Sesi 10 Evaluasi dan Penetapan Pemenang Kontrak Petunjuk untuk Fasilitator: Waktu: 45 menit Perlengkapan: flip chart, spidol, komputer, proyektor, layar Dalam catatan kaki pada slide-slide tertentu, terdapat teks yang antara lain berupa petunjuk atau pertanyaan yang mungkin diajukan oleh peserta atau pertanyaan yang mungkin ingin Anda tanyakan kepada peserta agar diskusi dapat berlangsung. Kemungkinan jawaban akan diberikan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Proyek Modernisasi Pengadaan
Tujuan 1 2 Di akhir sesi ini, Anda akan dapat: Mengidentifikasi berbagai macam skema kecurangan (fraud) dan teknik audit pada tahap evaluasi dan penetapan pemenang dalam proses pengadaan 1 Menjelaskan praktik-praktik terbaik dan konsep-konsep penting yang harus diketahui oleh auditor selama tahap tersebut 2
Contoh Tindak Kecurangan pada Tahap Evaluasi dan Penetapan Pemenang 1 Tujuan 1 1 2 2 3 3 4 4 Perencanaan Pengadaan Penyusunan Dokumen Pengadaan Evaluasi & Penetapan Pemenang Administrasi & Pengelolaan Kontrak Penawaran yang tidak seimbang (unbalanced bidding) Suap dan komisi (kickback) Konflik kepentingan Manipulasi penawaran Penunjukan langsung tanpa justifikasi Risiko terhadap proses pengadaan: Penetapan pemenang yang tidak memenuhi syarat Pencurian dana Berkurangnya kompetisi Stagnasi kinerja penyedia Catatan untuk Fasilitator: Evaluasi dan penetapan pemenang kontrak memberikan peluang bagi penyedia dan pemerintah untuk melaksanakan skema kecurangan. Bahas dengan singkat daftar contoh (tidak lengkap) yang ada di slide dan fokus pada risiko umum proses pengadaan. Ingatkan kembali Modul 15 tentang pengelolaan risiko dan dorong peserta untuk memikirkan risiko kecurangan dan menambah pengalaman mereka untuk waspada terhadap skema umum selama tahapan proses pengadaan ini.
Evaluasi dan Penetapan Pemenang Kontrak 1 Tujuan Evaluasi dan Penetapan Pemenang Kontrak Catatan Penting Skema kecurangan (fraud) yang paling banyak terjadi pada tahap evaluasi dan penetapan pemenang termasuk praktik korupsi yang dilakukan oleh pengelola pengadaan Skema kecurangan yang terkait dengan pengelola pengadaan paling mudah terdeteksi dan terungkap melalui audit probity Audit keuangan paling umum digunakan untuk memvalidasi keterlibatan penyedia dalam skema kecurangan, namun dianggap sebagai jenis audit untuk ‘pendeteksian’, bukan untuk ‘pencegahan’
Deskripsi dan Indikator ‘Red Flag’ Penawaran yang Tidak Seimbang (Unbalanced Bidding) 1 Tujuan Deskripsi Penawaran yang tidak seimbang (unbalanced bidding) terjadi ketika penyedia secara sengaja mengajukan penawaran yang rendah untuk mendapatkan kontrak, kemudian menaikkan harga ketika pengadaan dimulai. Hal ini dilakukan dengan mengabaikan beberapa layanan dan satuan barang/jasa tertentu. Indikator: Satuan barang/jasa dengan harga yang tidak biasa atau terlalu tinggi atau rendah untuk barang/jasa tersebut Harga penawaran antar penyediaterlalu bervariasi Sering ada perintah pekerjaan tambah/kurang (change orders) Peningkatan nilai kontrak yang signifikan selama siklus kontrak (> 25%) Catatan untuk Fasilitator: Ada banyak cara untuk memanipulasi penentuan harga satuan barang/jasa untuk menguntungka penyedia. Jika ada satuan barang/jasa tertentu yang akan lebih sering dibeli karena banyaknya perintah pekerjaan tambah (change order), penyedia akan menentukan harga yang lebih tinggi untuk satuan barang/jasa tersebut untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan di masa mendatang. Pengelola pengadaan yang korup akan membantu penyedia mengidentifikasi satuan barang/jasa yang tidak dibutuhkan setelah penetapan pemenang. Penyedia kemudian akan mengajukan potongan harga yang besar untuk satuan barang/jasa tersebut karena mereka tahu penyedia tidak akan perlu benar-benar mengenakan potongan harga tersebut. Penyedia juga dapat menyampaikan harga satuan barang/jasa sedemikian rupa, sehingga di awal masa pelaksanaan kontrak, penyedia dapat segera memperoleh uang yang lebih banyak.
2 3 1 2 Teknik Pencegahan Penawaran yang Tidak Seimbang Metode Lain Tujuan Metode Lain Audit Keuangan Periksa dokumen untuk mencari indikator penawaran yang tidak seimbang: Satuan barang/jasa yang tidak biasa, atau harga yang disampaikan terlalu tinggi atau terlalu rendah Harga penawaran yang terlalu bervariasi Sering ada perintah pekerjaan tambah/kurang (change order) Periksa telepon, email, dan buku pengunjung untuk menentukan apakah penyedia melakukan komunikasi yang tidak wajar dengan pejabat pemerintah selama proses penawaran Wawancara penyedia yang menyampaikan keluhan adanya spesifikasi yang tidak jelas atau tidak memadai atau memiliki bukti tambahan tambahan adanya skema penawaran yang tidak seimbang 3 1 2 Catatan untuk Fasilitator: Pengelola pengadaan bertanggung jawab untuk memantau proses pengadaan terkait skema penawaran yang tidak seimbang. Ini adalah beberapa contoh langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah skema kecurangan tersebut.
2 Contoh Penawaran yang Tidak Seimbang dan Kunci Pelaksanaan Audit Tujuan Contoh Pengelola pengadaan membocorkan informasi kepada perusahaan konstruksi bahwa persyaratan teknis dan keselamatan sebenarnya jauh lebih rendah daripada yang tercantum pada dokumen pengadaan. Akibatnya, penyedia mengajukan penawaran yang jauh lebih rendah daripada kompetitornya sehingga dapat memenangkan kontrak. Penawaran yang tidak seimbang dapat digunakan sekedar untuk memenangkan kontrak, atau untuk menaikkan harga setelah penetapan pemenang. Jika harga tidak dinaikkan setelah penetapan pemenang, penawaran yang tidak seimbang mungkin sulit/mustahil untuk diidentifikasi kecuali terdapat perbedaan yang mencolok / kebocoran informasi dalam penawaran penyedia. Dokumentasi persyaratan sebaiknya ditelaah dan diperiksa bersama ahli teknis dan ahli hukum Catatan untuk Fasilitator: Penawaran yang tidak seimbang adalah bentuk perekayasaan penawaran yang lebih sulit untuk diungkapkan karena tersembunyi dalam daftar satuan barang/jasa. Banyak audit tidak mengalokasikan waktu untuk memeriksa perincian satuan barang/jasa, sehingga skema ini tidak dapat terungkap. Perencanaan pengadaan yang efektif dan penyusunan dokumentasi persyaratan yang lengkap sangat membantu untuk menentukan apakah terdapat penawaran yang tidak seimbang atau terjadi kesalahan perencanaan persyaratan.
Deskripsi dan Indikator ‘Red Flag’ Pemberian Suap dan Komisi (Kickback) 1 Tujuan Deskripsi: Suap adalah pembayaran berupa uang atau hadiah yang diberikan untuk memengaruhi tindakan pihak lain agar berpihak pada pemberi pembayaran. Komisi (kickback) secara khusus merujuk pada uang suap yang dibayar selama jangka waktu tertentu secara bertahap Indikator: Penetapan pemenang atau persyaratan yang tidak wajar dan tanpa justifikasi Kebocoran informasi atau perubahan di detik-detik terakhir pemasukan penawaran Tekanan dari Pengelola Pengadaan yang mencurigakan Penundaan dalam negosiasi kontrak Perilaku pengelola pengadaan yang secara tiba-tiba tidak wajar Catatan untuk Fasilitator: Suap adalah tulang punggung dari keseluruhan sistem kecurangan dalam pengadaan barang/jasa. Suap adalah penggerak keputusan pejabat yang korup dan penyedia yang melanggar hukum. Kita akan mendiskusikan tentang suap dan komisi dalam sesi tentang evaluasi dan penetapan pemenang, tetapi kecurangan seperti ini dapat terjadi kapan saja selama proses pengadaan. Suap sering dibayarkan dalam bentuk komisi (kickback) yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu dan sering kali terikat dengan perkembangan pelaksanaan kontrak atau nilai kontrak. Suap tidak hanya dibayar dalam bentuk uang tunai. Suap and komisi (kickback) dapat dibayar dalam bentuk properti, ekuitas, liburan, pinjaman atau peluang kerja, dan bentuk lainnya.
Teknik Pencegahan Praktik Suap dan Pemberian Komisi (Kickback) 2 Tujuan Audit Keuangan Audit Probity Sering lakukan audit terhadap pejabat atau instansi pemerintah yang dicurigai untuk menemukan indikator skema kecurangan Lakukan uji tuntas atas pemeriksaan latar belakang dan secara khusus periksa apakah penyedia pernah dicabut izin usahanya dan/atau pegawai atau pejabat memiliki gaya hidup yang melampaui kewajaran Telusuri pembayaran yang tidak wajar melalui agen, subpenyedia atau konsultan, atau mark-up tagihan yang mungkin digunakan untuk memberikan suap Jika perlu, lakukan investigasi keuangan secara lengkap terhadap pejabat yang dicurigai dan seluruh rantai keuangan dengan menghubungkan pembayaran yang tidak wajar dengan proses yang dipengaruhi tindakan yang korup tersebut 2 3 1 1 Catatan untuk Fasilitator: Pengelola pengadaan bertanggung jawab untuk memantau praktik suap atau komisi (kickback) dalam poses pengadaan. Slide ini memberikan beberapa contoh langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah jenis kecurangan ini.
2 Tujuan Contoh Praktik Suap dan Komisi (Kickback) dan Kunci Pelaksanaan Audit Contoh Pengelola pengadaan untuk sebuah proyek konstruksi bangunan urban meminta agar penyedia menyediakan apartemen di bangunan baru tersebut kepada ketua ULP untuk pemrosesan dana terkait kontrak. Nilai kontrak dengan sengaja di-mark up agar penyedia mendapatkan dana ekstra Kunci Pelaksanaan Audit Suap dan komisi (kickback) dapat terungkap akibat praktik penetapan pemenang yang tidak wajar. Audit terhadap aspek perilaku juga dapat menunjukkan perubahan dalam penampilan seseorang. Audit keuangan dapat mengungkapkan ketidaksesuaian dalam tagihan, atau nilai yang ditetapkan bagi pemenang kontrak berbeda dari penawaran harga yang diajukan Catatan untuk Fasilitator: Ingat kembali penjelasan tentang matriks risiko/keuntungan dalam Sesi 1 untuk menjelaskan alasan utama mengapa penyuapan dan pemberian komisi terjadi, keuntungan selalu lebih besar dari risikonya. Kini adalah saat yang terbaik untuk merujuk pada dasar dari modul karena penyuapan dan komisi adalah dasar dari kebanyakan kecurangan pengadaan.
1 Deskripsi dan Indikator ‘Red Flag’ Konflik Kepentingan Deskripsi: Tujuan Deskripsi dan Indikator ‘Red Flag’ Konflik Kepentingan Deskripsi: Konfllik kepentingan terjadi ketika pengelola pengadaan mempunyai kepentingan yang dirahasiakan Indikator: Penetapan pemenang atau persyaratan yang tidak wajar atau tanpa justifikasi Tekanan, bujukan, atau tingkah laku yang mencurigakan dari pengelola pengadaan atau penyedia Catatan untuk Fasilitator: Konflik kepentingan yaitu ketika seseorang terlibat dalam beberapa kepentingan (finansial atau yang lain), yang salah satunya dapat memengaruhi motivasi dari orang tersebut. Konflik kepentingan dapat timbul melalui pemberian komisi atau suap, tetapi dapat juga lebih dalam dari itu. Pengelola Pengadaan mungkin salah satu pemilik dari perusahaan atau mengarahkan dana ke sebuah perusahaan fiktif yang ia telah buat. Sebuah temuan konflik kepentingan, bahkan bila temuan tersebut hanya kebetulan, dapat menyebabkan penyedia tersebut tidak dapat ditetapkan sebagai pemenang dan terancam berbagai sanksi termasuk penangguhan atau pencabutan izin usaha dalam kasus-kasus yang sangat parah.
Teknik Pencegahan Konflik Kepentingan 2 Tujuan Teknik Pencegahan Konflik Kepentingan Audit Keuangan Metode Lain Laksanakan uji tuntas atas pemeriksaan latar belakang dan secara khusu periksa apakah penyedia pernah dicabut izin usahanya dan/atau pegawai atau pejabat memiliki gaya hidup yang melampaui kewajaran Lakukan verifikasi keuangan secara lengkap terhadap pejabat yang terkait dan seluruh rantai kecurangan dengan menghubungkan pembayaran yang tidak wajar dengan proses yang dipengaruhi tindakan korup tersebut Wawancara penyedia yang menyampaikan keluhan atau memberikan bukti adanya konflik kepentingan penyedia lainnya Memantau penyedia dan pejabat pemerintah yang diduga menunjukkan indikator kecurangan 1 2 1 2 Catatan untuk Fasilitator: Pengelola Pengadaan bertanggung jawab untuk memantau konflik kepentingan dalam proses pengadaan. Slide ini memberikan beberapa contoh langkah yang Anda dapat gunakan untuk mencegah kecurangan jenis ini.
Contoh Konflik Kepentingan dan Kunci Pelaksanaan Audit 2 Tujuan Contoh Seorang pengelola pengadaan, melalui gabungan beberapa pengadaan selama 5 tahun memberikan $10 Juta kepada sebuah perusahaan untuk pekerjaan konstruksi di lingkungan komunitas setempat. Pemeriksaan ketat terhadap keuangan perusahaan konstruksi tersebut menunjukkan bahwa saudara laki-laki pengelola pengadaan tersebut adalah salah satu pemilik dari perusahaan tersebut Kunci Pelaksanaan Audit Catatan untuk Fasilitator: Serupa dengan pemberian suap atau komisi (kickback), konflik kepentingan tidak harus dalam bentuk keuangan. Konflik kepentingan dapat disebabkan oleh hubungan keluarga atau janji pemberian pekerjaan kepada pengelola pengadaan setelah ia pensiun. Konflik kepentingan mungkin tidak terlihat secara jelas namun sering terjadi. Dalam banyak kasus, konflik kepentingan tidak memiliki maksud jahat. Jika ada ancaman konflik kepentingan, auditor dapat meminta pengelola pengadaan dipindahkan dari suatu kegiatan tertentu dalam proses evaluasi
Deskripsi dan Indikator ‘Red Flag’ Manipulasi Penawaran 1 Tujuan Deskripsi dan Indikator ‘Red Flag’ Manipulasi Penawaran Deskripsi Setelah menerima penawaran dari penyedia, pengelola pengadaan memanipulasi penawaran atau proses evaluasi untuk menguntungkan penyedia tertentu Indikator: Justifikasi penetapan pemenang yang tidak meyakinkan atau lemah Perubahan kriteria evaluasi setelah pemasukan penawaran Campur tangan beberapa pihak Catatan untuk Fasilitator: Pengelola pengadaan dapat mengutak-atik penawaran atau proses evaluasi penawaran dengan berbagai cara termasuk “kesalahan” yang disengaja dalam evaluasi, memengaruhi evaluator lain, mengubah atau menghilangkan informasi penyedia, memanipulasi kriteria atau batas waktu, atau membatalkan proses evaluasi.
2 2 3 1 Teknik Pencegahan Manipulasi Penawaran Audit Probity Tujuan Teknik Pencegahan Manipulasi Penawaran Audit Probity Audit Keuangan Bandingkan penawaran yang gagal dengan dokumen penawaran dalam berkas kegiatan evaluasi pengadaan Periksa dokumen berikut untuk mendeteksi indikator manipulasi penawaran: -- Berita acara pembukaan dokumen penawaran -- Berita acara evaluasi - dokumen penawaran --Salinan penawaran yang gagal Periksa penawaran yang gagal dan berita acara evaluasi dokumen penawaran untuk mendeteksi indikator perubahan atau manipulasi seperti perubahan skor, kesalahan perhitungan, dll. 2 3 1 Catatan untuk Fasilitator: Pengelola Pengadaan bertanggung jawab untuk memantau manipulasi penawaran dalam proses pengadaan. Slide ini memberikan beberapa contoh langkah yang Anda dapat gunakan untuk mencegah kecurangan jenis ini.
Contoh Manipulasi Penawaran dan Kunci Pelaksanaan Audit 2 Tujuan Contoh Manipulasi Penawaran dan Kunci Pelaksanaan Audit Contoh Penyedia yang diunggulkan menyerahkan penawaran untuk kontrak baru senilai $150.000. Dokumen evaluasi mencatat penawaran dari penyedia tersebut sebesar $100.000, atau $20.000 lebih rendah dari penawar terdekat lainnya. Kontrak senilai $150.000 tersebut diberikan kepada penyedia yang diunggulkan. Kunci Pelaksanaan Audit Catatan untuk Fasilitator: Manipulasi penawaran dapat dilakukan ketika evaluator tidak mematuhi peraturan yang ketat dan prosedur pengendalian dokumen. Manipulasi proses semakin mudah dilakukan apabila pelaku tindak kecurangan berada pada posisi yang tinggi dalam institusi. Oleh karena itu, Manajer sering rentan terhadap kecurangan seperti ini. Hilangnya dokumen asli dari penawar merupakan kasus yang sering terjadi dalam manipulasi penawaran. Auditor dapat menghubungi penyedia untuk memperoleh dokumen penawaran asli yang diserahkan oleh penawar.
1 Tujuan Deskripsi dan Indikator ‘Red Flag’ Penunjukan Langsung Tanpa Justifikasi Deskripsi Tindakan mengarahkan pemberian kontrak kepada penyedia tertentu dan mendukung keputusan tersebut dengan melakukan penunjukan langsung kepada satu penyedia melalui tindak kecurangan dan tanpa justifikasi. Indikator: Beberapa kontrak dengan penunjukan langsung kepada satu atau beberapa penyedia tertentu tanpa justifikasi Pola pengadaan dengan nilai di bawah ambang batas yang kompetitif Penunjukan langsung dengan justifikasi yang lemah Keluhan dari penyedia lain Catatan untuk Fasilitator: Penunjukan langsung tanpa justifikasi menjadi salah satu alat yang digunakan pelaku tindak kecurangan untuk menghindari proses persetujuan dan benturan peraturan pada saat berusaha untuk mengarahkan dana ke penyedia tertentu. Penunjukan langsung tanpa justifikasi biasanya adalah langkah akhir dari proses yang panjang yang dapat melibatkan uang suap atau komisi (kickback) dan juga pemecahan paket pengadaan atau klaim palsu untuk memposisikan pemberian kontrak.
Teknik Pencegahan Penunjukan Langsung Tanpa Justifikasi 2 Tujuan Audit Probity Other Methods Cari pola penunjukan langsung yang tidak wajar kepada penyedia yang sama, terutama jika ada perintah pekerjaan tambah/kurang (change orders) yang akan menaikkan harga keseluruhan berdasarkan kontrak tersebut di kemudian hari Periksa dokumen berikut untuk mendeteksi indikator kecurangan -- Ambang batas nilai pengadaan -- Permintaan, justifikasi, dan persetujuan penunjukan langsung -- Perintah pekerjaan tambah/kurang (change orders) Wawancara penyedia yang menyampaikan keluhan atau menyerahkan bukti adanya penunjukan langsung tanpa justifikasi 2 3 1 Catatan untuk Fasilitator: Pengelola Pengadaan bertanggung jawab untuk memantau praktik penunjukan langsung tanpa justifikasi dalam proses pengadaan. Slide ini memberikan beberapa contoh langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kecurangan jenis ini.
2 Tujuan Contoh Penunjukan Langsung Tanpa Justifikasi dan Kunci Pelaksanaan Audit Contoh Lima kontrak diberikan kepada sebuah perusahaan kecil selama jangka waktu tertentu untuk pengadaan jasa pembersihan jalan. Setiap kontrak bernilai tepat 10% di bawah ambang batas nilai pengadaan, padahal ada banyak perusahaan jasa pembersihan jalan di pasar penyedia. Catatan untuk Fasilitator: Pengadaan dengan penunjukan langsung sangat rentan terhadap kecurangan sehingga memerlukan justifikasi dan persetujuan untuk nilai uang yang lebih rendah. Penunjukan langsung dapat dideteksi dengan melihat pola yang muncul, seperti beberapa kali pemberian kontrak di bawah ambang batas yang kompetitif atau permintaan untuk penunjukan langsung padahal banyak penyedia berkompeten yang tersedia. Jika suatu justifikasi yang lemah pernah disetujui, pengelola pengadaan cenderung akan mencoba menggunakan justifikasi yang sama untuk pengadaan lain di masa mendatang. Perhatikan tren dan pernyataan justifikasi yang serupa.
2 Tujuan Praktik-praktik terbaik: Kenali industri dan penyedia yang biasanya mengajukan penawaran Pemahaman pasar dengan baik dapat mencegah tindak kecurangan karena sesuatu yang di luar standar perilaku akan lebih mudah terlihat: Daftar penyedia yang telah disetujui dapat membantu membangun hubungan kepercayaan dengan penyedia dan menghindari pihak-pihak yang berbuat curang (penyedia fiktif) Memiliki hubungan yang erat dengan orang-orang yang mengelola dan menjalankan perusahaan penyedia dapat mengurangi kecurangan, walaupun berisiko membangun kolusi Catatan untuk Fasilitator: Kajilah isi slide. Skema kecurangan yang ditulis dalam kurung dapat dicegah dengan menggunakan praktik terbaik tersebut. Ini hanyalah salah satu contoh dan tidak mencakup semua skema yang dapat terjadi.
2 Tujuan Praktik-praktik terbaik: Memastikan konsistensi dalam dokumentasi portfolio pengadaan barang/jasa Dengan dokumentasi yang baik, setiap keputusan, transaksi, dan evaluasi tersedia untuk audit atau reviu jika diperlukan (manipulasi penawaran) Memastikan setiap pengadaan ditangani dengan cara yang sama setiap waktu. Hal ini membuat segala ketidaksesuaian, pola yang mencurigakan, atau tindakan yang di luar kebiasaan terlihat lebih jelas (penyalahgunaan perintah kerja tambah/kurang (change order)) Catatan untuk Fasilitator: Kajilah isi slide. Skema kecurangan yang ditulis dalam kurung merupakan skema yang dapat dicegah menggunakan praktik terbaik tersebut. Skema-skema tersebut hanya sebagian contoh dari skema kecurangan yang dapat terjadi. Dokumentasi penting untuk setiap pengadaan (poin pertama) dan sebagai bagian dari data yang lebih besar untuk analisis skema yang lebih besar (poin kedua).
Mengapa skema pemberian komisi (kickback) sangat sulit terungkap? POP QUIZ Mengapa skema pemberian komisi (kickback) sangat sulit terungkap? Petunjuk untuk Fasilitator: Hentikan presentasi sejenak dan tanyakan: Mengapa skema pemberian komisi (kickback) sangat sulti terungkap? Kemungkinan jawaban / poin-poin diskusi: Ada banyak kemungkinan jawaban. Jawaban yang baik akan menyebutkan bahwa pemberian komisi (kickback) lebih sulit terungkap daripada suap karena pemberian komisi tidak selalu dilakukan pada saat ataupun segera setelah penetapan pemenang, dan tidak selalu meninggalkan jejak dalam catatan tertulis. Misalnya, pembayaran uang yang dicicil dalam jumlah kecil seperti gaji selama periode 5 tahun, atau pembayaran tagihan kartu kredit pengelola pengadaan secara bertahap.
POP QUIZ Mengapa ‘konflik kepentingan’ lebih mudah ditangani secara hukum/pidana? pidana? Petunjuk untuk Fasilitator: Hentikan presentasi sejenak dan tanyakan: Mengapa konflik kepentignan lebih mudah ditangani secara hukum/pidana? Kemungkinan jawaban / poin-poin diskusi: Konflik kepentingan memiliki “beban bukti” yang lebih rendah daripada skema suap atau komisi. Potensi konflik kepentingan dapat dicegah oleh pegawai yang jujur dengan mengungkapkan tindakan atau hubungan yang tidak diketahui orang lain sebelumnya (misalnya, pemilik pertambangan adalah kakak/adik dari pengelola pengadaan). Tidak mengungkapkan hubungan semacam ini adalah tindakan melanggar peraturan dan melawan hukum. Jika pengelola pengadaan tidak memberi tahu kantornya, ia dapat dinyatakan bersalah karena melakukan skema konflik kepentingan, walaupun tidak ada bukti pemberian uang ataupun hadiah.
Poin-Poin Penting Audit probity umumnya dapat mengidentifikasi kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh pejabat yang korup Audit keuangan umumnya dapat mengungkapkan kecurangan yang dilakukan oleh penyedia dan/atau penawar Praktik suap dan komisi (kickback) sering mengakibatkan jenis kecurangan yang lain. Kedua tindakan ini dapat dianggap sebagai ‘pintu gerbang’ kejahatan Konsistensi dalam dokumentasi merupakan indikator yang baik bahwa kegiatan dilakukan tanpa kecurangan Catatan untuk Fasilitator: Mintalah seorang peserta untuk memaparkan poin-poin penting dari sesi ini.