KAJIAN SISLOGDA: SEMINAR HASIL
VISI, Misi dan Tujuan Sislognas “Terwujudnya Sistem Logistik yang terintegrasi secara lokal, terhubung secara global untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesejahteraan rakyat (locally integrated, globally connected for national competitiveness and social welfare)” MISI Memperlancar arus barang secara efektif dan efisien untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing produk nasional di pasar domestik, regional, dan global. Membangun simpul-simpul logistik nasional dan konektivitasnya mulai dari pedesaan, perkotaan, antar wilayah dan antar pulau sampai dengan hub pelabuhan internasional melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan. TUJUAN Tujuan umum: mewujudkan sistem logistik yang terintegrasi, efektif dan efisien untuk meningkatkan daya saing nasional di pasar regional dan global, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan spesifik: Menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang, dan meningkatkan pelayanan logistik sehingga meningkatkan daya saing produk nasional di pasar global dan pasar domestik; Menjamin ketersediaan komoditas pokok dan strategis di seluruh wilayah Indonesia dengan harga yang terjangkau sehingga mendorong pencapaian masyarakat adil dan makmur, dan memperkokoh kedaulatan dan keutuhan NKRI; Mempersiapkan diri untuk menghadapi integrasi jasa logistic ASEAN pada tahun 2013 sebagai bagian dari pasar tunggal ASEAN tahun 2015 dan integrasi pasar global pada tahun 2020. VISI, Misi dan Tujuan Sislognas
Jaringan Sistem Logistik Nasional
Faktor Penggerak Sistem Logistik Nasional
Model Kerja Sislognas
Komoditas Penggerak Utama: (i) komoditas pokok dan strategis (ii) komoditas unggulan ekspor dan (iii) komoditasbebas. Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik: UKM dan Koperasi Infrastruktur Transportasi: Wilayah Dalam dan Wilayah Depan; transportasi darat, laut dan udara Teknologi Informasi dan Komunikasi: e-logistics nasional Manajemen Sumber Daya Manusia: Profesi Logistik Regulasi dan Kebijakan Kelembagaan: Kelembagaan Logistik Nasional
Pusat Distribusi Regional (PDR) dan Pusat Distribusi Propinsi (PDP) Semarang juga menjadi PDR
Komponen Sistem Logistik (Konsep) Transportation (1) Mode and service selection (2) Carrier routing Inventories (1) Stocking policies (2) Record keeping (3) Purchasing (4) Short-term sales forecasting Customer Service (1) Needs and wants (2) Response Order Processing/Information Flows (1) Order procedures (2) Information processing (3) Data analysis Warehousing (1) Space determination (2) Stock layout and dock design (3) Stock placement (4) Warehouse configuration Materials Handling (1) Equipment selection (2) Equipment replacement (3) Order picking (4) Stock storage/retrieval Protective Packaging For (1) Handling (2) Storage (3) Protection Production Scheduling (1) Aggregate production quantities (2) Sequencing/timing or production Facility Location (1) Location, number, and size facilities (2) Allocation of demand to facilities Source: Ballou, R. H., Business Logistics Manage Komponen Sistem Logistik (Konsep)
Distribution Channels Manufacturers and Industrial Users Retailers Inventory Repositioning Farm and Raw Materials Consumers and Government Wholesalers
Perkembangan logistic system (Solomon, 2000) Integration and coordination Production and Distribution Routing and Location Routing and Inventory Dynamic Problems Real Time Peningkatan logistik siklus cepat untuk semua ukuran perusahaan Melakukan bisnis lebih cepat, dan terutama lebih pintar mengganti persediaan dengan informasi Dengan informasi waktu nyata, perusahaan dapat mengelola inventaris dalam gerakan, bukan saat istirahat Rantai pasokan semakin bergerak online Dapat secara dramatis mengurangi biaya overhead dan keusangan sementara mempercepat waktu ke pasar Perkembangan logistic system (Solomon, 2000)
Keys to Fast-Cycle Logistics Cultural Change From Top Down Information Technology Partnerships Shorter Manufacturing Cycles Information Sharing Fast Cycle Logistics Source: Blackburn, Time Based Competition, 1991
The Supply Chain Beras Customers Raw Gabah Beras Retail Padi rice inventory management Information sharing Joint planning
SISLOGDA Bagaimana ketersediaan pangan di suatu wilayah Bagaimana aliran barang (pangan) lancar antar tempat dan antar waktu secara efisien dan efektif Bagaimana pelaku distribusi di hulu (petani) mendapat manfaat Bagaimana pelaku jasa distrubusi mendapat manfaat Bagaimana masyarakat mendapat produk pangan sesuai kebutuhannya SISLOGDA
SISTEM LOGISTIK DAERAH PERMASALAHAN Penyerapan Panen belum Optimal Data Ketersediaan Pangan Pasokan tidak stabil, saat panen raya Fluktuasi Harga SISTEM LOGISTIK DAERAH TUJUAN : Menyediakan data pangan secara real time Menurunkan biaya transaksi Memperlancar arus pangan Menyerap gabah petani dan meningkatkan pendapatan petani Menyediakan logistik pangan untuk masyarakat Menstabilkan harga dan pasokan komoditas pangan terutama beras. 14
SISTEM LOGISTIK DAERAH Pusat Distribusi Propinsi (Reg)/FS/Perusda Layer 1 Pengolahan/ Packing/Labelling Sistem Informasi Dibeli/dikelola Sistem Informasi Lembaga Keuangan Gabah Petani Poktan/ Gapoktan Lumbung(DESA)/ PUPM/LDPM/LPM/ RMU/Kop/BUMDes Pengolahan- Packing-Labelling Layer 2 Penjualan Reguler Pusat Distribusi Propinsi (Reg)/FS/Perusda Gabah Petani Sistem Informasi Layer 3 Intervensi Dijual saat Harga tinggi Cadangan Pangan Stabilitas Pasokan Dual Price/ Compensating policy 15
Model 1. Gabah petani langsung diolah dan dijual ke konsumen langsung Model 2. Gabah petani dibeli poktan/gapoktan/LPM/PUMP/LDPM/RMU untuk dijual langsung ke konsumen Model 3. Gabah petani dibeli poktan/gapoktan/LPM/PUMP/LDPM/RMU/BUMDes trus dijual ke food station (Perusda Kab/Kota) Model 4. Gabah petani dibeli poktan/gapoktan/LPM/PUMP/LDPM/RMU/BUMDes trus dijual ke food station (Perusda Prop) Model 5. Gabah petani dibeli poktan/gapoktan/LPM/PUMP/LDPM/RMU/BUMDes trus dijual ke food station (Perusda Kab/Kota), dari sini ditampung oleh food station prop yang dikelola Perusda Prop Model Sislogda
Petani(beras curah)-----gapoktan------warung makan/restoran Petani………gapoktan………………..Pedagang semarang-------- konsumen akhir Petani……….gapoktan……………………..Pedagang Jakarta ------- supermarket-----konsumen Petani------konsumen (Lebih untung karena rantai pendek dan efisien) Petani---gapoktan—retail------konsumen Petani-gapoktan---e warung, tti…konsumen Petani-----penebas---pedagang----konsumen Petani----penggilingan----pedagang---konsumen Petani----gapoktan------eksport------konsumen Rantai Pasok Beras
Bagaimana pelaku distribusi di hulu (petani) mendapat manfaat Seperti apa kondisinya saat ini? Mohon digambarkan kondisi usahanya saat ini Apa masalahnya? Bagaimana solusinya? b Produsen-Petani Waktu Jual % 1. Langsung 40 2. Setelah Panen 28 3. Musim Panen 16 4. Tunda Jual 6 5. Tidak Tentu 2 6. Setelah Digiling 7. Saat Membutuhkan Uang 8. 3 Bulan Sekali 9. Saat Waktu Tanam Lagi. Konten Rata-Rata Luas Tanam 0.72 Luas Panen 0.52 Hasil Panen 4.47 Produktivitas 6.17 Jenis Penjualan 1. Gabah Kering 56.86 2. Tebas Basah 29.41 3. Beras 9.80 4. Gabah Basah 3.92 Tempat Penjualan 1. Sawah; 2. Resmil; 3. Rumah; 4. Pasar; 5. Tengkulak; 6. Gapoktan; 7. Langsung Selapan; 8. Datangi Pedagang; 9. Lainnya (1. 25.00; 2. 2.27; 3. 2.27; 4. 22.73; 5. 11.36; 6. 22.73; 7. 2.27; 8. 6.82; 9. 4.55)%
Sistem penjualan petani Petani memberi informasi jadwal panen seminggu sebelum panen Gapoktan menyiapkan tim thresser dan pengangkutan. Pembayaran setelah gabah menjadi pecah kulit ( 7-30) hari Gapoktan melakukan proses pengeringan, penggilingan, pengemasan. Petani menjual curah ke gapoktan Gapoktan melakukan sorting dan grading serta pengemasan Petani menjual ke Pedagang/Pengepul Petani menjual ke konsumen (terbatas dan sedikit) Sistem penjualan petani
LUPM Bagaimana pelaku jasa distrubusi mendapat manfaat Kontens Fakta Empirik Penetapan harga 1. Kualitas; 2. Terjangkau; 3.Subsidi Pemerintah; 4. Sesuai Standar Pemerintah; 5. Musim; 6. Kesepakatan Dengan Petani Lain Jenis gabah 1. Denok; 2. PP; 3. Ciherang; 4. IR 64; 5. IPB 5; 6. SS; 7. Situbagendit; 8.Trisakti; 9. Pito; 10. Inpari; 11. Nikongga; 12. IR36; 13. IR32 Jenis pembelian gabah 1. Gabah; 2. Beras; 3. Gabah Kering Panen (65.38; 23.08; 11.54)% Tempat pembelian beras 1. Petani; 2. Toko; 3. Tengkulak; 4. Penebas; 5. Luar Kota (65.38; 23.08; 3.85; 3.85; 3.85)% Waktu pembelian beras 1. Tahunan; 2. Bulanan; 3. Mingguan; 4. Saat Panen; 5. Sewaktu Waktu (8.00; 4.00; 16.00; 48.00; 24.00)% Sistem pembayaran 1. Tunai; 2. Tempo Tujuan Pembelian 1. Dijual (Ke Toko Yang Telah Di Tentukan Pemerintah); 2. Dijual (Langsung); 3. Disimpan; 4. Di Konsumsi (45.83; 25.00; 16.67; 12.50)% Masalah pada saat pembelian 1. Musim; 2. Harga Pasar; 3. Kualitas; 4. Penebas; 5. Kelangkaan; 6. Cara Pembayaran; 7. Tidak Ada Kendala (20.00; 40.00; 12.00; 4.00; 12.00; 4.00; 8.00) Harapan 1. Harga Stabil; 2. Stok Lancar; 3. Kesetaraan Harga; 4. Dapat Dilaksanakan Dengan Tanggung Jawab; 5. Kualitas; 6. Untung; 7. Dapat Bersaing; 8. Kesejahteraan Masyarakat; 10. Pengiriman Tidak Terlambat; 11. Pensubsidian Peptisida; 12. Harga Gabah Meningkat; 13. Harga Pembelian Meningkat; 14. Hasil Panen Meningkat; 15, Dapat Mensejahterakan Petani; 16. Memudahkan Petani; 17. Meningkatkan Mutu Benih; 18. Bantuan Pupuk Bagaimana pelaku jasa distrubusi mendapat manfaat Siapa saja mereka? Seperti apa perannya? Apa masalahnya? Seperti apa solusinya? LUPM
Konsumen Konten Fakta Empirik Pembelian Beras 1. Pernah (64%); 2. Tidak Pernah (24%) Jenis Beras 1. Rojo Lele; 2. Mawar; 3. Kepala Lele: 4. Rose Brand; 5. NaGA; 6. Maknyus; 7. Bulog; 8. C4; 9. Mangkuk; 10. IR 64; 11. Bakul Pandan spesial; 12. Anak Raja; 13. Strawberry; 14. Mentik Wangi; 15. Matahari; 16. Lonceng; 17. Ramos; 18. rajawali; 19. LHG; 20. Hotel; 21. Lele; 22. Petruk Pulen; 23. Topi Koki; 24. Garuda. Frekuensi Pembelian 1. Seminggu sekali; 2. Dua minggu sekali; 3. Tiga minggu sekali; 4. Sebulan sekali; 5. Awal Bulan; 6. Pertengahan; 7. Empat Bulan; 8. Dua Minggu; 9. Tiga Minggu; 10. Harian; 11. 5 bulan; 12. Akhir Bulan. Lokasi 1. Toko; 2. Pasar; 3. Supermarket; 4. Warung; 5. Penggilingan Beras; 6. Rumah. (30.65; 14.52; 19.35; 32.26; 1.61; 1.61)% Identitas 1. berlabel (88.89%); 2. tidak berlabel (11.11%) Qualitas 1. Premium; 2. Medium; 3. Khusus; 4. Standart. (44.05; 39.29; 3.57; 1.19)% Karakteristik 1. Pulen; 2. Wangi; 3. Biasa saja; 4. Seperti di beli ortu. (49.41; 8.24; 10.59; 31.76)% Pembelian 1. Online; 2. Offline; 3. Bisnis Jaringan. (1.12; 97.75; 1.12)% Pambayaran 1. Cash; 2. Emoney; 3. CC (97.78; 1.11; 1.11)% Konsumen
Pedagang Cara Menentukan Harga 1. Sudah Di Tentukan Pemerintah; 2. Dilihat Dari Kualitasnya; 3. Menyesuaikan Harga Pasar; 4. Penambahan Harga Setiap Kg;5. Ditentukan Sendiri; 6. Boleh Lebih Jenis Gabah/Beras 1. Denok;2. PP;3. Ciherang;4. IR 64;5. IPB 5; 6.SS; 7.Situbagendit; 8.Trisakti; 9.Pito; 10.Inpari; 11.Nikongga;12. IR36; 13. IR32; 14. Beras Medium; 15.Rojolele; 16. Mentik; 17. Pandan; 18. Sembada; 19. C4;20. Pandan Cara Menjual Beras 1. Dijual Langsung; 2.Tergantung Permintaan;3. Di Tawarkan Dulu Tempat Penjualan Beras 1. Toko;2. Selepan;3. Masyarakat Waktu Penjualan 1. Setiap Hari Cara Pembayaran 1. Tunai; 2. Tempo Apakah Semua Di Jual Sekaligus 1. Tidak; 2. Sesuai Kebutuhan; 3. Langsung; 4. Tergantung Pembeli Kalau Tidak Di Jual 1. Disimpan; 2. Dijual Bertahap; 3. Dijual Sekaligus;4. Tergantung Musim Manfaat Dari Penjualan 1. Memenuhi Kebutuhan; 2. Bayar Hutang; 3. Diputar Untuk Modal; 4. Masih Memiliki Persediaan; 5. Dapat Membantu Masyarakat; 6. Barangnya Cepat Habis; 7. Harganya Murah Masalah Sistem Penjualan 1. Harga Tidak Stabil; 2. Tidak Bisa Memenuhi Full Permintaan Pembeli; 3. Lancar;4. Pengiriman Terlambat; 5. Stok Langka; 6. Musim; 7. Modal; 8. Tidak Ada; 9. Dibohongi Orang Harapan 1. Harga Stabil;2. Stok Lancar; 3. Kesetaraan Harga; 4. Dapat Dilaksanakan Dengan Tanggung Jawab; 5. Kualitas; 6.Untung; 7.Dapat Bersaing; 8. Kesejahteraan Masyarakat;10. Pengiriman Tidak Terlambat; 11. Pensubsidian Peptisida; 12. Harga Gabah Meningkat; 13. Harga Pembelian Meningkat; 14. Hasil Panen Meningkat; 15, Dapat Mensejahterakan Petani; 16. Memudahkan Petani; 17. Meningkatkan Mutu Benih; 18. Bantuan Pupuk Pedagang
RMU Beli gabah 1. Iya; 2. Kadang; 3. Tidak Jumlah pembelian gabah 1. Banyak; 2. Tergantung Cara menentukan harga 1. Harga Umum Juragan Penebas; 2. Ikut Harga Pasar; 3. Dilihat Dari Kwalitas Gabahnya; 4. Menaikan Harga Jenis gabah 1. IR32; 2. Pandan Wangi; 3. Ketan; 4. IR64; 5. Ciherang Jumlah beras yang di jual 1. Tergantung Pembeli; 2. Rata-Rata 9000; 3. 40ton; 4. Tidak Menjual Tempat penjualan 1. Toko; 2. Pasar; 3. Penggilingan Padi; 4. Masyarakat; 5. Tiap Hari Waktu penjualan 1. Tergantung Peminat; 2. Setiap Hari Sistem pembayaran 1. Tunai; 2. Tempo; 3. Transfer; 4. Kredit Apakah semua di jual sekaligus 1. Tidak; 2. Sesuai Kebutuhan; 3. Langsung; 4. Tergantung Pembeli Kalau tidak di jual 1. Disimpan; 2. Dijual Bertahap; 3. Tidak Ada; 4. Hanya Jasa Penggilingan Masalah dalam penjualan 1. Harga Jual Rendah; 2. Harga Solar Tinggi; 3. Cuaca Tidak Menentu; 4. Tidak Ada; 5. Produksi Yang Kurang Bagus; 6. Pembayaran Non-Tunai; 7. Pembayran Hutang Harapan 1. Sukses; 2. Sirkulasi Kehidupan Berjalan; 3. Pemerintah Memberi Tambahan Fasilitas Lantai Jemur; 4. Solar Dan Gabah Murah; 5. Bisa Memperoleh Hasil Yang Maksimal; 6. Dapat Menampung Hasil Panen; 7. Dapat Memenuhi Kebutuhan Kapasitas mesin 1. 19 Pk; 2. 10 Ton; 3. 1 Ton; 4. 6 Ton; 5. >10 Ton RMU
ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI SISLOGDA
KEBUTUHAN APLIKASI Problema Kebutuhan Aplikasi Manajemen Pengelolaan Potensi pangan Sistem Pengelolaan Potensi produksi pangan Manajemen Persediaan (Inventory Management) penentuan kebutuhan persediaan yang cukup antara proses produksi dan kebutuhan pelanggan Sistem Informasi Pangan dan Logistik Ramalan Permintaan (Demand Forecasting). Ramalan permintaan manajemen logistik yang menentukan berapa banyak barang yang dibutuhkan oleh konsumen Komunikasi Logistik. Komunikasi merupakan jaringan yang vital dari sebuah proses logistik. Membangun komunikasi yang akurat akan menjadikan pengambilan keputusan tepat sasaran dan tepat kebutuhan Pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan aktivitas mendatang Bussines Inteligence Ketahanan Pangan KEBUTUHAN APLIKASI
Kecerdasan Buatan untuk Peta Potensi Padi
Sistem Penyimpanan Cerdas
M I L E S T O N AKTIVITAS TAHAPAN WAKTU (TAHUN) KETERANGAN 1 2 3 4 5 Kajian Sistem Logistik Daerah Pada tahap ini diharapkan keluar rekomendasi tentang Sislogda yang harus dibangun di Jateng Perancangan Dan Pembangunan Aplikasi Sislogda Pada tahap ini telah diperoleh produk berupa aplikasi sislogda yang siap diterapkan pada wilayah yang lebih luas sampai semua daerah terjangkau Ujicoba Terbatas Aplikasi Sislogda Ujicoba Luas Aplikasi Sislogda Penerapan Aplikasi Sislogda secara luas Penyiapan Pelaku Dan Penyedia Jasa Sislogda Penguatan lembaga Gapoktan menjadi sangat krusial dalam hal ini karena petani kecil dan terpencar. Sistem kepemilikan saham oleh petani dalam gapoktan menjadi pintu masuk pengembangan kelembagaan Penyiapan SDM Sejak awal perlu disiapkan SDM yang akan menangani Sislogda khususnya dari Gapoktan Penyiapan Aspek Legal Perlu disusun sejak awal mekanisme pelaksanaan sislogda ini, mulai dari peraturan perundang-undangan, juklak dan juknisnya Penyiapan instrument intervensi Ketika Sislogda tidak berjalan semestinya, perlu ada intervensi. Aplikasi Sislogda memungkinkan kapan dan sampai sejauh mana intervensi itu perlu dilakukan. Pada tahap ini perlu dipersiapkan lembaga pemerintah (Perusda) yang mampu menjalankan visi dan misi pemerintah Penyiapan Infrastruktur Sislogda Salah satu syarat aliran logistik lancar adalah jalan dan transportasi, termasuk penyimpanan logistik. Armada perlu dipersiapkan untuk menjamin kelancaran logistik dari toko ke toko, termasuk toko online Verifikasi Pengembangan Sislogda Pada tahun kelima, semua komponen akan dicek akselerasinya, jika sudah valid, sislogda siap diluncurkan menjadi sistem jaminan pangan Jawa Tengah M I L E S T O N
Persoalan pertanian pangan sangat kompleks, perlu diurai satu persatu tanpa menghilangkan efisiensi dan efektifitas Yang pertama harus diatasi adalah aliran informasi dari hulu sampai hilir guna menjalankan bisnis sesuai mekanisme bisnis saat ini Jika masih belum sempurna, perlu intervensi, bisa berupa dua harga, kompensasi dan pembelian gabah petani oleh Perusda Kedepan, yang paling efisien dan efektif adalah dari produsen langsung ke konsumen dengan sistem zoning terdekat. Jawa Tengah harus mempersiapkan ini. Sislogda sangat penting untuk menyongsong hal itu Unit usaha di desa bisa menangkap Penutup
Rekomendasi Penyiapan infrastruktur sislogda Idealnya, input data ada di level petani. Petani bisa input terkait dengan sislogda. Untuk itu, petani perlu dibiasakan, diedukasi dan difasilitasi untuk entry data Jika belum memungkinkan, entry data bisa dilakukan oleh LUPM dan atau Gapoktan. Untuk menjalankan Sislogda, perlu pelembagaan yang bersifat regulatif, normatif, dan kognitif. Untuk menjalankan sislogda perlu dibuat struktur tugas, pembinaan gapoktan oleh Dispertan, pembinaan Petani bisa diterapkan sebagai penyedia produk dan layanan, dengan pendampingan dari penyuluh mulai dari menanam sampai labelling produk beras, Sislogda menyediakan platform bisnis beras dengan bekerjasama dengan gojek dan atau grap Rekomendasi