QUO VADIS DEMOKRASI KITA? Robinson Sembiring
Demokrasi Menjadikan masyarakat demokratis, sesungguhnya sama dengan menanamkan ideologi demokrasi ke dalam sistem sosial sesuatu masyarakat Kehidupan masyarakat – dalam sosiologi sering disebut sistem sosial – dibangun oleh berbagai sistem yang saling berinteraksi Sistem-sistem yang dimaksud meliputi sistem budaya, sistem politik, sistem ekonomi, sistem hukum, sistem hankam, dst
Demokratisasi Selanjutnya, demokratisasi dapat dipandang sebagai proses mencelupkan sistem sosial (termasuk sistem budaya, sistem politik, sistem ekonomi, sistem hukum, sistem hankam, dst) ke dalam adonan prinsip-prinsip demokrasi Dengan demikian demokratisasi sebenarnya adalah membangun berbagai sub sistem dari sistem sosial yang ada agar diwarnai oleh prinsip-prinsip demokrasi
Prinsip-prinsip Demokrasi In order for a democracy to exist, criteria must be met. These include, by way of example, freedom of speech, human rights, the right to elect a government through free and just elections, the freedom of assembly, freedom from discrimination and, finally, the rule of law. Given these elements, it may be said that democracy is a means not only to promote social good and freedoms but also is a method to limit tyranny. That is, democracy is a means to limit the abuse of power as well as provide for fair government. (Rodney P. Carlisle, Ph.D., ENCYCLOPEDIA OF POLITICS, The Left and The Right, VOLUME 1: The Left, p.123)
Capaian demokrasi Realitasnya, kemampuan untuk mencapai pewarnaan prinsip-prinsip demokrasi berbeda antar satu sistem sosial dengan sistem sosial yang lain. Apalagi jika prinsip-prinsip yang dimaksud lebih dijabarkan lagi menurut matriks demokrasi berikut Demokrasi digambarkan sebagai interaksi antar 5 kelembagaan: Procedures of Decision, Regulation of the Intermediate Sphere, Public Communication, Guarantee of Rights, Rules Settlement and Implementation (Aturan Implementasi dan Penyelesaian) dengan 3 dimensi demokrasi: Liberty, Equality dan Control
Matriks Demokrasi Dikutip dari Encyclopedia of political communication / editors, Lynda Lee Kaid and Christina Holtz-Bacha, p.173
Demokrasi kita hari ini Dengan malu-malu, Gunawan Mohammad mengutip rangkaian kata seorang sastrawan: “Pemilihan umum telah jadi representasi komedi absurd yang memalukan” Hepeng do mangatur negara on Demokrasi prosedural miskin substansi Di wilayah lokal, demokrasi di bawah ancaman premanisme
Mengapa itu terjadi? Kita terlanjur lahir dari rahim sistem masyarakat gotong royong – komunalisme Demokrasi lahir dari rahim sistem masyarakat yang diwarnai individualisme Jadi, tampaknya kita belum mampu melakukan suatu loncatan---- tranformasi budaya
Pelajaran-pelajaran untuk demokrasi Apakah transformasi budaya harus dilakukan? Apakah demokrasi yang dituju harus demokrasi liberal atau demokrasi deliberatif yang mulai kian banyak dibicarakan, atau demokrasi konsensual? Saya lebih meyakini jika dimulai dari level bawah, karena rekomendasi apaun yang didorongkan pada level negara, ternyata kita masih gagal terus-menerus.
Apa yang dapat kita sumbangkan? Demokrasi dibangun secara berjenjang mulai dari ikatan terkecil Jika kita memahami demokrasi sebagi sistem yang berjuang memberantas abused of power, maka pengawasan dengan mata mencorong telah perlu dimulai lagi! dari bawah! Mulai dr kehidupan mahasiswa!