Oleh : Djainudin Ishak, S.Si, Apt., M.Si Fakultas Kesehatan Masyarakat UVRI-Baubau
ETIMOLOGI : Bios = Hidup Medica, Medicus = Pengobatan; Kedokteran DEFENISI Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan asas-asas dan pengetahuan dasar ilmu pengetahuan alam (biologi, kimia dan fisika) untuk menjelaskan fenomena hidup pada tingkat molekul, sel, organ dan organisme utuh, hubungannya dengan penyakit dan mencarikan serta mengembangkan bahan atau metode yang tepat untuk mencegah, mengobati dan memulihkan kerusakan akibat penyakit Obat, Teknik biomedik
1. Anatomi = Ilmu ttg struktur tbh 2. Biokimia = Ilmu ttg aktivitas kimiawi dlm tbh mc 3. Farmakologi = Ilmu ttg ADME obat 4. Fisiologi = Ilmu ttg fungsi organ tubuh 5. Histologi = Ilmu ttg jaringan tbh 6. Imunologi = Ilmu ttg aspek imunitas/kekebalan 7. Mikrobiologi = Ilmu ttg jasadrenik/mikro-organisme 8. Parasitologi = Ilmu ttg parasit/m.patogen 9. Patobiologi/Patofisiologi 10. Sains Transfusi, dll
Menangani masalah kesehatan / kedokteran yang belum terpecahkan dengan pendekatan klinis, bukan sekedar menyokong pendekatan klinis. Pendekatan Ilmu Biomedik dilakukan melalui teknik laboratorium, baik dengan bahan uji coba biologis yang berasal dari penderita, lingkungan maupun hewan coba Teknik Biomedik/Biomedical engineering
1. Biologi Sel Komprehensif BIOMEDIK I 2. Sistem Syaraf (SSP dan SSO) 3. Sistem Endokrin 4. Sistem Kardiovaskular 5. Sistem Respirasi 6. Sistem Eksresi 7. Sistem Gastrointestinalis 8. Sistem Imunologi 9. Sistem Reproduksi 10. Panca Indera (Kulit)
NOKRITERIA PENILAIANPERSENTASE 1.Kehadiran Min. 80 %10 % 2.Tugas15 % 3.Mid Test30 % 4.Final Test45 % TOTAL100 %
FUNGSI : a. Menerima rangsangan dari lingkungan atau rangsangan yang terjadi dalam tubuh b. Mengubah rangsang ini dalam perangsangan syaraf, menghantar dan memprosesnya c. Mengkoordinasi dan mengatur fungsi tubuh melalui impuls-impuls yang dibebaskan dari pusat ke perifer
1. Sistem Syaraf Pusat (SSP), meliputi Otak dan Sum-Sum tulang belakang 2. Sistem Syaraf Perifer, meliputi serabut syaraf dari SSP ke perifer (eferen, menurun, sentrifugal dan motorik) dan dari perifer ke SSP (Aferen, menaik, sentripetal, Sensorik)
1. Sistem Syaraf Otonom (vegetatif) bekerja secara spontan, diluar kemauan; contohnya sistem syaraf yang mengendalikan fungsi pernafasan, jantung, dan ginjal. 2. Sistem syaraf Somatik, bekerja dibawah kesadaran, contohnya sistem syaraf yang mengendalikan kerja otot rangka.
BADAN SEL SYARAF (Soma) SERABUT SEL SYARAF (Neurit)
BADAN SEL
- Diameter um - Memiliki inti di tengah - Memiliki apparatus golgi, Retikulum endoplasma dan kaya akan mitokondria - Tidak memiliki sentriol sehingga tidak dapat beregenerasi
- Terdiri dari akson (silinder aksis) - Kadang-kadang memiliki selaput mielin, yaitu senyawa lipoprotein yang mengeliling akson dan berbentuk lamela/spiral - Nodus ranvier, jarak antar selaput mielin yang berfungsi mempercepat rangsang dan umumnya ada pada syaraf perifer.
1. Potensial Istirahat 2. Potensial Aksi 3. Fase Refrakter 4. Penghantaran Rangsang 5. Pengalihan informasi syaraf 6.
a. Terdapat beda potensial antara ruang ekstrasel dan serabut syaraf s/d -100 mV. b. Muatan negatif karena intrasel karena adanya perbedaa permeabilitas terhadap ion-ion K, Cl dan Na (permeabilitas K tinggi, Na rendah) c. Ion K intrasel 30 kali > ekstrasel krn kinerja pompa ion; Ion Na ekstrasel 10 kali > intrasel dan Ion Cl Ekstrasel > Intrasel d. Ion K akan berdifusi keluar sel tetapi anionnya yg berbentuk protein tertahan di dalam sel muatan negatif e. Muatan negatif juga karena difusi ion Cl yang masuk ke dalam sel
a. Dengan adanya rangsangan, terjadi perubahan potensial membran (depolarisasi) b. Permeabilitas sel terhadap Ion Na meningkat 500 kali, dan permeabilitas terhadap Ion K menurun potensial sel Positif (+ 40 mV) yang berlangsung sangat singkat + (<0,1 milidetik) dikenal dengan Overshoot c. Pembentukan kembali Potensial membran yang lama (Repolarisasi) Permeabilitas Na menurun dan K meningkat d. Proses Depolarisasi – Repolarisasi ini disebut Potensial aksi e. Anestetik Lokal/kurare dapat menurunkan permeabilitas ion Na Intrasel Aplikasi Biomedik
a. Adalah fase dimana rangsangan tidak akan diproses selama berlangsung potensial aksi b. Potensial aksi dapat terjadi jika depolariasi yang terjadi lebih kuat dari sebelumnya c. Waktu fase refrakter + 2 milidetik
KURVA POTENSIAL AKSI TERHADAP WAKTU PADA PENGHANTARAN INTRASEL DALAM SERABUT SYARAF TUNGGAL
a. Perubahan potensial membran sel antara bagian sel yg terangsang dengan bagian sel tetangga aliran listrik lokal membran terjadi peransangan sepanjang serabut syaraf secara teratur b. Pada sel bermielin, hantaran berlangsung secara saltatoris (melompat-lompat) c. Hantaran saltatoris lebih cepat (120 m/detik) sedangkan yang tidak bermielin hanya 0,5 – 15 m/detik
a. Impuls syaraf yang dihantarkan akan sampai ke ujung syaraf (sinaps) b. Impuls di sinaps dirubah menjadi informasi sesuai dengan jenis rangsangannya (nyeri, cahaya, suhu dll)
a. Fungsi katup, karena ia mengarahkan perangsangan hanya ke satu arah(dari ujung akson ke neuron berikutnya) b. Fungsi belajar dan fungsi berpikir/mengingat, karena pada pemakaian sinaps yang lebih sering stimulus lebih mudah dipindahkan dibanding dengan pemakaian yang jarang c. Fungsi menyalurkan dan fungsi menghambat karena banyak sinaps bersama-sama dapat merangsang atau menginhibisi berlangsungnya stimulus.
a. Stimulus yang tiba pada ujung serabut syaraf akan membebaskan neutransmiter dari tempat cadangannya di pre-sinaps b. Neutransmiter akan berikatan dengan reseptor di post- sinaps c. Interaksi ini menimbulkan perubahan potensial membran akibat perubahan permeabilitas terhadap ion K, Na dan Cl d. Reaksi ini bersifat reversibel utk mencegah stimulus secara kontinyu dan dinonaktifkan oleh adanya zat pengalih secara enzimatik, mis. Penyabunan asetilkolin oleh asetilolineterase atau mekanisme feedback negatif.
1. Asetilkolin (rangsangan kolinergik) 2. Noradrenergik (rangsangan adrenergik) 3. Dopamin (Rangsangan dopaminergik) 4. Serotonin (Rangsangan serotoninergik) 5. Asam alpha-aminobutirat (Rangsangan Gabaergik)
ORGANRESEPTOR EFEK STIMULUS CONTOH APLIKASI S.AdrenergikS.Kolinergik MATA (Pupil)α DiperbesarDiperkecilTerapi Glaukoma pre-op, mis. Fisostigmin PARU-PARU (Bronkus) β DilatasiKontriksiTerapi Asma, Misalnya Efedrin JANTUNG β Kontraksi dan denyut dipercepat Diperlemah Terapi Hipertensi, misalnya Reserpin (bekerja inhibisi) PEMBULUH DARAH α, β KontriksiDilatasi Terapi Hipertensi sbg vasodilator, mis. Prasozin LAMBUNGα Dikurangi, relaksasi - Terapi Gastritis, mis dengan Cimetidin KANTUNG KEMIH βRelaksasiKontriksi Terapi gagal jantung dan udema
TERIMA KASIH