Nama kelompok 1.Albertus Budiman Katu 2.Ishak Kantur 3.Servasius Fandy Syukur 4.Fransiskus Suwandi Syukur 5.Fransiskus Miu 6.Lukman Wardoyo.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TRADISI ADAT PERNIKAHAN DARI SUDUT PANDANG IMAN KRISTEN
Advertisements

“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)” Oleh : Septia.
GOD IS STILL WAITING (ALLAH YANG MENANTI PERTOBATAN UMAT)
Suku Asmat: Sosok Budaya Indonesia di Papua
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
Sistem Tiga Strata (STS)
PENANAMAN POHON Sri Wilarso Budi R Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB
DIVERSITAS PANGAN ASAL TUMBUHAN
CERITA DAERAH yang berjudul RAWA PENING
LAND CLEARING DAN PERSIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT
Budaya Kalimantan.
Upacara Adat Rambu Solo
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
Suku Sasak Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami Pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Suku ini berasal dari Jawa dan Bali. Sebagian besar masyarakatnya.
Perlindungan dan permasalahn Air Pertumbuhan kota di ikuti dengan pertambahan jumlah penduduk. Sehingga kebutuhan air bersih meningkat Penduduk memperoleh.
Upacara Ngaben Satu lagi kekayaan budaya Indonesia. Di Bali yang kita kenal juga dengan sebutan ‘Pulau Seribu Pura’ dan tidak pernah surut dengan kunjungan.
AGROFOREST ATAU SISTEM AGROFORESTRI KOMPLEKS
SEJARAH DAN PUSAT WISATA
SISTEM BERLADANG BERPINDAH (shifting cultivation)
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN Pengendalian Kimiawi pada Tanaman Padi OLEH : RIKO TRI SANDIWANTORO KELAS L AGROEKOTEKNOLOGI DOSEN PEMBIMBING.
Karimunjawa, Pesona Alam Tropis
Kegiatan ekonomi masyarakat
Nama : Nisrina Noor Alia Kelas : 5A / 24
TEKNOLOGI BUDIDAYA SEMUSIM TAHUNAN KOMODITAS KARET
Tidak perlu memencet apapun,
VI. PERBEDAAN HUTAN ALAM DENGAN HUTAN TANAMAN
Aryo Haris S Marwan Bilton S Tio Aldino Ratnasari Dwi P Chorina Puspita Dewi Rahmadani Pricilia
PELAJARAN 10.
TIPOLOGI ARSITEKTUR TRADISIONAL RUMAH HONAI SUKU DANI PAPUA
SISTEM HUKUM WARIS ADAT DI DESA TRUNYAN DAN TENGANAN BALI
ORIENTASI TEKNIS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc.
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SEJARAH INDONESIA.
MKI TUGAS AKHIR.
PENYEBAB BANJIR Perbedaan elevasi (ketinggian tempat) antara pusat kota dengan garis pantai sangat tipis, sehingga aliran air hujan di permukaan tanah.
Oleh : Astuti Setyowati
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
Hukum Perkawinan.
“SURVEI EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DESA DONOWARIH, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG Kelas E.
SISTEM TIGA STRATA (STS)
Teknik Budidaya dan Pola Tanam
ETNOGRAFI.
Hak Kepemilikan Hutan Nama kelompok: Masruri ( )
MENERAPKAN METODE PERTANIAN BUDIDAYA LORONG
PERANAN WARGA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
SILSILAH KETURUNAN SUKU WUNTUN
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
LANDASAN AGROSTOLOGI mira.
Kelompok 3 (timur) Kebudayaan suku asmat XI-IPS.
SENI BUDAYA XI MIA 1 NAMA ANGGOTA : Annisa Kusuma W.
Evi Nur Miftahul Jannah
Our Wedding Ita & Agung.
API UNGGUN DALAM PENDIDIKAN KEPANDUAN
Oleh: Risyana Hermawan
OLEH: MIFTAHUL JANNAH KELAS XI IPA
SISTEM KEKERABATAN Dasar kekerabatan masyarakat Asmat adalah keluarga inti monogami, atau kadang-kadang poligini, yang tinggal bersama- sama dalam rumah.
KEBHINEKAAN DALAM KOMUNITAS
Kebhinekaan Dalam Keluarga
PENANAMAN POHON. Pendahuluan Kegiatan penanaman merupakan kegiatan inti dari budidaya hutan yang mencakup areal yang luas, memerlukan biaya yang besar.
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Catt : Lit = Batu Kum = Zaman
MANAJEMEN PASTURA PTN 3202, SKS 2/1, WAJIB
Nama kelompok 1.Albertus Budiman Katu 2.Ishak Kantur 3.Servasius Fandy Syukur 4.Fransiskus Suwandi Syukur 5.Fransiskus Miu 6.Lukman Wardoyo Pengolahan.
Tanganku Bersih, Hidupku Sehat.
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
RUMAH ADAT HONAI PAPUA AHMAD HUSEN K ARS 18 C
SUDAHKAH ANDA CUCI TANGAN SEBELUM MASUK KE RUMAH SAKIT ???
Transcript presentasi:

Nama kelompok 1.Albertus Budiman Katu 2.Ishak Kantur 3.Servasius Fandy Syukur 4.Fransiskus Suwandi Syukur 5.Fransiskus Miu 6.Lukman Wardoyo

Sistem ladang di Manggarai 1.pendahuluan 1.pendahuluan Orang Manggarai berkebun di tempat yang yang disebut “lingko”. Lingko dapat berupa kebun yang sedang dikerjakan orang tetapi juga dapat berupa belukar atau hutan biasa yang belum atau sudah pernah dijadikan kebun. Yang membuat lingko menjadi kebun adalah "teno". Teno adalah roh pelindung kebun yang dipercayai memberi kesuburan serta perlindungan pada tanaman-tanaman di dalamnya. Sesungguhnya Teno itu adalah nama sejenis pohon yang dalam istilah Latin disebut melochia arborea/melochia ef umbelata. Pohon ini dapat hidup dengan baik di tanah yang kurang subur.

Untuk menjadikan lingko sebagai kebun melalui tahap tahap berikut: 1.Tahap Persiapan Para tetua suku berunding di rumah gendang atau rumah adat untuk menentukan hal-hal seperti, menetapkan “lingko” atau kebun mana yang akan dibagi, menetapkan jumlah anggota suku yang akan mendapat bagian lahan, menyiapkan perlengkapan kerja, bahan-bahan kebutuhan ritus ritus. Dalam pertemuan persiapan berikut agendanya adalah memasukan nama nama dari setiap “kilo” atau keluarga yang bakal menerima lahan, menentukan hari membersihkan lingko, menentukan titik pusat lingko, menentukan hari pembagian dan agenda yang paling penting yakni menentukan “Tu’a Teno”. Tu’a Teno adalah orang yang berwewenang membagi lahan dan menyelenggarakan ritus pembagian lingko atau kebun.

Lanjutan... Di antara suku-suku di Manggarai ada yang mempunyai tu’a teno tetap namun ada juga tu’a teno yang dipilih secara bergiliran setiap kali ada pembagian tanah lingko. Bahkan ada juga yang meminta bantuan seseorang dari kilo atau panga keturunan saudari perempuan yang mereka percayai orang itu bertangan dingin dan selalu membawa keberhasilan. Orang ini dipinjam tangannya untuk menancapkan teno dan disebut sebagai "wari lime".

2.Tahap Pelaksanaan Pada hari pembagian, kegiatan diawali dengan ritus "wuat wa’i" di rumah gendang. Wuat wa’i adalah ritus memohon restu dan bimbingan dari leluhur dan roh pelindung kampung atau naga beo agar acara pembagian lahan ini berjalan dengan lancar. Kurban pada ritus ini adalah seekor ayam. Selesai ritus wu’at wai, warga kampung dipimpin oleh tu’a Teno berprosesi (sorongge) menuju lingko yang akan dibagi. Gambar 1) upacara adat “wuat wa’i” dengan kurban seekor ayam

Lanjutan... Tiba di lingko yang hendak dibagi tu’a teno duduk diseputar titik pusat kebun dan anggota-anggota yang akan menerima bagian bersama tu’a tu’a kilo dan panga duduk membentuk sebuah lingkaran yang besar. Kemudian ritual dimulai dengan "tente arong", membuat lubang tempat teno akan diletakan/ditancapkan,na’a ruha one arong, (meletakan telur di lubang/arong).

3.Tahap penutup 3.Tahap penutup Acara pelaksanaan pembagian tanah ini berlangsung hanya satu hari. Inti pembagiannya cukup sampai pada penancapan patok lance acer di mana para penerima lahan duduk. Titik pada lance koe,patok lance pada lingkaranluar dan patok lance acer pada lingkaran orang duduk akan menjadi panduan untuk penancapan patok patok berikutnya sampai pada batas paling luar kebun/ cicing dan dapat dilakukan pada hari berikutnya. Sebelum matahari terbenam semuanya harus berprosesi pulang ke kampung. Prosesi pulang kampung ini dinamakan” barong poli“, mewartakan bahwa acara pembagian tanah telah selesai.

4.Pengolahan lahan 4.Pengolahan lahan Pegolahan lahan dimulai setelah semua tanah itu dibagikan. Proses pengolahan lahan itu sendiri diantaranya sebagai berikut: 1.Babar (pembersihan lahan dengan menggunakan parang) untuk membersikan/menebas gulma atau tanaman yang sebelumnya yang tumbuh pada lahan tersebut. 2.Kumpul remang (mengumpulkan rumput atau gulma setelah proses babar atau penebasan). 3.Tapa remang (membakar rumput atau gulma). dan 4.wedak pake bancik(penggemburan tanah menggunakan skop) untuk membalikan tanah.

5.penanaman Penanaman pada lahan yang baru seperti ini diantaranya: 1.Tete Daeng (Ubi kayu) 2.Tete Raja(Ubi jalar) 3.Latung (Jagung), dan 4.Koja (Kacang tanah)

Sekian dan terimakasih