KONTRIBUSI BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASEAN DAN APEC.
Advertisements

Penyelesaian Sengketa Internasional (politik)
MASA DEMOKRASI LIBERAL
BELA NEGARA Pengertian Bela Negara
POLITIK LUAR NEGERI A. KAIDAH-KAIDAH POLITIK LUAR NEGERI
Memahami Prinsip Kebijakan Luar Negeri India dan Pakistan
POLITIK LUAR NEGERI By design Drs. Muid.
PANCASILA DITINJAU ASAL MULANYA
Asas Kewarganegaraan Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman.
MBP. Asia Tenggara Kelompok 4.
PENGUNDURAN DIRI (PENARIKAN DIRI) INDONESIA DARI KEANGGOTAAN PBB
Presentasi Pkn Disusun oleh: Guntur Gunawan.A Richo Bagus .M
BAB 3 Berkomitmen Terhadap Kaedah Pokok Fundamental
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
PERSATUAN BANGSA BANGSA
Arti Strategis Konferensi Asia Afrika (1955) bagi Politik Luar Negeri RI Pengaruh Konferensi Asia Afrika terhadap Situasi Internasional Situasi internasional.
Politik Luar Negeri Indonesia
Konferensi asia afrika (KAA)
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Mempersembahkan MD ENTERTAINTMENT.
Konsep dasar Politik dan pemerintahan
Wawasan nusantara (Lecture 5 & 6)
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
KERJA SAMA BIDANG POLITIK
menjalin hUBUNGAN INTERNASIONAL
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
Pertemuan 7 HAK ASASI MANUSIA Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Ideologi dan Nilai-nilai Pancasila
Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
4.3.Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 NKRI
Wawasan nusantara (Lecture 5 & 6)
Pertemuan 7 HAK ASASI MANUSIA Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Wawasan nusantara (Lecture 5 & 6)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAB 5 SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL
KELOMPOK III SUPARMAN SMAN 17 ZAENAL M SMAN 7 ABDUL HAKIM SMAN 33
(UN Peacekeeping Operation)
DISUSUN OLEH : RAHAYU SETIYANINGSIH
UUD 1945 Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebelum diamandemen yang terdiri dari : Pembukaan UUD.
"One Vision, One Identity, One Community”
Pertemuan 7 HAK ASASI MANUSIA Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Hartanto, S.IP.,MA Kelas PLNRI-2015
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Peranan Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia
AKTIF BEBAS ? ? PERKEMBANGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA
Presented By: Lailatul Hikmah
KELOMPOK 5 : AGUS MAULANA DHEA PUTRI A HARYANTI NADILLA
beserta rakyat Indonesia
Dosen ; Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si.
Pertemuan 7 HAK ASASI MANUSIA Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
Dosen ; Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si.
Assalamualaykum.
Analisis Kebijakan Penggunaan Mata Uang Tunggal di ASEAN
Militer dan Budaya Politik Indonesia
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Ayo Kita Kenali ASEAN Titan sadewo. Apa ASEAN itu? ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia.
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Oleh : Johannes Sidabalok, S.Pd.
ORGANISASI INTERNASIONAL. Organisasi Internasional adalah badan hukum yang didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki kepentingan.
Peran Politik Luar Negeri dalam Hubungan Internasional Kelompok 6 1.DINDA APRILLA PRATIWI 2.DESI ERIKA 3.EDO SUSANTO 4.QOLBIYAH KHOIRUNNISA 5.SAHVIRAH.
Sejarah Tahun 6 UNIT 10: MALAYSIA DAN DUNIA
UNIT 10 : BERSATU PADU MENGHADAPI CABARAN
Konferensi Asia Afrika (KAA)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
KONFERENSI ASIA-AFRIKA Cahya Muhammad Thonthowi Qoriroh Nailur Raniah Martin Tetamki
BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA
Transcript presentasi:

KONTRIBUSI BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA Drs. Ibnu Sodiq, M.Hum. Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Landasan Kontribusi Indonesia dalam Perdamaian Dunia dalam Pembukaan UUD 1945 "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Jakarta Informal Meeting Kontribusi Indonesia Bentuk Kontribusi KAA Misi Garuda Deklarasi Djuanda Gerakan Non Blok ASEAN OKI Jakarta Informal Meeting Berbagai upaya telah dilakukan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di Dunia. Hal ini didorong pemikiran bahwa, kondisi dunia yang kondusif dan damai akan menjadi prasyarat terciptanya masyarakat yang aman. Untuk itulah, sejak awal kemerdekaan, Indonesia menerapkan politik luar negeri bebas aktif. Bebas berarti tidak terikat dalam kelompok kepentingan tertentu yang tengah bertikai. Sementara itu, aktif dimaknai sebagai tindakan nyata dalam menjaga perdamaian dunia.

Konferensi Asia Afrika Pada 18-25 April 1955 di Bandung diselenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) Konferensi ini diprakarsai oleh lima negara: Indonesia, India, Pakistan, Burma, dan Sri Langka. Sebanyak 29 negara hadir Konferensi ini menghasilkan berbagai keputusan penting yang dituangkan dalam suatu komunike bersama. Di samping itu, telah disetujui pula prinsip- prinsip hubungan internasional dalam rangka memelihara dan memajukan perdamaian dunia yang dikenal dengan Dasasila Bandung

Dasasila Bandung Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB. (a) Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun; (b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.

Gerakan Non-Blok Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak menyebabkan pertikaian dan tensi politik global mereda. Ada Blok Barat yang mengusung liberalisme dan Blok Timur yang membawa sosialisme-komunisme. Sentral gerakan blok barat adalah Amerika Serikat, sementara itu Blok Timur digawangi oleh Uni Soviet. Netralisme Indonesia dalam politik luar negeri diwujudkan dalam penerapan prinsip bebas aktif. Penerapan bebas aktif pada masa revolusi dimaknai sebagai pendirian dan sikap dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengejar cita-cita menentukan sikap sendiri, tidak mengikat diri pada blok Amerika atau Rusia.

Deklarasi Djuanda

Wilayah Indonesia setelah Deklarasi Djuanda

Misi Garuda Pada 5 November 1956, Sekretaris Jenderal PBB membentuk Komando PBB dengan nama United Nations Emergency Forces (UNEF). Pada tanggal 8 November 1956, Indonesia menyatakan kesediaannya untuk turut serta menyumbangkan pasukan dalam UNEF. Mulanya Indonesia mengirim pasukan ke Mesir (1956) dan Kongo (1960). Pada periode-periode Orde Baru, Indonesia kerap mengirimkan Kontingen Garuda. Beberapa negara yang menjadi tujuan antara lain Vietnam (1973, 1974), Timur Tengah (1973, 1974, 1975, 1976, 1977, 1978, 1979), Iran-Irak (1988, 1989, 1990), Namibia (1989), Irak-Kuwait (1992, 1993, 1994, 1995), Kamboja (1992, 1993), Somalia (1992), Bosnia-Herzegovina (1993), Bosnia (1994, 1995), Georgia (1994), Mozambik (1994), Filipina (1994), Tajikistan (1997), Siera Lione (1992-2002). Pada masa Reformasi, pengiriman pasukan perdamaian kembali dilakuan. Kali ini beberapa negara yang dituju adalah Kongo (2003, 2005), Liberia (2003-2009), Sudan (2008, 2009), Lebanon (2006-2017).

Organisasi Kerjasama Islam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 - 25 September 1969, dan menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia. Pembentukan OKI semula didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang diahadapi umat Islam, khususnya setelah unsur Zionis membakar bagian dari Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969.

ASEAN Pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, diadakan pertemuan antara perwakilan lima negara: Menteri Luar Negeri Indonesia (Adam Malik), Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia (Tun Abdul Razak), Menteri Luar Negeri Filipina (Narciso Ramos), Menteri Luar Negeri Singapura (S. Rajaratnam), dan Menteri Luar Negeri Thailand (Thanat Khoman). Pertemuan tersebut membahas Deklarasi Bersama dengan melakukan pertemuan dan penandatanganan Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaration) atau Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration).

Jakarta Informal Meeting Asia Tenggara merupakan salah satu arena pertarungan kepentingan internasional. Berbagai konflik akibat perang dingin mengemuka di kawasan ini. Salah satunya adalah permasalahan yang terjadi di Vietnam dan Kamboja Untuk mengatasai permasalahan tersebut, Indonesia juga turut secara aktif memprakarsai perdamaian. Langkah awal pemecahan masalah Kamboja dilakukan pada November 1985. Indonesia sebagai penghubung resmi ASEAN menyatakan kesediaannya untuk menyelneggarakan sebuah Coctail Party atau Proximity Talks bagi semua faksi yang terlibat dalam pertikaian Kamboja. Ide ini kemudian berkembang menjadi Pertemuan Informal Jakarta (Jakarta Informal Meeting/JIM)

JIM I Diselenggarakan pada Juli 1988 Pada pertemuan ini disepakati pemisahan antara isu invasi Vietnam dan pendudukan Kamboja oleh Vietnam dengan perang saudara antar-rakyat Khmer JIM II Diselenggarakan pada Februari 1989 Dalam pertemuan ini Vietnam bersedia menerima internasionalisasi konflik Kamboja, yakni melalui mekanisme kontrol internasional