Kerangka Karangan
Pengertian Kerangka Karangan Pada umumnya, ketika akan menulis karangan ilmiah, penulis membuat sebuah bagan atau rencana kerja. Hal itu dimaksudkan agar isi pikiran yang akan dituangkan ke dalam tulisan teratur, terperinci, dan sempurna. Bagan yang dibuat dapat beberapa kali mengalami perubahan demi perbaikan dan penyempurnaan. Metode yang biasa dipakai untuk maksud tersebut disebut outline atau kerangka karangan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang digarap.
Manfaat Kerangka Karangan Mengapa pembuatan kerangka karangan sangat dianjurkan kepada penulis (terutama penulis yang baru mulai menulis)? Metode ini akan membantu setiap penulis untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan karena kerangka karangan dapat membantu penulis dalam hal-hal berikut. Menyusun karangan secara teratur Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu
Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka Karangan Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik atau tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan harus berbentuk tesis atau pengungkapan maksud. Langkah yang kedua adalah mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini, penulis boleh mencantumkan sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung melakukan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
Langkah yang Ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut. Pertama: Topik yang tidak relevan dengan tesis dicoret dari daftar. Kedua: Jika ada lebih dari satu topik yang sama tetapi dirumuskan dengan cara yang berlainan, buatlah perumusan baru. Ketiga: Bila ada topik yang sebenarnya merupakan bawahan dari topik yang lain, masukkanlah topik bawahan itu ke topik yang lebih tinggi. Keempat: Jika ada dua topik atau lebih yang sederajat tetapi lebih rendah daripada topik yang lain, pilihlah dengan cermat mana topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi.
Untuk mendapatkan sebuah kerangkan karangan yang sangat terperinci, langkah kedua dan ketiga dilakukan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya. Selanjutnya ialah menentukan pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas. Dengan pola susunan tersebut, semua perincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.
Pola Susunan Kerangka Karangan Pola Alamiah a. urutan waktu (kronologis) b. urutan ruang (spasial) c. topik yang ada Pola Logis a. urutan klimaks dan antiklimaks b. urutan kausal c. urutan pemecahan masalah d. urutan umum-khusus e. urutan familiaritas f. urutan akseptabilitas
Macam-Macam Kerangka Karangan Kerangka karangan dapat dibedakan berdasarkan dua parameter yaitu sifat perinciannya dan perumusan teksnya. Berdasarkan Perincian a. kerangka karangan sementara b. kerangka karangan formal Bedasarkan Perumusan Teksnya a. kerangka kalimat b. kerangka topik