dr. Deddy Meizia, SpOG FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI- RUMAH SAKIT DUSTIRA
Lama hamil Normal 280 hari ( 40 mg ) Dihitung dari HPHT Berakhirnya kehamilan menurut lamanya KELAINAN LAMA KEHAMILAN Lama kehamilanBerat janinIstilah < 20< 500Abortus 20-< Imatur Prematur > 2500Matur > 42Serotin
Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan 20 minggu atau berat janin 500 gram sebelum janin dapat hidup di dunia luar. Klasifikasi : 1.Abortus Spontan :20% 2.Abortus provocatus : 80% Artificial / terapi Kriminalis ABORTUS :
Sulit ditentukan secara pasti Abortustdk disadari menstruasi terlambat Abortus kriminalis sulit dideteksi USA 16-20% RSHS Bandung : 18-19% INSIDEN ABORTUS :
1.Faktor janin Kelainan telur/kromosom Kelainan embrio Kelainan plasenta 2.Faktor maternal Infeksi Peny. vaskuler Kelainan endokrin Imunologis (sistim HLA) Trauma (pembedahan) Penyakit Kronis Malnutrisi Kelainan Alat Reproduksi 3.Faktor eksternal Radiasi, obat-obatan ETIOLOGI :
Perdarahan desidua basalis Nekrosis jaringan sekitarnya “ Benda Asing “ Kontraksi Uterus Ekspulsi
Kematian janin perdarahan desidua basalis Terlepasbenda asing kontraksi Kematian embrio 2 mg sebelum perdarahan < 10 mg biasanya lengkap mgsering timbul sisa kehamilan PATOGENESIS :
Anamnesis : - perdarahan sedikit - nyeri perut berat tidak ada PD : - Fluksus ada & sedikit - Ostium uteri tertutup - Besar uterus sesuai dengan umur kehamilan Pemeriksaan penunjang : ( USG ) Pengelolaan : - Bed rest 3 x 2 jam - Progesteron ABORTUS IMINENS : Abortus mengancam, buah kehamilan masih mungkin dipertahankan.
Abortus sedang berlangsung dan berrakhir dengan abortus inkomplit/komplit Anamnesis : perdarahan banyak & nyeri kontraksi PD : - Ostium terbuka - Buah kehamilan masih dalam rahim - Ketuban utuh Pengelolaan : - Evakuasi - Uterotonik pasca evakuasi - Antibiotik 3 hari ABORTUS INSIPIEN :
Anamnesis : - Perdarahan dari jalan lahir - Kontraksi rahim, nyeri - Syok PD : - Ostium uteri terbuka - Terasa sisa jaringan Pengelolaan : - Perbaiki KU, Hb 10gr% transfusi - Evakuasidigital, kuretase - Uterotonika - Antibiotik 3 hari ABORTUS INKOMPLIT : Sebagian buah kehamilan terus keluar dan masih terdapat sisa dalam rongga rahim.
Anamnesa ; perdarahan sedikit PD : Ostium tertutup/terbuka dengan uterus kosong Tidak perlu kuretase Periksa jaringan 10 hari perdarahan berhenti (epitelisasi selesai) Bila > 10 hari masih perdarahan Abortus inkomplit Endometritis pasca abortus ABORTUS KOMPLIT : Seluruh buah kehamilan telah ke luar dari rongga rahim.
Janin mati tertahan > 8 minggu Anamnesis : - Perdarahan + / - P. Obstetri : - FU < usia kehamilan - BJA (-) Pengelolaan : - Evakuasi - 12 mg + kuret - Dilator laminaria stiff - antibiotika MISSED ABORTION :
Abortus spontan 3 x berturut-turut Etiologi : - Genetik - Hormonal/imunologik - Anatomis Anatomis : Shirodkar / Mc.Donald PENYULIT ABORTUS 1.Perdarahan hebat 2.Kerusakan serviks 3.Infeksi mandul sepsis syok septik 4. Perforasi ABORTUS HABITUALIS :
Abortus inkomplit / insipiens + infeksi Anamnesis : Tanda abortus + panas badan + syok septik PD : - Ostium terbuka - Fluksus berbau Pengelolaan Perbaiki kesehatan Posisi fowler Antibiotik (aerob & anaerob) 24 jam pra evakuasi Uterotonika ABORTUS FEBRILIS :
BLIGHTED OVUM Volume kantung kehamilan 2,5 cc tanpa echo janin (Robinsow) Diameter kantung > 20 mm tanpa echo janin (Bernard) Diameter kantung > 25 mm tanpa echo janin, tdk ada doble decidual sac sign (Nybere)
BLIGHTED OVUM BLIGHTED OVUM (Lanjutan) Volume kantung kehamilan < 2,5 cc & pertumbuhan < 75% dalam 1 minggu (Reece) Ragu ulang 2 minggu Doppler berwarna : Resistensi Indeks A. spiralis tdk berbeda dgn kehamilan normal Resistensi Indeks A. spiralis tdk berbeda dgn kehamilan normal Resistensi Indeks intervilosa rendah Resistensi Indeks intervilosa rendah Bedakan dgn pseudo gestasional sac Bedakan dgn pseudo gestasional sac
MOLA HIDATIDOSA Trimester I sulit dibedakan dgn blighted ovum, missed abortion, abortus inkomplit, mioma uteri Spesifik pd trimester II vesicular ultrasonic pattern Molahidatidosa komplit janin (-) M. Inkomplit struktur janin (+) Kadang ada daerah sonolusen/campuran densitas akibat perdarahan 20-50% ada massa kista multilokuler di adneksa Doppler berwarna penting melihat vaskuler pd miometrium bila ada invasi
Histologis : - Villi Chorionic Abnormal - Proliferasi trofoblas - Edema Stroma Villus Insidens 1 : 1000 kehamilan Diagnosis - Amenore - Perdarahan per vaginam - Uterus lebih besar - Tanda pasti kehamilan (-) - Gelembung Mola (+) Pemeriksaan Penunjang : - Lab : hCG, T3, T4, TSH. - USG - Foto Thorax
± 20% TTG 1.Perbaiki KU 2.Evaluasi : a.Kuretase Vakum b.Histerektomi 3.Follow Up Terapi
- deteksi dini keganasan - lama : 1 tahun dengan KB Jadwal 1 mg pasca evaluasi 3 bulan I : 2 mgg sekali 3 bulan II : 1 bl sekali 6 bulan terakhir 2 bulan sekali Pemeriksaan : 1.Klinis & hCG 2.USG
1.Lafal sumpah dokter 2.Kode etik kedokteran 3.UU Kesehatan, Pasal 80 dengan hukuman 15 tahun atau denda 500 juta 4.KUHP (Pasal 347); Abortus tanpa izin wanita diancam dengan hukuman 12 th 5.KUHP (Pasal 348); Abortus dengan izin wanita dihukum 4 th, 4 bulan 6.KUHP (Pasal 349); Bila yang melakukan abortus adalah dokter, hukuman ditambah 1/3-nya TINDAKAN ABORTUS TANPA INDIKASI MELANGGAR :
Di dalam UU Kesehatan (Pasal 15) : 1.Dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa ibu atau janin dapat dilakukan tindakan medis tertentu 2.Dengan syarat-syarat sebagai berikut : Adanya indikasi medis Dilakukan oleh ahli Mempertimbangkan keputusan tim ahli Dengan persetujuan ibu hamil & suami Dilakukan di sarana kesehatan tertentu PERUNDANG-UNDANGAN ABORTUS
I. Pembedahan : A.Dilatasi serviks yang diikuti oleh pengosongan isi uterus 1. Kuretase 2. Aspirasi vakum 3. Dilatasi & evakuasi B. Laparotomi 1. Histerotomi 2. Histerektomi TEKNIK / CARA ABORTUS :
PREMATUR Persalinan mg ( gr) Insidensi tinggi AS : 8-10% Ina : 16-18% Penyebab kematian utama 20-30% berulang 50% tanpa faktor risiko
Faktor risiko A. Karakteristik Sosial-Ekonomi RAS Umur Riwayat prematur 1x 4x 2x 6x Pekerjaan & aktivitas Merokok Obat bius
B. Komplikasi kehamilan 1. Infeksi saluran kemih Asimtomatik bakteri uria Pielonefritis 2. Penyakit ibu : HDK, asma, hipertiroid, jantung anemi Distensi uterus berlebihkeh. multipel, hidramnion Perdarahan antepartum Infeksi umum pada ibu Tindakan bedah pada kehamilan Kegagalan AKDR
Pengelolan Risiko Prematur : 1. Mendidik ibu dengan risiko tinggi Tanda dini persalinan Tanda bahaya persalinan 2. Pengawasan bila timbul his segera obati 3. Amati pendataran & pembukaan serviks
TERAPI : 1.Istirahat rebah miring kiri / cairan bila perlu 2.BAKTERI URIA / cek reinfeksi setiap 6-8 mg 3.Mengurangi faktor risiko 4.SEX stop setelah 22 mg terutama risiko tinggi 5.Pemantau HisCTS
KHUSUS : TOKOLITIK 1. Manesium sulfat 4 gr IV dilanjutkan 1-3 gr/jam 2. Gol B2 adrenergik Terbulatin 0,25 mg diberikan subkutan 30’ max. 6x (lanjutkan 5 mg per oral setiap 4-6 jam) Ritrodin infus max. 0,35 mg/mnt sampai 6 jam setelah kontraksi hilang
Pemantauan paru-paru janin : A. Kortikosteroid Menurunkan kejadian RDS 24 jam sblm persalinan pada usia mg B. Surfaktan baik mahal
Tujuan : hindarkan trauma untuk anak Partus jangan terlalu lama/cepat Jangan pecahkan ket. sblm lengkap Episiotomi medialis Forceps Tali pusat secepatnya digunting Rahim ibu adalah inkubator terbaik PIMPINAN PARTUS PREMATURUS
Kehamilan > 42 minggu Postmaturitas, postdatism, postdates 10% s.d 42 mg 4% s.d 43 mg Sering pada primigravida muda/tua, grande multipara Neonatal Dysmaturitas AKP 2-3x, dibanding bayi matur SEROTINUS :
Harus diketahui pasti HPHT Evaluasi umur kehamilan muda (saat pertama datang) USG akurat bila < trimester II Sulit bila HPHT lupa DIAGNOSIS :
Kombinasi faktor ibu & anak Defisiensi : - ACTH pada fetus - Enzim sulfatase plasenta Kelainan SSP Anensefal (terlama 1 tahun 24 hari) ETIOLOGI :
Sindrom dismatur (30% pada serotinus) Tanda-tanda : 1.Menghilangnya lemak sub kutan 2.2. Kulit keriput, kering, retak-retak 3.Mekonium pada kulit, umbilikus, selaput ketuban 4.Kuku dan rambut panjang 5.Bayi malas KLINIS :
Biokimiawi : Estriol urine HPL semi kuantitatif 1.USG/Amniosentesis Oligo hidramnion 2.NST & CST 3.Skoring profil biofisik NST & UST (Nafas, tonus, gerak & jumlah cairan amnion) PENILAI RISIKO ANTEPARTUM :
1.Ekspektatif : Bahaya induksi 60% spontan pada mg 80% spontan pada 43 m hati-hati bayi besar 2. Aktif bila > 44 minggu (tergantung hasil kesejahteraan janin) PENGELOLAAN :
AKP meningkat mg AKP 1,1% 43 mg AKP 3,3% 44 mg AKP 6,6% Bayi besar > 4000 Morbiditas meningkat karena partus buatan PROGNOSIS :
II. Medis : A.Oksitosin intravena B.Cairan hiperosmotik intra-amnion 1. Larutan salin 20% 2. Larutan urea 30% C. Preparat prostaglandin E2, E2 alpha & analog prostaglandin 1. Inj. Intra amnion 2. Inj. Ekstraovuler 3. Insersi vagina 4. Inj. Parenteral 5. Peroral D. Berbagai kombinasi tindakan di atas E. Antiprogesteron RU 486
Prediction of reproductive success & failure No ovum (5%) (50 of 1.000)Female fertility Ovum not inefficiency fertilized (7.5%)(12% of cycles) (71 of 950) Cyles (1.000) Ovum enters No implantation (12%) Fallopian tube (103 of 879) (950) Preclinical Early pregnancyembryo loss Wastage (13%)(23% of conception) (103 of 776) Fertilization (879) Implantation (776) Abortion (67) Clinical Perinatal deaths (6) Pregnancies (67% of cycles) Liveborn infats (600) Maximum fecundability