IHSAN DALAM BERAMAL PENGANTAR الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (Allah)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Upload Oleh Server Menjadi Mahasiswa Dirindukan dan Dalam Pertolongan ALLAH SWT.
Advertisements

Esensi Puasa dari sudut pandang Hadits
Cara Sholat Rasulullah SAW (Sifat Sholat Rasul) ISLAM
BAB VII KONSEP SEDEKAH MENURUT ISLAM
HADITS KEDUAPULUH LIMA
ADAB / ETIKA MENUNTUT ILMU
SEBAB BERTAMBAHNYA IMAN
HUKUM MEMINTA-MINTA FATWA TARJIH.
Nikah Arti Nikah; Bahasa: الضم و الجمع (bergabung dan berkumpul), terkadang kata-kata ‘Nikah’ sebagai ungkapan berhubungan dan juga kata ini dimaksudkan.
USHOLLI DAN QUNUT FATWA TARJIH 05.
MA’RIFATUSY SYAHADATAIN
Pertanyaan Besar Tentang Pekerjaan Kita Apakah pekerjaan yang kita lakukan akan mengantarkan kita ke surga? Apa syarat – syarat yang dapat menjadikan.
IHSANUL ‘AMAAL.
BAB VII KONSEP SEDEKAH MENURUT ISLAM
Akhlaq Terhadap Rasulullah SAW.
S u g e n g R a w u h.
HADITS KEDUAPULUH SATU
Studi Islam 2 Wujudullah Tahun Akademik 2015
HadiTH Tiga Serangkai KURSUS BIMBINGAN UGAMA (KBU)
Iman Kepada Hari Akhir.
TAQWA KEPADA ALLAH Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
Perkara yang akan dipelajari:
PERTEMUAN KE-3 Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum.
ESENSI PUASA DARI SUDUT PANDANG HADITS
KEBIJAKAN NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER 2011
Bab 8 SISTEM POLITIK Bab 8 ISLAM Sistem politik Islam.
BAB 7 AL- QUR’AN Standar Kompetensi
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Anak Didik dalam Islam Pendidkan Agama islam Disusun Oleh
SHALAT-SHALAT SUNAH BAB II KELAS 11.
PENILAIAN HARIAN IMAN KEPADA HARI AKHIR.
بسم الله الرحمن الرحيم.
IKHLAS DALAM BERIBADAH
RENUNGAN.
PENTINGNYA AGAMA DAN USAHA AGAMA
Etos (motivasi) Kerja Unggulan
Dipresentasikan oleh Ahmad Rifai
فَضَائِلُ الدَّعْوَةِ
Inilah Kunci Surga Surga, dengan segala kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia, memiliki.
KEUTAMAAN MEMBACA AL-QURAN
Assalamualaikum WR.WB.
2.Akmalda Wisnu Satriaji
Menghormati ulama dan majelis ilmu
Cinta yang membawa ke surga
WELCOME TO KEPUTRIAN 4 April 2014
STANDAR PERBUATAN.
PENGANTAR STUDI ISLAM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Aqidah sebagai pondasi islam Kajian Rutin LDK IMMNI 2014/2015
Tazkiyah Nafs (Penyucian Jiwa)
Oleh : Dr. Octaria Saputra SABAR dan BERSYUKUR.
Cinta yang membawa ke surga
Tazkiyah Nafs (Penyucian Jiwa)
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Fiqh Wudhu Toto Haryanto
Cinta yang membawa ke surga
Fiqh Wudhu Toto Haryanto Materi dapat didownload di :
AL QUR’AN SOLUSI SEMUA PROBLEMA
TUNTUNAN SHALAT TAHAJUD Mari Berilmu Sebelum Beramal dan Bersemangat untuk Beramal di atas Ilmu.
IMAM FASIH FATWA TARJIH 2004.
AQIDAH ISLAM Kelas VII Semester I. A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM 1.Pengertian Akidah Islam Menurut Bahasa Akidah adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang.
Esensi Puasa dari sudut pandang Hadits Ust H. Abdurrahman Makatita, Lc MA Materi Kajian Islam Ramadhan (KISRA) Hari-2.
Belajar Beribadah Sesuai Tuntunan Syariat Islam
Esensi Puasa dari sudut pandang Hadits Ust H. Abdurrahman Makatita, Lc MA Materi Kajian Islam Ramadhan (KISRA) Hari-2.
ETOS KERJA DALAM ISLAM Reni F. Yanti. KERJA Sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.
Makanan Halal يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوخُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
KEAJAIBAN SEDEKAH MENURUT ISLAM Agus Tursilo Wisanto, M.Pd Staf PD Pontren Kankemenag Kab. Sukoharjo.
KONSEP AKIDAH DALAM ISLAM KELOMPOK 3 1. CEP MUHAMAD NURUL FALAH 2. RAHMA MARYAM SHALIHAH 3. ULFA NURAJIJAH 4. MELYANA.
KEUTAMAAN BERINFAQ DI JALAN ALLAH. 1. Allah SWT Akan Melapangkan Rizqi-Nya Untuknya Bagaimana Allah mengganti dan menggambarkan balasan terhadap orang.
presentasi hadits Tentang Iman
Transcript presentasi:

IHSAN DALAM BERAMAL

PENGANTAR الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, Penjelasan Imam Fudhail bin Iyadh: amal akan diterima Allah jika ikhlas dan showab (benar). Inilah amal yang ihsan itu. الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, Penjelasan Imam Fudhail bin Iyadh: amal akan diterima Allah jika ikhlas dan showab (benar). Inilah amal yang ihsan itu.

شروط قبول العمل Syarat Qobul nya amal  syarat diterimanya ‘amal Allah swt berfirman : فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. [QS. Al Kahfi : 110] Berkata Ibnu Katsir di dalam menafsirkan ayat ini : “Inilah 2 landasan amal yang diterima (dan diberi pahala oleh Allah), yaitu harus ikhlas karena Allah dan benar / sesuai dengan syari’at Rasulullah.”

1. IKHLAS ( اَلإِخْلاَصُ ) Ikhlas merupakan salah satu makna dari syahadat ( أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ) ‘bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah swt yaitu agar menjadikan ibadah itu murni hanya ditujukan kepada Allah semata. Allah swt berfirman : وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”. [QS. Al Bayyinah : 5]

Allah swt berfirman : فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ “Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan (mu) untuk-Nya.” [QS. Az Zumar : 2] Kemudian Rasulullah SAW bersabda : إِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharap ridho Allah”. [HR. Abu Dawud dan Nasa’i]

Ketika Rahasia itu pasti terbongkar…. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى نِيَّاتهِمْ “Manusia dikumpulkan (di padang mahsyar-pen) berdasarkan niat-niat mereka” (HR Ibnu Majah no 4230) Beliau juga bersabda; إنما يُبْعَثُ النَّاسُ عَلَى نِيَّاتِهِمْ “Manusia dibangkitkan hanyalah di atas niat-niat mereka” (HR Ibnu Majah no 4229, dihasnkan oleh Syaikh Albani) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى نِيَّاتهِمْ “Manusia dikumpulkan (di padang mahsyar-pen) berdasarkan niat-niat mereka” (HR Ibnu Majah no 4230) Beliau juga bersabda; إنما يُبْعَثُ النَّاسُ عَلَى نِيَّاتِهِمْ “Manusia dibangkitkan hanyalah di atas niat-niat mereka” (HR Ibnu Majah no 4229, dihasnkan oleh Syaikh Albani)

Allah Swt berfirman : أَفَلا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ ( ٩ ) وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ ( ١٠ ) إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ ( ١١ “Maka Apakah Dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dinampakan apa yang ada di dalam dada, Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui Keadaan mereka. (QS Al-’Aadiyaat 9- 10) يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ ( ٩ “Pada hari dinampakkan segala rahasia” (QS At- Thooriq : 9)

Keutamaan Ikhlas ( اَلإِخْلاَصُ ) 1. Pahala dan Ampunan Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda : بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ ، فَغَفَرَ لَهُ “Tatkala ada seseorang berjalan di sebuah jalan maka ia mendapati dahan berduri di tengah jalan, maka iapun manjauhkan dahan tersebut maka Allahpun membalasnya dan memaafkan dosa-dosanya”(HR Al- Bukhari no 652 dan Muslim no 1914)

لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِقْ “Janganlah engkau menyepelakan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya senyuman tatkala bertemu dengan saudaramu” (HR Muslim no 2626) Ibnul Mubarok pernah berkata: رُبَّ عملٍ صغيرٍ تعظِّمهُ النيَّةُ ، وربَّ عمل كبيرٍ تُصَغِّره النيَّةُ “Betapa banyak amal yang kecil menjadi bernilai besar karena niat, dan betapa banyak amalan besar yang menjadi bernilai kecil karena niat” (Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Sa’d bin Abi Waqqoosh radhiallahu ‘anhu : إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ “Sesungguhnya tidaklah engkau berinfak sesuatupun dengan berharap wajah Allah (ikhlash) kecuali engkau akan diberi ganjaran, bahkan sampai makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu” (HR Al-Bukhari no 56 dan Muslim no 1628) Imam An-Nawawi berkata, “Dalam hadits ini terdapat dalil bahwasanya perkara yang mubah jika dikerjakan dengan niat mencari wajah Allah maka akan menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan ganjaran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan hal ini dengan sabdanya “bahkan sampai makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu”.

2. Menaklukkan Syetan Allah berfirman : قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ( ٣٩ ) إِلاعِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ( ٤٠ Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba- hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. (QS Al-Hijr 39-40) Allah juga berfirman : قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ( ٨٢ ) إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ( ٨٣ Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka (QS Shood 82-83)

3. Perlindungan Allah swt di akhirat. Rasulullah SAW bersabda : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungannya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya terikat dengan masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berdua berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak untuk berzina oleh seorang wanita yang berkedudukan dan cantik namun ia berkata “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”, seseorang yang bersedekah lalu ia sembunyikan hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir mengingat Allah tatkala bersendirian maka kedua matanyapun meneteskan air mata“ (HR Muslim no 660)

4. Paling bahagia karena meraih syafaat Rasul SAW عن أبي هريرة قال : يا رَسُولَ اللَّهِ من أَسْعَدُ الناس بِشَفَاعَتِكَ يوم الْقِيَامَةِ قال رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لقد ظَنَنْتُ يا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عن هذا الحديث أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رأيت من حِرْصِكَ على الحديث أَسْعَدُ الناس بِشَفَاعَتِي يوم الْقِيَامَةِ من قال لَا إِلَهَ إلا الله خَالِصًا من قَلْبِهِ Dari Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari kiamat?”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku telah menyangka bahwasanya tidak ada seorangpun yang mendahuluimu bertanya kepadaku tentang hadits ini, karena aku melihat semangatmu dalam mencari hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaah ilallaah ikhlash dari hatinya” (HR Al-Bukhari no 99) Ibnu Taimiyyah berkata, “Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwasanya orang yang paling berhak memperoleh syafa’at Nabi pada hari kiamat adalah orang yang paling tinggi tauhid dan keikhlasannya” (Majmuu’ Al-Fataawaa 1/212)

5. Dikabulkan do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : خَرَجَ ثَلاَثَةٌ يَمْشُونَ فَأَصَابَهُمْ الْمَطَرُ فَدَخَلُوا في غَارٍ في جَبَلٍ فَانْحَطَّتْ عليهم صَخْرَةٌ قال فقال بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ادْعُوا اللَّهَ بِأَفْضَلِ عَمَلٍ عَمِلْتُمُوهُ فقال أَحَدُهُمْ اللهم إني كان لي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ فَكُنْتُ أَخْرُجُ فَأَرْعَى ثُمَّ أَجِيءُ فَأَحْلُبُ فَأَجِيءُ بِالْحِلَابِ فَآتِي بِهِ أَبَوَيَّ فَيَشْرَبَانِ ثُمَّ أَسْقِي الصِّبْيَةَ وَأَهْلِي وَامْرَأَتِي فَاحْتَبَسْتُ لَيْلَةً فَجِئْتُ فإذا هُمَا نَائِمَانِ قال فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ رِجْلَيَّ فلم يَزَلْ ذلك دَأْبِي وَدَأْبَهُمَا حتى طَلَعَ الْفَجْرُ اللهم إن كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذلك ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً نَرَى منها السَّمَاءَ قال فَفُرِجَ عَنْهُمْ وقال الْآخَرُ اللهم إن كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي كنت أُحِبُّ امْرَأَةً من بَنَاتِ عَمِّي كَأَشَدِّ ما يُحِبُّ الرَّجُلُ النِّسَاءَ فقالت لَا تَنَالُ ذلك منها حتى تُعْطِيَهَا مِائَةَ دِينَارٍ فَسَعَيْتُ فيها حتى جَمَعْتُهَا فلما قَعَدْتُ بين رِجْلَيْهَا قالت اتَّقِ اللَّهَ ولا تَفُضَّ الْخَاتَمَ إلا بِحَقِّهِ فَقُمْتُ وَتَرَكْتُهَا فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذلك ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً قال فَفَرَجَ عَنْهُمْ الثُّلُثَيْنِ وقال الْآخَرُ اللهم إن كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقٍ من ذُرَةٍ فَأَعْطَيْتُهُ وَأَبَى ذَاكَ أَنْ يَأْخُذَ فَعَمَدْتُ إلى ذلك الْفَرَقِ فَزَرَعْتُهُ حتى اشْتَرَيْتُ منه بَقَرًا وَرَاعِيهَا ثُمَّ جاء فقال يا عَبْدَ اللَّهِ أَعْطِنِي حَقِّي فقلت انْطَلِقْ إلى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرَاعِيهَا فَإِنَّهَا لك فقال أَتَسْتَهْزِئُ بِي قال فقلت ما أَسْتَهْزِئُ بِكَ وَلَكِنَّهَا لك اللهم إن كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذلك ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فَكُشِفَ عَنْهُمْ (HR Al-Bukhari no 2102)

6. ikhlas  kekuatan dahsyat  quwwaturruhiyah Idrok sillah billah  keterkaiyan hubungan dengan Allah swt Mendapat Inayah (perlindungan) Allah swt Kisah perang badar Kisah Abdullah bin Rawahah dkk dalam perang mu’tah Kisah pasukan muhammad al Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel

2. AL-ITTIBA’ ( اَلْاِتِّبَاعُ ) Al-Ittiba’ (Mengikuti Tuntunan Nabi Muhammad SAW) merupakan salah satu dari makna syahadat bahwa Muhammad adalah utusan Allah ( أَنَّمُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ), yaitu agar di dalam beribadah harus sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Allah swt berfirman : وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا “Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”.[QS. Al Hasyr : 7]

Allah swt berfirman: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ كَانَ لَكُمْ رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”. [QS. Al-Ahzaab: 21] Dan Rasulullah r juga telah memperingatkan agar meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada contoh atau tuntunannya dari beliau, sebagaimana sabda beliau: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ “Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak”. [HR. Muslim]

Dalil kewajiban ittiba’ pada Rasul SAW قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran [3]: 31). قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran [3]: 31).

Urgensi Menuntut Ilmu Wajib Menaikkan derajat (QS. Al Mujadilah ayat [58]: 11) Meraih kemudahan dan keberkahan hidup Jalan menuju surga Agar amal sesuai sunnah  tahu mana yang showab

Dua Jenis Ilmu 1. Ilmu yang berhubungan dengan sain dan teknologi. 2. Ilmu yang bersumber dari kepercayaan/prinsip hidup/aqidah 1. Ilmu yang berhubungan dengan sain dan teknologi. 2. Ilmu yang bersumber dari kepercayaan/prinsip hidup/aqidah 1. Menghasilkan madaniyah: bangunan fisik, industri, telekomunikasi, tehnik, transportasi, dll 2. Menghasilkan hadharah/peradaban: sistem kehidupan di bidang ibadah, sosial, ekonomi, hukum dan peradilan, politik dan pemerintahan, pertahanan dan militer, pendidikan, dll 1. Menghasilkan madaniyah: bangunan fisik, industri, telekomunikasi, tehnik, transportasi, dll 2. Menghasilkan hadharah/peradaban: sistem kehidupan di bidang ibadah, sosial, ekonomi, hukum dan peradilan, politik dan pemerintahan, pertahanan dan militer, pendidikan, dll Kedua jenis ilmu ini harus berpedoman pada ketentuan Allah SWT

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata : أَخِي … لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ : ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ “Wahai saudaraku… ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya: (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan ustadz, (6) membutuhkan waktu yang lama.” أَخِي … لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ : ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ “Wahai saudaraku… ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya: (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) sungguh-sungguh, (4) berkecukupan, (5) bersahabat (belajar) dengan ustadz, (6) membutuhkan waktu yang lama.”

KesimpulanKesimpulan 1. Niat ikhlas dan ittiba’ pada Rasul SAW kunci qobulul ‘amal 2. Wajib kita terus menuntut ilmu, agar amal kita makin ikhlas (dengan makin kokohnya iman) dan showab (dengan memahami sunnah Rasulullah SAW)

وأخير دعوانا عن الحمد لله رب العالمين WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUHU