MULYADI IRWANDA - M.ISLAHUZZIAD - RONY SAFARA
RUMAH GADANG ? ▪Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Rumah gadang artinya rumah besar. Rumah ini disebut juga oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang
SEJARAH RUMAH GADANG ▪Bentuk atap rumah gadang yang mirip tanduk kerbau sering dihubungkan dengan cerita rakyat "Tambo Alam Minangkabau". Cerita tersebut bercerita tentang kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa.
SEJARAH RUMAH GADANG ▪Asal-usul rumah gadang seringkali dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang wong Minang. Konon ceritanya, bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal adalah meniru bentuk perahu nenek moyang pada masa lampau. Perahu nenek moyang ini dikenal dengan sebutan lancang.
FILOSOFI RUMAH GADANG 1.UKIRAN Setiap sudut Rumah Gadang yang dibuat ukiran-ukiran asli Minangkabau. Bentuk-bentuk ukiran tersebut mengambil insprasi dari tiga hal, yaitu nama-nama tumbuhan, nama hewan, dan nama benda yang dipakai dalam kehidupan sehari- hari.
FILOSOFI RUMAH GADANG 2. ATAP Bagian atap biasanya terbuat dari ijuk yang dijalin, kemudian ujungnya meruncing membentuk gonjong. Pemakaian ijuk sebagai simbol bahwa Rumah Gadang ramah lingkungan. Bentuk atap seringkali diasosikan mirip dengan tanduk kerbau. Namun ada juga yang mengatakan bahwa atap rumah gadang meniru Siriah Basusun (daun sirih yang disusun). Hal ini melambangkan rumah gadang sebagai tali penyambung silaturahim dan kekeluargaan.
FILOSOFI RUMAH GADANG 3. BENTUK BANGUNAN Bentuk bangunan yang simetris dan meruncing di kedua ujungnya ini kerapkali digambarkan sebuah kapal besar. Hal ini selain menandakan bahwa rumah gadang adalah pusat kehidupan orang minang, juga sebagai perlambangan tempat berteduh dan berlindung saat mengarungi lautan kehidupan.
FILOSOFI RUMAH GADANG 4. RANGKIANG RUMAH GADANG Rangkiang adalah bangunan yang terletak di depan rumah Gadang. Rangkiang merupakan simbol survival masyarakat minangkabau. Ada banyak macam rangkiang dan setiap rangkiang punya fungsi masing masing. Meskipun sama-sama tempat penyimpanan padi, Ada rangkiang yang berisi padi Abuan (bibit). padi untuk makan sehari-hari, padi untuk persiapan masa paceklik dll sebagainya.
ASPEK IKLIM Sumatera Barat berada di atas ha tanah dan terletak diantara 0º54’ LU sampai 3º30’ sehingga daerah ini dilewati oleh garis khatulistiwa. Lebih dari setengah wilayah Sumatera barat merupakan tanah perbukitan. Daerah Sumatera Barat terletak di daerah tropis yang beriklim tropis basah. Suhu rata-rata di Pantai Barat Propinsi Sumatera Barat berkisar antara 21°C - 38°C, pada daerah perbukitan berkisar antara 15°C – 34°C, sedangkan pada daerah daratan disebelah timur Bukit Barisan mempunyai suhu antara 19°C - 34°C.
STRUKTUR 1. PONDASI DAN KOLOM Seluruh tiang Rumah Gadang tidak ditanamkan ke dalam tanah, tetapi bertumpu ke atas batu datar yang kuat dan lebar. Seluruh sambungan setiap pertemuan tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai paku, tetapi memakai pasak yang juga terbuat dari kayu.
STRUKTUR 2. LANTAI Lantai dari bangunan rumah gadang terbuat dari papan yang diketam lurus dan kemudian disusun datar dan rapat diatas rangka lantainya. Selain itu terkadang bambu yang dipecah (palupuh) atau serat batang pisang juga menjadi material penutup lantai
STRUKTUR 3. ATAP Konstruksi atap rumah gadang menggunakan balok-balok struktural pengikat tiang-tiang bagian atas yang disebut paran. Atapnya lancip berguna untuk membebaskan endapan air pada ijuk yang berlapis-lapis sehingga air dapat meluncur cepat.
STRUKTUR 4. SISTEM SAMBUNGAN Bangunan rumah gadang tidak menggunakan paku untuk menghubungkan kolom dan bagian rumah lain melainkan menggunakan pasak dari bambu.
MATERIAL 1. KAYU Kayu merupakan unsur terpenting untuk membangun Rumah Gadang, khususnya untuk tonggak tuo. Oleh karena tonggak tuo merupakan penentu kokoh tidaknya Rumah Gadang, maka kayu yang digunakan adalah kayu-kayu pilihan yang pengadaannya selalu didasarkan pada adat-istiadat masyarakat.
MATERIAL 2. IJUK Ijuk digunakan untuk membuat atap rumah.
MATERIAL 3. BAMBU Bambu digunakan untuk membuat dinding pada bagian belakang rumah.
MATERIAL 4. PAPAN Papan merupakan kayu yang dibelah tipis sekitar 3-5 cm dan digunakan untuk membuat dinding.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RUMAH GADANG 1. KELEBIHAN ▪Merupakan perwujudan pengetahuan lokal dan tradisi, sehingga bisa menimbulkan perasaan bangga dan bahagia. ▪Memanfaatkan sumber daya alam lokal, sehingga lebih ramah lingkungan dan mendukung penggunaan energi secara berkelanjutan. ▪Tahan gempa ▪Dapat menampung jumlah anggota keluarga banyak
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RUMAH GADANG 2. KEKURANGAN ▪Hanya keturunan asli suku yang berhak membangun/memiliki rumah gadang ▪Kurangnya area privasi ▪Memakan banyak lahan ▪Rumah gadang hanya diperuntukkan untuk orang yang kurang mampu
Sosial Budaya Di masa awal terbentuknya budaya Minangkabau, hanya ada empat suku dari dua lareh (laras) atau kelarasan. Suku-suku tersebut adalah: Suku Koto Suku Piliang Suku Bodi Suku Caniago Dan dua kelarasan itu adalah : 1. Lareh Koto Piliang yang digagas oleh Datuk Ketumanggungan 2. Lareh Bodi Caniago, digagas oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang Perbedaan antara dua kelarasan itu adalah: 1. Lareh Koto Piliang menganut sistem budaya Aristokrasi Militeristik 2. Lareh Bodi Caniago menganut sistem budaya Demokrasi Sosialis.
Sosial Budaya ▪Sistem Kekerabatan Minangkabau menganut sistem matrilineal dimana keturunan dan warisan melaui garis keturunan ibu. Sistem hukum pada adat Minangkabau menempatkan ibu sebagai pusat keluarga, meskipun peranan pria sebagai kepala keluarga sangat penting, tetapi kesatuan keluarga dihimpun berdasarkan anggota keluarga wanita.Jadi jika sebuah keluarga pada adat minangkabau tidak memiliki anak wanita berarti suku ataupun garis keturunannya terhenti pada wanita yang terakhir menikah. ▪Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat yang hidup secara komunal atau berkelompok, serta memiliki ikatan kekerabatan yang kuat. Hal ini tercermin dari terdapatnya open space atau ruang terbuka yang terdapat pada setiap kelompok atau group fasilitas hunian mereka yang merupakan wadah untuk tempat bersosialisasi bagi masyarakatnya. 1. Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat yang hidup secara komunal atau berkelompok, serta memiliki ikatan kekerabatan yang kuat. Hal ini tercermin dari terdapatnya open space atau ruang terbuka yang terdapat pada setiap kelompok atau group fasilitas hunian mereka yang merupakan wadah untuk tempat bersosialisasi bagi masyarakatnya.
Kaitan dengan pendekatan ekologi. ▪Sumatera Barat memiliki tanah yang lentur dan memiliki daya dukung rendah untuk bangunan. Maka dari itu di buat denah bangunan berbentuk sederhana dan simetris, material yang digunakan harus ringan, sistem sambungan harus rigid dan fleksibel, sistem struktur dan konstruksi yang menyatu terutama pada struktur atap, dinding dan fondasi. ▪Ukuran panjang rumah adat ini disesuaikan dengan ukuran tanah yang datar yang tersedia di alam, sehingga terdapat kesesuaian dan komposisi yang baik antara alam dan bangunannya. ▪Sumatera Barat merupakan daerah rawan gempa. Pembangunan rumah gadang dengan system pasak membuat rumah ini elastis ketika terjadi goncangan juga diseimbangkan oleh atap yang besar.