ANALISIS LINGKUNGAN PARADIGMATIK PENDIDIKAN LUAR BIASA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERANAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Advertisements

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI : SEBUAH PENYEMPURNAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Oleh : Trisakti Handayani.
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS PEMBELAJARAN
& Batas-batas Pendidikan
PERMASALAHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
PARADIGMA PENDIDIKAN (Bahan Kuliah Perubahan Sosial)
• Aktivitas apa saja yg bisa disebut sebagai aktivitas pendidikan?
HAKEKAT MANUSIA Pandangan tentang hakikat manusia adalah bagian dari filsafat antropologi manusia yang merupakan karya Tuhan yang paling sempurna/istimewa.
Pendidikan Kewarganegaraan
PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
PENGANTAR PENDIDIKAN Adriy.weebly.com.
Perubahan Sosial dan Teori Pembangunan (Cara Pandang Modernisasi)
Universitas Dian Nuswantoro
Dr. Arif Rohman, M.Si./ FENOMENA PENDIDIKAN Fenomena Apakah yang dapat disebut sbg Fenomena Pendidikan ? Dr. Arif Rohman,
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
Dosen: Unang Wahidin, M.Pd.I
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
BUDAYA AKADEMIK dan tri darma perguruan tinggi
Pembimbing Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M.Pd
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
& Batas-batas Pendidikan
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN I
PENDIDIKAN DALAM PERUBAHAN SOSIAL
FTI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER Adriyanto J. G.
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Materi Tutorial UT PEMBELAJARAN KELAS RANGAKAP Oleh :
1. Mengenal karakteristik peserta didik
SISTEM MEDIA MASSA Recap by
SISTEM EKONOMI Pertemuan 4.
Konsep CBSA.
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS
PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN BERBANGSA & BERNEGARA
FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
Tania Clara Dewanti BK/B
HAKIKAT PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB V
BIMBINGAN KONSELING.
ALIRAN, LANDASAN PENDIDIKAN, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN “HAKEKAT MANUSIA”
FILSAFAT PENDIDIKAN MK 115
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
BUDAYA AKADEMIK dan tri darma perguruan tinggi
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN MENDIDIK
LANDAS AN PSIKOLOGIS DALAM PENGEM BANGAN KURIKULUM
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
PERANAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
Hakikat Manusia 9/16/ :07 PM.
• Aktivitas apa saja yg bisa disebut sebagai aktivitas pendidikan?
PARADIGMA PENDIDIKAN (Bahan Kuliah PPs) Ravik Karsidi 2018.
Arti Pendidikan George F Kneller, dalam bukunya: Foundations of Education Arti luas: suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan.
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
Konsep Dasar Pendidikan Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan Eko Defriatno, S.Pd., M.T. Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan.
Hakikat pendidikan dan Aliran Aliran Pendidikan
PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. Menggali sumber sosiologis & politis tentang pendidikan kewarganegaraan di Indonesia Membangun argumen tentang dinamika.
Transcript presentasi:

ANALISIS LINGKUNGAN PARADIGMATIK PENDIDIKAN LUAR BIASA Oleh: Ravik Karsidi (Guru Besar Sosiologi Pendidikan) Bahan Kuliah S2 PLB UNS

Konsep Pendidikan: Yunani ‘paedagogiek’ : Ilmu menuntun anak Romawi ‘educare’ : Merealisasikan potensi anak yang dibawa pada waktu dilahirkan di dunia. Jerman ‘Erziehung’ : Membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/ potensi anak. Inggris ‘ education’ : Mendidik

Menurut Para Ahli Pendidikan: Crow & Crow ( Rohman, 2009) Pendidikan adl suatu proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Jhon Dewey (Rohman, 2009) Pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik secara intelektual maupun emosional ke arah alam dan sesama manusia. 3. Ki Hajar Dewantara Pendidikan sebagai usaha menutup segenap kekuatan kodrat yang ada pada anak baik sebagai individu maupun anggota masyarakat agar dapat mencapai kesempurnaan hidup. 4. Driyarkara (Rohman, 2009) Pendidikan adalah proses pemanusiaan manusia muda

Pemahaman tentang Ilmu Pendidikan (Good dalam Rohman, 2009) PAEDAGOGIK Seni Mendidik/ Mengajar Ilmu Tentang Pendidikan

Pendidikan: Merupakan aktivitas interaktif individu dengan individu yang lain, individu dengan kelompok, individu dengan masyarakat, individu dengan lingkungan, baik lingkungan alam, sosial, ekonomi, politik maupun psikologi dan budaya Proses pemberian ruang atau lingkungan bagi individu untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensinya Transformasi nilai yang diyakini kebenarannya sebagai dasar aktivitas

Pendidikan: Tujuannya membantu proses kematangan dan kedewasaan anak baik secara fisik, psikologis, sosial, emosional, moral dan spiritual anak 4) Proses belajar sepanjang hayat yang tidak mengenal waktu dan tempat.

PARADIGMA ALTERNATIF (1) Praktik Pendidikan dan Dehumanisasi Individu Freire (2000): Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan memahami makna realitas yang dipelajari. 3 (tiga) unsur dasar pendidikan adalah: a. pendidik, b. subjek didik, c. realitas dunia. Pendidik dan peserta didik adalah subyek yang sadar (cognitive), sedangkan realitas dunia adalah obyek yang tersadari atau disadari (cognizable).

PARADIGMA ALTERNATIF (2) Praktik Pendidikan dan Dehumanisasi Individu Pendidikan menuntut kesadaran dari peserta didik untuk terlibat secara penuh dalam memahami realitas dunia, tidak sekadar mengumpulkan pengetahuan dan menghafalkannya, yang diilustrasikan sebagai pembelajaran model bank (banking concept of learning). Selama ini, pendidikan lebih sebagai proses ‘dehumanisasi’, bukan ‘concientization’ tetapi lebih sebagai “penyandraan”. Praktik mendidik yang terforsir yang akan menciderai praktik mendidik itu sendiri.

Paradigma Pendidikan (William F.O’neil, 1981) Unsur Konservatif Liberal Radikal/ Kritis Dasar Filosofi Menurut hukum alam (manusia memiliki kedudukan yang tidak sederajad). Kehidupan manusia merupakan takdir Tuhan. Liberalisme. Humanisme. Individualisme. Positivisme. Pendidikan steril dengan dinamika masyarakat, bebas nilai (a-politis). Manusia harus berjuang dalam hidupnya untuk mengatasi belenggu masyarakatnya Pada hakikatnya manusia itu baik, tetapi kalo jelek masyarakatlah yang membuat ia jelek. Menghendaki perubahan struktur secara fundamental {dalam politik/ ekonomi dimana pendidikan itu berada).

Paradigma/Unsur Konservatif Liberal Radikal/Kritis Perubahan Sosial / Perencanan Perencanaan dan perubahan sosial tidak bisa direnca nakan/lebih alamiah. Perencanaan dan perubahan sosial harus diupayakan oleh masyarakat dan negara dengan kemampuan yang maksimal. Pendidikan merupakan perencanaan masyarakat, sebagai investasi jangka waktu tertentu Peningktan/perubahn metodologi pengajaran dan pelatihan perlu ditingkatkan supaya tercapai hasil yang efisien, efektif dan partisipatif. Pendidikan adalah refleksi kritis terhadap “the dominant ideology” yg dapat membawa kepada transformasi sosial. Perencanaan dan perubahan sosial merupakan visi kritis dan tidak bisa bersikap netral dan membuat jarak, Perencanaan harus memihak aktif dalam kehidupan rakyat kecil yg tertindas dalam sistem untuk dapat menciptakan sistem baru yg adil. (William F.O’neil, 1981)

Paradigma/ Unsur Konservatif Liberal Radikal/Kritis Hukum alam Nasib manusia/ masyarakat sudah ditentukan Tuhan. Manusia memiliki kedudukan yang tidak sama, harus ada usaha yang teratur dan sistematis. Siapa yang mampu dan mau berjuang mengatasi masalah, merekalah yang akan menikmati keberuntungannya. (William F.O’neil, 1981)

Paradigma/Unsur Konservatif Liberal Radikal/Kritis Konse- kuensi Subjek/aktor/pelaku bertindak sesuai dengan nasibnya (bisa menjadi kaya, pinter, berpengaruh, miskin, jahat, dll). Manusia harus diberi hak hidup, hak berusaha dan hak untuk mementukan masa depannya sendiri. 2. Masyarakat dianggap tidak stabil karena memiliki interes yang tidak sama. Ada kepentingan ideologi yang menguasai proses pendidikan. ( Ideologi itu bisa berasal dari Negara (state) atau pemilik modal yang berhasrat terhadap dominsai masyarakat). (William F.O’neil, 1981)

Paradigma/Unsur Konservatif Liberal Radikal/Kritis Pengem bangan sikap Orang harus mau menerima nasibnya dengan “pasrah”. Orang hidup harus dapat menciptakan harmoni (Tuhan, alam dan manusia) Orang harus memiliki kebutuhan untuk maju (achievement), andaikata berniat mengubah hidupnya. Pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan anak didik, melindungi hak dan memberi kebebasan berpikir untuk menentukan pendapatnya. Tugas utama pendidikan adalah berusaha menciptakan manusia kembali sebagai manusia, akibat proses “dehumanisasi” karena sistem dan struktur yang tidak adil. Perombakan nasib manusia harus bersikap radikal (meskipun bukan merupakan revolusi) (William F.O’neil, 1981)

Paradigma/Unsur Konservatif Liberal Radikal/Kritis Konsep hidup Manusia harus dapat menerima takdir. Manusia cenderung hidup fatalistic. Manusia harus berfungsi secara universal, yaitu model ideal yang berupa “rationalis liberalism” 1. Manusia punya potensi intelektual yang sama, 2. Tatanan alam dan norma sosial harus dapat ditangkap dengan akal, 3. Pandangan Individualis, yaitu anggapan bahwa manusia adalah automatic dan otonom) Perjuangan hidup individu dapat pula menjadi bagian dari perjuangan kelompok untuk mengatasi ketidakadilan yang ada di sekitarnya. (William F.O’neil, 1981)

Paradigma/Unsur Konservatif Liberal Radikal/Kritis Sekolah Lembaga sekolah dibentuk untuk memahami ajaran Tuhan tentang ketidakadilan dan ketidaksederajatan Manusia harus mau belajar dan mampu bekerja keras untuk mencapai kebahagiaan dan kebebasannya Lembaga sekolah dibentuk sebagai ajang kompetisi individual ditengah masyarakatnya. Pendidikan dilakukan seumur hidup, dengan konsep “andragogy” untuk membuat manusia dewasa memperbaiki kemampuannya melalui training2 ( management, kewiraswastaan, dll.) Pada umumnya lembaga sekolah didirikan untuk mengukuhkan “status quo”. Ada hidden agenda penyelenggara, sekolah sebagai “alat” (William F.O’neil, 1981)

Alternatif Model Pendidikan LB Model Segregatif: Menempatkan ABK di sekolah-sekolah khusus, terpisah dari teman sebayanya. Model Mainstreaming / model tidak terbatas (the least restrictive environment): ABK harus ditempatkan pada lingkungan yang paling tidak berbatas menurut potensi dan jenis/ tingkat kelainannya. Model Pendidikan Inklusif: a.Stainback (1990): sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. b.Staub dan Peck (1995): Penempatan ABK tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas reguler. c.Freigberg (Sunardi, 2011): ABK dididik bersama anak-anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

Paradigma Pendidikan LB Inklusif Prinsip dasar pendidikan inklusif: Merupakan pendidikan perkembangan terkini dari model pendidikan bagi semua anak (education for all). Prinsip dasar pendidikan inklusif: “selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka (UNESCO,1994).”

Paradigma Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif adalah jawaban atas penolakan terhadap praktik “dehumanisasi” ABK dalam bidang pendidikan. Masih ada perdebatan praktik pendidikan inklusif antara yang pro dan kontra. Perdebatan cenderung berujung pada ketidaksetujuan mengingat kondisi lapangan yang “dianggap” belum siap.

Variasi Praktik Model Pendidikan Inklusif di berbagai Negara. a.l : Kanada India Malaysia Afrika Selatan Finlandia (berbeda implementasinya)

Dampak Pendidikan Inklusif di Indonesia: Tahun 2012 ABK yang mendapatkan akses pendidikan baru menjangkau sekitar 35%, sisanya sekitar 65% sebelum mendapatkan akses pendidikan. Dari jumlah tersebut, sekitar 88% bersekolah di SLB, dan sisanya sekitar 12% bersekolah di sekolah reguler secara inklusif. -> Jika pendidikan inklusif dikembangkan lebih luas lagi, maka kontribusi dalam hal pemerataan dan akses pendidikan bagi ABK akan semakin tinggi. -> Pendidikan inklusif sesungguhnya tidak hanya untuk pendidikan di sekolah, tapi juga dapat digunakan sebagai wahana untuk mendorong terwujudnya masyarakat yang inklusif.

Penutup Kritik keras tentang praktik pendidikan yang dianggap mengarah pada ‘dehumanisasi’ manusia, sebagaimana dilontarkan Freire, dkk (1997) perlu direspon secara kritis dlm implementasi PLB. Praktik pendidikan saat ini cenderung mengatur kehidupan orang, terjadi ‘penindasan’ guru (sebagai penguasa) terhadap peserta didik/murid/siswa (sebagai yang dikuasai), termasuk ABK. Kritik pendidikan tersebut adalah perlunya mengubah paradigma pendidikan LB menuju humanisasi pendidikan bagi ABK. Inklusifitas Pendidikan adalah paradigma pendidikan alternatif dalam ilmu pendidikan (bagi ABK)

Mohon Maaf dan Terima Kasih