REALISASI PANCASILA. KEHARUSAN MORAL UNTUK MEREALISASIKAN PANCASILA Pancasila sebagai dasar filasafat negara Indonesia mengandung konsekuensi setiap aspek.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PANCASILA SEBAGAI TATA NILAI HIDUP BANGSA INDONESIA
Advertisements

Kuliah ke 4 Kwn Identitas Nasional.
PANCASILA 3 PANCASILA YURIDIS KENEGARAAN
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
BY:RINDHA WIDYANINGSIH
PANCASILA 4 HAKIKAT PANCASILA
PANCASILA PARADIGMA PEMBANGUNAN TM 6.
GEOPOLITIK BAB 8.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI
FILSAFAT PANCASILA.
DISAMPAIKAN PADA PERKULIAHAN STMIK MDP 2014 Ryzky Yan Deriza
Pendidikan Kewarganegaraan
Aktualisasi Nilai Nilai pancasila dalam proses legislasi
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI
MAKNA LIMA SILA DALAM PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Kelompok 3 :
BAB 5 Kita Semua Sederajat dan Bersaudara
PROGRAM DIPLOMA III UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2016
Konsep Dasar Nilai, Norma, dan Moral
Bangsa Dan Negara (2) Pertemuan 04
Kedudukan dan Fungsi Pancasila.
Kelompok 5 : Bernandhika Kusuma Putri (08) Dhiana Indah Lestari (13)
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
NAMA KELOMPOK : Okti Panca Istihanah Ola Desilia Puji Ananda
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
Pancasila Sebagai Etika Politik (1)
Oleh : Dwi Oktafia Ariyanti
Aspek Strategis Perencanaan Pembangunan Nasional
Gimana Jadinya Negara Indonesia tanpa Ideologi Pancasila ?????
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
KETAHANAN NASIONAL ( VII & IX)
PERTEMUAN 14 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.
Dasar Negara dan Ideologi Nasional
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
Di susun oleh : Sinta Nur Afifah Siwi A
Ideologi dan Nilai-nilai Pancasila
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
Pertemuan 1 Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Tugas Media & Tekhnologi Pembelajaran PKn
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 3
Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
Pancasila Sebagai Etika Politik
Pancasila Sebagai Etika Politik (1)
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA UNTUK KEBANGSAAN INDONESIA
Etika Pancasila.
BAB VIII PENGAMALAN PANCASILA.
Masyarakat, Norma dan Hukum
Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
Pertemuan 1 Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
DNJ //Landasan Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan
pancasila PANCASILA SEBAGAI KERANGKA BERPIKIR
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Sikap Positif terhadap Pancasila
KELOMPOK 6 Hak dan Kewajiban Warga Negara, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional 1. Abdus Sofi ( ) 2. Yusri Alfathathsani.
Pancasila sebagai sumber nilai
RIA KURNIASARI. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menganalisis hakikat, fungsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD.
HUBUNGAN MANUSIA – KEBUDAYAAN
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”
OLEH : ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H. Nilai, norma, dan moral adalah konsep- konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya.
Transcript presentasi:

REALISASI PANCASILA

KEHARUSAN MORAL UNTUK MEREALISASIKAN PANCASILA Pancasila sebagai dasar filasafat negara Indonesia mengandung konsekuensi setiap aspek penyelenggaraan negara dan semua sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi norma-norma kenegaraan maupaun norma-norma moral untuk dilaksanakan dan direalisasikan setiap warga negara Indonesia.

Selain itu dalam realisasi Pancasila diperlukan suatu kondisi yang dapat menunjang terlaksananya proses realisasi Pancasila tersebut, baik kondisi yang berkaitan dengan sikap setiap warga negara Indonesia dan wujud realisasi nilai-nilai Pancasila. Bagi bangsa Indonesia merealisasikan Pnacasila adalah suatu keharusan moral.

REALISASI PANCASILA YANG OBJEKTIF Pengertian Pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara di semua bidang kenegaraan dan terutama realisasi dalam bentuk peraturan per UU negara Indonesia

Realisasi Pelaksanaan sebagai penentu kebijakan di Bidang Kenegaraan REALISASI PANCASILA YANG OBJEKTIF Bentuk dan Kedaulatan dalam Negara Hukum, perundang-undangan dan peradilan Sistem Demokrasi Pendidikan dan lain sebagainya Kesejahteraan Pemerintah Pusat sampai Daerah Keselamatan, keamanan dan pertahanan Politik dalam dan luar negeri Tujuan Negara Reformasi dan segala pelaksanaannya Pembangunan Nasional dan lain pelaksanaan kenegaraan

Realisasi Pancasila Yang Subjektif adalah pelaksanaan pada setiap perseorangan dan merupakan persyaratan bagi realisasi pancasila yang obyektif dimana dalam hal ini berkaitan dengan norma-norma moral. Berkaitan dengan kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu untuk merealisasikan pancasila. REALISASI PANCASILA YANG SUBJEKTIF

Pelaksanaan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Pandangan hidup bangsa Indonesia dan dalam pelaksanaan kongkritnya tercemin dalam tingkah laku kehidupan sehari- hari. realisasi subjektif dari Pancasila, meliputi : Dalam realisasi Pancasila yang bersifat subjektif bilamana nilai-nilai Pancasila telah diapahami, diresapi, dan dihayati oleh seseorang, maka orang itu telah memiliki moral pandangan hidup

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang benar pancasila, baik aspek nilai, norma maupun aspek praksisnya. Kesadaran, selalu mengetahui pertumbuhan keadaan yang ada dalam dan diri sendiri. Ketaatan, yaitu selalu dalam keadaan kesediaan untuk memenuhi wajib lahir dan batin, lahir berasal dari luar misalnya pemerintah, adapun wajib batin dari diri sendiri. Kemampuan kehendak, yang cukup kuat sebagai pendorong untuk melakukan perbuatan, berdasar nilai-nilai pancasila. Watak dan hati nurani, agar orang selalu mawas diri kesediaan untuk memenuhi wajib lahir dan batin, lahir berasal dari luar misalnya pemerintah, adapun wajib batin dari diri sendiri.

Proses Pembentukan Kepribadian Pancasila Pemahaman dan aktualisasi Pancasila sampai pada tingkat mentalitas, kepribadian dan ketahanan ideologis adalah sebagai berikut : Proses penghayatan diawali dengan memiliki tentang pengetahuan yang lengkap, dan jelas tentang kebaikan dan kebenaran Pancasila Kemudian ditingkatkan ke dalam hati sanubari sampai adanya suatu Ketaatan Kemudian disusul dengan adanya kemampuan dan kebiasaan untuk melakukan perbuatan mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan dalam bidang kenegaraan dan bidang bermasyarakat. Kemudian ditingkatkan menjadi mentalitas Kemudian mengadakan penilaian sendiri setelah melakukan sesuatu perbuatan yang bersangsi. Bilamana kondisi peresapan dan aktualisasi Pancasila sampai pada tingkat yang optimal, maka orang akan memiliki kepribadian Pancasila. Sosialisasi dan pembudayaan Pancasila Epistomologi realisasi nilai-nilai Pancasila

PROSES SOSIALISASI DAN PEMBUDAYAAN PANCASILA Nilai-nilai Pancasila sebelum terbentuknya negara dan bangsa Indonesia pada dasarnya terdapat secara sporadis dan fragmentaris dalam kebudayaan, sistem sosial, nilai-nilai religius bangsa. Nilai-nilai tersebut dikembangkan oleh para pendiri bangsa kemudian dikembangkan dan secara yuridis disahkan sebagai suatu dasar negara, dan secara verbal tercantum dalam pembukaan UUD Wujud kebudayaan Pancasila yang bersifat kongkret yaitu berupa aktivitas manusia dalam masyarakat, saling berinteraksi, sehingga terwujudlah suatu sistem sosial. Hasil budaya manusia yang berupa benda-benda budaya atau budaya fisik ini senantiasa bersumber pada kebudayaan Pancasila yang berupa sistem nilai.

Wujud budaya ini sering disebut sebagai benda-benda budaya. Benda-benda budaya tersebut baik berupa sarana atau alat- alat dalam kehiduapna bermasyarakat, maupun sebagai hasil ekspresi dan kreasi manusia. Benda-benda budaya ini baik berupa benda bergerak seperti mesin, kendaraan, serta hasil teknologi lainnya, maupun benda tidak bergerak misalnya, tempat ibadah, pakaian, candi, gapura, dan lain-lain.