FILSAFAT DAN TEORI MANAJEMEN YULI ELVIRA VIOLITA 15002073
BUDAYA DAN IKLIM ORGANISASI KERJA
PENGERTIAN BUDAYA DAN IKLIM ORGANISASI Budaya Organisasi Schein (1992) Robbins (1996) Litwin & Stringer (1994) Iklim Organisasi Davis & Newstrom (1996) Hellriegel & Slocum, (1974); James & Jones, (1974); Payne & Pugh, (1976)
Schein (1992) Pola dasar yang di terima organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi.
Robbins (1996) Persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu sendiri.
Litwin & Stringer (1994) Suatu yang dapat diukur pada lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada karyawan dan pekerjaannya dimana tempat mereka bekerja dengan asumsi akan berpengaruh pada motivasi dan perilaku karyawan.
Davis & Newstrom (1996) Lingkungan manusia di mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka
Hellriegel & Slocum, (1974); James & Jones, (1974); Payne & Pugh, (1976) Membangun konsensus sekitar tiga perbedaan pendekatan penelitian tentang iklim organisasi: • Pengukuran persepsi atribut individu, • Pengukuran perseptual organisasi atribut • Pengukuran beberapa atribut organisasi menggabungkan persepsi dan lebih "objektif" pada proses pengukuran. Perspektif ini dibedakan berdasarkan ciri: • Psikologis • Karakteristik • Organisasi
Budaya: Budaya ibarat manusia, punya etika dan kepribadian yang bersifat abstrak. Budaya juga merupakan nilai-nilai serta karakter yang sudah mengakar dari suatu organisasi. Berup kebiasaan, keyakinan, norma yang diciptakan maupun mengolah yang sudah ada menjadi yang lebih baik. Iklim: Keadaan, kondisi, dan suasana yang menentukan sikap. Iklim bersumber dari budaya, selain itu iklim juga berupa tuntutan untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangn zaman. Agar tidak lagi memekai istilah “biar lambat asal selamat” melainkan “cepat, tepat, selamat”
Budaya dan iklim adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan secara timbal balik. Jika diibaratkan pada sebuah senter, maka : Iklim : lampu Budaya : baterai Jika salah satunya tidak ada, maka senter tidak bisa berfungsi sebagaimna mestinya. Secara sadar budaya dan iklim akan membias dan membentuk suatu kesimbangan. Untuk mempertahankan budaya yang baik, hendaknya budaya disesuaikan dengan iklim yang ada.
Teori-teori Tentang Budaya dan Iklim Teori Steers (1985) Teori Miles dalam Sergiovanni (1983) Teori Likert (1986) Teori Litwin & Stringer (1968) Ekvall (2001)
Teori Steers (1985) Menyajikan hubungan antara sebagian faktor penentu iklim, hasil individu dengan efektifitas organisasi dimana faktor penentu iklim organisasi adalah : Kebijakan dan praktek manajemen Struktur organisasi Teknologi Lingkungan luar.
Teori Miles dalam Sergiovanni (1983) Mengemukakan bahwa terdapat sepuluh indikator untuk megetahui sehat atau kurang sehatnya iklim organisasi, yaitu : Tujuan (goal focus) Komunikasi (communication adequacy) Optimalisasi kekuasaan (optimal power equalization) Pemanfaatan sumber daya (resource utilization) Kohesifitas (cohesiveness) Moril (moral) Inovatif (innovativeness) Otonomi (autonomy) Adaptasi (adaptation) Pemecahan masalah(problem solving adequacy).
Teori Likert (1986) Perilaku pemimpin Motivasi Komunikasi Mengembangkan sebuah instrumen yang memuaskan pada kondisi-kondisi perilaku dan gaya-gaya manajemen yang digunakan. Karakteristik yang dicakup oleh skala Likert adalah : Perilaku pemimpin Motivasi Komunikasi Proses pengaruh interaksi Pengambilan keputusan Penentuan tujuan Kontrol.
Teori Litwin & Stringer (1968) Litwin dan Stringer dalam Koontz et al (1984) menggunakan teori tiga kebutuhan : Berprestasi Berafiliasi Berkuasa McClelland sebagai tipe utama motivasi, ditemukan bahwa ketiga kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh iklim organisasi. Juga terdapat sembilan dimensi iklim organisasi, yaitu : Struktur Tanggung Jawab Imbalan Resiko Keramahan Kehangatan Hati Dukungan Standar Konflik Identifikasi
Ekvall (2001) Mengemukakan terdapat 9 variabel yang membentuk dimensi iklim oganisasi yaitu: Komitmen Kebebasan Dukungan ide Ketegangan Pengambilan resiko Momen ide Berbagi pandangan Memberi perhatian, Perhatian pada pekerjaan
Implikasinya Dalam Praktik Misalnya seorang guru yang merupakan tenaga pendidik di sekolah hendaklah mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dengan pahamnya guru akan perkembangan teknologi, guru tersebut bisa dengan mudah melakukan pendekatan terhadap siswa. Selain itu guru tersebut juga hendaknya mampu mengurangi dampak negatif perkembangan teknologi terhadap prestasi belajar siswa.
Cara-cara Mengukur Budaya dan Iklim Organisasi / Sekolah Tingkah laku orang-orang yang ada di dalam organisasi dapat diukur dengan skala OCB. Menurut Hoy dan Miskel (2008), OCB adalah skala yang sangat berguna untuk mengukur aspek penting dari iklim sekolah. Ada lima aspek spesifik yang saling berhubungan yang diukur dengan OCB, yaitu : Altruism Conscientiousness Sportsmanship Courtesy Civic virtues
Altruism Mengutamakan kepentingan orang lain dan tingkah laku yang mau membantu teman sejawat.
Conscientiousness
Sportsmanship
Courtesy
Civic virtues