AGUNG WAHYUDI PRESENTASI KASUS Appendisitis
IDENTITAS PASIEN Nama: Tn. B Usia: 35 Tahun Jenis Kelamin: Laki - Laki Agama : Islam Pekerjaan: karyawan Alamat: Banggirejo Masuk Rumah Sakit: 24 September 2018
ANAMNESIS Nyeri perut kanan bawah Keluhan utama Datang ke IGD dengan keluhan nyeri di ulu hati dan sekitar pusat Nyeri seperti ditusuk-tusuk Nyeri hilang timbul Siang hari SMRS nyeri perut berpindah ke kanan bawah Mual muntah (+) Riwayat demam (-) Nafsu makan menurun RPS Alergi obat dan makanan (-) Riwayatt DM (-) Riwayat Hipertensi (-) Riwayat trauma (-) RPD
Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal Riwayat DM dalam keluarga disangkal RPK Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok Pasien tidak pernah minum-minuman beralkohol RPsos
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis T : 110/70 mmHg N : 76x/menit R : 28x/menit S : 36,7ºC Kepala : Normacephali Mata : Pupil bulat isokor +/+, Konjungtiva ≠ anemis, Sklera ≠ ikterik Hidung: Septum deviasi ( - ), Otorhea -/- Telinga:normotia, Deformitas (-),rhinorhea (-) Leher :KGB ≠teraba
Thorax Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris, jejas (-) Palpasi : vokal fremitus +/+ Perkusi : sonor dextra = sinistra, Auskultasi : vesikuler dexta = sinistra
Extremitas Atas oedem -/-, akral hangat, CRT <2” Extremitas bawah Tampak vulnus excoriatum pada region patella sinistra ukuran 5 cm x 3 cm dan regio cruris sinistra ukuran 7 cm x 2 cm, odem -/-, akral hangat, CRT <2”
Status lokalis Abdomen Inspeksi : jejas (-), sikatriks (-), massa (-) Auskultasi : BU ( + ) Palpasi : nyeri tekan (+) di regio kanan bawah, (Mc Burney sign +). Nyeri lepas regio kanan bawah (+), Rovsing sign (+), Blumberg sign (+), defans muscular (-) Perkusi : timpani Psoas sign : (+) Obturator sign : (+) Rectal toucher: tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan lab tanggal 25 september 2018
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium 3 September 2018 Pemeriksaan Laboratorium 25 September 2018
DIAGNOSIS Appendisitis akut
PENATALAKSANAAN 24 September 2018 IVFD asering 20 tetes / menit Injeksi Ondancentron 4 mg Injeksi Ranitidine 50 mg 25 September 2018 IVFD Ringer Lactate Ecosol 20 tetes/menit Injeksi Ranitidin Injeksi ketorolac 30 mg Cefotaxim 1 g 26 September 2018 apendektomi
PROGNOSIS Dubia ad Bonam
DASAR TEORI Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendix vermiformis Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat.
Anatomi Appendiks terletak di kuadran kanan bawah abdomen. Tepatnya di ileosecum dan merupakan pertemuan ketiga taenia coli (taenia libera, taenia colica, dan taenia omentum). Dari topografi anatomi, letak pangkal appendiks berada pada titik Mc Burney, yaitu titik pada garis antara umbilicus dan SIAS kanan yang berjarak 1/3 dari SIAS kanan
Persarafan :Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus dan persarafan simpatis berasal dari nervus thorakalis X. Perdarahan : Pendarahan appendiks berasal dari arteri Appendikularis, cabang dari a.Ileocecalis, cabang dari a. Mesenterica superior
fisiologi Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum Dinding appendiks terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian dari sistem imun dalam pembuatan antibodi. Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk appendiks, ialah IgA. Imunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.
Etiologi Faktor obstruksi Faktor bakteri Kecenderungan familiar Faktor ras dan diet
patofisiologi
Gejala klinis Nyeri abdominal Mual-muntah biasanya pada fase awal. Nafsu makan menurun. Obstipasi dan diare pada anak-anak. Demam,
Pemeriksaan fisik Demam dengan suhu sekitar 37,5-38,5 C Inspeksi penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendikuler. Palpasi Nyeri tekan di Mc. Burney Nyeri lepas Defans muscular lokal Rovsing’s Sign Blumberg Sign
Auskultasi Peristaltik usus sering normal
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium Abdominal X-ray melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendisitis USG Barium enema Ct-scan laparoskopi
DIAGNOSIS BANDING Gastroenteritis Limfadenitis mesenterica DHF Peradangan pelvis Diverticulus Batu ureter/batu ginjal
Tatalaksana apendektomi Penundaan apendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi Antibiotik pre operatif Pemberian antibiotik pre-operatif telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan tingkat luka infeksi pasca bedah. Pemberian antibiotic spektrum luas untuk gram negatif dan anaerob diindikasikan. Antibiotik preoperative harus diberikan dalam hubungannya pembedahan.
Tindakan Operasi Apendiktomi, pemotongan apendiks. Jika apendiks mengalami perforasi, maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika. Bila terjadi abses apendiks maka terlebih dahulu diobati dengan antibiotika IV,
Apendektomi Lapisan kulit yang dibuka pada Appendektomi : Cutis Sub cutis Facia Scarfa Facia camfer Aponeurosis MOE MOI M. Transversus Facia transversalis Pre peritoneum peritoneum
Garis insisi pada appendektomi Insisi Gridiron Garis insisi parallel dengan otot oblikus eksternal, melewati titik McBurney yaitu 1/3 lateral garis yang menghubungkan spina liaka anterior superior kanan dan umbilicus Lanz transverse incision Insisi dilakukan pada 2 cm di bawah pusat, insisi transversal pada garis miklavikula-midinguinal
Insisi paramedian kanan bawah Insisi vertikal paralel dengan midline, 2,5 cm di bawah umbilikus sampai di atas pubis. Rutherford Morisson’s incision (insisi suprainguinal) Merupakan insisi perluasan dari insisi McBurney. Dilakukan jika apendiks terletak di parasekal atau retrosekal dan terfiksir
komplikasi Perforasi peritonitis Pelvic Abscess Subphrenic absess Intra peritoneal abses lokal
prognosis tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat keci
TERIMAKASIH