang rental kontinjen Persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya opsi pembelian Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa lanjut.

LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN PENGAKUAN AWAL Lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto aset tersebut (par 32). Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit dalam sewa. Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat dari: Pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor, dan Nilai residu yang tidak dijamin, yang menjadi hak lessor. Investasi sewa neto = PV (MLP + unguaranteed residual value). Nilai investasi sewa neto ini biasanya sama dengan nilai wajar aktiva pada awal sewa (inception of the lease) Selisih antara nilai Investasi sewa bruto dan nilai Investasi sewa neto adalah Penghasilan pembiayaan tangguhan (unearned finance income).

LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN PENGAKUAN AWAL Untuk sewa pembiayaan selain yang melibatkan lessor pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa (par 34). Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak diperlukan pengungkapan yang terpisah (par 34).

LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL Penerimaan pembayaran dari piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan (par 33). Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan (par 35).

LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN Pengungkapan yang dipersyaratkan dalam PSAK 50 Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal neraca Klasifikasi investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum: Kurang dari 1 tahun 1 – 5 tahun Lebih dari 5 tahun Penghasilan pembiayaan tangguhan Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai laba lessor Akumulasi penyisihan piurang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum Rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.

LESSOR – PABRIKAN/DEALER Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada suaru periode sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

LESSOR – SEWA OPERASI Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut (par 46) Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan aset menurun (par 47) Biaya Langsung Awal yg dikeluarkan oleh lessor ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa (par 49) Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kebijakan penyusutan normal untuk aset sejenis, dan dihitung sesuai PSAK 16 dan PSAK 19 (par 50)

LESSOR – SEWA OPERASI Hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 50 Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai lima tahun Lebih dari lima tahun Total rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan

LESSOR – SALE & LEASE BACK Dicatat sebagai SEWA PEMBIAYAAN (par 56) Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh lessee Selisih tersebut akan ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa Apabila harga jual = nilai wajar aset, maka laba atau rugi harus diakui segera. Apabila harga jual < nilai wajar aset, Rugi tersebut dapat segera diakui, atau Rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset Apabila harga jual > nilai wajar: Selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset. Apabila nilai wajar aset < nilai tercatat, maka kerugian sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar harus diakui segera (par 60).

PSAK 73 SEWA

PSAK 73 Sewa Adopsi IFRS 16 Leases. Menggantikan PSAK terkait dengan sewa Tanggal efektif 1 Januari 2020, dengan penerapan dini diperkenankan hanya jika menerapkan PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

PSAK 73 SEWA PSAK yang digantikan Tanggal Efektif 1 Januari 2020 ISAK 8 Penentuan Apakah suatu Perjanjian Mengandung suatu Sewa ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaski yang Melibatkan Bentuk Legal Sewa ISAK 25 Hak atas Tanah PSAK yang digantikan 1 Januari 2020 Tanggal Efektif

STRUKTUR STANDAR Tujuan; Ruang Lingkup Pengecualian Pengakuan Mengidentifikasi Sewa Masa Sewa Penyewa Pesewa Transaksi Jual dan Sewa Balik STANDAR A. Daftar istilah, B. Pedoman Penerapan, C. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi, D. Amandemen terhadap PSAK LAMPIRAN CONTOH ILUSTRASI DASAR KESIMPULAN

PSAK 73 SEWA Tujuan Standar Pokok Pengaturan menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa. Tujuan Standar Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas sewa. Pengecualian: sewa jangka-pendek dan sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah. Pesewa mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda. Pokok Pengaturan

RUANG LINGKUP SEWA Ruang Lingkup Mengatur seluruh sewa termasuk sewa aset hak-guna dalam subsewa masuk dalam ruang lingkup PSAK 73, kecuali: sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam, dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui, (PSAK 64); sewa aset biologis (PSAK 69); perjanjian konsesi jasa (ISAK 16); lisensi kekayaan intelektual (PSAK 72) Hak yang dimiliki oleh penyewa dalam perjanjian lisensi (PSAK 19) untuk item seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrp, hak paten dan hak cipta. Ruang Lingkup

PENGECUALIAN PENGAKUAN sewa jangka-pendek; dan sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah (sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf PP03–PP08). Penyewa dapat memilih untuk tidak menerapkan persyaratan dalam paragraf 22–49 untuk: (par 6) Jika menerapkan opsi pengecualian  beban sewa diakui sebagai beban baik dengan dasar garis lurus, sitematik lain yang merepresentasikan pola manfaat penyewa. terdapat modifikasi sewa; atau terdapat perubahan masa sewa Entitas mencatat sewa sebagai sewa jangka pendek, penyewa mempertimbangkan sebagai sewa baru jika:

PENGECUALIAN PENGAKUAN Pemilihan sewa jangka-pendek dibuat berdasarkan kelas aset pendasar yang terkait dengan hak guna. Kelas aset pendasar adalah pengelompokan aset pendasar dengan sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi entitas. Pemilihan untuk sewa yang aset pendasarnya bernilai rendah dapat dilakukan atas dasar sewa-per-sewa

Pengecualian Sewa jangka pendek Kurang dari 12 bulan tidak mengandung opsi beli Sewa aset bernilai rendah Aset pendasar tidak memiliki ketergantungan atau interalasi dengan aset lain Rendah secara absolut (IFRS 5.000), tanpa memperhatikan materialitas Ketika aset baru bernilai material, maka penilaian dari aset baru Jika aset disubsewakan maka tidak memenuhi aset bernilai rendah Contoh laptop, HP, furniture

IDENTIFIKASI SEWA Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa jika kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan (PP09-PP31). Jangka waktu dapat dideskripsikan sebagai jumlah penggunaan aset misal unit produksi. Entitas menilai kembali kontrak jika syarat dan ketentuan kontrak berubah

MENGIDENTIFIKASI SEWA Ditetapkan secara eksplisit atau secara implisit Pemasok (supplier tidak memiliki hak substitusi substantive Bagian kapasitas aset secara fisik dapat dibedakan Aset identifikasian Penyewa secara substantial mendapat manfaat ekonomik dari penggunaan aset Penyewa mengarahkan penggunaan aset Kontrak mengandung sewa

Identifikasi Kontrak Sewa Tidak Apakah terdapat aset identifikasian Ya Apakah memiliki hak untuk mendapatkan secara substantial seluruh manfaat ekonomik dari penggunaan aset Tidak Ya Pelanggan Pemasok Apakah ada yang memiliki hak untuk mengarahkan bagaimana dan tujuan apa aset digunakan Tidak keduanya dan untuk tujuan apa Aset digunakan telah ditetapkan Apakah pelanggan meiliki hak untuk mengoprasikan aset an pemasok tidak memiliki hak untuk mengubah instruksi tesebut Tidak Tidak Apakah pelanggan mendesain aset dengan sebelumnya menetapkan bagaimana aset digunakan Ya Kontrak mengadung sewa Kontrak tidak mengadung sewa

MEMISAHKAN KOMPONEN SEWA Entitas mencatat masing-masing komponen sewa dalam kontrak sebagai sewa secara terpisah dari komponen nonsewa dari kontrak, kecuali cara praktis. Jika kontrak mengandung sewa dan juga jasa, maka penyewa: Memisahkan sewa dan non sewa Mengalokasikan imbalan dengan menggunakan harga tersendiri relative OPSI menggunakan cara praktis untuk mencatat sebagai komponen sewa tunggal Komponen terpisah Penyewa mendapat manfaat penggunaan aset sebagai terpisah atau bersamaan sumber daya lain Aset pendasar tidak memiliki ketergantunagan yagn tinggi dengan aset pendasar lainnya. Kontrak dapat meliputi jumlah terutang oleh penyewa untuk aktivitas dan biaya yagn tidak mengalihkan barang atau jasa, misal beban administrasi. Jumlah tersebut tidak menimbulkan komponen terpisah namun dipertimbangkan sebagai bagian dari imbalan total

Memisahkan komponen sewa Penyewa Penyewa mengalokasi imbalan dalam kontrak ke komponen sewa berdasarkan harga tersendiri relatif komponen sewa dan harga tersendiri agregat dari komponen nonsewa. Harga tersendiri  harga yang akan dibebankan oleh pesewa, atau pemasok serupa, kepada entitas, secara terpisah. Jika harga tersendiri tidak tersedia,  penyewa mengestimasi dengan memaksimalkan penggunaan informasi yang dapat diobservasi. Cara praktis, penyewa dapat memilih, berdasarkan kelas aset pendasar, untuk tidak memisahkan komponen nonsewa dari komponen sewa, dan memilih mencatat sebagai komponen sewa tunggal. Penyewa tidak menerapkan cara praktis untuk derivatif lekatan yang memenuhi kriteria PSAK 71. Kecuali cara praktis diterapkan, penyewa mencatat komponen nonsewa dengan menerapkan Pernyataan relevan lainnya. Pesewa Untuk kontrak yang mengandung komponen sewa dan tambahan satu atau lebih komponen sewa atau nonsewa, pesewa mengalokasi imbalan dalam kontrak dengan menerapkan PSAK 72: paragraf 73–90.

Masa Sewa Entitas menentukan masa sewa sebagai periode sewa yang tidak dapat dibatalkan, dan juga: (a) periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang sewa jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi tersebut; dan (b) periode yang dicakup oleh opsi untuk menghentikan sewa jika penyewa cukup pasti untuk tidak mengeksekusi opsi tersebut.

Masa Sewa Sewa tidak lagi dapat dipaksakan ketika penyewa dan pesewa masing-masing memiliki hak untuk menghentikan sewa tanpa izin dari pihak lain dengan denda yang tidak signifikan. Jika hanya penyewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka hak tersebut dipertimbangkan sebagai opsi untuk menghentikan sewa yang tersedia untuk dipertimbangkan ketika menentukan masa sewa. Jika hanya pesewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka periode sewa meliputi periode yang tercakup oleh opsi untuk menghentikan sewa tersebut. Masa sewa dimulai pada tanggal permulaan dan meliputi periode sewa cuma- cuma yang diberikan pesewa kepada penyewa.

Perubahan Masa Sewa Entitas merevisi masa sewa jika terdapat perubahan dalam periode sewa yang tidak dapat dibatalkan. Sebagai contoh, periode sewa akan berubah jika: penyewa mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa; penyewa tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam penentuan masa sewa; suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual mewajibkan penyewa untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa; atau suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual membatasi penyewa untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam menentuan masa sewa.

Penilaian kembali Masa Sewa Penyewa menilai kembali apakah cukup pasti untuk mengeksekusi opsi perpanjangan, atau untuk tidak mengeksekusi opsi penghentian, pada saat terjadinya peristiwa signifikan atau perubahan signifikan dalam kondisi yang: berada dalam pengendalian penyewa; dan mempengaruhi apakah penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa, atau untuk tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam penentuan masa sewa (sebagaimana dideskripsikan dalam paragraph PP41).

Akuntansi Penyewa Pengakuan Pengukuran Awal Aset Hak Guna Pada tanggal permulaan, penyewa mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa. Pengukuran Awal Aset Hak Guna Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak- guna pada biaya perolehan.

Biaya Perolehan Aset Hak Guna jumlah pengukuran awal liabilitas sewa, (par 26); pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal permulaan, dikurangi dengan insentif sewa yang diterima; biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa; dan estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa dalam membongkar dan memindahkan aset pendasar, merestorasi tempat di mana aset berada atau merestorasi aset pendasar ke kondisi yang disyaratkan oleh syarat dan ketentuan sewa, kecuali biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk menghasilkan persediaan. Penyewa dikenai kewajiban atas biaya-biaya tersebut baik pada tanggal permulaan atau sebagai konsekuensi dari telah menggunakan aset pendasar selama periode tertentu.

Estimasi Biaya pembongkaran Penyewa mengakui estimasi biaya pembongkaran sebagai bagian dari biaya perolehan aset hak-guna ketika timbul kewajiban atas biaya-biaya tersebut. Penyewa menerapkan PSAK 14: Persediaan untuk biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu sebagai konsekuensi dari telah menggunakan aset hak-guna untuk menghasilkan persediaan selama periode tersebut. Kewajiban atas biaya yang dicatat dengan menerapkan Pernyataan ini atau PSAK 14, diakui dan diukur dengan menerapkan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.

Akuntansi Penyewa Pengukuran Awal Liabilitas Sewa Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum dibayar pada tanggal tersebut. Pembayaran sewa didiskontokan dengan menggunakan suku bunga implisit dalam sewa, jika suku bunga tersebut dapat ditentukan. Jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, maka penyewa menggunakan suku bunga pinjaman inkremental penyewa.

Pembayaran sewa pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf PP42), dikurangi dengan piutang insentif sewa; pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga pada tanggal permulaan (sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf 28); jumlah yang diperkirakan akan dibayarkan oleh penyewa dalam jaminan nilai residual; harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi tersebut (dinilai dengan mempertimbangkan faktor yang dideskripsikan dalam paragraf PP37–PP40); dan pembayaran penalti karena penghentian sewa, jika masa sewa merefleksikan penyewa mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.

Akuntansi Penyewa Pengukuran Selanjutnya Aset Hak Guna Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak-guna dengan menerapkan model biaya, kecuali entitas menerapkan model pengukuran lain yang dideskripsikan dalam paragraf 34 dan 35.

Akuntansi Penyewa Model Biaya Model Biaya Penyewa mengukur aset hak-guna pada biaya perolehan: dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai; dan disesuaikan dengan pengukuran kembali liabilitas sewa yang ditetapkan dalam paragraf 36(c). Penyewa menerapkan persyaratan penyusutan dalam PSAK 16 dalam menyusutkan aset hak-guna, dengan mempertimbangkan persyaratan: Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada penyewa pada akhir masa sewa atau jika biaya perolehan merefleksikan penyewa akan mengeksekusi opsi beli, maka penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga akhir umur manfaat aset pendasar. Jika tidak, maka penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga tanggal yang lebih awal antara akhir umur manfaat aset hak-guna atau akhir masa sewa. Penyewa menerapkan PSAK 48 untuk menentukan apakah aset hak-guna mengalami penurunan nilai dan mencatat kerugian penurunan nilai.

Akuntansi Penyewa Pengukuran Selanjutnya Aset Hak Guna Model Pengukuran lainnya Jika penyewa menerapkan model nilai wajar sesuai PSAK 13: untuk aset properti investasinya, maka penyewa juga menerapkan model nilai wajar untuk aset hak-guna yang memenuhi definisi properti investasi dalam PSAK 13: Properti Investasi. Jika aset hak-guna terkait dengan kelas aset tetap di mana penyewa menerapkan model revaluasi sesuai PSAK 16: Aset Tetap, maka penyewa dapat memilih untuk menerapkan model revaluasi tersebut untuk seluruh aset hak-guna yang terkait dengan kelas aset tetap tersebut.

Pengukuran selanjutnya liabilitas sewa Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa dengan: meningkatkan jumlah tercatat untuk merefleksikan bunga atas liabilitas sewa; mengurangi jumlah tercatat untuk merefleksikan sewa yang telah dibayar; dan mengukur kembali jumlah tercatat untuk merefleksikan penilaian kembali atau modifikasi sewa yang ditetapkan dalam paragraf 39–46, atau untuk merefleksikan pembayaran sewa tetap secara-substansi revisian (lihat paragraf PP42). Bunga atas liabilitas sewa pada masing-masing periode adalah jumlah yang menghasilkan suku bunga periodik yang konstan atas sisa saldo liabilitas sewa. Penyewa mengakui dalam laba rugi, kecuali biaya tersebut sudah termasuk dalam jumlah tercatat aset lain dengan menerapkan Pernyataan lain yang relevan: bunga atas liabilitas sewa; dan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa pada periode di mana kejadian atau kondisi yang memicu pembayaran tersebut terjadi.

Penilaian kembali liabilitas sewa Penyewa mengakui jumlah pengukuran kembali liabilitas sewa sebagai penyesuaian terhadap aset hak-guna. Jika jumlah tercatat aset hak-guna berkurang menjadi nol dan masih terdapat pengurangan dalam pengukuran liabilitas sewa, maka penyewa mengakui sisa jumlah pengukuran kembali dalam laba rugi. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian menggunakan tingkat diskonto revisian, jika: terdapat perubahan masa sewa, sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf 20– 21. Penyewa menentukan pembayaran sewa revision berdasarkan masa sewa revisian; atau terdapat perubahan pada penilaian atas opsi untuk membeli aset pendasar, dinilai dengan mempertimbangkan kejadian dan keadaan yang dideskripsikan dalam paragraf 20–21 dalam konteks opsi beli. Penyewa menentukan pembayaran sewa revisian untuk merefleksikan perubahan dalam jumlah terutang dalam opsi beli.

Penilaian kembali liabilitas sewa Penyewa menentukan tingkat diskonto revisian sebagai suku bunga implisit dalam sewa untuk sisa masa sewa, jika tingkat diskonto revisian tersebut dapat ditentukan; atau suku bunga pinjaman inkremental penyewa pada tanggal penilaian kembali, jika suku bunga implisit dalam sewa tidak dapat ditentukan. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian, jika: terdapat perubahan dalam jumlah yang diperkirakan akan dibayar dalam jaminan nilai residual. terdapat perubahan pembayaran sewa masa depan sebagai akibat dari perubahan indeks atau suku bunga yang digunakan untuk menentukan pembayaran tersebut. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa untuk merefleksikan pembayaran sewa revisian tersebut hanya ketika terdapat perubahan dalam arus kas (yaitu ketika terdapat penyesuaian pembayaran sewa). Penyewa menentukan pembayaran sewa revision untuk sisa masa sewa berdasarkan pembayaran kontraktual revisian. Penyewa menggunakan tingkat diskonto yang tidak berubah, kecuali perubahan pembayaran sewa berasal dari perubahan dalam suku bunga mengambang. Dalam hal tersebut, penyewa menggunakan tingkat diskonto revisian yang merefleksikan perubahan dalam suku bunga.

Modifikasi Sewa Penyewa mencatat modifikasi sewa sebagai sewa terpisah jika: modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak untuk menggunakan satu aset pendasar atau lebih; dan imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu. Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, pada tanggal efektif modifikasi sewa, penyewa: mengalokasikan imbalan kontrak modifikasian dengan menerapkan paragraf 13–16; menentukan masa sewa dari sewa modifikasian dengan menerapkan paragraf 18–19; dan mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa revisian menggunakan tingkat diskonto revisian. Tingkat diskonto revisian ditentukan sebagai suku bunga implisit dalam sewa untuk sisa masa sewa, jika dapat ditentukan; atau suku bunga pinjaman inkremental penyewa pada tanggal efektif modifikasi, jika suku bunga implisit dalam sewa tidak dapat ditentukan.

Modifikasi Sewa Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, penyewa mencatat pengukuran kembali liabilitas sewa dengan: menurunkan jumlah tercatat aset hak-guna untuk merefleksikan penghentian parsial atau penuh sewa untuk modifikasi sewa yang menurunkan ruang lingkup sewa. Penyewa mengakui dalam laba rugi setiap laba rugi yang terkait dengan penghentian parsial atau penuh sewa tersebut. membuat penyesuaian terkait dengan aset hak-guna untuk seluruh modifikasi sewa lainnya.

Penyajian – Posisi Keuangan Penyewa menyajikan dalam laporan posisi keuangannya, atau mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangannya: aset hak-guna secara terpisah dari aset lainnya. Jika penyewa tidak menyajikan aset hak-guna secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa: menyajikan aset hak-guna dalam pos yang sama dengan pos yang digunakan untuk menyajikan aset pendasar serupa jika aset tersebut dimiliki; dan mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup aset hak-guna tersebut. liabilitas sewa secara terpisah dari liabilitas lain. Jika penyewa tidak menyajikan liabilitas sewa secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup liabilitas tersebut.

Penyajian – Laba Rugi dan Laporan Arus Kas Persyaratan penyajian aset hak guna terpisah tidak diterapkan pada aset hakguna yang memenuhi definisi properti investasi, yang disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai properti investasi. Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, disajikan: beban bunga atas liabilitas sewa beban penyusutan untuk aset hak-guna. Beban bunga atas liabilitas sewa merupakan komponen biaya keuangan, di mana PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 82(b) mensyaratkan untuk disajikan secara terpisah Dalam laporan arus kas, penyewa mengklasifikasikan: pembayaran kas untuk bagian pokok liabilitas sewa dalam aktivitas pendanaan; pembayaran kas untuk bagian bunga liabilitas sewa dengan menerapkan persyaratan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas untuk pembayaran bunga; dan pembayaran sewa jangka-pendek, pembayaran sewa aset bernilai rendah, dan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa dalam aktivitas operasi.

Pengungkapan Tujuan pengungkapan adalah agar penyewa dapat mengungkapkan informasi dalam catatan atas laporan keuangan, serta informasi yang diberikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas penyewa. Penyewa mengungkapkan informasi tentang sewanya dalam catatan atas laporan keuangan atau bagian terpisah dalam laporan keuangannya. Penyewa tidak perlu menduplikasi informasi yang telah disajikan di bagian lain dalam laporan keuangan, jika informasi tersebut telah tercakup melalui referensi silang dalam catatan tunggal atau bagian terpisah tentang sewa.

Pengungkapan – par 53 Penyewa mengungkapkan jumlah berikut ini untuk periode pelaporan: beban penyusutan untuk aset hak-guna berdasarkan kelas aset pendasar; beban bunga atas liabilitas sewa; beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek yang dicatat dengan menerapkan paragraf 06. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait dengan sewa dengan masa sewa 1 bulan atau kurang; beban yang terkait dengan sewa aset bernilai-rendah yang dicatat dengan menerapkan paragraf 06. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek atas aset bernilai-rendah yang ada dalam paragraf 53(c); beban yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa; pendapatan dari mensubsewakan aset hak-guna; total pengeluaran kas untuk sewa; penambahan aset hak-guna; keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual dan sewabalik; dan jumlah tercatat aset hak-guna pada akhir periode pelaporan berdasarkan kelas aset pendasar.

Pengungkapan Penyewa memberikan pengungkapan dalam format tabel, kecuali format lain lebih tepat. Jumlah yang diungkapkan meliputi biaya yang telah penyewa masukkan dalam jumlah tercatat aset lain selama periode pelaporan. Penyewa mengungkapan jumlah komitmen sewa untuk sewa jangka-pendek yang dicatat dengan menerapkan paragraf 06 Jika aset hak-guna memenuhi definisi properti investasi, maka penyewa menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13. Dalam hal tersebut, penyewa tidak disyaratkan untuk memberikan pengungkapan dalam paragraf 53(a), (f), (h), atau (j) untuk aset hak-guna tersebut. Jika penyewa mengukur aset hak-guna pada jumlah revaluasian dengan menerapkan PSAK 16: Aset Tetap, maka penyewa mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh PSAK 16: Aset Tetap paragraf 77 untuk aset hak-guna tersebut. Penyewa mengungkapkan analisis jatuh tempo atas liabilitas sewa dengan menerapkan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraph 39 dan PP11 secara terpisah dari analisis jatuh tempo liabilitas keuangan lain.

Pengungkapan Sebagai tambahan, penyewa mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif tambahan tentang aktivitas sewanya, Informasi tambahan ini dapat meliputi, namun tidak terbatas pada informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai: sifat aktivitas sewa penyewa; pengeluaran kas masa depan yang berpotensi memberikan dampak kepada penyewa yang tidak terefleksikan dalam pengukuran liabilitas sewa. Ini termasuk dampak yang timbul dari: pembayaran sewa variabel; opsi perpanjangan dan opsi penghentian; jaminan nilai residual; sewa yang belum dimulai oleh penyewa yang telah berkomitmen. pembatasan atau perjanjian yang timbul dari sewa; dan transaksi jual dan sewa-balik Penyewa yang mencatat sewa jangka-pendek atau sewa aset bernilai- rendah dengan menerapkan paragraf 06 mengungkapkan fakta tersebut.

AKUNTANSI PESEWA KLASIFIKASI Pesewa mengklasifikasi masing-masing sewanya baik sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar.

Indikator Apakah suatu sewa merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi bergantung pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya. Contoh situasi yang secara individual atau gabungan yang akan menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar kepada penyewa pada akhir masa sewa; penyewa memiliki opsi untuk membeli aset pendasar pada harga yang diperkirakan cukup rendah dari nilai wajar pada tanggal opsi tersebut mulai dapat dieksekusi sehingga menjadi cukup pasti, pada tanggal insepsi, bahwa opsi tersebut akan dieksekusi; masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomik dari aset pendasar meski hak kepemilikan tidak dialihkan; pada tanggal insepsi, nilai kini dari pembayaran sewa setidaknya mencakup secara substansial seluruh nilai wajar aset pendasar; dan aset pendasar bersifat khusus sehingga hanya penyewa yang dapat menggunakannya tanpa modifikasi signifikan.

Indikator Indikator situasi yang secara individual atau gabungan juga dapat menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: jika penyewa dapat membatalkan sewa, maka kerugian pesewa yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh penyewa; keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residual terutang pada penyewa (sebagai contoh, dalam bentuk potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil penjualan pada akhir sewa); dan penyewa memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua pada harga rental yang secara substansial lebih rendah daripada rental pasar.

Sewa Pembiayaan Pengakuan dan Pengukuran Pengukuran Awal Pada tanggal permulaan, pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan dan menyajikannya sebagai piutang pada jumlah yang sama dengan investasi neto sewa. Pengukuran Awal Pesewa menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk mengukur investasi neto sewa. Jika suku bunga implisit dalam subsewa tidak dapat ditentukan, maka pesewa- antara dapat menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam sewa utama (disesuaikan dengan biaya langsung awal yang terkait dengan subsewa) untuk mengukur investasi neto dalam subsewa. Biaya langsung awal, selain yang ditimbulkan oleh pesewa pabrikan atau diler, dimasukkan dalam pengukuran awal investasi neto sewa dan mengurangi jumlah penghasilan yang diakui sepanjang masa sewa.

Sewa Pembiayaan Investasi neto sewa Pembayaran sewa yang termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa meliputi pembayaran atas hak untuk menggunakan aset pendasar selama masa sewa yang belum diterima pada tanggal permulaan sebagai berikut: pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi), dikurangi dengan insentif sewa terutang; pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga, yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga pada tanggal permulaan; jaminan nilai residual yang diberikan kepada pesewa oleh penyewa, pihak yang terkait dengan penyewa, atau pihak ketiga yang tidak terkait dengan pesewa yang secara finansial mampu melaksanakan kewajibannya dalam jaminan tersebut; harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup yakin untuk mengeksekusi opsi tersebut, dan pembayaran penalti karena menghentikan sewa, jika penyewa akan mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.

Sewa Pembiayaan Pengukuran Selanjutnya Pesewa mengakui penghasilan keuangan sepanjang masa sewa, berdasarkan suatu pola yang merefleksikan tingkat imbalan periodik yang konstan atas investasi neto sewa pesewa. Pesewa mengalokasikan penghasilan keuangan sepanjang masa sewa dengan dasar yang sistematik dan rasional. Pesewa menerapkan pembayaran sewa terkait dengan periode tersebut untuk mengurangi pokok dan penghasilan keuangan yang belum diterima. Pesewa menerapkan penghentian pengakuan dan penurunan nilai dalam PSAK 71. Pesewa meninjau ulang secara reguler nilai residual takterjamin estimasian yang digunakan dalam menghitung investasi bruto sewa. Jika terdapat pengurangan nilai residual takterjamin estimasian, maka pesewa merevisi alokasi penghasilan selama masa sewa dan segera mengakui setiap pengurangan jumlah yang terutang. 78. Pesewa yang mengklasifikasikan aset dalam sewa pembiayaan sebagai dikuasai untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dikuasai untuk dijual) dengan menerapkan PSAK 58.

Sewa Pembiayaan Modifikasi Sewa Pesewa mencatat modifikasi sewa pembiayaan sebagai sewa terpisah jika: modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak untuk menggunakan satu aset pendasar atau lebih; dan imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu. Untuk modifikasi sewa pembiayaan yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, pesewa mencatat modifikasi tersebut sebagai : jika sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi ketika modifikasi diberlakukan pada tanggal insepsi, maka pesewa: mencatat modifikasi sewa sebagai sewa baru sejak tanggal efektif modifikasi; dan mengukur jumlah tercatat aset pendasar sebagai investasi neto sewa segera sebelum tanggal efektif modifikasi sewa. jika tidak, maka pesewa menerapkan persyaratan dalam PSAK 71: Instrumen Keuangan.

Sewa Operasi Pengakuan dan Pengukuran Pesewa mengakui pembayaran sewa dari sewa operasi sebagai penghasilan dengan dasar garis lurus atau dasar sistematik lain. Pesewa menerapkan dasar sistematik lain jika dasar tersebut lebih merepresentasikan pola manfaat dari penggunaan aset pendasar yang menurun. Pesewa mengakui biaya, termasuk penyusutan, yang timbul dalam mendapatkan penghasilan sewa sebagai beban. Pesewa menambahkan biaya langsung awal yang timbul dalam mendapatkan sewa operasi pada jumlah tercatat aset pendasar dan mengakui biaya tersebut sebagai beban sepanjang masa sewa atas dasar yang sama dengan penghasilan sewa. Kebijakan penyusutan atas aset pendasar yang dapat disusutkan untuk sewa operasi konsisten dengan kebijakan penyusutan normal pesewa untuk aset serupa sesuai PSAK 16 dan PSAK 19: Aset Takberwujud. Pesewa menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset untuk menentukan apakah aset pendasar untuk sewa operasi mengalami penurunan nilai. Pesewa pabrikan atau diler tidak mengakui laba penjualan dalam sewa operasi karena hal tersebut tidak ekuivalen dengan penjualan.

Sewa Operasi Modifikasi Sewa Pesewa mencatat modifikasi sewa operasi sebagai sewa baru sejak tanggal efektif modifikasi, dengan mempertimbangkan pembayaran sewa dibayar di muka atau terutang terkait dengan sewa orisinal sebagai bagian dari pembayaran sewa untuk sewa baru. Penyajian Pesewa menyajikan aset pendasar sewa operasi dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan sifat aset pendasar tersebut.

Pengungkapan Tujuan pengungkapan adalah agar pesewa mengungkapkan informasi dalam catatan atas laporan keuangan, serta informasi yang ada dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas pesewa. Paragraf 90–97 menetapkan persyaratan bagaimana tujuan ini dapat tercapai.

Pengungkapan Pesewa mengungkapkan jumlah sebagai berikut untuk periode pelaporannya (par 90): untuk sewa pembiayaan: laba atau rugi penjualan; penghasilan keuangan atas investasi neto sewa; dan penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa. untuk sewa operasi, penghasilan sewa, secara terpisah mengungkapkan penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak bergantung pada suatu indeks atau suku bunga. Pesewa memberikan pengungkapan yang ditetapkan dalam paragraf 90 dalam bentuk format tabel, kecuali format lain lebih tepat.

Pengungkapan Pesewa mengungkapkan tambahan informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai aktivitas sewa untuk memenuhi tujuan pengungkapan. Informasi tambahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, informasi yang membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai: sifat aktivitas sewa pesewa; dan bagaimana pesewa mengelola risiko yang terkait dengan hak yang dipertahankan pada aset pendasar. Khususnya, pesewa mengungkapkan strategi manajemen risiko untuk hak yang dipertahankan pada aset pendasar, termasuk cara-cara pesewa mengurangi risiko tersebut. Cara tersebut dapat mencakup, sebagai contoh, perjanjian beli-kembali, jaminan nilai residual, atau pembayaran sewa variabel untuk penggunaan di atas batas yang telah ditetapkan.

Pengungkapan Sewa Pembiayaan Pesewa memberikan penjelasan kualitatif dan kuantitatif atas perubahan signifikan pada jumlah tercatat investasi neto dalam sewa pembiayaan. Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo piutang pembayaran sewa, dengan menunjukkan pembayaran sewa yang tidak didiskontokan yang akan diterima secara tahunan minimum untuk 5 tahun pertama dan jumlah total untuk sisa tahun. Pesewa merekonsiliasi pembayaran sewa yang tidak didiskontokan pada investasi neto sewa. Rekonsiliasi mengidentifikasi penghasilan keuangan yang belum diterima terkait piutang pembayaran sewa dan nilai residual takterjamin yang didiskontokan.

Pengungkapan Sewa Operasi Untuk item aset tetap yang merupakan sewa operasi, pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan yang ada dalam PSAK 16: Aset Tetap. Pesewa memisahkan tiap-tiap kelas aset tetap ke dalam aset yang merupakan sewa operasi dan aset yang bukan sewa operasi. Pesewa memberikan pengungkapan sesuai PSAK 16: Aset Tetap untuk aset yang merupakan sewa operasi (berdasarkan kelas aset pendasar) secara terpisah dari aset yang dimiliki sendiri dan digunakan pesewa. Pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 19, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, dan PSAK 69: Agrikultur untuk aset yang merupakan sewa operasi. Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo pembayaran sewa yang menunjukkan pembayaran sewa yang tidak didiskontokan yang akan diterima secara tahunan minimum untuk 5 tahun pertama dan jumlah total untuk sisa tahun.

Transaksi Jual dan Sewa Balik Jika entitas (penjual–penyewa) mengalihkan aset kepada entitas lain (pembeli–pesewa) dan menyewa aset tersebut kembali dari pembeli–pesewa, maka baik penjual–penyewa maupun pembeli–pesewa mencatat kontrak pengalihan dan sewa Entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan kewajiban pelaksanaan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan telah terpenuhi untuk menentukan apakah pengalihan aset dicatat sebagai penjualan aset tersebut.

Transaksi Jual dan Sewa Balik Menilai Apakah Pengalihan Aset Merupakan Penjualan Entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan kewajiban pelaksanaan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan telah terpenuhi untuk menentukan apakah pengalihan aset dicatat sebagai penjualan aset tersebut. Pengalihan Aset Merupakan Penjualan Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa memenuhi persyaratan PSAK 72 untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka: penjual–penyewa mengukur aset hak-guna yang timbul dari sewa-balik pada proporsi jumlah tercatat aset sebelumnya yang terkait dengan hak guna yang dipertahankan oleh penjual–penyewa. Penjual–penyewa mengakui hanya jumlah untung atau rugi yang terkait dengan hak yang dialihkan ke pembeli– pesewa. pembeli–pesewa mencatat pembelian aset dengan menerapkan Pernyataan yang relevan, dan untuk sewa dengan menerapkan persyaratan akuntansi pesewa dalam Pernyataan ini.

Transaksi Jual dan Sewa Balik Jika nilai wajar imbalan untuk penjualan aset tidak sama dengan nilai wajar aset, atau jika pembayaran untuk sewa tidak sama dengan harga pasar, maka entitas melakukan penyesuaian di bawah ini untuk mengukur hasil penjualan pada nilai wajar: jika di bawah harga pasar, maka dicatat sebagai pembayaran sewa dibayar di muka; dan jika di atas harga pasar, maka dicatat sebagai tambahan pembiayaan yang diberikan oleh pembeli–pesewa kepada penjual–penyewa. Entitas mengukur kemungkinan penyesuaian berdasarkan mana yang lebih dapat ditentukan dari: selisih antara nilai wajar imbalan penjualan dan nilai wajar aset; dan selisih antara nilai kini pembayaran kontraktual sewa dan nilai kini pembayaran sewa pada harga pasar.

Transaksi Jual dan Sewa Balik Pengalihan Aset Bukan Merupakan Penjualan Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa tidak memenuhi persyaratan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka: penjual–penyewa melanjutkan pengakuan aset alihan dan mengakui liabilitas keuangan sebesar hasil pengalihan. Penjual-penyewa mencatat liabilitas keuangan dengan menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan. pembeli–pesewa tidak mengakui aset alihan dan mengakui aset keuangan sebesar hasil pengalihan. Pembeli-pesewa mencatat aset keuangan dengan menerapkan DE PSAK 71: Instrumen Keuangan.

Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode pelaporan tahunan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020. Penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang menerapkan PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan pada atau sebelum tanggal penerapan awal Pernyataan ini. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih awal, maka fakta tersebut diungkapkan. Transisi Definisi sewa – boleh memilih menerapkan secara retroaktif atau prospektif Penyewa – secara retrospektif sesuai PSAK 25 atau retrospetif dengan dampak kumulatif

CONTOH 1 Identifikasi Sewa Perusahaan Café (Pelanggan) menyepakati kontrak dengan operator stasiun LRT (Pemasok) untuk menggunakan ruang di stasiun untuk membuka cafe selama 5 tahun. Kontrak mencantumkan luas ruang dan beberapa area stasiun yang dapat digunakan. Pemasok memiliki hak untuk mengubah lokasi ruang yang dialokasikan kepada Pelanggan sewaktu-waktu selama periode penggunaan. Terdapat biaya minimum bagi Pemasok yang diasosiasikan dengan mengubah ruang untuk Pelanggan: Pelanggan menggunakan kios, yang dapat dipindahkan dengan mudah, untuk membuka cafenya. Banyak area di stasiun yang tersedia dan yang akan memenuhi spesifikasi ruang dalam kontrak. Kontrak tidak mengandung sewa. Meskipun luas ruang yang digunakan oleh Pelanggan tercantum dalam kontrak, tidak terdapat aset identifikasian. Pelanggan mengendalikan kios miliknya sendiri. Akan tetapi, kontrak tersebut untuk ruang di stasiun, dan ruang ini dapat berubah sesuai diskresi Pemasok. Pemasok memiliki kemampuan mengubah ruangan dan secara ekonomik menerima manfaat dari mensubstitusi ruann yang disewa

CONTOH 2 Identifikasi Sewa Pelanggan menyepakati kontrak dengan Pemasok untuk penggunaan 1 truk selama 2 minggu untuk mengangkut barang dari Aceh sampai Surabaya. Pemasok tidak memiliki hak substitusi. Hanya barang yang telah ditentukan dalam kontrak. Kontrak menetapkan jarak maksimum yang dilalui truk. Pelanggan dapat memilih rincian perjalanan (kecepatan, rute, perhentian untuk istirahat, dll) dalam parameter kontrak. Pelanggan tidak memiliki hak untuk melanjutkan penggunaan truk setelah perjalanan yang ditentukan sudah diselesaikan. Barang yang diangkut, dan waktu serta lokasi penjemputan di Aceh dan pengiriman ke Surabaya ditentukan dalam kontrak. Pelanggan bertanggung jawab untuk mengendarai truk dari Aceh ke Surabaya. Kontrak mengandung sewa truk. Pelanggan memiliki hak untuk menggunakan truk selama durasi perjalanan yang ditetapkan. Terdapat aset identifikasian. Truk secara eksplisit ditetapkan dalam kontrak, dan Pemasok tidak memiliki hak untuk mensubstitusi truk. Pelanggan memiliki hak untuk mengendalikan penggunaan truk sepanjang periode penggunaan karena: Pelanggan memiliki hak untuk mendapatkan secara substantial seluruh manfaat ekonomik dari penggunaan truk selama periode penggunaan. Pelanggan menggunakan truk secara eksklusif sepanjang periode penggunaan. Pelanggan memiliki hak untuk mengarahkan penggunaan truk. Karena durasi kontrak adalah 1 minggu, maka sewa ini memenuhi definisi sewa jangka- pendek.

CONTOH 3 Sewa Bernilai Rendah Penyewa dalam industri pabrikan farmasi dan distribusi memiliki sewa sebagai berikut: sewa estat real (baik gedung perkantoran maupun gudang). sewa peralatan pabrik. sewa mobil perusahaan, baik untuk personalia penjualan maupun manajemen senior dan dengan berbagai kualitas, spesifikasi, dan nilai. sewa truk dan mobil van yang digunakan untuk tujuan pengiriman dengan berbagai ukuran dan nilai. sewa peralatan IT untuk digunakan oleh karyawan individual (seperti laptop, komputer desktop, PDA, printer, dan ponsel). sewa server, termasuk berbagai modul terpisah yang meningkatkan kapasitas penyimpanan server. Modul telah ditambahkan pada server utama dari waktu ke waktu ketika Penyewa membutuhkan peningkatan kapasitas penyimpanan server. sewa peralatan kantor: mebel kantor (seperti kursi, meja, dan partisi kantor); dispenser air; dan alat fotokopi multifungsi berkapasitas-tinggi.

CONTOH 3 Sewa Bernilai Rendah Sewa aset bernilai-rendah Penyewa menentukan bahwa sewa berikut ini memenuhi kualifikasi sebagai sewa aset bernilai-rendah atas dasar aset pendasar, ketika baru, secara individual memiliki nilai rendah: sewa peralatan IT untuk digunakan oleh karyawan individual; dan sewa mebel kantor dan dispenser air. Meskipun masing-masing modul dalam server, jika dipertimbangkan secara individual, mungkin merupakan aset yang memiliki nilai rendah, sewa modul dalam server tidak memenuhi kualifikasi sebagai sewa aset bernilai-rendah. Hal ini dikarenakan masing- masing modul memiliki interelasi yang tinggi dengan bagian lain dari server. Penyewa tidak akan menyewa modul tanpa menyewa server.

CONTOH 3 Sewa Bernilai Rendah Penerapan portofolio Penyewa menerapkan persyaratan pengakuan dan pengukuran dalam PSAK 73: Sewa pada sewa estat real, peralatan pabrik, mobil kantor, truk, dan mobil van, server dan alat fotokopi multifungsi berkapasitas-tinggi. Penyewa mengelompokkan mobil kantor, truk dan mobil van ke dalam portofolio. Mobil kantor Penyewa disewa dalam serangkaian perjanjian sewa master. Penyewa menggunakan 8 jenis mobil kantor yang berbeda, yang bervariasi berdasarkan harga dan dialokasikan pada staf sesuai senioritas dan wilayah. Penyewa memiliki perjanjian sewa master untuk masing-masing jenis mobil kantor yang berbeda. Sewa individual dalam masing-masing perjanjian sewa master semuanya serupa (termasuk tanggal mulai dan berakhirnya sewa), namun syarat dan ketentuan secara umum bervariasi dari satu perjanjian sewa master dengan yang lain. Karena sewa individual dalam masing-masing perjanjian sewa master serupa satu sama lain, Penyewa secara rasional memiliki ekspektasi bahwa penerapan PSAK 73: Sewa pada masing-masing perjanjian sewa master tidak akan menghasilkan dampak yang berbeda secara material daripada menerapkan PSAK 73 pada masing-masing sewa individual dalam perjanjian sewa master. Konsekuensinya, Penyewa menyimpulkan bahwa penerapan PSAK 73 pada masingmasing perjanjian sewa master sebagai suatu portofolio dapat diterapkan. Sebagai tambahan, Penyewa menyimpulkan bahwa 2 dari 8 perjanjian sewa master itu serupa dan mencakup secara substansial jenis mobil kantor yang serupa pada wilayah yang serupa. Penyewa secara rasional berekspektasi bahwa dampak penerapan PSAK 73 pada gabungan portofolio sewa dalam 2 perjanjian sewa master tidak akan berbeda secara material dari penerapan PSAK 73 pada masing-masing sewa dalam portofolio gabungan. Oleh karena itu, Penyewa menyimpulkan bahwa 2 perjanjian sewa master tersebut dapat digabungkan lagi menjadi satu portfolio sewa tunggal.

CONTOH 3 Sewa Bernilai Rendah Penerapan portofolio Truk dan mobil van Penyewa disewa dalam perjanjian sewa individual. Terdapat 6.500 sewa secara total. Seluruh sewa truk memiliki kondisi yang serupa, sama seperti seluruh sewa mobil van. Masa sewa truk secara umum 4 tahun dan menggunakan model truk yang serupa. Masa sewa mobil van secara umum 5 tahun dan menggunakan model mobil van yang serupa. Penyewa secara rasional memiliki ekspektasi bahwa penerapan persyaratan PSAK 73: Sewa pada portofolio sewa truk dan sewa mobil van, yang dikelompokkan berdasarkan jenis aset pendasar, wilayah, dan periode kuartal yang disepakati dalam sewa, tidak akan mengakibatkan dampak yang berbeda secara material dari penerapan persyaratan tersebut pada sewa truk atau mobil van individual. Konsekuensinya, Penyewa menerapkan persyaratan PSAK 73 untuk portofolio yang berbeda-beda atas sewa truk dan mobil van, alih-alih atas 6.500 sewa individual.

CONTOH 4 Alokasi Sewa Pesewa menyewakan buldoser, truk, dan ekskavator kepada Penyewa untuk digunakan dalam kegiatan operasi pertambangan Penyewa selama 4 tahun. Pesewa juga menyetujui untuk memelihara masing-masing item peralatan selama masa sewa. Total imbalan dalam kontrak adalah Rp600.000 (a), dibayar dengan angsuran per tahun sebesar Rp150.000, dan jumlah variabel yang bergantung pada jam kerja dalam pemeliharaan ekskavator berjangkauan-jauh. Pembayaran variabel maksimum 2% dari biaya penggantian ekskavator berjangkauan-jauh. Imbalan termasuk biaya jasa pemeliharaan untuk masing- masing item peralatan. Penyewa mencatat komponen non-sewa (jasa pemeliharaan) secara terpisah dari masing-masing sewa peralatan dengan menerapkan PSAK 73 paragraf 12. Penyewa tidak memilih cara praktis dalam PSAK 73 paragraf 15. Penyewa mempertimbangkan persyaratan dalam PSAK 73 paragraf PP32 dan menyimpulkan bahwa sewa buldoser, truk, dan ekskavator berjangkauan-jauh merupakan komponen sewa yang terpisah.

CONTOH 4 Alokasi Sewa Penyewa mengalokasi imbalan tetap dalam kontrak (Rp600.000) pada komponen sewa dan non-sewa sebagai berikut: Buldoser Truk Ekskavator Total Sewa 170.000 102.000 224.000 496.000 Non-sewa 104.000 Total imbalan tetap 600.000 Penyewa mengalokasi seluruh imbalan variabel ke pemeliharaan ekskavator berjangkauan-jauh dan juga komponen non-sewa kontrak. Penyewa kemudian mencatat masing-masing komponen sewa dengan menerapkan pedoman PSAK 73: Sewa, dengan memperlakukan imbalan yang dialokasikan tersebut sebagai pembayaran sewa untuk masing- masing komponen sewa.

CONTOH 5 Pengukuran dan Pencatatan Perubahan Penyewa menyepakati sewa bangunan selama 10 tahun, dengan opsi untuk diperpanjang selama 5 tahun. Pembayaran sewa sebesar Rp50.000 per tahun selama masa awal dan Rp55.000 per tahun selama periode opsional, seluruhnya dibayar pada awal masing-masing tahun. Untuk mendapatkan sewa tersebut, Penyewa membayar biaya langsung awal sebesar Rp20.000, di mana Rp15.000 terkait pembayaran kepada penghuni sebelumnya dan Rp5.000 terkait komisi yang dibayarkan pada agen estat real. Sebagai insentif kepada Penyewa karena telah menyepakati kontrak sewa, Pesewa setuju untuk menggantikan komisi agen estat real sebesar Rp5.000 dan perbaikan properti-sewaan sebesar Rp7.000. Pada tanggal permulaan, Penyewa menyimpulkan bahwa tidak cukup pasti untuk mengeksekusi opsi untuk memperpanjang sewa dan, oleh karena itu, menentukan bahwa masa sewa adalah 10 tahun. Suku bunga implisit sewa tidak dapat ditentukan. Suku bunga pinjaman inkremental Penyewa adalah 5% per tahun, yang merefleksikan tarif tetap di mana Penyewa meminjam dalam jumlah yang serupa dengan nilai aset hak-guna, dalam mata uang yang sama, selama masa 10 tahun, dan dengan jaminan serupa.

CONTOH 5 Pengukuran dan Pencatatan Perubahan Pada tanggal permulaan, Penyewa melakukan pembayaran sewa untuktahun pertama, biaya langsung awal, mendapat insentif sewa dari Pesewa dan mengukur liabilitas sewa pada nilai kini dari 9 pembayaran terakhir sebesar Rp50.000, didiskontokan dengan suku bunga 5% per tahun sebesar Rp355.391. Penyewa pada awalnya mengakui aset dan liabilitas terkait sewa sebagai berikut: Aset hak-guna Rp405.391 Liabilitas sewa Rp355.391 Kas (pembayaran sewa tahun pertama) Rp 50.000 Aset hak-guna Rp20.000 Kas (biaya langsung awal) Rp20.000 Kas (insentif sewa) Rp 5.000 Aset hak-guna Rp 5.000 Penyewa mencatat penggantian perbaikan properti-sewaan dari Pesewa sesuai Pernyataan lain yang relevan dan bukan sebagai insentif sewa sesuai PSAK 73: Sewa. Hal ini dikarenakan biaya yang timbul dari perbaikan properti-sewaan tersebut oleh Penyewa tidak termasuk dalam biaya perolehan aset hak-guna.

CONTOH 5 Pengukuran dan Pencatatan Perubahan Pada tahun ke-6 sewa, Penyewa mengakuisisi Entitas A. Entitas A telah menyewa satu lantai di bangunan lain. Sewa yang disepakati dengan Entitas A mengandung opsi penghentian yang dapat dieksekusi oleh Entitas A. Setelah mengakuisisi Entitas A, Penyewa membutuhkan 2 lantai bangunan yang cocok untuk tenaga kerja yang meningkat. Untuk meminimalisasi biaya, Penyewa: menyepakati sewa terpisah di lantai lain selama 8 tahun di bangunan sewaan yang akan tersedia untuk digunakan pada akhir Tahun ke-7 dan menghentikan sewa yang disepakati oleh Entitas A lebih awal sejak awal Tahun ke-8. Memindahkan staf Entitas A pada bangunan yang sama yang ditempati oleh Penyewa memberikan insentif ekonomik bagi Penyewa untuk memperpanjang masa sewa orisinalnya pada akhir periode yang tidak dapat dibatalkan selama 10 tahun. Akuisisi Entitas A dan relokasi staf Entitas A merupakan kejadian signifikan yang berada dalam pengendalian Penyewa dan mempengaruhi apakah Penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi perpanjangan yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa. Hal ini karena lantai orisinalnya memiliki utilitas lebih besar (sehingga memberikan manfaat lebih besar) bagi Penyewa daripada aset alternatif yang dapat disewa pada jumlah yang serupa dengan pembayaran sewa untuk periode opsional—Penyewa akan dikenakan biaya tambahan jika menyewa lantai serupa pada bangunan yang berbeda karena karyawan akan ditempatkan pada bangunan yang berbeda. Konsekuensinya, pada akhir Tahun ke-6, Penyewa menyimpulkan bahwa sekarang sudah cukup pasti untuk mengeksekusi opsi untuk memperpanjang masa sewa orisinalnya akibat akuisisi dan rencana relokasi Entitas A.

CONTOH 5 Pengukuran dan Pencatatan Perubahan Suku bunga pinjaman inkremental Penyewa pada akhir Tahun ke-6 adalah 6% per tahun, yang merefleksikan tarif tetap di mana Penyewa dapat meminjam dalam jumlah yang serupa dengan nilai aset hak-guna, dalam mata uang yang sama, selama masa 9 tahun, dan dengan jaminan yang serupa. Penyewa memperkirakan akan menikmati manfaat ekonomik masa depan aset hak-gunanya secara merata selama masa sewa dan oleh karena itu menyusutkan aset hak-guna dengan dasar garis lurus. Tahun Sal Awl Pemb Bunga Sal Akh Dep 1 355,391 17,770 373,161 420,391 (42,039) 462,430 2 (50,000) 16,158 339,318 378,352 336,313 3 14,466 303,784 294,274 4 12,689 266,473 252,235 5 10,823 227,296 210,196 6 8,865 186,161 168,156

CONTOH 5 Pengukuran dan Pencatatan Perubahan Pada akhir tahun ke-6, sebelum mencatat perubahan pada masa sewa, liabilitas sewa sebesar Rp186.162 (nilai kini dari sisa 4 pembayaran sebesar Rp50.000, didiskontokan dengan suku bunga orisinal 5% per tahun). Beban bunga sebesar Rp8.865 diakui pada Tahun ke-6. Aset hak-guna Penyewa adalah Rp168.157. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa pada nilai kini dari 4 pembayaran sebesar Rp50.000 diikuti 5 pembayaran sebesar Rp55.000, seluruhnya didiskontokan dengan suku bunga diskonto revisian sebesar 6% per tahun, sebesar Rp378.174. Penyewa meningkatkan liabilitas sewa sebesar Rp192.012, yang merepresentasikan selisih liabilitas yang diukur kembali sebesar Rp378.174 dan jumlah tercatat sebelumnya sebesar Rp186.162. Penyesuaian tersebut dilakukan pada aset hak-guna untuk merefleksikan biaya atas tambahan hak penggunaan, yang diakui sebagai berikut: Aset hak-guna Rp192.012 Liabilitas sewa Rp192.012 Setelah pengukuran kembali, jumlah tercatat aset hak-guna Penyewa adalah sebesar Rp360.169 (yaitu Rp168.157+Rp192.012). Sejak awal Tahun ke-7, Penyewa menghitung beban bunga liabilitas sewa pada suku bunga diskonto revisian sebesar 6% per tahun. Tahun Sal Awl Pemb Bunga Sal Akh Dep 7 378,174 (50,000) 19,690 347,864 360,169 (40,019) 400,188 8 17,872 315,736 320,150 280,131 9 15,944 281,680 240,112 10 13,901 245,581 200,093 11 (55,000) 11,435 202,016 160,074 12 8,821 155,837 120,055 13 6,050 106,887 80,036 14 3,113 55,000 (40,018) 40,018 15 -

CONTOH 6 Pembayaran sewa bergantung indeks Penyewa menyepakati sewa properti dengan pembayaran sewa tahunan sebesar Rp50.000 selama 10 tahun, dibayarkan pada awal setiap tahun. Kontrak menentukan bahwa pembayaran sewa akan meningkat setiap 2 tahun berdasarkan peningkatan Indeks Harga Konsumen untuk 24 bulan sebelumnya. Indeks Harga Konsumen pada tanggal permulaan adalah 125. Contoh ini mengabaikan biaya langsung awal. Suku bunga implisit sewa tidak dapat ditentukan. Suku bunga pinjaman inkremental Penyewa adalah 5% per tahun, yang merefleksikan tarif tetap di mana Penyewa dapat meminjam dalam jumlah yang serupa dengan nilai aset hak-guna, dalam mata uang yang sama, selama masa 10 tahun, dan dengan jaminan yang serupa. Pada tanggal permulaan, Penyewa melakukan pembayaran sewa untuk tahun pertama dan mengukur liabilitas sewa pada nilai kini dari 9 pembayaran terakhir sebesar Rp50.000, didiskontokan dengan suku bunga 5% per tahun, sebesar Rp355.391. Penyewa pada awalnya mengakui aset dan liabilitas yang berkaitan dengan sewa sebagai berikut: Aset hak-guna Rp405.391 Liabilitas sewa Rp355.391 Kas (pembayaran sewa untuk tahun pertama) Rp 50.000

CONTOH 6 Pembayaran sewa bergantung indeks Penyewa memperkirakan akan menikmati manfaat ekonomik masa depan aset hak-gunanya secara merata selama masa sewa dan , oleh karena itu, menyusutkan aset hak-guna dengan dasar garis lurus. Selama 2 tahun pertama sewa, Penyewa mengakui jumlah sewa sebagai berikut secara gabungan. Beban bunga Rp33.928 Liabilitas sewa Rp33.928 Beban penyusutan Rp81.078 (Rp405.391÷10×2 tahun) Aset hak-guna Rp81.078 Pada awal tahun kedua, Penyewa melakukan pembayaran sewa untuk tahun kedua dan mengakui sebagai berikut: Liabilitas sewa Rp50.000 Kas Rp50.000 Pada awal tahun ke-3, sebelum mencatat perubahan pembayaran sewa masa depan yang dihasilkan dari perubahan pada Indeks Harga Konsumen dan melakukan pembayaran sewa untuk tahun ke-3, liabilitas sewa adalah Rp339.319 (nilai kini dari 8 pembayaran sebesar Rp50.000 didiskontokan dengan suku bunga 5% per tahun = Rp355.391+Rp33.928– Rp50.000).

CONTOH 6 Pembayaran sewa bergantung indeks Pada awal tahun ke-3 sewa, Indeks Harga Konsumen adalah 135. Pembayaran untuk tahun ke- 3, disesuaikan dengan Indeks Harga Konsumen, sebesar Rp54.000 (Rp50.000×135÷125). Karena terdapat perubahan pada pembayaran sewa masa depan yang dihasilkan dari perubahan Indeks Harga Konsumen yang akan digunakan untuk menentukan pembayaran tersebut, Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa untuk merefleksikan pembayaran sewa revisan tersebut, yaitu liabilitas sewa sekarang merefleksikan 8 pembayaran sewa tahunan sebesar Rp54.000. Pada awal tahun ke-3, Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa pada nilai kini dari 8 pembayaran sebesar Rp54.000 didiskontokan dengan suku bunga diskonto tetap 5% per tahun, sebesar Rp366.464. Penyewa meningkatkan liabilitas sewa sebesar Rp27.145, yang merepresentasikan selisih liabilitas yang diukur kembali sebesar Rp366.464 dan jumlah tercatat sebelumnya sebesar Rp339.319. Penyesuaian tersebut dilakukan pada aset hak-guna yang diakui sebagai berikut: Aset hak-guna Rp27.145 Liabilitas sewa Rp27.145 Pada awal tahun ke-3, Penyewa melakukan pembayaran sewa untuk tahun ke-3 dan mengakui sebagai berikut: Liabilitas Sewa Rp54.000 Kas Rp54.000

CONTOH 6 Pembayaran sewa bergantung indeks Anggap fakta yang sama seperti Contoh 6. kecuali bahwa Penyewa juga disyaratkan untuk melakukan pembayaran sewa variabel untuk setiap tahun dari sewa, yang ditentukan sebesar 1% dari penjualan Penyewa yang dihasilkan dari properti sewa. Pada tanggal permulaan, Penyewa mengukur aset hak-guna dan liabilitas sewa yang diakui pada jumlah yang sama. Ini karena tambahan pembayaran sewa variabel terkait dengan penjualan masa depan dan oleh karena itu tidak memenuhi definisi pembayaran sewa. Akibatnya, pembayaran tersebut tidak termasuk dalam pengukuran aset dan liabilitas. Aset hak-guna Rp405.391 Liabilitas sewa Rp355.391 Kas (pembayaran sewa pada tahun pertama) Rp 50.000 Penyewa menyusun laporan keuangan secara tahunan. Selama tahun pertama sewa, Penyewa menghasilkan penjualan sebesar Rp800.000 dari properti sewaan. Penyewa dikenakan biaya tambahan terkait sewa sebesar Rp8.000 (Rp800.000 × 1%) yang Penyewa akui dalam laba rugi pada tahun pertama sewa.

CONTOH 1 PT. Anggrek melakukan kontrak sewa peralatan selama 3 tahun. Pembayaran sewa per tahun adalah Rp20 juta; Rp 24 juta dan Rp 28 juta. Tidak ada opsi membeli dan insentif lain dalam kontrak. Bunga implisit sebesar 4,235% sehingga nilai kini dari sewa sebesar Rp66juta. Jurnal yang dibuat adalah: Aset hak guna 66 juta Liabilitas sewa 66 juta Beban bunga 2,796juta Liabilitas sewa 2,796juta Beban depresiasi 22 juta Aset hak guna 22 juta Liabilitas sewa 20 juta Kas 20 juta

CONTOH 1 Tanggal Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Kas 20.00 24.00 28.00 Beban diakui   Beban bunga 2.80 2.07 1.13 Beban depresiasi 22.00 Total beban 24.80 24.07 23.13 Laporan Posisi Keuangan Aset hak guna 66.00 44.00 Liabilitas sewa -66.00 -48.80 -26.87 Utang awal  66.00 48.80  26.87 Bunga Utang akhir  68.80 50.87  28.00 Pembayaran 24.000

Pengukuran sewa

Pengukuran sewa

martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/