Terapi Gizi: Hitung kebutuhan kalori, protein, lemak

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

Bab 7 Gizi Buruk.
STATUS GIZI LANJUT USIA
PERANAN LABORATORIUM PADA MALNUTRISI, DEFISIENSI VITAMIN DAN GAKI
HASIL PENELITIAN TERAPI NUTRISI PADA GANGGUAN PARU OBSTRUKTIF MENAHUN
GIZI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
KEBUTUHAN & KECUKUPAN ENERGI
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
Nyeri Abdomen KASUS.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Penatalaksanaan diet PENDERITA CHF fc II ec HHD dd/CAD, AKI dd ACUTE CKD, dan DM TIPE II di Rs. UMUM TANGERANG Oleh: Siti Fatimah
Oleh Ani Prasetyaningsih DCN M.Kes
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
STATUS GIZI LANJUT USIA
Gizi untuk lansia Oleh: Yeti Herliza.
Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
PENYAKIT JANTUNG KORONER
PELAYANAN GIZI PASIEN RAWAT INAP RAWAT JALAN.
Present by : ANNISA RUSDI
A. Cara menghitung kebutuhan energi dan zat gizi sehari
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
ILMU GIZI GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
Prinsip perawatan pasien medik
PERSIAPAN PENANGGULANGAN MASALAH GIZI, MAKANAN DAN DIETETIK
MANAJEMEN NUTRISI PADA DIABETES MELITUS
STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT
Tatalaksana Diabetes Melitus
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
DIET PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
SARIYANTI PUTRI AGUSTINA
Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes
PENYAKIT GINJAL KHRONIK
Makanan parenteral Minggu ke V.
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
Gizi untuk lansia Oleh: Dzakirah.
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI BAGI TUBUH IDEAL DAN SEHAT
HUBUNGAN GIZI DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
HIPERGLIKEMIA.
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
DIABETES MILITUS RUMAH SAKIT TEBET
PENYAKIT JANTUNG KORONER
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
Atika Yasmine Wulandari Herlinda Puspitasari
Oleh Meili rianita Skep Ners
ASUHAN GIZI PADA LANSIA DAN PASIEN GERIATRI
KONSEP DAN TATALAKSANA GIZI HIV
DISLIPIDEMIA oleh : dr. EKO YULI.
Diabetes Melitus Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin.
Dr.Yuliani M Lubis, SpTHT-KL
Presentasi agk Kasus Defisiensi 3
GIZI BURUK.
HIPERTENSI.
PROSES PENUAAN Saptawati Bardosono 9/17/2018.
KESEIMBANGAN ENERGI.
Dr. Nur Ainun Rani, M.Kes, Sp.GK DIET SEIMBANG. Diet seimbang Pola makan yang seimbang antara zat gizi yang diperoleh dari aneka ragam makanan dalam memenuhi.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
Asuhan gizi pada tb-hiv
TEKNIK KOMUNIKASI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI
Metode Penilaian Keadaan Gizi
Husnul Kurnia Nadia Ulfa Reni Anindyati Shintia Perwita Utami Wulan Anggraini Husnul Kurnia Nadia Ulfa Reni Anindyati Shintia Perwita Utami Wulan Anggraini.
Husnul Kurnia Nadia Ulfa Reni Anindyati Shintia Perwita Utami Wulan Anggraini Husnul Kurnia Nadia Ulfa Reni Anindyati Shintia Perwita Utami Wulan Anggraini.
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Transcript presentasi:

Terapi Gizi: Hitung kebutuhan kalori, protein, lemak dr. Basuki Widodo, SpGK

PENDAHULUAN Gizi/nutrisi= zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah adekuat dan didapat dari makanan yang kita makan Terdiri dari makronutrien dan mikronutrien Makronutrien= diperlukan dalam jumlah besar Mikronutrien= diperlukan dalam jumlah kecil

Karbohidrat 1 gr=4 kkal Sumber tenaga Jika tidak terpakai disimpan dalam bentuk glikogen Jika glikogen berlebih  disimpan menjadi lemak Protein Zat pembangun Sumber asam amino Berkaitan dengan imunitas tubuh Lemak 1 gr=9 kkal Bahan bakar kedua Bentuk terbanyak di makanan: trigliserida Yang penting: asam lemak esensial (harus didapat dari luar) = omega-3

Pemeriksaan antropometri Status Gizi Status gizi= keadaan kesehatan yang ditentukan oleh zat gizi yang diterima dan dimanfaatkan oleh tubuh Anamnesis + SGA Pemeriksaan fisik Pemeriksaan antropometri Laboratorium Diagnosis gizi

Subjective Global Assessment (SGA) Skrining awal gizi saat pasien masuk dirawat Interpretasi: A: tanpa risiko malnutrisi B: berisiko malnutrisi C: malnutrisi Komponen penilaian Penurunan asupan Penurunan berat badan Gangguan saluran cerna Sifat metabolik penyakit Kapasitas fungsional Kehilangan massa lemak Kehilangan massa otot Edema

Pemeriksaan Fisik terkait Gizi Keadaan umum tanda vital, hemodinamik, status hidrasi Penyebab penurunan asupan Tanda-tanda kekurangan zat gizi makro (loss of subcutanoeus fat, muscle wasting) Tanda-tanda kekurangan zat gizi mikro (gusi berdarah, dll Penyakit yang mendasari (i.e: PPOK, DM, HT, CHF, dll) Obstruksi mekanik/neurologis (i.e: Ca esofagus, disfagia, dll) Tanda peningkatan kebutuhan energi demam, infeksi, perioperatif, dll Peningkatan loss zat gizi fistula, ulkus dekubitus, dll

Pemeriksaan Antropometri Tinggi Badan 1. Metode aktual 2. Metode Tinggi Lutut Rumus TB♂=(2.02xTL)-(0.04xusia)+64.19 TB♀=(1.88xTL)-(0.24xusia)+84.88 3. Metode Arm Span Rumus TB=AS

Pemeriksaan Antropometri Berat Badan 1. Metode aktual 2. Metode Lingkar Lengan Atas 3. Untuk obesitas: tentukan BB ideal (TB-100) - 10% BB dari LLA L (LLA:26,3) x (TB-100) P (LLA: 25,7) x (TB-100) + ukur Lingkar Pinggang ♂ <90 cm ♀ <80 cm

Klasifikasi IMT (Indeks Massa Tubuh)

Pemeriksaan Laboratorium terkait Gizi Intepretasi terkait Gizi Hb Anemia, defisiensi Fe Leukosit, CRP, RDW Inflamasi Elektrolit Status hidrasi, status elektrolit Albumin Inflamasi, status gizi Ureum, creatinin Fungsi ginjal Uji fungsi hati Fungsi hati BGA Hemodinamik

Penegakan Diagnosis Gizi Kriteria malnutrisi menurut ASPEN (American Society of Parenteral and Enteral Nutrition) 6 kriteria: Interpretasi: Malnutrisi ringan: <2 Malnutrisi sedang: 2 Malnutrisi berat: >2 Penurunan asupan Penurunan BB Loss of subcutaneous fat Muscle wasting Penurunan kapasitas fungsional Akumulasi cairan/edema

Penghitungan Kebutuhan Energi 40-45 kkal/kgBB/hari Luka bakar, multipel trauma, demam, infeksi, keganasan, kakeksia Obesitas, penyakit kritis, refeeding syndrome Normal 30-35 kkal/kgBB/hari 10-25 kkal/kgBB/hari Gottschlich, M. The A.S.P.E.N Nutrition Support Core: A Case-Based Approach – The Adult Patient. American Society of Parenteral and Enteral Nutrition, 2017.

Perhitungan Kebutuhan Protein Mempertimbangkan: demand protein oleh tubuh fungsi ginjal 1.2-1.5 gram/kgBB/hari Luka bakar, multipel trauma, demam, infeksi, keganasan, kakeksia Azotemia, Gangguan fungsi ginjal (CKD) cek eGFR Normal 0.8-1 gram/kgBB/hari 0.6-0.8 gram/kgBB/hari

Perhitungan Kebutuhan Karbohidrat Mempertimbangkan: Kemampuan metabolisme karbohidrat (diabetes) Kemampuan ventilasi paru (PPOK) Normal 60% TEE 50-55% pada diabetes, PPOK Gottschlich, M. The A.S.P.E.N Nutrition Support Core: A Case-Based Approach – The Adult Patient. American Society of Parenteral and Enteral Nutrition, 2017.

Perhitungan Kebutuhan Lemak Mempertimbangkan: Profil lipid Respiratory quotient 30-40% TEE PPOK eksaserbasi akut, pro weaning ventilator Hipertrigliseridemia, sindrom metabolik Normal 20-30% dari TEE <20% TEE Gottschlich, M. The A.S.P.E.N Nutrition Support Core: A Case-Based Approach – The Adult Patient. American Society of Parenteral and Enteral Nutrition, 2017.

Perhitungan Kebutuhan Cairan Mempertimbangkan: Klinis (tanda-tanda status hidrasi) Diuresis, balans cairan Obat-obatan Dehidrasi, diare, fistula enterokutan, ulkus dekubitus Edema, CHF, CKD Normal 30-40 cc/kgBB/hari Gottschlich, M. The A.S.P.E.N Nutrition Support Core: A Case-Based Approach – The Adult Patient. American Society of Parenteral and Enteral Nutrition, 2017.

Preskripsi Diet Khusus Jenis diet Diet DM Tinggi serat, rendah lemak DM Diet RG Rendah garam Hipertensi Diet Rendah Lemak Jenuh/Cholesterol Tanpa gorengan, tanpa santan Dislipidemia Diet Rendah Protein Rendah protein Gagal ginjal Diet Rendah Purin Rendah purin Hiperurisemia Diet Hati Tinggi BCAA Penyakit hati kronik Diet Jantung Rendah serat, rendah lemak CHF, PJK Diet TKTP Tinggi KH, tinggi protein Luka bakar, trauma multipel Cair/sonde Berupa formula enteral Pasien dengan NGT Lunak Bubur nasi/sumsum Pasien dengan gangguan asupan per oral Biasa Nasi Diet per oral

Contoh Kasus 1 Perempuan 45 tahun dengan TB 155 cm, BB 68 kg (IMT 28 kg/m2) dirawat dengan DM. TD 120/80, GDS saat ini 220 mg/dl, HbA1c 8%, GFR 90. Keluhan saat ini pegal-pegal, sering kesemutan. Penurunan asupan disangkal, BB dahulu sebelum diabet 75 kg. Loss fat (+), muscle wasting (-), lingkar pinggang 95 cm. Pasien biasa minum susu. Bagaimana tatalaksana gizinya?

Langkah-langkah terapi gizi SGA Penurunan BB (+) Penurunan asupan (-) Gejala GI (-) Penurunan kapasitas fungsional (-) Sifat metabolik penyakit: meningkat SGA: B Pemeriksaan fisik Loss of subcutaneous fat (+) Muscle wasting (-) Edema (-) Pemeriksaan antropometri Obesitas Obesitas sentral Pemeriksaan laboratorium Hiperglikemia DM tak terkontrol

Diagnosis dan Terapi Gizi Diagnosis Gizi SGA B (risiko malnutrisi) Malnutrisi sedang Terapi Gizi Tentukan berat badan ideal (155 cm-100 cm)-10%=50 kg Penentuan energi= rule of thumb 30 kkal/kgBB/hari= 1500 kkal Penentuan protein 1.5 gr/kgBB/hari=75 gr P = 300 kkal (20%) Karbohidrat: 55% x 1500 kkal = 825 kkal = 206 gram Lemak: 1500 kkal – 300 kkal – 825 kkal = 375 kkal~41 gr (25%) Jalur: per oral Preskripsi: Diet biasa DM 1300 kkal/65 gr P + susu formula DM 1x malam hari

Contoh Kasus 2 Laki-laki 50 tahun, TB 170 cm, BB 50 kg (IMT 17 kg/m2) dirawat dengan hipertensi, asam urat, PPOK. Kebiasaan merokok (+), TD 170/100, asam urat 9,2 mg/dl, Cr 1.5, GFR 53. Keluhan saat ini nyeri kepala, mual (-), muntah (-). Saat ini pasien tidak sesak. Makan pasien berkurang karena pusing selama 1 minggu terakhir, BB tidak timbang lagi, 2 th yang lalu 65 kg. Lengan dan paha kendor, bengkak (-) Bagaimana tatalaksana gizinya?

Langkah-langkah terapi gizi SGA Penurunan BB (+) Penurunan asupan (+) Gejala GI (-) Penurunan kapasitas fungsional (-) Sifat metabolik penyakit: hipermetabolik SGA: B Pemeriksaan fisik Loss of subcutaneous fat (+) Muscle wasting (+) Edema (-) Hipertensi Pemeriksaan antropometri Underweight Pemeriksaan laboratorium Hiperurisemia Azotemia

Diagnosis dan Terapi Gizi Diagnosis Gizi SGA C (risiko malnutrisi) Malnutrisi berat Terapi Gizi Penentuan energi= rule of thumb 35 kkal/kgBB/hari= 1750 kkal Penentuan protein 0.8 gr/kgBB/hari=56 gr P = 224 kkal Karbohidrat: 60% x 1750 kkal = 1050 kkal = 260 kkal Lemak: 1750 kkal – 224 kkal – 1050 kkal = 475 kkal = 53 gr Jalur: per oral Preskripsi: Diet biasa RG, rendah purin 1750 kkal/56 gr protein

Terima Kasih