Muhammad Irawan saputra, S.I.Kom., M.I.Kom Rating Televisi Muhammad Irawan saputra, S.I.Kom., M.I.Kom
Kenapa ada Rating? Persaingan Media Strategi Media Evaluasi Strategi Mata Uang Media
Iklan UU No 32 Tahun 2002 : durasi iklan adalah 20 % (24 kali iklan dalam satu jam) Perusahaan-perusahaan semakin banyak memasang iklan pada televisi yang mempunyai rating tinggi Rating menjadi parameter keberhasilan publikasi iklan
Rating Wimmer dan domminic (2000) Rating hanya mengukur perkiraan kuantitas audience, tidak mengukur kualitas dan tanggapan penonton Hasil riset rating bisa berbeda antar perusahaan walaupun di waktu dan populasi yang sama Terdapat kemungkinan error sehingga rating bukanlah segalanya
Rating Perusahaan lebih efisien mengatur biaya operasional dengan adanya rating Merupakan riset terhadap penonton televisi Untuk mengetahui berapa penonton dalam setiap program
Rating Penonton televisi lebih dinamis, dan perhitunganya lebih rumit Pengambilan sampel rating menyesuaikan mekanisme pasar AGB Nielsen merupakan satu2nya perusahaan yang menguasai rating di Indonesia
Tindakan Penonton Yang Diukur Rating Durasi menonton program Mengganti channel ke program apa? Banyaknya penonton suatu program Klasifikasi penonton suatu program Nilai iklan (CPRP)
Rating AGB Nielsen
Rating AGB Nielsen Riset ini tidak mewakili seluruh Indonesia, namun hanya daerah yang berpotensi secara ekonomi saja (Jakarta sentris) Pengguna layanan rating bisa mengakses hasil setiap hari
Metode Rating AGB Nielsen Menggunakan people meter Pengumpulan data on-line (harian) dan off-line (mingguan) Usia sampel 5 tahun keatas Mencakup 10 kota besar di Indonesia
Pemilihan Sampel Memetakan wilayah Menelepon/mendatangi untuk mengetahui netralitas penonton Pemberian questioner yang berisi segmentasi demografi
Pemilihan Sampel AGB Nielson mencakup 10 kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin dan Denpasar) Mencakup 8.751 household Sampel yang digunakan AGB Nielsen sangat minim bila dibandingkan penduduk Indonesia Pulau Jawa khususnya Jakarta sangat mempengaruhi rating karena pusat bisnis dan populasi terbesar
Klasifikasi Status Sosial Ekonomi (SSE) Berdasarkan pengeluaran rutin bulanan (tidak termasuk cicilan) No Kelas Range (juta) 1 A1 > 3 2 A2 2 – 3 3 B 1,5 – 2 4 C1 1 – 1,5 5 C2 0,7 – 1 6 D 0,5 – 0,7 7 E > 0,5
Klasifikasi 26 % populasi 10 kota besar adalah kelas A-B (SSE) 51 % C (SSE) Laki-laki 47 % Perempuan 53% (didominasi umur 10-24 tahun)
Proses Riset
Proses Riset Tiap anggota keluarga terdeteksi penggunaan tv-nya Data diterima seatlebox/base (mencatat pergerakan tiap 16 detik) Pengolahan oleh software khusus Perkembangan software (software telescopeadwatchAriana Behaviour;Ariana Post Evaluation/iklan)
Pengukuran Rating Rating : x 100% JPG TV: Jumlah pemirsa program tv U(universe): total individu populasi *menggunakan satuan menit JPP TV U
Pengukuran Share Share : x 100% Rating Rating Total
Contoh pengukuran Rating & Share rating TV A = 20%; rating TV B = 10%; rating TV C = 10% share TV A = 50%; share TV B = 25%; share TV C = 25%
CPM (Cost per Mille/thousand) Biaya yang diperlukan untuk menjangkau per 1000 orang target penonton. CPM = Harga Iklan (rate card) x 100 Jumlah penonton (‘000)
Cost Per Rating Point (CPRP) Biaya yang diperlukan untuk menjangkau satu persen individu pada target penonton tertentu Berguna untuk mengetahui berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk menjangkau seorang penonton. Semakin kecil nilai CPRP semakin efisien sebuah iklan
Cost Per Rating Point (CPRP) Harga Iklan (rate card) CPRP = CPRP akan naik bila durasi program dikurangi, Rating juga turun Dan sebaliknya, Durasi program ditambah CPRP turun, rating naik x 100 Rating
Terima Kasih..