PRESENTASI ramuan tradisional batu ginjal DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU 2013
Disusun Oleh: Disusun Oleh : Indra Setiawan P 27241012 025 Inggrid Probocatur K. P 27241012 026 Ingka Cristiana Dewi P 27241012 027 Irma Khoirunnisa P 27241012 028 Irzal Fandi D P 27241012 029 Khoiru Nurul Huda P 27241012 030
Pengertian batu ginjal Batu di dalam saluran kemih (Urinary Calculi) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
Faktor – faktor terjadinya batu ginjal 1). Faktor intrinsik, meliputi: a. Herediter : diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. b. Umur : paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun. c. Jenis kelamin : jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita. 2). Faktor ekstrinsik, meliputi: a. Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu). b. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih. c.Diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih. d. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
Ada beberapa teori tentang terbentuknya Batu saluran kemih adalah: 1). Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih. 2). Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu. 3). Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.
Jenis- jenis Batu Ginjal 1). Batu Kalsium Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah: Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.
2). Batu Struvit Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.
3). Batu Urat Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
Gejala Urinary Calculy (Batu Ginjal) Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadi infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan akhirnya terjadi kerusakan ginjal.
Penanganan/pengobatan dengan obat tradisional (Ramuan Tradisional) Rebusan keji beling majemuk Ramuan : Daun keji beling 10g Akar aren 10g Akar alang-alang 10g Herba Meniran 10g Air 200 mL Cara membuat : Daun keji beling, akar aren, akar alang-alang, dan herba meniran diserbuk. Campuran serbuk direbus dengan air sebanyak 200ml di dalam panci pada suhu 90 (setelah banyak mengeluarkan uap) selama 15 menit. Kemudian disaring dalam keadaan panas hingga diperoleh rebusan sebanyak 150 mL.
Cara penggunaan : Diminum sehari 3 kali, tiap kali 25 mL. Catatan : Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu, pasir atau butiran atau pengobatan setelah 3 bulan. Untuk menghindari terbentuknya batu, pengobatan dilanjutkan dengan rebusan kumis kucing dengan meniran.
Kandungan yang ada didalam ramuan : Daun keji beling Mengandung mineral yang sangat tinggi. Kalium 51%, kalsium 24%, natrium 24%, ferum 1%, fosfor 1%, daunnya mengandung vit c,b1,b2,yang tinggi. Zat- zat kimia lain kalium, kalsium, natrium, dan asam silikat. Kalium : melancarkan kencing dan penghancur batu dalam empedu, ginjal,dan kandung kemih. Natrium : meningkatkan cairan ekstra sesluler untuk meningkatkan volume darah. Kalsium : membantu proses pembekuan darah , juga sebagai katalisator berbagai proses biologi dalam tubuh serta mempertahankan fungsi membran sel. Asam silikat : mengikat air, minyak an senyawa-senyawa non polar lainnya.
Damar, Zat penyamak Akar aren Beberapa kandungan mikronutrien dalam aren antara lain : Thiamine (vit B1) , Riboflavin (vit B2), Niasin (vit B3), Piridoksin (vit B6), Cyanocobalamin (vit B12), asam askorbat (vit C), dan garam mineral. Akar alang-alang Metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang terdiri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol,sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asamoksalat, asam d-malat, asam sitrat,potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Herba meniran Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan meniran adalah : Zat Filantin, kalium, Mineral
Pencegahan Setelah batu dikeluarkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun. Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah: Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari Diet rendah zat/komponen pembentuk batu Aktivitas harian yang cukup Medikamentosa Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:
Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam. Rendah oksalat Rendah garam karena natiuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria Rendah purin Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II
TERIMA KASIH