PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII SEMESTER 1 Aries Eko Wibowo.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”
Advertisements

Sifat Koligatif Larutan
LARUTAN.
DISKUSI PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
KIMIA KELAS XII.IPA SEMESTER I
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT
Materi Tiga : LARUTAN.
KONSEP LARUTAN.
KIMIA KELAS III.IPA SEMESTER I
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII SEMESTER 1
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Jurusan Pendidikan Matematika
SIFAT – SIFAT CAMPURAN LARUTAN DAN KOLOID.
KONSEP LARUTAN.
KIMIA KELAS XII.IPA SEMESTER I
Pertemuan <<10>> <<LARUTAN>>
Materi Tiga : LARUTAN.
BAB VIII Larutan Sifat dasar larutan Konsentrasi larutan
PENINGKATAN TITIK DIDIH
LARUTAN DAN KELARUTAN PADA KRISTAL
KIMIA KELAS XII.IPA SEMESTER I
STOIKIOMETRI.
Sifat Koligatif Larutan
Larutan.
Sifat Koligatif Larutan
SIFAT-SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Larutan.
“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN LARUTAN ELEKTROLIT
Oleh : Hernandi Sujono, Ssi., Msi.
MATA KULIAH : KIMIA DASAR
KONSEP MOL Untuk SMK Teknologi dan Pertanian
Stoikiometri Larutan + Koloid
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII SEMESTER 1
KIMIA KESEHATAN KELAS X SEMESTER 1
KELAS XI SEMESTER 1 SMKN 7 Bandung
YOLANDA HARYONO_ _PENDIDIKAN KIMIA (A)
SATUAN KONSENTRASI Molaritas (M) = MOL/L LARUTAN
KIMIA KESEHATAN KELAS X SEMESTER 1
LARUTAN & KONSENTRASI Oleh : Ryanto Budiono.
DIAGRAM P-T.
Sifat Koligatif Larutan Untuk SMK Tekonologi dan Pertanian
LARUTAN ELEKETROLIT DAN NON ELEKTROLIT
OLEH TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB
BAB 1 Sifat Koligatif Larutan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
BAB LARUTAN.
1 Sifat Koligatif Larutan.
Oleh: LOTRI MISLAINI /2011 PENDIDIKAN KIMIA
Sifat Koligatif Larutan Untuk SMK Tekonologi dan Pertanian
KESETIMBANGAN FASE OLEH : RIZQI RAHMAT MUBARAK BUDI ARIYANTO
KIMIA DASAR MULYAZMI.
SIFAT KOLIGANTIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
HUBUNGAN KP , KC dan KX Dari persamaan umum : Gr = G0 + RT ln K
EFI RATNA SARI GANARSIH AYU S.
Materi Tiga : LARUTAN.
Materi Tiga : LARUTAN.
Kimia Dasar (Eva/Zulfah/Yasser)
KELAS X SEMESTER 2 SMK Muhammadiyah 3 Metro
LARUTAN A. Pendahuluan LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan.
SIFAT KOLIGATIF DAN PENERAPANYA
Sifat koligatif larutan Kelompok Ami Ratna Puri Nahda adilla zahran Melinda permata sari Tias Tifani Kelompok Ami Ratna Puri Nahda adilla zahran Melinda.
Materi Tiga :. Memiliki pemahanan sifat-sifat larutan dan kesetimbangan ion dalam larutan Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit 1.1 Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik.
Transcript presentasi:

PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII SEMESTER 1 Aries Eko Wibowo

Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit Kompetensi Dasar :  Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan  Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan SK / KD / Indikator Standar Kompetensi : Indikator : Menjelaskan arti kemolalan dan fraksi mol serta penggunaannya. Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut. Menjelaskan hubungan penurunan tekanan uap dengan fraksi mol zat terlarut. Menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmotik serta terapannya. Menemukan hubungan jumlah partikel zat terlarut dengan sifat koligatif larutan elektrolit encer dan non elektrolit berdasarkan data. Menyimpulkan perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dengan sifat koligatif larutan non elektrolit.

Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).

menu Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. (Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion- ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.) Konsentrasi Larutan Penurunan tekanan uap jenuh Kenaikan titik didih Penurunan titik beku Tekanan osmotik Koligatif larutan elektrolit

Konsentrasi Larutan Menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan Cara untuk menyatakan konsentrasi larutan diantaranya : 1. Konsentrasi Molar Konsentrasi Molar 2. Konsentrasi Molal Konsentrasi Molal 3. Fraksi Mol Fraksi Mol

Konsentrasi Molar / Molaritas Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan (mol/liter) Contoh : Jika dalam 500 ml (0,5 liter) larutan terdapat 6 gram urea (Mr =60), maka molaritas larutan adalah : 6 0,5 L = Mol/L= 0,2 = Molar

Konsentrasi Molal / Molalitas Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram (1 kg) pelarut Contoh : Jika dalam 250 gram (0,25 kg) air, terdapat 6 gram urea (Mr =60), maka molalitas larutan adalah : 6 0,25 kg = 60 molal0,4= m

Fraksi Mol Fraksi mol (X) zat terlarut atau zat pelarut menyatakan perbandingan mol (n) zat terlarut atau n pelarut dengan n total larutan (terlarut + pelarut) X terlarut = n terlarut n terlarut + n pelarut X pelarut = n pelarut n terlarut + n pelarut X terlarut X pelarut =+ 1 Contoh : sebanyak 2 mol urea terdapat dalam 8 mol air,maka : X terlarut (urea) = =0,2 X pelarut (air) = =0,8

Penurunan tekanan uap jenuh Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. CONTOH

Menurut RAOULT: p = p°. X B dimana: p = tekanan uap jenuh larutan p° = tekanan uap jenuh pelarut murni X B = fraksi mol pelarut Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi : p = p° (1 - X A ) p = p°- p°. X A p°- p = p°. X A ∆p = p°. X A ∆P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut p° = tekanan uap pelarut murni X A = fraksi mol zat terlarut

Contoh : Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg. mol glukosa = 45/180 = 0,25 mol mol air = 90/18 = 5 mol fraksi mol glukosa = 0,25/(0,25 + 5) = 0,048 Penurunan tekanan uap jenuh air: ∆p = p°. X A = 18 x 0,048 = 0,864 mmHg

Kenaikan titik didih Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: ∆Tb = m. Kb dimana: ∆Tb = kenaikan titik didih (°C) m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikan titik didih molal CONTOH

Karena : m = (w/Mr). (1000/p) w = massa zat terlarut Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai: ∆Tb = (W/Mr). (1000/p). Kb Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai: Tb = (100 + ∆Tb) °C DIAGRAM P-T

Penurunan titik beku Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai : ∆Tf = m. Kf = w/Mr. 1000/p. Kf dimana: ∆Tf = penurunan titik beku m = molalitas larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal w = massa zat terlarut Mr = massa molekul relatif zat terlarut p = massa pelarut Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (0 - ∆Tf) °C CONTOH DIAGRAM P-T

Tekanan osmotik Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis). CONTOH Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT

Karena tekanan osmotik = π, maka : π = n/V R T = C R T dimana : π = tekanan osmotik (atmosfir) C = konsentrasi larutan (mol/liter= M) R = tetapan gas universal = liter.atm/mol °K T = suhu mutlak (°K)

Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.

SIFAT Koligatif larutan elektrolit Larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama

Contoh: Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0,5 molal garam dapur. Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0,5 molal. Untuk larutan garam dapur : NaCl(aq)  Na + (aq) + Cl - (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1,0 molal.

Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai: jumlah mol zat yang terionisasi jumlah mol zat mula-mula α = Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1).

Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya : 1.Untuk Kenaikan Titik Didih ∆Tb = m. Kb [1 + α (n-1)] = w/Mr. 1000/p. Kb [1+ α (n-1)] n = jumlah ion dari larutan elektrolitnya. 2. Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai: ∆Tf = m. Kf [1 + α (n-1)] = w/Mr. 1000/p. Kf [1+ α (n-1)] 3.Untuk Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai: π = C R T [1+ α (n-1)]

Contoh: Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan 5,85 gram garam dapur (Mr = 58,5) dalam 250 gram air ! (bagi air, Kb= 0,52 dan Kf= 1,86) Jawab: Larutan garam dapur, NaCl(aq) -  NaF + (aq) + Cl - (aq) Jumlah ion = n = 2 ∆Tb = 5,85/58,5 x 1000/250 x 0,52 [1+1(2-1)] = 0,208 x 2 = 0,416 °C ∆Tf = 5,85/58,5 x 1000/250 x 0,86 [1+1(2-1)] = 0,744 x 2 = 1,488 °C

Grafik hubungan antara m dan  T f Persamaan linier dari grafik ini adalah : Tf Tf = k. m k adalah suatu tetapan yang dikenal dengan Tetapan Penurunan Titik Beku Molal ditulis dengan K f TfTf Data hasil eksperimen :No Zat terlarut Konsentrasi T f ( o C) ∆T f ( o C) 1 Garam dapur NaCl 1 m Garam dapur NaCl 2 m Gula pasir C 12 H 22 O 11 1 m Gula pasir C 12 H 22 O 11 2 m ∆T f = T f o – T f ∆T f = penurunan titik beku T f o = titik beku air, 0 o C (pada tekanan 1 atm) T f = titik beku larutan m

larutan NaCl 1,0 M menghasilkan ion Na + (biru) dan ion Cl - (hijau) yang terlarut dalam air air murni Tampilan mikroskopis dari gerakan molekul uap air pada permukaan air murni Gambar dibawah ini mengilustrasikan bagaimana tekanan uap air dipengaruhi oleh penambahan zat terlarut yang sukar menguap ( non volatile solute)

Mengapa bisa begitu ya ? Di negara bermusim dingin, NaCl ditaburkan di jalan-jalan untuk mencairkan salju. Bagi penjual es krim, NaCl di- gunakan untuk mempertahan agar es krim tidak cepat mencair.

 T f Suhu ( o C ) 1  T b titik beku air titik beku larutan titik didih air titik didih larutan garis didih larutan garis beku larutan garis beku air garis didih air  T f = penurunan titik beku larutan  T b = kenaikan titik didih larutan titik tripel

 T f Suhu ( o C ) 1  T b titik beku air titik beku larutan titik didih air titik didih larutan garis didih larutan garis beku larutan garis beku air garis didih air  T f = penurunan titik beku larutan  T b = kenaikan titik didih larutan titik tripel