Biologi SMA/MA Kelas XI BAB 10 SISTEM REPRODUKSI Biologi SMA/MA Kelas XI
KOMPETENSI DASAR Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Menerapkan pemahaman tentang prinsip reproduksi manusia untuk menanggulangi pertambahan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) dan peningkatan kualitas hidup SDM melalui pemberian ASI eksklusif. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi. Memecahkan masalah kepadatan penduduk dengan menerapkan prinsip reproduksi manusia. Merencanakan dan melakukan kampanye tentang upaya penanggulangan pertamahan penduduk dan peningkatan kualitas SDM melalui program Keluarga Berencana (KB) dan pemberian ASI eksklusif dalam bentuk poster dan spanduk.
TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem reproduksi pada manusia. Siswa dapat menunjukkan sikap perilaki ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai dengan data dan fakta, disiplin, dan bekerjasama dalam melaksanakan komitmen pencegahan seks bebas (seks pranikah). Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem reproduksi agar dapat berfungsi dengan baik dan bertanggung jawab.
Tujuan pembelajaran kognitif Siswa dapat memerinci organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita. Siswa dapat menjelaskan fungsi hormon kelamin pada laki-laki dan wanita. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita dengan menggunakan bagan. Siswa dapat menjelaskan siklus menstruasi dengan menggunakan bagan. Siswa dapat menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan (gestasi), dan persalinan. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor laktasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN PSIKOMOTORIK Siswa dapat membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bagi. Siswa dapat membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi. Siswa dapat mengemukakan contoh teknologi dalam sistem reproduksi. Siswa dapat menjelaskan hubungan metode kontrasepsi dengan program kependudukan dan KB. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem reproduksi melalui media presentasi dan diskusi.
Dapatkah Anda menyebutkan organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita? Bagaimanakah proses terbentuknya janin di dalam sistem reproduksi wanita?
I. SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI A. Organ reproduksi laki-laki 1. Skrotum (Kantong Pelir), kantong longgar yang membungkus testis di luar tubuh. Berjumlah sepasang, dipisahkan oleh septum internal. 2. Testis, mengandung tubulus seminiferus sebagai tempat spermatogenesis. Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel batang (spermatogonium), sel Sertoli (memberi nutrisi bagi spermatozoid), dan sel Leydig (menyekresikan hormon androgen).
3. Saluran Reproduksi, yaitu: Epididimis, berfungsi menyimpan sperma hingga menjadi dewasa, motil, dan fertil. Vas deferens, lanjutan dari epididimis, meninggalkan skrotum menuju vesikula seminalis. Duktus ejakulatorius, menerima sperma dari vas deferens dan menyalurkan sekresi vesikula seminalis. Uretra, saluran kelamin dari kantong semen, dan saluran pembuangan urine dari kandung kemih sampai ke ujung penis.
Sistem reproduksi laki-laki
4. Kelenjar Aksesori, yaitu: Vesikula seminalis, menghasilkan cairan kental bersifat basan dan kaya akan fruktosa untuk menutrisi dan melindungi sperma. Kelenjar prostat, menghasilkan cairan basa menyerupai sisi yang akan meningkatkan motilitas sperma pada pH optimum 6,0 – 6,5. Kelenjar Cowper (bulbouretral), menghasilkan cairan bersifat basa yang mengandung mukus (lendir) untuk pelumasan.
5. Penis Terdiri atas akar, badan, dan glans penis, berfungsi sebagai organ kopulasi serta pengeluaran urine dan semen. Glans penis banyak mengandung saraf sensoris. Jika terdapat rangsangan seksual, pembuluh darah yang mengisi badan penis akan terisi penuh oleh darah, menyebabkan ereksi. Titik kulminasi aksi seksual laki-laki ditandai dengan ejakulasi (penyemprotan semen).
B. HORMON KELAMIN LAKI-LAKI 1. Hormon Testiskular: testosteron (diferensiasi saluran kelamin pada janin, menstimulasi penurunan testis ke dalam skrotum, mengontrol pertumbuhan, perkambangan dan pemeliharaan siri-siri seks sekunder pada usia pubertas). 2. Hormon Hipofisis: Follicle Stimulating Hormone (FSH) (berperan dalam spermatogenesis) dan Luteinizing Hormone (LH) (merangsang sel-sel intersitisial di testis untuk berkembang dan menyekresikan testosteron). 3. Hormon Hipotalamus: Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) (merangsang hipofisis mengeluarkan LH dan FSH; mengatur mekanisme umpan balik negatif dalam sintesis dan sekresi testosteron).
C. Gametogenesis pada laki-laki (spermatogenesis) Terjadi di tubulus seminiferus di dalam testis. Tahapan spermatogenesis: Mitosis. Spermatogonium (2n) dekat membran basalis tubulus seminiferus membelah secara mitosis menjadi spermatosit primer (2n). Meiosis. Spermatosit primer (2n) pada meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder (n). Dua spermatosit sekunder n() pada meiosis II menjadi empat spermatid n(). Spermiogenesis. Spermatid (n) mengalami pematangan menjadi spermatozoid (sperma) (n) yang memiliki kepala, leher, dan ekor. Spermiasi. Pelepasan sperma ke lumen tubulus seminiferus, tubulus rekti, rete testis, dan duktus eferen.
Spermatogenesis
i. Sistem reproduksi wanita a. Organ reproduksi wanita 1. Ovarium (Indung Telur), berjumlah sepasang di rongga pelvis (panggul), berfungsi sebagai tempat oogenesis, serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. 2. Tuba Fallopi, terdiri atas bagin infundibulum, ampula, dan ismus, sebagai tempat fertilisasi. 3. Uterus, terletak di antara rektum dan kantung kemih. Dindingnya tersusun dari perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium berfungsi sebagai tempat implantasi zigot dan pertumbuhan janin.
4. Vagina, tabung fibromuskular berfungsi sebagai organ kopulasi, serta jalan aliran menstruasi dan jalan lahir bayi. 5. Vulva, organ genitalia luar yang terdiri atas mons pubis, labia major (bibir besar), labia minor (bibir kecil), klitoris, vestibula, orifisium uretra, dan mulut vagina.
Organ reproduksi wanita bagian luar dan dalam (tampak dari samping)
B. HORMON KELAMIN WANITA Estrogen, dihasilkan oleh ovarium dan plasenta, berpengaruh pada pertumbuhan organ reproduksi, kelenjar mamae, sekresi cairan pada serviks yang memudahkan sperma masuk ke uterus, dan proses kelahiran. Progesteron, dihasilkan oleh ovarium dan plasenta, berfungsi mernangsang pertumbuhan endometrium uterus, menghambat kontraksi uterus, merangsang pertumbuhan sal alveolar kelenjar mamae, meningkatkan viskositas mukus servis untuk menghambat masuknya sperma, dan sedikit meningkatkan suhu tubuh. Luteinizing Hormone (LH), dihasilkan oleh hipofisi, berfungsi merangsang ovarium untum memproduksi estrogen dan progesteron, serta memacu pertumbuhan korpus luteum dan ovulasi.
Follicle Stimulating Hormone (FSH), dihasilkan oleh hipofisis, berfungsi merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron, serta memacu pertumbuhan dan perkembangan folikel (sel telur). Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), dihasilkan oleh hipotalamus, berfungsi merangsang hipofisis untuk menyekresi LH dan FSH. Human Chorionic Gonadootropin (HCG), dihasilkan oleh sel-sel embrionik mulai dari hari ke-10 setelah fertilisasi, befungsi mempertahankan produksi progesteron dan estrogen oleh ovarium. Laktogen plasenta (Human Placental Lactogen/HPL), dihasilkan oleh plasenta, berfungsi merangsang pertumbuhan kelenjar mamae untuk persiapan laktasi dan menyediakan energi pada ibu hamil
Tirotropin korionik, dihasilkan oleh plasenta, berfungsi meningkatkan laju metabolisme pada ibu hamil. Relaksin, dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta, berfungsi merelaksasi serviks dan fibrokartilago pada tulang panggul untuk memudahkan kelahiran. Prolaktin, dihasilkan oleh hipofisim berfungsi merangsang pertumbuhan duktus dan alveolus pada kelenjar mame saat kehamilan dan produksi ASI saat menyusui. Oksitosin, dihasilkan oleh hipofisis, berfungsi merangsang kontraksi uterus untuk proses kelahiran dan merangsang kelenjar mamae untuk pengeluaran air susu. Corticotropin Releasing Hormone (CRH), dihasilkan oleh plasenta, berfungsi memacu produksi estrogen plasenta dan perubahan paru-paru janin untuk menghirup udara. Prostaglandin, dihasilkan oleh uterus, berfungsi memengaruhi robeknya folikel saat ovulasi dan merangsang kontraksi uterus saat kelahiran.
C. Gametogenesis pada wanita (oogenesis) Terjadi di ovarium 1. Oogenesis pralahir Oogonium (2n) membelah secara mitosis menghasilkan 6 – 7 juta oosit primer (2n). Oosit tersebut akan tetap berada pada fase profase meiosis I hingga sebelum masa pubertas (meiotic arrest). Oosit primer diselubungi selapis foliker primordial. 2. Oogenesis pascalahir Mulai dari lahir sampai pubertas jumlah foliker primordial semakin menurun dan hanya 350 – 400 yang akan hidup dan diovulasikan satu-persatu setiap bulan.
3. Oogenesis pascapubertas Hormon GnRH dan gonadotropin menyebabkan foliker primordial berkembang menjadi foliker primer kemudian folikel sekunder yang siap diovulasi. Sebelum ovulasi, oosit primer (2n) mengalami pembelahan meiosis I menghasilkan oosit sekunder (n) dan badan polar I (n). Oosit sekunder mengalami metafase meiosis II dan berhenti, kemudian akan dilepaskan dari ovarium (ovulasi). Jika oosit sekunder dibuahi oleh sperma, meiosis akan berlanjut hingga terbentuk ootid (n) dan badan polar II (n). Ootid akan berkembang menjadi ovum yang matang. Jika badan polar belum degenerasi maka akan mengalami meiosis II menjadi dau badan polar Ii (n). Jika oosit sekunder tidak dibuahi maka akan mengalami disintegrasi (pecah).
Oogenesis
D. SIKLUS MENSTRUASI Adalah siklus kompleks yang merupakan hasil interaksi sistem endokrin (hipotalamus, hipofisis, dan ovarium) dengan sistem reproduktif yang menyebabkan terjadinya perubahan pada endometrium uterus. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya menstruasi, yang terjadi saat masa pubertas dimulai. Rentang siklus menstruasi umumnya 28 hari, terpendek 18 hari, terpanjang 40 hari. Terdiri atas siklus ovarium dan siklus endometrium uterus.
1. Siklus ovarium Fase folikel Fase luteal Hipotalamus hipofisis anterior FSH dan LH Foliikel primer (memiliki reseptor FSH dan LH) sekresi estrogen, tumbuh menjadi foliker sekunder. Estrogen meningkat FSH dan LH terhambat terhambat pertumbuhan folikel, kecuali satu yang akan diovulasikan. Estrogen terus meningkat produksi LH meningkat Puncak LH oosit primer oosit sekunder ovulasi. Fase luteal Folikel de Graaf yang ditinggalkan oosit sekunder korpus luteum produksi progesteron dan sedikit estrogen. Progesteron naik FSH dan LH turun korpus luteum menjadi korpus albikan.
2. Siklus endometrium uterus Fase menstruasi (haid) Pengeluaran darah dan sisa endometrium selama 4 – 5 hari. Hari ke-1 dianggap permulaan siklus baru dan dimulainya fase folikel. Terjadi perbaikan endometrium karena pengaruh estrogen dari foliker di ovarium. Fase proliferasi Berlangsung dari akhir haid sampai ovulasi. Estrogen merangsang proliferasi endometrium menjadi tebal dan pertumbuhan kelenjar serta pembuluh darah. Fase sekretori (progestasi) Terjadi ketika terbentuk korpus luteum. Progesteron yang dihasilkan meningkatkan jumlah pembuluh darah pada endometrium untuk mendukung kehidupan embrio. Jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi, endometrium akan luruh dan terjadi menstruasi.
Siklus menstruasi pada wanita
e. Pembuahan (fertilisasi), kehamilan (gestasi), dan persalinan (partus) Adalah penyatuan sperma dengan oosit sekunder untuk membentuk zigot, yaitu sel diploid dengan kromosom berasal dari ayah dan ibu. 2. Kehamilan (gestasi) Adalah perkembangan embrio menjadi janin hingga kelahiran bayi. Zigot membelah secara mitosis dengan cepat menjadi 2 sel, 4 sel. 8 sel, 16 sel, kemudian 32 sel (morula). Morula tumbuh menjadi blastosit yang berisi cairan blastosoel. Blastosit membentuk plasenta (sebagai sistem pencernaan, pernapasan, dan ekskresi bagi janin) dan membran (amnion, kantung kuning telur, korion, dan alantois).
Sel-sel blastosit memiliki tiga lapisan jaringan dasar, yaitu ektoderm (berkembang menjadi sistem saraf, indera, kulit, dan kelenjar endokrin), endoderm (saluran pencernaan dan pernapasan), dan mesoderm (sistem rangka, urinarie, sirkulasi, dan reproduksi). Semua sistem organ tubuh terbentuk setelah minggu ke-8. Perkembangan janin selanjutnya yaitu diferensiasi organ-organ hingga siap dilahirkan. 3. Persalinan (partus) Dilatasi serviks: serviks dipaksa melebar sebagai jalan lahir. Kelahiran bayi: bayi bergerak melewati serviks dan vagina, dibantu kontraksi otot perut secara sengaja oleh ibu. Kelahiran plasenta: terjadi segera setelah kelahiran bayi.
Pertumbuhan dan perkembangan zigot
Janin di dalam uterus ibu
f. Terjadinya anak kembar Kembar fraternal (dizigotik) Proses ovulasi dapat menghasilkan lebih dari satu ovum yang matang, dibuahi oleh sperma, sehingga terbentuk lebih dari satu zigot. Janin memiliki plasenta, tali pusar, dan kantung ketuban yang berbeda. Kembar identik (monozigotik) Zigot hasil fertilisasi membelah dan berkembang menjadi dua embrio yang berbeda, kemudian menjadi dua janin yang berbagi amnion atau plasenta yang sama tapi tali pusar dan kantung ketubannya berbeda.
Proses terjadinya anak kembar
g. laktasi Adalah proses produksi, rekresi, dan pengeluaran ASI (Air Susu Ibu). Saat kehamilan, estrogen merangsang perkembangan saluran kelenjar, dan progesteron merangsang pembentukan alveoulus lobulus dalam payudara. HPL diproduksi plasenta untuk pertumbuhan payudara, puting, dan areola. Prolaktin dan somatomammotropin korionik merangsang perkembangan kelenjar mamae. Penurunan estrogen dan progesteron saat kelahiran akan memicu laktasi. Oksitosin merangsang pengeluaran susu.
2. Manfaat menyusui bagi ibu 1. Manfaat ASI bagi bayi Mudah dicerna dan mengandung nutrisi optimal. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena kolostrum (susu yang pertama kali dihasilkan sesaat setelah kelahiran) mengandung antibodi IgA. Meningkatkan kecerdasan bayi. 2. Manfaat menyusui bagi ibu Menjadikan berat badan dan uterus kembali normal. Kontrasepsi alamiah. Mengurangi stres, gelisah, kanker payudara, ovarium, rahim, osteoporosis, dan artritis. Menghemat biaya
iii. Gangguan sistem reproduksi Laki-laki Disfungsi ereksi Genikomastia Kanker penis Hipogonadisme Kriptokridisme Uretritis Orkitis prostatitis Wanita Dismenore Penyakit radang panggul Kanker payudara Amenore primer Ovarium polikistik Kanker vagina Endometriosis Penyempitan tuba Fallopi Mola hidatidosa Mioma uterus
IV. TEKNOLOGI SISTEM REPRODUKSI Amniosentesis, teknik pengambilan cairan amnion untuk dianalisis secara genetik dan biokimia untuk mendeteksi kelainan genetik. USG (Ultrasonografi), teknik diagnostik menggunakan gelombang ultrasonik untuk menampilkan keadaan bayi dalam rahim ibu. Fertilisasi in vitro (bayi tabung), ovum difertilisasi dengan sperma pada media kultur untuk menghasilkan embrio, kemudian diimplantasikan ke uterus agar terjadi kehamilan.
v. Metode kontrasepsi dalam program kependudukan dan kb (keluarga berencana) Metode kontrasepsi adalah menghambat pergerakan sperma ke ovum, mencegah ovulasi, atau mencegah implantasi zigot. Jenis metode kontrasepsi: Kontraseps alami (sistem kalender) Koitus interuptus Kontrasepsi kimiawi, yang bersifat toksik bagi sperma. Penghambatan implantasi Metode sawar mekanis (vasektomi dan tubektomi) Pencegahan ovulasi (pil KB, susuk KB, atau suntik KB)