IMUNOTERAPI Maret 2012.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dr. Rr. Retnaningtyas Sugma Y.
Advertisements

REAKSI HIPERSENSITIVITAS
ALERGI OBAT (FKG) Dr. Rahmatini M. Kes Bagian Farmakologi & Terapi
PENGANTAR ANTI MIKROBA
DIABETES MELLITUS.
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
HIPERSENSITIVITAS Oleh : Netti Suharti.
Immunotherapy Ialah suatu pengobatan penyakit dengan cara merangsang, memperbanyak atau sebaliknya menghambat respon sistem imun.
Reaksi Alergi Hipersensitivitas Aldo Candra ( )
IMUNISASI Imunisasi : usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah.
IMUNISASI.
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS.
Suatu respon imun yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan bahkan dapat menyebabkan kematian Alergen: antigen yg dpt memprovokasi respon hipersensitif.
ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
Fisiologi dan mekanisme respon imun adaptif
BAB 11 Sistem Imun.
OLEH : LIDYA POPPY FRANSISCA A, S.SIT
Respons Efektor Humoral dan Cell – Mediated, Inflamasi Dr. Fedik A
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Reaksi Hipersensitivitas
Imunitas humoral Yang bertanggung jawab: sel limfosit B (Bursa fabicus/Bone) Sel B membawa antibodi pada permukaan selnya, juga dapat mengeluarkan antibodi.
PERANAN DAN PENGEMBANGAN OBAT
Penyakit Asma Akibat Kerja
Menghitung Tetesan Infus
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Rinitis Alergi.
Imunologi DISUSUN OLEH: MILA ASTASIA TINGKAT: 1A.
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
RESPON IMUN.
Budi Mulyaningsih Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM
Dermatitis Atopik Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan (alergi) Melibatkan limfosit dan sel mast Histamin dari sel mast menyebabkan.
MEMAHAMI PEMBERIAN IMUNISASI PASIF PADA BAYI, BALITA & ANAK
Lisa Andina, S.Farm, Apt. RESPON IMUN SPESIFIK.
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
KONSEP DASAR IMUNOLOGI
HIPERSENSITIFITAS Lisa Andina, S.farm, Apt..
Imunologi Oleh: Irene Katrin 1A AKBID ALIFAH PADANG.
KOMPLEMEN.
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem imun
Immunosupresan Stephanie D.A.
E P I L E P S I.
Senjata Cerdas Manusia : “ANTIBODY”
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
BAB 11 Sistem Imun.
IMUNOLOGI DASAR dr. Ali Sodikin, SpPD dr. Bangun Oktavian, SpJP
Umar Elok Yulia Manthofani
BIOLOGI SEL.
18 DIABETES DAN ALERGI KULIT SEMBUH OLEH BIOSPRAY
IMUNOPROFILAKTIK (Tujuan Imunisasi, Imunisasi Aktif)
S 1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya
DASAR IMUNOLOGI 11 JANUARI 2018.
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
IMUNISASI BY ROSA RAGA PADMI.
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
ANAFILAKSIS IMTIHANAH AMRI.
TES CUKIT ( SKIN PRICK TEST )
Alergi Susu Sapi Dr. Rahma, M.Kes, Sp.A.
AlERGI Pertama kali diperkenalkan oleh von Pirquet tahun 1906
Syara Marsa Pembimbing dr. Cut Putri Yohana, M.sc, Sp.KK.
BAB 11 SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Asma Bronkiale & PPOK dr. Ketut Aditya R. Puskesmas Lindi.
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Transcript presentasi:

IMUNOTERAPI Maret 2012

Imunoterapi Alergen Spesifik Pemberian alergen spesifik yg relevan pd penyakit yg diperantarai IgE-spesifik dg dosis yg dinaikan secara bertahap sampai dosis maintenance tercapai atau pasien mengalami perbaikan klinis/ bebas keluhan Leonard Noon & Freeman (1911) desenstisasi hyposensitisasi imunoterapi imunoterapi spesifik imunoterpi alergen spesifik

Sejarah Curtis 1900 : suntik ekstrak alergen tepung sari Besredka & Steinhard (1907) Noon & Cartab : noon unit Noon & Freeman 1911 Injeksi subkutan ekstrak polen pd polenosis Cook 1915: di AS 114 pend hay fever & asthma 1950 penelitian ilmiah : RA, asma alergi & sengatan serangga. Keberhasilan : 60-90% 1998 : 60 jt pend di dunia 33 jt/ th pend di USA

Indikasi Bila ada bukti alergi terhadap alergen spesifik (tes kulit & IgE spesifik) dan gejala klinik timbul setelah terpapar alergen tsb. Rinitis alergi Asma alergi Konjungtivitis alergi Hipersensitivitas sengatan serangga

IT pada Rinitis Alergi Rinitis alergi persiten sedang berat Gejala muncul sepanjang tahun Sulit menghindari alergen Tidak berhasil dengan terapi medika mentosa Tidak dapat mentolerir efek samping farmakoterapi Penderita setuju berobat teratur dalam waktu lama.

Kontra Indikasi Absolut: tidak terbukti alergi ( IgE mediated) Relatif : Pend dalam pengobatan β-bloker Asma yang tak terkontrol ( unstable) Dimulai saat pend hamil Peny autoimun/ keganasan Ada riwayat alergi jamur ( aspergilus ) Pend yang tak taat berobat

Cara Pemberian Imunoterapi dapat dilakukan secara konvensional dan non konvensional. Cara konvensional adalah dengan suntikan subkutan. Cara non konvensional adalah dengan cara sublingual dan tekhnik netralisasi.

Untuk mencapai dosis optimal ada dua cara yaitu metode klasik dan metode cluster. Imunoterapi cluster suntikan diberikan sehari 2x dengan interval waktu suntik 60 menit. Suntikan dilakukan 1 minggu sekali berturut-turut sampai dosis optimal dicapai. Cara klasik, alergen disuntikkan 1-2 x seminggu sampai dosis optimal tercapai. Kemudian suntikan diberikan 4 minggu sekali.

Dosis suntikan IT 1) Dosis awal : Dasar hasil tes kualitatif & kuantitatif kualitatif : Tes kulit, dosis dimulai 0,1 ml kuantitatif : jika digunakan SET 2) Dosis eskalasi Dosis dinaikan secara bertahap, biasanya paling sering 1 minggu 2 X 3) Dosis pemeliharaan Diberikan jika sudah tercapai perbaikan gejala klinik

Dosis pemeliharaan digunakan sejak th 1920 1) Low dose treament digunakan sejak th 1920 untuk mengurangi gejala saja t.u. pend yg hipersensitif, biasa 0,5 ml 2) Maximally tolerated dose treatment Dosis maks yg bisa mengurangi gejala, tanpa efek samping 3) Symptom relieving dose treatment Dosis yg dpt menghilangkan gejala & pasien dpt bebas gejala tsb dlm wkt 1 minggu.

Efek samping Lokal : gatal, merah / bengkak dilokasi suntikan Sistemik : sesak napas, penurunan tekanan darah, shock anafilaksi

Mengurangi efek samping Sebelum memberi suntikan tanyakan: - apa sebelumnya ada serangan - reaksi suntikan sebelumnya - kapan minum obat terakhir Setelah suntik tunggu 30 menit/ tidak boleh langsung pulang Jangan aktifitas berat setelah suntikan IT IT diberikan oleh doker yang terlatih Tersedia obat dan alat emergency

Efek imunoterapi IT jangka panjang : peningkatan IgG spesifik (IgG1, IgG4) dan penurunan IgE (Peng 1992) Peningkatan rasio IFN gama /IL4, pd pasien yg klinis membaik (Benjaponpitak 1999) Kompetisi inhibisi blocking IgG antibody & IgE yg melekat pd dind sel basofil & sel mast dalam mengikat alergen Produksi sitokin Th2 < , dan sitokin Th1 > sehingga terjadi keseimbangan antara Th1 & Th2 IT dosis alergen tinggi menginduksi APC memproduksi IL-12 yg merangsang Th0 Th1

Mekanisme Imunoterapi Holgate ST, Church MK. Lichtenstein LM. Allergy 3ed edit 2007

Mekanisme Imunoterapi Pada IT terbentuk sel T-regulator spesifik thd alergen ( dulu T- supresor) Ada 2 T-reg : (FOXP3)+ CD4+ CD25+ = CD4+CD25+  T-reg tipe1 ( Tr1) Tr1 berperan pd toleransi alergen yg di induksi oleh IT pd manusia ( pd fase inisial/ fase dosis eskalasi IT) Treg1 memproduksi sitokin antiinflamasi IL-10 & TGF-β. Jutel M. & Akdis CA. Allergy 2011; 66:725-732

Efek supresi sel Treg IL10 & TGF-β : Menekan produksi IgE & menginduksi produksi IgG4 & IgA. Menekan inflamasi alergi oleh sel mast, basofil & eosinofil Menekan Th2 produksi IL4,IL5, IL13 (diferensiasi, aktifasi, survival sel mast, basofil, eosinofil). Menekan Th17 dan Th2 (mengatur inflamasi alergi yg cel mediated )

IT yang efektif menghasilkan Berkurangnya respon segera & fase lambat pd kulit, hidung & mukosa bronkhus Peningkatan nilai ambang terhadap konsentrasi alergen Berkurangnya respon terhadap stimulasi non spesifik, klinis membaik Penurunan nilai ambang aktifasi sel mast & basofil Penurunan penglepasan histamin yg diperantarai IgE Jutel M. & Akdis CA. Allergy 2011; 66:725-732

Kesimpulan Imunoterapi alergen spesifik : Terapi efektif yang untuk memperbaiki respon imunitas normal yg spesifik terhadap alergen Terapi kausal peny alergi yang bertahan lama setelah terapi dihentikan

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA