IMUNOTERAPI Maret 2012
Imunoterapi Alergen Spesifik Pemberian alergen spesifik yg relevan pd penyakit yg diperantarai IgE-spesifik dg dosis yg dinaikan secara bertahap sampai dosis maintenance tercapai atau pasien mengalami perbaikan klinis/ bebas keluhan Leonard Noon & Freeman (1911) desenstisasi hyposensitisasi imunoterapi imunoterapi spesifik imunoterpi alergen spesifik
Sejarah Curtis 1900 : suntik ekstrak alergen tepung sari Besredka & Steinhard (1907) Noon & Cartab : noon unit Noon & Freeman 1911 Injeksi subkutan ekstrak polen pd polenosis Cook 1915: di AS 114 pend hay fever & asthma 1950 penelitian ilmiah : RA, asma alergi & sengatan serangga. Keberhasilan : 60-90% 1998 : 60 jt pend di dunia 33 jt/ th pend di USA
Indikasi Bila ada bukti alergi terhadap alergen spesifik (tes kulit & IgE spesifik) dan gejala klinik timbul setelah terpapar alergen tsb. Rinitis alergi Asma alergi Konjungtivitis alergi Hipersensitivitas sengatan serangga
IT pada Rinitis Alergi Rinitis alergi persiten sedang berat Gejala muncul sepanjang tahun Sulit menghindari alergen Tidak berhasil dengan terapi medika mentosa Tidak dapat mentolerir efek samping farmakoterapi Penderita setuju berobat teratur dalam waktu lama.
Kontra Indikasi Absolut: tidak terbukti alergi ( IgE mediated) Relatif : Pend dalam pengobatan β-bloker Asma yang tak terkontrol ( unstable) Dimulai saat pend hamil Peny autoimun/ keganasan Ada riwayat alergi jamur ( aspergilus ) Pend yang tak taat berobat
Cara Pemberian Imunoterapi dapat dilakukan secara konvensional dan non konvensional. Cara konvensional adalah dengan suntikan subkutan. Cara non konvensional adalah dengan cara sublingual dan tekhnik netralisasi.
Untuk mencapai dosis optimal ada dua cara yaitu metode klasik dan metode cluster. Imunoterapi cluster suntikan diberikan sehari 2x dengan interval waktu suntik 60 menit. Suntikan dilakukan 1 minggu sekali berturut-turut sampai dosis optimal dicapai. Cara klasik, alergen disuntikkan 1-2 x seminggu sampai dosis optimal tercapai. Kemudian suntikan diberikan 4 minggu sekali.
Dosis suntikan IT 1) Dosis awal : Dasar hasil tes kualitatif & kuantitatif kualitatif : Tes kulit, dosis dimulai 0,1 ml kuantitatif : jika digunakan SET 2) Dosis eskalasi Dosis dinaikan secara bertahap, biasanya paling sering 1 minggu 2 X 3) Dosis pemeliharaan Diberikan jika sudah tercapai perbaikan gejala klinik
Dosis pemeliharaan digunakan sejak th 1920 1) Low dose treament digunakan sejak th 1920 untuk mengurangi gejala saja t.u. pend yg hipersensitif, biasa 0,5 ml 2) Maximally tolerated dose treatment Dosis maks yg bisa mengurangi gejala, tanpa efek samping 3) Symptom relieving dose treatment Dosis yg dpt menghilangkan gejala & pasien dpt bebas gejala tsb dlm wkt 1 minggu.
Efek samping Lokal : gatal, merah / bengkak dilokasi suntikan Sistemik : sesak napas, penurunan tekanan darah, shock anafilaksi
Mengurangi efek samping Sebelum memberi suntikan tanyakan: - apa sebelumnya ada serangan - reaksi suntikan sebelumnya - kapan minum obat terakhir Setelah suntik tunggu 30 menit/ tidak boleh langsung pulang Jangan aktifitas berat setelah suntikan IT IT diberikan oleh doker yang terlatih Tersedia obat dan alat emergency
Efek imunoterapi IT jangka panjang : peningkatan IgG spesifik (IgG1, IgG4) dan penurunan IgE (Peng 1992) Peningkatan rasio IFN gama /IL4, pd pasien yg klinis membaik (Benjaponpitak 1999) Kompetisi inhibisi blocking IgG antibody & IgE yg melekat pd dind sel basofil & sel mast dalam mengikat alergen Produksi sitokin Th2 < , dan sitokin Th1 > sehingga terjadi keseimbangan antara Th1 & Th2 IT dosis alergen tinggi menginduksi APC memproduksi IL-12 yg merangsang Th0 Th1
Mekanisme Imunoterapi Holgate ST, Church MK. Lichtenstein LM. Allergy 3ed edit 2007
Mekanisme Imunoterapi Pada IT terbentuk sel T-regulator spesifik thd alergen ( dulu T- supresor) Ada 2 T-reg : (FOXP3)+ CD4+ CD25+ = CD4+CD25+ T-reg tipe1 ( Tr1) Tr1 berperan pd toleransi alergen yg di induksi oleh IT pd manusia ( pd fase inisial/ fase dosis eskalasi IT) Treg1 memproduksi sitokin antiinflamasi IL-10 & TGF-β. Jutel M. & Akdis CA. Allergy 2011; 66:725-732
Efek supresi sel Treg IL10 & TGF-β : Menekan produksi IgE & menginduksi produksi IgG4 & IgA. Menekan inflamasi alergi oleh sel mast, basofil & eosinofil Menekan Th2 produksi IL4,IL5, IL13 (diferensiasi, aktifasi, survival sel mast, basofil, eosinofil). Menekan Th17 dan Th2 (mengatur inflamasi alergi yg cel mediated )
IT yang efektif menghasilkan Berkurangnya respon segera & fase lambat pd kulit, hidung & mukosa bronkhus Peningkatan nilai ambang terhadap konsentrasi alergen Berkurangnya respon terhadap stimulasi non spesifik, klinis membaik Penurunan nilai ambang aktifasi sel mast & basofil Penurunan penglepasan histamin yg diperantarai IgE Jutel M. & Akdis CA. Allergy 2011; 66:725-732
Kesimpulan Imunoterapi alergen spesifik : Terapi efektif yang untuk memperbaiki respon imunitas normal yg spesifik terhadap alergen Terapi kausal peny alergi yang bertahan lama setelah terapi dihentikan
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA