KONSEP DASAR ANALISIS HUBUNG SINGKAT Pelatihan Analisis Sistem Tenaga.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Saluran Transmisi Sistem Per Unit Komponen Simetris.
Advertisements

PENGATURAN TEGANGAN PADA GENERATOR
Bab 11 Arus Bolak-balik TEE 2203 Abdillah, S.Si, MIT
LISTRIK BOLAK-BALIK ALTERNATING CURRENT (AC)
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Pertemuan ke :2 Bab. II  Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay  Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam relay, fungsi.
Pertemuan ke :3 Lanjutan Bab.II  Mengulas materi pada pertemuan sebelumnya yaitu menayakan perbedaan jenis relay arus lebih sekitika ( moment-instantaneous),
Analisis Kesalahan Pada Sistem Tenaga.
TRANSFORMATOR ARUS ( CT ) TRANSFORMATOR TEGANGAN ( PT )
Arus Bolak-balik.
Pertemuan ke : 4 Bab. III  Pokok bahasan : Peralatan input relay  Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam trafo tegangan, dan trafo.
Sistem Proteksi Jaringan Distribusi
Power System.
1 Single & Three Phase circuits and Unit system Rangkaian Satu Fasa & Tiga Fasa, dan sistem Unit.
Pertemuan ke : 10 Bab. IX Pokok bahasan : Perlindungan Sistem Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengerti tentang pola pengamanan sistem distribusi,
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Circuit Analysis Phasor Domain #2.
Impedansi Karakteristik
TRANSFORMATOR DAN DISTRIBUSI DAYA
Open Course Selamat Belajar.
Harmonisa Pada Sistem Tiga Fasa
Power System.
SISTEM DISTRIBUSI.
Bab IV Balok dan Portal.
GENERATOR PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
KOORDINASI OCR DAN GFR PADA JARINGAN DISTRIBUSI
PHB PANEL HUBUNG BAGI PERANGKAT HUBUNG BAGI PAPAN HUHUNG BAGI PHB adalah suatu lemari hubung atau suatu kesatuan dari alat penghubung, pengaman, dan pengontrolan.
Mata Kuliah : Grounding System Jumlah SKS : 1 (Satu)

TEKNIK TENAGA LISTRIK TRANSFORMATOR
KONSEP DASAR RANGKAIAN LISTRIK (Hukum-hukum dalam Rangkaian Listrik)
Analisis Arus Bolak - Balik
LANJUTAN BAB 6.

MEMASANG PROTEKSI PEMBANGKIT
RANGKAIAN LISTRIK TIGA FASA
Memasang peralatan proteksi
Motor 3 Fasa.
Menggunakan Hasil Pengukuran
ANALISIS RANGKAIAN Analisis Node Analisis Mesh atau Arus Loop
Bab 11 Arus Bolak-balik TEL 2303 Abdillah, S.Si, MIT
Analisis Node Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I (KCL=Kirchoff Current Law atau Hukum Arus Kirchoff = HAK ) dimana jumlah arus yang masuk dan.
Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian
Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM
Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM
PRINSIP DASAR PROTEKSI
Bab 32 Arus Bolak-balik TEE 2207 Abdillah, S.Si, MIT
INSTALASI TENAGA LISTRIK
ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
SATUAN ACARA PENGAJARAN A. Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tegangan ac lanjutan. B. Indikator: a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang.
EKI SAPUTRA/RISTYA NURIKA/SUCI ALDILA
TEOREMA THEVENIN & NORTON
Bab 11 Arus Bolak-balik TEL 2203 Abdillah, S.Si, MIT
PROTEKSI GENERATOR Pokok bahasan : Proteksi Generator
Analisis Perhitungan Short-Circuit MVA
Rangkaian arus bolak balik & daya arus bolak balik
By FARIDLOTUL A.M
Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya
ELCB Sebagai Pengaman Manusia Dari Listrik
RANGKAIAN LISTRIK TIGA FASA. MENGAPA LISTRIK AC ? Transmisi listrik harus menggunakan tegangan yang sangat tinggi agar rugi-rugi rendah Untuk distribusi.
POLA/sistem PEMBUMIAN
RANGKAIAN LISTRIK TIGA FASA
SISTEM TENAGA LISTRIK.
Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian
SISTEM TENAGA LISTRIK.
Amransyah ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Sulistyono, M.M
Materi 1 SUTT SUTET SKTT PMT PMS GI Pemeliharaan Kelistrikan – Edi Nugraha Kustiwa.
BAB 1. ANALISIS ALIRAN DAYA ( LOAD FLOW STUDY )  Analisis aliran daya ini terdiri dari perhitungan-perhitungan aliran daya dan tegangan dari suatu jaringan.
PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan Grounding System.
Analisis Perhitungan Short- Circuit MVA. Latar Belakang Perhitungan dan analisa yang mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan besarnya arus.
Transcript presentasi:

KONSEP DASAR ANALISIS HUBUNG SINGKAT Pelatihan Analisis Sistem Tenaga

Konsep dasar perhitungan hubung singkat Sistem tenaga yang besar, dengan wilayah yang luas, sangat rentan dengan kemungkinan terjadinya kerusakan peralatan akibat suatu gangguan hubung singkat, baik yang bersifat temporer, seperti penghantar udara terkena ranting patah atau layang-layang. Juga yang bersifat permanen seperti kawat penghantar yang putus atau juga petir dan proses switching (manuver jaringan) yang menimbulkan tegangan berlebih yang bisa menyebabkan terjadinya flashover pada isolator

Konsep dasar perhitungan hubung singkat

Pemodelan Elemen Sistem Tenaga Listrik Busbar (kapasitas PMT) Pada simulasi hubung singkat kita memerlukan data MVA hubung singkat pada setiap busbar yang ada. Praktisnya, hal ini berkaitan ldengan kemampuan pemutusan arus (breaking capacity) dari PMT yang terdapat pada busbar tersebut.

Generator Sinkron Pada umumnya impedansi urutan positif, negatif, dan nol pada mesin serempak (sinkron) mempunyai nilai yang berbeda-beda. Besarnya impedansi urutan positif dari mesin sinkron dapat ditentukan dari nilai reaktansi substransien (X” d ), transien (X’ d ), atau reaktansi sinkronnya (X d ), tergantung pada asumsi waktu yang dilalui oleh gangguan awal (initial fault) yang terjadi secara tiba-tiba.

Generator Sinkron

Transformator daya Pada transformator, impedansi urutan positif dan negatifnya mempunyai nilai yang sama

Beban Rangkaian urutan nol untuk beban 3 fasa yang dihubung delta atau bintang dapat dilihat pada tabel

Latar belakang Komponen Simetri Sebenarnya sistem tiga fasa seimbang hanya ada dalam teori saja, kenyataannya kebanyakan sistem hanya mendekati kondisi seimbangnya sehingga untuk mempermudah analisa maka sistem dianggap berada pada kondisi seimbang Fasor dari sistem tiga fasa yang tidak seimbang dapat diselesaikan kedalam fasor dari tiga sistem tiga fasa seimbang

Fasor dari sistem tiga fasa yang tidak seimbang dapat diselesaikan ke dalam fasor dari tiga sistem tiga fasa seimbang, yaitu : a.Sistem urutan positif b.Sistem urutan negatif c.Sistem urutan nol Urutan nol, positif, dan negatif ditunjukkan oleh subscript 0, 1, dan 2.

Sistem urutan positif Urutan ini digambarkan oleh fasor dari sistem seimbang yang mempunyai urutan fasa yang sama dengan sistem tidak seimbang aslinya. Ketiga fasor dari urutan positif ini besarnya sama dan terpisah satu sama lain dengan fasa sebesar 120°.

Sistem urutan negatif Sistem urutan ini digambarkan oleh fasor dari sistem seimbang yang mempunyai urutan fasa yang berlawanan dengan sistem aslinya. Nilai ketiga fasor urutan negatif ini besarnya sama dan terpisah satu sama lain dengan fasa sebesar 120°.

Sistem urutan nol Digambarkan oleh tiga fasor yang mempunyai magnitudo yang sama dan dengan pergeseran fasa sebesar 0° antara fasor yang satu dengan fasor yang lain.

(a) Fasor tegangan sistem tidak seimbang (b). Komponen urutan positif (c). Komponen urutan negatif (d). Komponen urutan nol.

Phasor tegangan Va, Vb, dan Vc yang diset tidak setimbang yang dapat diekpresikan menjadi komponen simetris sbb:

Operator komponen simetri (operator “a”) Phasor unit atau operator akan memutar phasor lain 120 o searah jarum jam tanpa merubah magnitudo dari phasor. Diagram fasor operator a

operator “a” Operator ini didefinisikan sbb: dimana

Kombinasi fungsi operator a.

Aplikasi Operator”a” Dalam aplikasi komponen simetris, biasanya digunakan phasa a sebagai referensi. Selanjutnya dengan menggunakan operator a, jaringan urutan positif, negatif dan nol dapat diekpresikan sbb :

Persamaan tegangan tiap phasa dalam fungsi tegangan jaringan urutan adalah sbb: Selanjutnya, dapat ditunjukan tegangan urutan dalam fungsi tegangan tiap phasa sbb:

Sebagai alternatif, persamaan sintesis dan analisis dapat ditulis sebagai persamaan matrik sbb: Dimana:

Persamaan matrik dari persamaan sintesis dan analisis dari arus urutan adalah sbb:

Hubungan Belitan Transformator Impedansi urutan positif/negatif dan urutan nol, untuk trafo dengan berbagai macam vektor group

Hubungan Belitan Transformator Impedansi urutan positif/negatif dan urutan nol, untuk trafo dengan berbagai macam vektor group

Formulasi Gangguan dan Diagram Jaringan a)Gangguan 3 phasa b)Gangguan 2 phasa c)Gangguan 2 phasa ke tanah d)Gangguan 1 phasa ke tanah

Jenis Hubung Singkat Harga impedansi ekivalen Ze tergantung pada jenisgangguan hubung singkat, yang besarnya adalah : Gangguan satu fasa – tanah: Ze = Gangguan antar fasa: Ze = Gangguan dua fasa – tanah: Ze = Gangguan tiga fasa: Ze = Z 1 + Z f

Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Gangguan satu fasa ke tanah (a) Representasi umum (b) Interkoneksi jaringan urutan

Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah Persamaan umum perhitungan arus gangguan hubung singkat adalah : Berdasarkan gambar di atas masing-masing besarnya arus urutan positif, negatif dan nol yaitu : maka, nilai arus gangguan hubung singkat pada fasa a adalah :

Hubung Singkat Dua Fasa Gangguan dua fasa (a) Representasi umum (b) Interkoneksi jaringan urutan

Hubung Singkat Dua Fasa Berdasarkan gambar di atas masing-masing besarnya arus urutan positif, dan negatif yaitu :

Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah Gangguan dua fasa (a) Representasi umum (b) Interkoneksi jaringan urutan

Hubung Singkat Dua Fasa Berdasarkan gambar di atas masing-masing besarnya arus urutan positif, dan negatif yaitu :

Hubung Singkat Tiga Fasa Gangguan dua fasa (a) Representasi umum (b) Interkoneksi jaringan urutan

Hubung Singkat Tiga Fasa Berdasarkan gambar di atas masing-masing besarnya arus urutan positif, dan negatif yaitu :

STANDAR IEC IEC adalah standar yang digunakan untuk menghitung besarnya arus hubung singkat yang dapat terjadi dalam suatu sistem tenaga listrik. Standar ini dapat diaplikasikan pada seluruh bentuk jaringan, baik itu radial maupun jala-jala, dengan jangkauan tegangan pada sistem sampai 230 kV Besarnya arus hubung singkat yang dapat timbul pada sistem mempunyai nilai yang berbeda-beda, tergantung pada jenis gangguan yang terjadi

STANDAR IEC Gangguan tiga fasa Besarnya arus awal hubung singkat I hs (initial short-circuit current) atau yang dikenal dengan I ” k untuk jenis gangguan tiga fasa adalah sebagai berikut dengan U n =tegangan fasa-netral jaringan di titik gangguan c=faktor tegangan yang nilainya dapat dilihat pada tabel

STANDAR IEC Gangguan tiga fasa Nilai faktor tegangan c. Nilai faktor tegangan c ditentukan berdasarkan pendekatan nilai rata-rata dari tegangan nominal sistem, yaitu + 5% untuk tegangan rendah (LV) dan + 10% untuk tegangan tinggi (HV). Rated voltage U n maxmin LV V10.95 Others1.051 HV 1 to 230 kV1.11

STANDAR IEC Gangguan fasa-fasa Berdasarkan IEC 60909, besarnya arus awal hubung singkat fasa-fasa (I ” k ) untuk jenis gangguan fasa-fasa adalah : E a adalah tegangan ekuivalen urutan positif di titik gangguan, sehingga

STANDAR IEC Gangguan fasa-tanah Berdasarkan IEC 60909, besarnya arus awal hubung singkat fasa-fasa (I ” k ) untuk jenis gangguan fasa-tanah adalah :

STANDAR IEC Gangguan fasa-fasa-tanah Berdasarkan IEC 60909, besarnya arus awal hubung singkat fasa-fasa (I ” k ) untuk jenis gangguan fasa-fasa tanah adalah :

Arus hubung singkat maksimum dan minimum Perbedaan besarnya arus ini ditentukan oleh nilai faktor tegangan c yang digunakan dalam menghitung besarnya arus hubung singkat

Arus hubung singkat maksimum dan minimum Arus hubung singkat maksimum digunakan untuk menentukan beberapa hal antara lain :  Kapasitas pengrusakan circuit breaker (CB)  Kapasitas pembuatan CB Kapasitas dari arus yang dapat ditahan CB

Arus hubung singkat minimum, sangat dibutuhkan dalam menentukan kurva waktu kerja dari CB maupun fuse yang akan digunakan. Arus hubung singkat maksimum dan minimum

Arus awal hubung singkat (initial short-circuit current) Besarnya arus awal dari hubung singkat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan- persamaan yang telah disebutkan di atas yang nilainya tergantung pada jenis gangguan yang terjadi pada sistem.

Pembentukan Diagram Urutan Positif Negatif dan Nol Jika diketahui suatu sistem sebagai berikut

Diagram Impedansi Urutan Positif Diagram Impedansi Urutan Negatif Diagram Impedansi Urutan Nol

WYD SN & Pri.K ANALISA HUBUNG SINGKAT TRANSFORMASI D - Y. Z A = Z AB Z CA Z AB + Z BC + Z CA Z B = Z BC Z AB Z AB + Z BC + Z CA Z C = Z CA Z BC Z AB + Z BC + Z CA Y A = Y AB Y CA + Y BC Y AB + Y CA Y BC YBCYBC Y B = Y AB Y CA + Y BC Y AB + Y CA Y BC YCAYCA Y C = Y AB Y CA + Y BC Y AB + Y CA Y BC Y AB Z c (Y C ) Z B (Y B ) Z A (Y A ) A B C

WYD SN & Pri.K ANALISA HUBUNG SINGKAT TRANSFORMASI Y - D Z AB = ZCZC Z A Z B + Z B Z C + Z C Z A Z BC = ZAZA Z A Z B + Z B Z C + Z C Z A Z CA = ZBZB Z A Z B + Z B Z C + Z C Z A Y AB = Y A Y B Y A + Y B + Y C Y BC = Y B Y C Y A + Y B + Y C Y CA = Y C Y A Y A + Y B + Y C Z CA (Y CA ) Z BC (Y BC ) Z AB (Y AB ) AB C

Terima Kasih