ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus/ABK Anak yang terlahir berkelainan sering disebut sebagai tidak normal sehingga memerlukan perhatian khusus Misalnya: Anak yang memiliki kelainan tubuh atau memiliki kelainan mental, memiliki kesulitan belajar, masalah bicara, hiperaktif, autis atau menderita psikotik Anak-anak dapat berkelainan yang bermacam- macam sehingga dipakai istilah yang lebih manusiawi yaitu anak berkebutuhan khusus
Seiring dengan pemahaman dalam ilmu pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat, istilah ABK mengalami perkembangan Istilah ABK bukan menggantikan istilah anak penyandang cacat atau anak luar biasa, tetapi memiliki cara pandang yang lebih luas dan positif terhadap anak yang memiliki kebutuhan beragam Dalam hal ini yang dimaksud dengan “Kebutuhan khusus” adalah kebutuhan yang ada kaitannya dengan pendidikan Dalam tataran pendidikan inklusi, setiap anak dipandang mempunyai kebutuhan yang bersifat permanen maupun temporer
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang mempunyai kebutuhan khusus secara sementara atau permanen dan atau kecacatan sehingga membutuhkan penyesuaian layanan pendidikan Konsep ABK (children with special education) memiliki makna yang lebih luas dibandingkan dengan anak luar biasa(exceptional children) ABK mencakup anak yang memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu (anak penyandang cacat) dan anak berkebutuhan khusus yang bersifat temporer. Misal: korban trauma kerusuhan, bencana, kesulitan membaca dll ABK temporer apabila tidak mendapat intervensi yang tepat dapat menjadi permanen
Sikap dan reaksi terhadap ABK Tahap-tahap dan reaksi orang tua terhadap ABK: 1.Shock, menolak, sedih, cemas, takut, marah 2.Malu, tidak mau tahu sehingga disembunyikan atau disingkirkan dari keluarga 3.Diterlantarkan atau dipasung supaya tidak mengganggu 4.Khawatir, sehingga sangat melindungi 5.Menerima/menyesuaikan diri dan dengan gigih mencari upaya bagi kehidupan anak sehingga menjadi lebih baik 6.Tergerak pikirannya untuk mendirikan sekolah khusus atau yayasan yang mengelola pendidikan bagi ABK Untuk berbagai kelainan dan kebutuhan sudah ada SLB dengan tipe-tipe berbagai kelainan
Kategori Anak Berkebutuhan Khusus Deskripsi ABK secara umum (Haring, 1982): 1.Tidak mampu (disabled) yaitu seseorang yang mempunyai keterbatasan karena adanya kekurangan fisik yang mengganggu 2.Mempunyai kesulitan (impaired) yaitu seseorang yang mengalami kesulitan dalam pengindraannya 3.Terganggu (disordered) yaitu seseorang yang mempunyai gangguan perilaku ataupun terganggu dalam hal belajar 4.Cacat (handicapped) yaitu seseorang yang mempunyai kesulitan dalam merespon atau menyesuaikan diri dengan lingkungan 5.Berkelainan(exeptional) Semua kelainan tsb., termasuk yang memiliki kelebihan
Kategori anak ABK (Haring, 1982): 1.Cacat pengindraan, misal:kerusakan pendengaran atau penglihatan 2.Penyimpangan mental, termasuk yang sangat berbakat atau terbelakang mentalnya 3.Gangguan komunikasi. Misal:masalah bicara dan bahasa 4.Ketidak mampuan belajar yaitu masalah belajar yang serius tapi tdk.ada gangguan fisik 5.Gangguan perilaku, misalnya masalah emosi 6.Cacat fisik dan kesulitan dalam kesehatan. Misal: kerusakan neurologis, kondisi orthopedi, cacat bawaan, memiliki penyakit kronis, gangguan perkembangan dst.
Kategori ABK(Telford & Sawrey, 1981): 1.Penyimpangan intelektual dan akademik 2.Penyimpangan pengindraan 3.Penyimpangan motor 4.Penyimpangan perilakuan dan kepribadian 5.Penyimpangan sosial
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Menurut Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa tahun 2006 dan Pembinaan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan adalah: 1.Tuna Netra 2.Tuna rungu 3.Tuna Grahita: (al. Down Syndrome) 4.Tuna grahita ringan (IQ = 50-70) 5.Tuna grahita sedang (IQ = 25-50) 6.Tuna grahita berat (IQ = 25) 7.Tuna daksa 8.Tuna laras (Dyscruptive/merusak)
Lanjutan 9.Tuna Wicara 10.Tuna ganda 11.HIV-AIDS 12.Gifted: Potensi kecerdasan istimewa (IQ 125). 13.Talented:Potensi bakat istimewa (Multiple Intelligences: Language, Logico mathematic, Visuo spatial, Bodily-kynestetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual) 14.Kesulitan belajar (al: Hyperaktif, ADD/ADHD, Dislexia/Baca, Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara dan bahasa, Dyspraxia/Motorik. 15.Lambat belajar (IQ 70 – 90) 16.Autis 17.Korban Penyalahgunaan Narkoba 18.Indigo
Gifted: Potensi kecerdasan istimewa Anak berbakat (Giftedness): Anak berbakat adalah anak yang dapat membuktikan kemampuan prestasi tinggi dalam berbagai bidang seperti intelektual, kreatifitas, artistik, kapasitas kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu dan yang memerlukan pelayanan serta aktifitas khusus yang biasanya tidak diberikan oleh sekolah dalam rangka pengembangan kemampuan tersebut (Education Consolidation and Improvement Act, 1981)
Multiple Intelligensi Konsep yang bermakna anak berbakat (gifted) telah diperluas kearah konsep yang lebih kompleks mengenai cara intelligensi berfungsi Gardner menggunakan istilah susunan “intelligensi” (lebih populer disebut teori multiple intelligensi) adalah sbb: 1.Linguistic (verbal) intelligence meliputi pemahaman verbal, sintaksis, semantik dan ungkapan tertulis, lisan serta pemahaman 2.Logical-mathematical intelligence meliputi pemikiran induktif dan deduktif serta kemampuan berhitung 3.Spatial-intelligence adalah kemampuan untuk mengeluarkan dan memainkan konfigurasi-konfigurasi yang bersifat ruang
Lanjutan 4. Musical- intelligence meliputi kemampuan membedakan gerakan musik, peka terhadap ritme:kemampuan mendengar dan memainkan irama dalam musik atau membuat komposisi musik 5. Body-kinestetic intelligence adalah kemampuan menggunakan semua atau bagian tubuh untuk melakukan tugas atau peragaan 6.Interpersonal-intelligence adalah kemampuan memahami tindakan dan motivasi orang lain, bertindak secara pantas, produktif berdasarkan pengetahuan 7.Intrapersonal-intelligence adalah berkenaan dengan pengertian orang terhadap diri sendiri yaitu aspek kognitif, keunggulan, kelemahan perasaan
Kelainan penglihatan Beberapa kelainan pnglihatan al: 1.Myopia (rabun jauh:tidak dapat melihat benda yang jauh atau disebut ‘mata minus’ yaitu bola mata yang terlalu panjang shg, fokus gambar jatuh di depan retina 2.Hyperropia (rabun dekat: biasa disebut ‘mata plus’ yaitu bola mata terlalu pendek shg,fokus gambar yang dibiaskan jatuh ke belakang retina 3.Strabismus (kadang disebut ‘juling’) yaitu kurangnya koordinasi otot- otot luar pada mata 4.Nystagmus, adalah suatu kondisi di mana mata bergerak tersentak- sentak dengan cepat secara tidak sengaja (berkedip-kedip) 5.Amblyopia (mata malas) yaitu seatu keadaan ketidak efisienan pandangan mata dikarenakan tidak ada keseimbangan otot antara dua mata 6.Hetheropia adalah kesulitan penggabungan gambar dari dua mata menjadi satu gambar tunggal
Tanda-tanda Kemungkinan Masalah Mata Sikap siswa: 1.Sering menggosok mata, menutup satu mata, menarik, mengarahkan kepala kedepan, sering berkedip 2.Kesulitan membaca, melihat buku dekat mata, tak dapat melihat sesuatu dari jarak jauh atau dekat, terganggu bila melakukan tugas Keluhan siswa: 1.Gatal, panas, merasa gatal 2.Pusing, kepala sakit, mual ketika melakukan tugas dengan menggunakan mata 3.Melihat samar-samar atau penglihatan ganda 4.Tak dapat melihat dengan baik
Pendidik sering mempergunakan istilah “visually handicapped” untuk menjelaskan siswa dengan gangguan penglihatan bahkan yang berpengaruh nyata pada prestasi akademiknya Istilah tsb. digunakan juga untuk anak-anak yang dengan kekurangan penglihatan sebagian (partially seeing) maupun buta secara total (blind) Hal yang sangat penting bagi guru adalah mengetahui seberapa banyak siswa dapat menggunakan penglihatan yang masih tersisa dengan baik daripada menekankan pengukuran ketajaman penglihatan siswa.
Gangguan pendengaran Gangguan pendengaran(hearing impairment) dipakai dalam menjelaskan baik pada orang yang benar-benar tuli maupun yang sulit mendengar “Sulit mendengar” merupakan gangguan pendengaran yang dpt.bersifat permanen maupun sementara dan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. “Tuli/tuna rungu” berarti suatu gangguan pendengaran yang sangat berat sehingga si anak tidak dpt.melakukan proses informasi bahasa melalui pendengaran, dengan ataupun tanpa alat pengeras suara yang dengan jelas mempengaruhi prestasi belajar
Klasifikasi gangguan pendengaran 1.Gangguan pendengaran sangat ringan (slight hearing loss) yaitu kesulitan dalam mendengar karena hanya mampu mendengar suara yang sayup-sayup atau dari jarak yang jauh. 2.Gangguan pendengaran taraf ringan (mild hearing loss) yaitu kesulitan dalam mendengar percakapan, kecuali dalam jarak 3 sampai 6 kaki dan saling berhadapan 3.Gangguan pendengaran taraf sedang (moderate hearing loss) yaitu kesulitan dalam memahami percakapan kecuali diucapkan dengan suara keras 4.Gangguan pendengaran taraf berat (severe hearing loss) yaitu dialami oleh anak yang hanya dpt.mendengar kecuali jika suara itu keras dan diucapkan dekat dengan telinga. 5.Gangguan pendengaran taraf sangat berat (profound hearing loss) yaitu dialami oleh anak mendengar suara yang sangat keras namun umumnya hanya mampu mendengar getarannya saja
Kebutuhan pendidikan bagi siswa yang mengalami gangguan pendengaran 1.Alat bantu dengar dan pengaturan tempat duduk 2.Terapi wicara (speech therapy) untuk membetulkan pola ucapan yang salah 3.Pengeras suara yang terdapat dalam alat bantu dengar dan terapi wicara 4.Guru bantu atau guru sumber (resource teacher) 5.Pengajaran membaca bibir (lip reading) serta pembelajaran wicara 6.Pembelajaran khusus 7.Pembelajaran khusus yang ekstensif dalam rangka mengembangkan kemampuan bahasa dan bentuk- bentuk komunikasi alternatif
Gangguan pendengaran supaya berhasil di kelas inklusif 1.Memberikan tempat duduk yang khusus. Misal: deretan paling depan 2.Beri kesempatan yang sama seperti anak lain dalam berbicara 3.Usahakan mengulang pertanyaan atau pernyataan jika anak belum mengerti 4.Tekankan ucapan yang jelas bagi semua siswa 5.Ingatlah bahwa anak dng.hambatan pendengaran mengalami kelelahan lebih cepat dibanding anak lain 6.Periksa ekspresi wajah si anak utk.memastikan anda telah kontak sebelum bicara padanya 7.Pertimbangkan penggunaan sistem kawan yang membantu proses
Terbelakang mental: Tuna grahita (Down Syndrome) Orang yang mengalami terbelakang mental sering mendapat berbagai sebutan yang bersifat merendahkan: dungu/bebal, bodoh (stupid), idiot, imbecile, tolol dsb. Kecenderungan terkini, telah terjadi perubahan dalam cara pandang sehingga untuk kelainan tsb. digunakan istilah “hambatan perkembangan”(development disability) daripada “terbelakang mental” (mental retardation) Para pendidik khusus, memakai istilah untuk menggambarkan siswa-siswa sesuai dengan klasifikasi pendidikannya Siswa yang dikategorikan “anak terbelakang mental mampu didik”(educable mentally retarded) diharapkan dapat belajar membaca dan menulis pada tingkat sekolah dasar namun dengan cara dan tahap yang lebih pelan.
Klasifikasi keterbelakangan mental: 1.Mild mental retardation (IQ: 70-80) 2.Moderate mental retardation (IQ: 25-50) 3.Severe mental retardation (IQ: 25) 4.Profound mental retardation(IQ: dibawah 25) Klasifikasi tersebut dipakai berdasarkan pada prestasi dalam tes IQ Hambatan perkembangan mental (development mental disability), kelainan yang tampak lebih berkaitan dengan hambatan perkembangan domain kognitif, sosial, bahkan fisik dalam hidupnya Keterbelakangan mental ringan membutuhkan layanan pengajaran yang sama seperti yang diperlukan oleh murid yang lain serta pengertian dari guru maupun murid agar ia dapat berhasil pada kelas reguler
Keterbelakangan mental juga membutuhkan layanan pembelajaran yang sangat khusus, jika mereka ingin berhasil secara akademis, sosial dan kejuruan Pgrogram yang dilaksanakan meliputi: 1.Program stimulasi bayi (infant stimulation program) 2.Layanan pendidikan khusus usia dini (early childhood special education services) 3.Terapi fisik (physical therapy) 4.Terapi okupasi (ocupational therapy) 5.Terapi wicara (speech therapy) 6.Pengajaran merawat diri (teaching of self-care skill) 7.Pengajaran akademik yang fungsional (instruction in functional academic). Misal: belajar membaca, menghitung uang pecahan dan persiapan khusus utk. ketenagakerjaan dan khdpn.masy.
Kemampuan kognitif (Cognitive Abilities) Salah satu ciri yang paling penting untuk mendifinisikan siswa penyandang keterbelakangan mental adalah cara mereka belajar. Klasifikasi berdasarkan cara mereka belajar: 1.The Pace of learning: siswa yang membutuhkan banyak waktu dalam mempelajari mata pelajaran yang bisa dipahami dengan cepat oleh murid lain 2.Level of learning: siswa yang tidak dapat memahami sejauh kemampuan siswa yang lain dalam beberapa kemampuan atau mata pelajaran 3.Levels Comprehention: siswa yang mengalami kesulitan yang besar dalam mempelajari materi yang abstrak
Kemampuan berbahasa (Language Abilities) Kesulitan bahasa (delayed language) atau perkembangan bahasa yang lebih lambat sering dialami anak terbelakang mental Kesulitan bahasa menyebabkan kemampuan anak terbelakang mental disalahmengertikan atau diremehkan Perkembangan bahasa yang lebih lambat dapat menjadi sumber kesulitan akademiknya
Kemampuan sosial (Social Abilities) Pada dasarnya keterbelakangan mental adalah suatu ketidakmampuan sosial(social disability) yaitu menitikberatkan pada ketidakmampuan untuk memahami aturan sosial dalam keluarga, sekolah dan masyarakat bagi individu dalam sepanjang rentang hidupnya Dampak dari ketidakmampuan, terdapat beberapa kebutuhan bagi anak terbelakang mental: 1.Kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain 2.Kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap dan label negatif 3.Kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial 4.Kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dan menemukan stimulasi sosial
Lanjutan Faktor yang mempengaruhi keefektifan proses belajar anak terbelakang mental: 1.Kesulitan memfokuskan perhatian pada sebuah tugas dalam waktu yang lama 2.Kesulitan mengenal dan berfokus pada aspek-aspek tugas yang penting 3.Kesulitan memindahkan dan menyamaratakan kemampuan dari satu konteks ke konteks yang lain 4.Kesulitan mendapatkan keterangan dengan mudah yang berhubungan dengan masalah yang utama.misal: memahami arti bacaan atau pelajaran 5.Dapat melupakan informasi dengan sangat cepat dibanding anak yang normal
Lanjutan Keuntungan inklusi bagi anak penyandang hambatan dan bagi anak yang normal: 1.Siswa berkelainan akan lebih termotivasi dalam belajar pada pend.yang inklusif 2.Kelas inklusif memberikan akses yang lebih baik untuk dapat mencontoh kawan sebaya untuk mempermudah sikap-sikap sosial yang layak 3.Persahabatan lebih berkembang antar teman sekelas. Mereka belajar menghargai dan menerima hasil kerja setiap individu, termasuk perbedaan perilaku 4.Siswa tanpa hambatan(normal) dapat belajar menghargai kemampuan dan keunggulan teman sekelas yang berkelainan 5.Dengan lulus dari sekolah inklusif akan lebih berhasil sebagai manusia dewasa
Ciri guru yang efektif bagi siswa penyandang hambatan (sek.reguler) 1.Memiliki harapan dan keyakinan bahwa anak akan lebih berhasil dalam sekolah inklusi 2.Memberi pengawasan yang lebih sering dan memberi umpan balik 3.Fleksibel dalam menangani peserta didik 4.Mempunyai komitmen dalam memperlakukan tiap siswa secara terbuka 5.Bersikap responsif terhadap pertanyaan dan komentar peserta didik 6.Bersikap hangat, sabar, humoris terhadap peserta didik 7.Bersifat teguh dan konsisten dalam pengharapan-pengharapan 8.Sanggup bekerjasama dengan guru pendidikan khusus dan bersikap responsif terhadap orang lain
Keberbakatan/Giftedness Siswa berbakat dan berkemampuan unggul (gifted and talented): Anak yang diidentifikasikan dengan kategori berbakat (gifted) biasanya merupakan anak yang mampu menunjukkan dengan jelas kemampuan luar biasa dan juga anak yang mendapat kesempatan khusus untuk mengembangkan lebih jauh bakatnya Anak yang dianggap “prodigies” atau “geniuses” diketahui melalui penampilan dan bakat yang luar biasa yang mereka miliki. Contoh: anak yang dapat bicara lima bahasa dalam usia 8 tahun, anak yang dapat menyusun rumus matematika namun msh memerlukan bantuan dalam cara berpakaian
Anak-anak yang diklasifikasikan sebagai anak berbakat dan berkemampuan unggul akan lebih terlihat pada lingkungan yang memberi mereka kesempatan banyak untuk secara berkesinambungan mengembangkan kemampuannya Beberapa perkecualian tentang kemampuan luar biasa yang secara dini belum dikenali: Genius sains, Albert Einstein tidak dikenali sampai dia mencapai masa dewasa, Winston Churchil tidak menunjukkan tanda kegeniusannya sejak dini dalam kepemimpinan. Einstein dan Churchil, keduanya malah dianggap terbelakang dan banyak masalah semasa anak Anak-anak yang tumbuh di lingk. yang tidak tidak kondusif bagi pertumbuhan keberbakatan mereka, tidak akan mampu mencapai level prestasi yang optimal
Identifikasi keberbakatan: Berbagai macam ukuran Tes Inteligensi (Intellegence Test). Tes inteligensi individu (misalnya Wechsler Intellegence Scales for Children) Tes prestasi (Achievement Test) misalnya Iowa Tests of Basisc Skill dan Stanford Achievement Tests Nominasi Guru (Teacher Nomination) Nominasi teman sebaya (Peer Nomination) Nominasi orang tua ( Parent Nomination) Nominasi diri sendiri ( Self Nomination)
Ranah Keberbakatan Clark (1988) dalam Developing the Potential of Children at Home and at School menyebutkan sifat-sifat siswa dalam ranah keberbakatan sbb: 1.Ranah kognitif terdapat pada siswa yang cepat dan pengingat informasi yang unggul, cepat melihat hubungan antara sesuatu yang mereka pelajari dalam konteks yang berbeda 2.Ranah afektif adalah suatu kecenderungan terhadap kedalaman emosional dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain dan kecenderungan terhadap penilaian moral yang tinggi 3.Ranah fisik menunjukkan suatu kemampuan menggunakan semua atau bagian tubuh untuk melakukan tugas 4.Ranah intuitif yaitu berhubungan dengan kemampuan kreatifitas yang terdapat pada siswa berbakat dengan menunjukkan kapasitas kreatif yang luar biasa 5.Ranah sosial yaitu menunjukkan keinginan yang kuat untuk memenuhi potensi pribadi dan mampu berkontribuasi sosial yang positif, menggunakan kemampuan tinggi terhadap solusi masalah sosial budaya
Anak berbakat dan unggul: “Kuat tapi rentan” Beberapa atribut atau sifat anak berbakat: 1.Kecenderungan untuk menguasai diskusi kelas 2.Tidak sabar menunggu mata pelajaran atau tugas berikutnya 3.Resisten terhadap prosedur perintah, aturan, standar 4.Kecenderungan memulai pelajaran pada diskusi kelas 5.Bosan dengan pengulangan 6.Seringkali mengubah perhatian atau ketertarikan 7.Kecenderungan memaksa mengetahui dengan logika sebelum tugas dan aktivitas didapat
Pilihan pendidikan untuk anak berbakat dan unggul Penempatan ulang(Replacement) dengan beberapa pilihan: 1.Penambahan atau percepatan aktivitas di kelas umum 2.Kelas khusus paruh waktu (part-time special classes) 3.Kelas khusus penuh (full-time special clasess) 4.Sekolah khusus penuh (full-time special schools) 5.Sekolah berasrama khusus (special residential schools) Tambahan (Supplementary) dengan beberapa pilihan: 1.Pencangkokan kegiatan ekstra kurikuler (concurrent enrollment) di sekolah menengah 2.Kelas lanjutan (advanced classes) diberikan selama periode waktu non sekolah oleh lembaga masy. atau Univ 3. Magang dan prog.tutorial
Kiat bagi guru dalam memenuhi kebutuhan anak berbakat: 1.Dapat menerima setiap siswa sebagai seseorang yang memiliki kemampuan berbeda 2.Menciptakan pembelajaran berbasis siswa 3.Merancang model-model pengajaran yang menghargai sumbangan yang khas bagi tiap siswa 4.Perlu dipahami bahwa “siswa berbakat tidak selalu yang lebih baik” ; mereka hanya berbeda dalam kemampuan, kebutuhan dan minat. Sifat-sifat guru yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa berbakat: 1.Keterbukaan intelektual 2.Merasa nyaman menghadapi murid yang mengetahui lebih banyak pelajaran daripada guru 3.Dapat menerima dan membiarkan siswa mempelajari topik yang bukan merupakan bagian kurikulum yang direncanakan 4.Mendorong siswa untuk maju sesuai dengan tingkat kemampuannya lanjutan
Disabilities & Giftedness Anak-anak yang memiliki hambatan (disabilities)sekaligus berbakat (gifted) berada pada resiko yang tinggi untuk tidak dikenali bakat-bakatnya Contoh: siswa yang memiliki hambatan pendengaran mendapat kesulitan dalam mengkomunikasikan kemampuan yang sebenarnya, siswa berkesulitan belajar (learning disabilities) mungkin mengalami kesulitan dalam menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya disebabkan kesulitan menulis dan membaca Kesimpulan: Siswa dengan berbagai hambatan tapi berbakat, perlu dipandang dengan cermat untuk mengenali, memelihara dan mengasah potensi mereka yang sesungguhnya
Anak kategori “Gifted-Talented” (Skor IQ 130 keatas) Indonesia memiliki 1,3 juta anak usia sekolah yang berpotensi cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI) atau disebut gifted- talented Ciri anak gifted-talented antara lain dapat dikenali dari kecerdasan intelektualnya yang very superior dengan skor inteligensi 130 keatas, memiliki tingkat kecepatan tinggi dalam menyerap ilmu pengetahuan dan memiliki kreatifitas tinggi Anak dengan kategori gifted-talented perlu memperoleh pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka Salah satu pelayanan yang diberikan yaitu melalui program akselerasi. Dari sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program bagi anak CI+BI ( Sumber: Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kemdikbud pada International Math and Science Camp 2011 di Jakarta
Kelainan fisik ( physical disability) Kelainan fisik meliputi : Kelainan orthopedi (Orthopedic impairment) dan kelainan kesehatan lain (other health impairment) Kelainan orthopedi berarti suatu keadaan penurunan fungsi orthopedik yang mempunyai efek merugikan pada prestasi pembelajaran anak. Istilah ini meliputi gangguan yang disebabkan kelainan bawaan(misalnya:berkaki pengkor, hilang salah satu anggota tubuh) Kelainan/gangguan yang disebabkan penyakit(misalnya poliomyelitis, TBC tulang dll.) dan kelainan oleh penyebab lain(misalnya, cerebral palsy, amputasi, patah tulang atau terbakar yang menyebabkan kontraktor) Kelainan kesehatan lain berarti memiliki keterbatasan kekuatan, vitalitas atau kewaspadaan yang disebabkan oleh masalah-masalah kesehatan yang akut seperti penyakit jantung, asma, anemia, leukemia atau peny.lain yang berakibat merugikan prestasi anak.
Siswa yang mempunyai ketidakmampuan tsb.mungkin memiliki gangguan yang lain, yaitu sifat-sifat ketidakmampuan sekunder. Contoh: siswa dengan cerebral palsy mempunyai kemungkinan menderita keterbelakangan mental, anak dengan epilepsi mungkin mengalami ketidakmampuan belajar. Jadi keterhambatan pisik harus dipahami sebagai kelainan awal (disabling primer) Jenis dan penyebab kelainan fisik berbeda-beda meliputi kelainan bawaan atau sebagai akibat dari penyakit atau cidera Beberapa jenis kelainan fisik yang sering ditemukan al.: 1.Cerebral palsy adalah suatu gangguan gerakan dan postur tubuh yang diakibatkan kerusakan di daerah otak yang mengendalikan fungsi motorik Cerebral palsy:ketidak teraturan gerakan: “Spasticity”: kontraksi otot yang tiba-tiba, gerakan disengaja yang sulit dan kaku, kekakuan otot secara umum (hypertonia)
“Athetosis” yaitu gerakan tidak disengaja yang tidak teratur, gerakan ini menjadi lebih nampak dalam keadaan stres, disebut gangguan gerakan (dyskinesia) “Ataxia” yaitu keseimbangan yang buruk; gaya berjalan tidak kokoh atau tersentak-sentak, kontrol gerakan motorik halus yang buruk “Rigidity” yaitu gerakan yang sangat kaku pada tungkai dan lengan, kemampuan gerak yang hilang “Tremor” yaitu getaran yang terus menerus pada tungkai dan lengan, ritme gerakan diulang-ulang
1.Spina Bifida berarti tulang belakang terbuka atau terbagi yaitu sebagian tulang punggung tidak berkembang secara bersamaan dan lajur-lajur tulang punggung akan menonjol serta rentan akan kerusakan. Sebagian anak spina bifida dapat berjalan tanpa bantuan, yang lain perlu menggunakan alat penopang atau alat bantu gerakan. Spina bifida sering disertai komplikasi berupa adanya tekanan cairan yang berlebihan disekitar otak yang disebut hydrocephalus
2. Muscular Dystrophy adalah gangguan/kelainan yang ditandai dengan kemerosotan otot-otot yang progresif selama masa anak. Biasanya didahului dengan tidak dapat menggunakan secara total lengan dan tangan dan sulit menggerakkan serta menopang kepala. 3. Traumatic Brain injury adalah cidera pada otak yang disebabkan oleh tekanan pisik eksternal yang mengakibatkan ketidakmampuan atau tidak berfungsinya otak secara keseluruhan atau sebagian, dan atau kemunduran psikososial yang berdampak merugikan prestasi akademik anak