1. PENGERTIAN AL-QUR’AN, ISI KANDUNGAN, PEMBAGIAN, SEJARAH TURUN & PENGUMPULANNYA, PENERJEMAHAN SERTA PENAFSIRANNYA OLEH DOSEN PENGAMPUH : DR.H.DULSUKMI KASIM,LC.M.HI DISUSUN OLEH : 1.WIWIN SALIM 2. CINDRIANING ABDULLAH OLEH DOSEN PENGAMPUH : DR.H.DULSUKMI KASIM,LC.M.HI DISUSUN OLEH : 1.WIWIN SALIM 2. CINDRIANING ABDULLAH AL-QUR’AN & HADITS
A.PENGERTIAN AL-QUR’AN Al-Qur’an adalah bentuk mashdar dari kata Qara’a yang memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainya dalam satu ungkapan kata yang teratur. Al-Qur’an asalnya sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari qara’a, qira’ atau wa qur’anan, Qira’ah disini berarti (bacaan atau cara membacanya). A.PENGERTIAN AL-QUR’AN Al-Qur’an adalah bentuk mashdar dari kata Qara’a yang memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainya dalam satu ungkapan kata yang teratur. Al-Qur’an asalnya sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari qara’a, qira’ atau wa qur’anan, Qira’ah disini berarti (bacaan atau cara membacanya). Syaikh manna Al-Qaththan Pengantar studi ilmu al-qur’an,hal Syaikh manna Al-Qaththan Pengantar studi ilmu al-qur’an,hal.16-17
Sedangkan para ulama menyebutkan definisi yang khusus berbeda dengan lainnya bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, yang membacanya menjadi suatu ibadah. Hal.18
B. ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN 1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw adalah untuk pegangan hidup bagi umat manusia, karena didalamnya terkandung petunjuk. Petunjuk untuk mencapai krbahagiaan hidup didunia dan diakhirat. 2. Al-Qur’an adalah sebagai pembuktian kepada manusia atas Ketuhanan Allah satu-satunya yang maha sempurnah yang patut disembah oleh manusia (surah asy- syura:29) 3. Al-Qur’an adalah sumber dari segala pelajaran dan pengetahuan dan tidak dapat diajukan serta dijangkau kedalaman dan keluasan kandungannya. Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Al-Qur’an tidak akan habis ditimba oleh para ahli pikir dan penyelidik keanehan Alam. B. ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN 1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw adalah untuk pegangan hidup bagi umat manusia, karena didalamnya terkandung petunjuk. Petunjuk untuk mencapai krbahagiaan hidup didunia dan diakhirat. 2. Al-Qur’an adalah sebagai pembuktian kepada manusia atas Ketuhanan Allah satu-satunya yang maha sempurnah yang patut disembah oleh manusia (surah asy- syura:29) 3. Al-Qur’an adalah sumber dari segala pelajaran dan pengetahuan dan tidak dapat diajukan serta dijangkau kedalaman dan keluasan kandungannya. Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam Al-Qur’an tidak akan habis ditimba oleh para ahli pikir dan penyelidik keanehan Alam. 1.Mujamma khadim Al-kharamain Asy Syaritain al malik fadh li thiba’at al mushaf asy syarift, Al-Qur’an dan Terjemahannya, medimah munawwaroh 1993, hal.76 2.Sahab Tafsir As Samawat karunia, Surabaya,1979 hal Moenawar kholil, Al-Qur’an dari masa ke masa Cet ke.IV, Ramadhani, solo,1985 hal.76 1.Mujamma khadim Al-kharamain Asy Syaritain al malik fadh li thiba’at al mushaf asy syarift, Al-Qur’an dan Terjemahannya, medimah munawwaroh 1993, hal.76 2.Sahab Tafsir As Samawat karunia, Surabaya,1979 hal Moenawar kholil, Al-Qur’an dari masa ke masa Cet ke.IV, Ramadhani, solo,1985 hal.76
C. PEMBAGIAN AL-QUR’AN 1. Pembagian Al-Qur’an pada masa Sahabat Pada masa sahabat Al-qur’an masi ditulis secara sederhana. Al-qur’an tidak memiliki pembagian-pembagian kecuali menjadi surah dan ayat saja. 1). Surah Surah jamaknya suwar menurut bahasa yang memiliki arti kedudukan atau tempat yang tinggi, karena Al-Qur’an diturunkan dari tempat yang tinggi sehingga untuk bagian-bagian Al-Qur’an yang disebut surah. Sementara menurut ahli Ulum Al-Qur’an surah adalah sekumpulan ayat-ayat yang memiliki awal dan akhir serta batas-batas tertentu sekurang-tinggi 3 ayat dan setiap- setiap surah diawali dengan Basmalah Surah At-Taubah. C. PEMBAGIAN AL-QUR’AN 1. Pembagian Al-Qur’an pada masa Sahabat Pada masa sahabat Al-qur’an masi ditulis secara sederhana. Al-qur’an tidak memiliki pembagian-pembagian kecuali menjadi surah dan ayat saja. 1). Surah Surah jamaknya suwar menurut bahasa yang memiliki arti kedudukan atau tempat yang tinggi, karena Al-Qur’an diturunkan dari tempat yang tinggi sehingga untuk bagian-bagian Al-Qur’an yang disebut surah. Sementara menurut ahli Ulum Al-Qur’an surah adalah sekumpulan ayat-ayat yang memiliki awal dan akhir serta batas-batas tertentu sekurang-tinggi 3 ayat dan setiap- setiap surah diawali dengan Basmalah Surah At-Taubah.
Berikut jumlah surah-surah di dalam Al’Qur’an. Ada yang membahas mendukung 112 surah, 113 surah, 114 surah, 116 surah. Mushaf usmani. Jumah al-qur’an sebanyak 114 surah. Sementara mujahid yang menyatakan bahwa Al-Qur’an hanya terdiri dari 113 surah karena surah Al-Anfal dan At-Taubah merupakan satu ayat. Pendapat ini didestarikan karena surah At-Taubah tidak memiliki basmala dan menghambat sama dengan surah Al-Anfall. Ibnu mas’ud sendiri mencanyumkan 112 surah karena 2 surah mu’awwizatain (Al-Falaq dan An-Nas) dianggap tidak termasuk surah Al-Qur’an karena disurah ini lebih mirip dengan mantra.
Iujjjllp;pppkkkklpppp Penempatan urutan surah didalam Al-Qur’an diperlukan 2 pendapat yaitu : 1.Urutan surah merupakan tauqifi dan dikirim langsung oleh nabi yang diperintah diberitahukan malaikat jibril atas perintah Allah. 2.Urutan surah merupakan ihtijat para Sahabat, sebab ada perbedaan urutan surah dalam mushaf-mushaf mereka. 3.Urutan surah berdasarkan Tuqifi dan sebagai lainnya berdasarkan ijtihat para sahabat. Dari keseluruhan surah-surah Al-Qur’an terbagi menjadi empat kategori, yaitu : Ath- Thiwal, Al-Mi’un, Al-Matsani dan Al-Mufahsah. 1.Ath-Thiwal adalah surah-surah yang panjang, yang termasuk dalam kategori Ath- Thiwal ada tujuh surah yaitu : Al-Baraqarah, Ali imran, An-Nisa, Al-Ma’idah, Al- An’am, Al-A’raf dan yang ketujuh ada yang setuju surah Al-Anfal dan At-Taubah yang merupakan satu ayat. 2.Al-Mi’un adalah surah-surah yang memiliki ayat lebih dari seratus. 3.Al-matsani adalah surah-surah yang memiliki ayat kurang dari seratus. 4. Al-mufashslal adalah surah-surah yang pendek yang memiliki banyak pemisahan. Penempatan urutan surah didalam Al-Qur’an diperlukan 2 pendapat yaitu : 1.Urutan surah merupakan tauqifi dan dikirim langsung oleh nabi yang diperintah diberitahukan malaikat jibril atas perintah Allah. 2.Urutan surah merupakan ihtijat para Sahabat, sebab ada perbedaan urutan surah dalam mushaf-mushaf mereka. 3.Urutan surah berdasarkan Tuqifi dan sebagai lainnya berdasarkan ijtihat para sahabat. Dari keseluruhan surah-surah Al-Qur’an terbagi menjadi empat kategori, yaitu : Ath- Thiwal, Al-Mi’un, Al-Matsani dan Al-Mufahsah. 1.Ath-Thiwal adalah surah-surah yang panjang, yang termasuk dalam kategori Ath- Thiwal ada tujuh surah yaitu : Al-Baraqarah, Ali imran, An-Nisa, Al-Ma’idah, Al- An’am, Al-A’raf dan yang ketujuh ada yang setuju surah Al-Anfal dan At-Taubah yang merupakan satu ayat. 2.Al-Mi’un adalah surah-surah yang memiliki ayat lebih dari seratus. 3.Al-matsani adalah surah-surah yang memiliki ayat kurang dari seratus. 4. Al-mufashslal adalah surah-surah yang pendek yang memiliki banyak pemisahan.
2.Ayat Ayat menuru bahasa adalah tanda, karena didalam ayat terdapat tanda-tanda kebesaran allah bagi umat yang mendukung didalam Al-Qur’an. Sementara menurut ketantuan ada beberapa yang mengartikan nya : 1). Ayat adalah kelompok dari Al-Qur’an yang terputus dari sebelumnya dan juga terputus dari sesudahnya. 2). Ayat adalah satu dari sekumpulan huruf-huruf yang ada didalam surah. Jumlah ayat yang dilakukan Al-Qur’an adalah 6236 ayat namun lebih masyhur adalah 6666 ayat. Ada beberapa perbedaan pendapat tentang jumlah ayat ini yang menyebabkan para ahli ilmu al-qur’an berbeda dengan ayat-ayat yang berbeda atau menyambung dengan ayat-ayat berikutnya. 2.Ayat Ayat menuru bahasa adalah tanda, karena didalam ayat terdapat tanda-tanda kebesaran allah bagi umat yang mendukung didalam Al-Qur’an. Sementara menurut ketantuan ada beberapa yang mengartikan nya : 1). Ayat adalah kelompok dari Al-Qur’an yang terputus dari sebelumnya dan juga terputus dari sesudahnya. 2). Ayat adalah satu dari sekumpulan huruf-huruf yang ada didalam surah. Jumlah ayat yang dilakukan Al-Qur’an adalah 6236 ayat namun lebih masyhur adalah 6666 ayat. Ada beberapa perbedaan pendapat tentang jumlah ayat ini yang menyebabkan para ahli ilmu al-qur’an berbeda dengan ayat-ayat yang berbeda atau menyambung dengan ayat-ayat berikutnya.
Sedangkan kosa kata dalam al-qur’an adalah kata, dan juga terdiri dari huruf dan karatker. 2. Pembagian al-qur’an pada masa setelah sahabat. Setelah masa lalu sahabat pembagian Al-Qur’an tidak hanya untuk ayat dan surah saja namun pembagian Al-Qur’an lebih banyak, seperti ½, 1/3, 1/7, 1/30 dan sebagainya. Penulisan pembagian ini baru dilakukan pada masa Al Hajjaj bin Yusuf Ats-tsaqafi pada masa daulah Umawiyyah yang diperlukan bagi para pakar ilmu Al-Qur’an untuk menerjemahkannya didalam atau dipinggir Al-Qur’an dan ditambah dengan penggunaan-penggunaan baru. Sedangkan kosa kata dalam al-qur’an adalah kata, dan juga terdiri dari huruf dan karatker. 2. Pembagian al-qur’an pada masa setelah sahabat. Setelah masa lalu sahabat pembagian Al-Qur’an tidak hanya untuk ayat dan surah saja namun pembagian Al-Qur’an lebih banyak, seperti ½, 1/3, 1/7, 1/30 dan sebagainya. Penulisan pembagian ini baru dilakukan pada masa Al Hajjaj bin Yusuf Ats-tsaqafi pada masa daulah Umawiyyah yang diperlukan bagi para pakar ilmu Al-Qur’an untuk menerjemahkannya didalam atau dipinggir Al-Qur’an dan ditambah dengan penggunaan-penggunaan baru.
Pembagian pertama adalah membagi Al-Qur’an kepada 2 bagian, bagian pertengahan antara dua bagian tersebut terdapat pada surah Al-Kahfi ayat 19 pada huruf ف di dalam kalimat. وليتلطف Pembagian Al qur’an selanjutnya adalah membaginya menjadi 30 juz, pembagian ini bertujuan untuk para penghafal Al-Qur’an yang mempunyai amalan menghatamkan Al-Qur’an dalam 30 hari. Selain itu pembagian ini biasanya juga dipakai dalam membaca surah dalam shalat tarawih sehingga pada tiap malamnya dibaca satu juz.
Hizb meruapakan salah satu pembagian Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an terdapat 60 Hizb dan tiap-tiap satu Hizb dibagi empat. Tanda ¼ hijb ditulis dengan ربع, tanda ½ Hizb ditulis dengan نصف, dan tanda ¾ Hizb ditulis dengan ثلاث ارباع. Pembagian cara inilah yang dipakai oleh ahli-ahli Qira’at Mesir dan atas dasar itu pulalah percetakan Amiriyah milik pemerintah Mesir mencetak Al-Qur’an semenjak tahun 1337 H sampai sekarang dibawah pengawasan para guru besar Al Azhar. Adapun pembagian kegunaan pembagian Hizb ini penulis belum mendapatkan literature yang menerangkannya.
Selain pembagian-pembagian di atas pembagian Al- Qur’an terkecil setelah ayat adalah Ruku’. Ruku’ di dalam Al-Qur’an ini terdiri dari 554 ruku’yang terdapat di dalam surah yang tersusun dari beberapa ayat. Surah yang panjang berisi beberapa Ruku’ sedang yang pendek berisi satu Ruku’. Ruku’ ini biasanya menjadi tanda untuk pemberhentian bacaan surah di dalam shalat, karena Rasululullah di dalam shalatnya selalu berhenti menbaca surah dalam shalat dan kemudian ruku’ ketika samapai pada ayat tersebut.
D. SEJARAH TURUN NYA AL-QUR’AN Allah menurunkan Al-Qur’an kepada rasul kita Muhammad SAW. Untuk membimbing manusia. Turunya Al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi menghuni langit dan bumi. Turunya Al-Qur’an pertama kali pada lailatul qadr merupakan pemberitahuan kepada alam semawi yang dihuni para malaikat tentang kemuliaan umat Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah barunya agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunya Al-Qur’an yang kedua kali secara beertahap, bebeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya. D. SEJARAH TURUN NYA AL-QUR’AN Allah menurunkan Al-Qur’an kepada rasul kita Muhammad SAW. Untuk membimbing manusia. Turunya Al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi menghuni langit dan bumi. Turunya Al-Qur’an pertama kali pada lailatul qadr merupakan pemberitahuan kepada alam semawi yang dihuni para malaikat tentang kemuliaan umat Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah barunya agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunya Al-Qur’an yang kedua kali secara beertahap, bebeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya.
Turunnya Al-Qr’an sekaligus. Allah SWT berfirman dalam kitab-nya yang mulia, yang artinya : “Bulan ramadhan merupakan bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan mengandung penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu, juga sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil.”( Al- Baqarah:185) Dan firman nya : “Sesungguhnya kami telah menutunkan nya (Al-Qur’an pada malam lailatul qadr.” (Al-Qadar:1) Ayat diatas tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi dalam bulan ramadhan itu adalah Lailatul Qadr.[1] Turunnya Al-Qr’an sekaligus. Allah SWT berfirman dalam kitab-nya yang mulia, yang artinya : “Bulan ramadhan merupakan bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan mengandung penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu, juga sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil.”( Al- Baqarah:185) Dan firman nya : “Sesungguhnya kami telah menutunkan nya (Al-Qur’an pada malam lailatul qadr.” (Al-Qadar:1) Ayat diatas tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi dalam bulan ramadhan itu adalah Lailatul Qadr.[1] [1]Orang sering latah menyebut lailatul qadr dengan malam lailatul qadr. Sebetulnya jika sudah disebut “lailatul” tidak perlu lagi menyebut “malam”, karena artinya sama saja sehingga ada pengulangan kalimat yan perlu.
Dalam hal ini, para ulama terbagi kepada dua madzhab pokok : 1. Madhzab pertama, Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa “Yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an dalam ayat diatas ialah turunnya Al-Qur’an sekaligus ke Baitul ‘Izzah dilangit kedua untuk menunjukan kepada para malaikatnnya bahwa betapa besar masalah ini. Selanjutnya Al-Qur’an diturunkan kepada nabi muhammad saw, selama dua puluh tiga tahun.[2] Dalam hal ini, para ulama terbagi kepada dua madzhab pokok : 1. Madhzab pertama, Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa “Yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an dalam ayat diatas ialah turunnya Al-Qur’an sekaligus ke Baitul ‘Izzah dilangit kedua untuk menunjukan kepada para malaikatnnya bahwa betapa besar masalah ini. Selanjutnya Al-Qur’an diturunkan kepada nabi muhammad saw, selama dua puluh tiga tahun.[2] [2]Sebagian ulama memperkirakan lamanya Al-Qur’an itu dua puluh tahun. Sebagian yang lain memperkirakannya selama dua puluh lima tahun. Hal itu karena perbedaan mereka dalam memperkirakan lamanya Rasulillah tinggal di Makkah setelah diutus Allah, apakaj 13tahun atau 10tahun atau 15 tahun?namun mereka sepakat bahwa ia tinggal dimadinah sesudah hijrah itu selama 10 tahun. Jawaban yang benar ialah pebdapat pertama.lihat Al itqan,1/39. [2]Sebagian ulama memperkirakan lamanya Al-Qur’an itu dua puluh tahun. Sebagian yang lain memperkirakannya selama dua puluh lima tahun. Hal itu karena perbedaan mereka dalam memperkirakan lamanya Rasulillah tinggal di Makkah setelah diutus Allah, apakaj 13tahun atau 10tahun atau 15 tahun?namun mereka sepakat bahwa ia tinggal dimadinah sesudah hijrah itu selama 10 tahun. Jawaban yang benar ialah pebdapat pertama.lihat Al itqan,1/39.
2. Madzhab kedua, yaitu yang diriwayatkan Asy-sya’bi.[5] bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an dalam ayat diatas ialah permulaan turunnya Al-Qur’an itu mulai pada Lailatul Qadr dibulan ramadhan, yang merupakan malam yang diberkahi. Kemudian sesudah itu turun secara bertahap sesuai dengan berbagai peristiwa yang mengiringinya selama kurang lebih 23 tauhun.dengan demikian, Al-Qur’an hanya satu macam turun secara bertahap kepada Rasulullah SAW, sebab yang demikian inilah yang dinyatakan oleh al-qur’an. “Dan Al-Qur’an telah kami turunkan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkanya bagian demi bagian.” (Al-Isra’ :106) 2. Madzhab kedua, yaitu yang diriwayatkan Asy-sya’bi.[5] bahwa yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an dalam ayat diatas ialah permulaan turunnya Al-Qur’an itu mulai pada Lailatul Qadr dibulan ramadhan, yang merupakan malam yang diberkahi. Kemudian sesudah itu turun secara bertahap sesuai dengan berbagai peristiwa yang mengiringinya selama kurang lebih 23 tauhun.dengan demikian, Al-Qur’an hanya satu macam turun secara bertahap kepada Rasulullah SAW, sebab yang demikian inilah yang dinyatakan oleh al-qur’an. “Dan Al-Qur’an telah kami turunkan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkanya bagian demi bagian.” (Al-Isra’ :106) [5] Asy-sya’bi ialah Amir bin Syarahil, termasuk Tabi’in besar dan salah seorang guru Abu Hanifah yang terkemuka, Dia juga ahli hadist dan ahli fiqh,wafat 109H.
3. Madzhab ketiga, Al-Qur’an diturunkan kelangit dunia pada dua puluh tiga malam kemuliaan (lailatul qadr)[1]. Yang pada setiap malamnya selama malam-malam kemuliaan itu ada yang ditentukan Allah untuk diturunkan pada setiap tahunnya. Dan jumlah pada masa satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah sepanjang tahun.Madzhab ini adalah hasil ijtihad sebagian mufassir. Pendapat ini tidak memiliki dalil. [1] atau duapuluh atau dua puluh lima (malam) lailatul qadr sesuai dengan perbedaan pendapat yang terdahulu tentang lamanya rasul tinggal di Makkah.
4. Mahzab keempat, ada juga sebagian ulama yang berpandangan bahwa Al-Qur’an turun pertama-tama turun secara berangsur-angsur ke lauh Mahfuzh berdasarkan Allah STW, “tidak lain ialah Al-Qur’an yang mulia, di Lauh Mahfuz.”.... Kemudian setelah itu ia turun dari Lauh Mahfuz turun secara serentak seperti itu ke Baitul Izzah. Setelah itu, dia turun sedikit demi sedikit. Dengan demikian,itu berarti turun dari tiga tahap.
E. PENGUMPULAN-NYA PENERJEMAAN PENAFSIRANNYA. Pertama : Pengumpulan dalam arti hafazhahu (menghafalnya dalam arti). Jumma’ul Qur’an artinya huffazhuhu (para penghafalnya yaitu orang-orang yang menghafalkannya dalam hati) Kedua : Pengumpulan dalam arti kitabuhu kullihi (penulisan al qur’an semuanya) baik dalam memisahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menerbitkan ayat-ayatnya semata dan setiap surah ditulis dalam satu lembaran yang terpisah, ataupun penerbitan ayat-ayat dan surah-surah dalam lembaran-lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surah, sebagaimana ditulis sesudah sebagian yang lain. E. PENGUMPULAN-NYA PENERJEMAAN PENAFSIRANNYA. Pertama : Pengumpulan dalam arti hafazhahu (menghafalnya dalam arti). Jumma’ul Qur’an artinya huffazhuhu (para penghafalnya yaitu orang-orang yang menghafalkannya dalam hati) Kedua : Pengumpulan dalam arti kitabuhu kullihi (penulisan al qur’an semuanya) baik dalam memisahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menerbitkan ayat-ayatnya semata dan setiap surah ditulis dalam satu lembaran yang terpisah, ataupun penerbitan ayat-ayat dan surah-surah dalam lembaran-lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surah, sebagaimana ditulis sesudah sebagian yang lain. Hal :
Terjemahan Al-Qur’an Makna “terjemahan” dapat digunakan pada dua arti : 1.Terjemahan harfiyah yaitu mengalihkan lafazh-lafazh dari satu bahasa kedalam lafazh-lafazh yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama. 2. Terjemahan tafsiriyah atau terjemahan maknawiyah, yaitu menjelaskan maka pembicaraan dengan bahasa lain tanpa teerikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya. Terjemahan Al-Qur’an Makna “terjemahan” dapat digunakan pada dua arti : 1.Terjemahan harfiyah yaitu mengalihkan lafazh-lafazh dari satu bahasa kedalam lafazh-lafazh yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama. 2. Terjemahan tafsiriyah atau terjemahan maknawiyah, yaitu menjelaskan maka pembicaraan dengan bahasa lain tanpa teerikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya. Hal : 395
Penafsiran Al-Qur’an Tafsir seecara bahasa mengikuti wazan “taf’il”, artinya menjelaskan, menyikapi, dan menerangkan makna-makna rasional. Abu Hayyan mendefinisikan tafsir sebagai, “Ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafazh-lafazh Al-Qur’an, indikator-indikatornya, masalah hukum-hukumnya baik yang independen maupun yang berkaitan dengan yang lain, serta tentang makna-maknanya yang berkaitan tentang kondisi struktur lafazh yang melengkapinya. Keutamaan Fafsir : Tafsir adalah ilmu syariat paling agung dan paling tinggi kedudukannya. Obyek pembahasannya adalah kalamullah yang merupakan sumber segala hikmah dan “tambang” segala keutamaaan. Penafsiran Al-Qur’an Tafsir seecara bahasa mengikuti wazan “taf’il”, artinya menjelaskan, menyikapi, dan menerangkan makna-makna rasional. Abu Hayyan mendefinisikan tafsir sebagai, “Ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafazh-lafazh Al-Qur’an, indikator-indikatornya, masalah hukum-hukumnya baik yang independen maupun yang berkaitan dengan yang lain, serta tentang makna-maknanya yang berkaitan tentang kondisi struktur lafazh yang melengkapinya. Keutamaan Fafsir : Tafsir adalah ilmu syariat paling agung dan paling tinggi kedudukannya. Obyek pembahasannya adalah kalamullah yang merupakan sumber segala hikmah dan “tambang” segala keutamaaan. Hal :
TERIMAKASIH