BIO OPTIK OLeh Zaenal Arifin
Cahaya Bersifat gelombang Terdistribusi sesuai spektrum Spektruk disesuaikan panjang gelombang
Sumber cahaya Natural ligthing : Cahaya artifisial : Cahaya matahari Binatang konang Cahaya artifisial : Cahaya minyak Cahaya lilin , gas dan lampu
Alat pengukur cahaya Alat pengukur kuat cahaya : Fotometer sederhana Fotometer buatan lumer dan brodun (kedua bidang yang disinari dpat dilihat) Alat pengukur kuat penerangan: luksmeter
Hubungan gelombang cahaya dengan elektromagnetik Berdasarkan garis gelombang dibagi 3: Ultra ungu : Fluoresense (ungu ultra A) : lamda 320-400 Ultra ungu B (eritema) : lamda 290-320 Ultra ungu C (germisidal) : lamda 100-290 Sinar tampak : panjang gelombang 400-700 nanometer. Infra merah : panjang gelombang 700 nanometer
Penggunaan sinar tampak Transiluminasi Endoskopi Sistoskopi Protoskopi (mengetahui kelainan rektum) Bronkhoskopi.
Ultra ungu Bakteriside Membantu membentuk vitamin D Mengobati vitiligo Untuk artritis (pakai lampu kromeyer).
Infra merah Diatermi pada artritis Menunjukkan aliran vena Fotografi pupil
Sistem optik pada manusia Hampir seperti lensa kamera namun lebih canggih. Menggunakan kornea sebagai optiknya
Gangguan pada mata Miopi Hipermetropi Astigmatisme Aberas lensa
Miopi Etiologi : fisiologis dan anatomis : Lengkung kornea terlalu besar Posisi lensa terlalu ke depan Indeks bias terlalu besar. 17 nm 18 nm
Cacat mata ini bisa dibantu dengan kaca mata sferis negatif (-). Bayangan yan seharusnya terfokus atau jatuh pada retina namun jatuh di depan retina Cacat mata ini bisa dibantu dengan kaca mata sferis negatif (-). Jarak lensa retina menjadi 18 mm (maju 1 mm) , maka kekeutan lensa akan berubah menjadi 1/0,018 = 55,5 D Normal = 58,5 D - 3,27 D
Hipermetropi Etiologi Lengkung kornea terlalu datar Aksis bola mata terlalu pendek Posisi lensa terlalu kebelakang Indeks bias lensa menjadi terlalu kecil Bayangan jatuh dibelakang retina (belakang retina).
Pemeriksaan hipermetropi Beri lensa sferis + Ukuran bisa 0,5 D : Normal bisa kabur Catatan : akomodai mata diperoleh dengan penambahan kecembungan lena. Penambahan ini terjadi akibat adanya kontraksi otot penggantung lensa mata.
Astigmatisme Titik aksis visual horisontal dan vertikalnya tidak sam/tidak berimpit Koreksi dengan ensa silindris
Aberasi lensa kromatis Terjadi karena fokus lensa berbeda untuk tiap warna Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa. Macam : Aberasi kromatis aksial : perubahan jarak bayangan sesuai indeks bias Aberasi kromatis lateral : perubahan aberasi dalam ukuran bayangan.