4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE HARGA POKOK PESANAN
Advertisements

Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Metode Harga pokok Proses
Klasifikasi biaya dalam metode variabel costing
AKUNTANSI PERUSAHAAN INDUSTRI
Tahap Pengikhtisaran Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
HARGA POKOK PESANAN.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
METODE HARGA POKOK PESANAN ( JOB ORDER COSTING )
METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok pesanan Job Order Cost Method
Harga Pokok Pesanan Lilik Sri Hariani
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DAN LAPORAN HARGA POKOK BARANG YANG DIPRODUKSI
METODE HARGA POKOK PESANAN /JOB ORDER COST METHOD.
Cost accounting materi-13 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
SISTEM PENGUMPULAN BIAYA
KALKULASI HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
PENGELOMPOKAN BIAYA.
Ch # 6 Harga Pokok Pesanan.
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
Akumulasi Biaya Bab 4.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN
Cost accounting materi-14 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
Pertemuan 3 AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Metoda Pengumpulan Biaya Produksi
Akumulasi Biaya Bab 4.
Akumulasi Biaya Bab 4.
METODE HARGA POKOK PESANAN
AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Akumulasi Biaya Bab 4.
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Siklus Akuntansi Biaya Sederhana
Sistem Biaya & Akumulasi Biaya
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN
PERUSAHAAN DAGANG XII SMA PENYUSUNAN KERTAS KERJA PERUSAHAAN DAGANG
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Neraca Lajur.
PENGELOMPOKAN BIAYA. Pengelompokan Biaya Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai.  pengelompokan.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
NAMA: I Gst Ag Ita Permata Sari NIM: ABSEN: 12
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
METODE HARGA POKOK PESANAN
Dewi Setyowati Mega Christie Fitrianingsih Faza Maulida
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
VIII. Penentuan Biaya Pesanan
Sistem biaya dan akumulasi biaya
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
VII. Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
NERACA LAJUR.
PERTEMUAN KE 9 dan KE 10 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Akuntansi Biaya I.
KALKULASI HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Metode Harga Pokok Pesanan
Harga pokok pesanan.
Transcript presentasi:

4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja. Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat digunakan dua cara yaitu : 1. Kalkulasi Biaya Penuh Suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk dengan memperhitungkan semua biaya produksi, seperti biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. 2. Kalkulasi Biaya Variabel Suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk, hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel saja seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam metode ini biaya overhead tetap tidak diperhitungkan sebagai biaya produksi tetapi biaya overhead tetap akan diperhitungkan sebagai biaya periode yang akan dibebankan dalam laporan laba-rugi tahun berjalan.

4.3. AKUMULASI BIAYA Suatu cara untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan jasa atau menyangkut suatu hal. Ada beberapa metode yang dapat digunakan, tetapi yang lazim digunakan adalah dua metode seperti berikut : 1. Akumulasi Biaya Pesanan Suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga pokok suatu produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisah sesuai identitasnya. Akumulasi biaya pesanan ini dapat ditetapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi secara terputus-putus seperti : pekerjaan kontuksi, bengkel, percetakan, katering makanan, meubel dan lain-lain. 2. Kalkulasi Biaya Proses Suatu netode dalam pengumpulan harga pokok produk dengan mengumpulkan biaya untuk setiap satuan waktu tertentu. Akumulasi biaya proses inid apat diterapkan pada perusahaan menggunakan proses produksi terus menerus, seperti : perusahaan perakitan mobil, obat-obatan, perusahaan penerbangan, rumah sakit dan lain-lain. Sistem biaya sesungguhnya dan sistem biaya ditentukan dimuka dapat digunakan pada metode pengumpulan biaya pesanan dan pengumpulan biaya proses.

Aliran Biaya dalam Perusahaan 4.4. ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN PABRIKASI Siklus akuntansi biaya tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi keuangan, hanya saja pada siklus akuntansi biaya berhubungan dengan proses produksi yang terjadi yang dimulai dari awal sampai berakhirnya suatu proses produksi tersebut. Semua aliran biaya yang terjadi diperhitungkan tanpa memperlihatkan adanya prilaku biaya yang bersifat tetap dan variabel. Perhitungan biaya diasumsikan dengan menggunakan metode kalkulasi biaya penuh. Aliran biaya tersebut dapat dilihat pada Gambar . Kas aktiva yang dapat disusutkan hutang dagang aktual Biaya bahan baku yang dibeli Persediaan bahan baku Produk dalam proses BB, TKL & BOP dibebankan Gambar . Aliran Biaya dalam Perusahaan Biaya Pabrikasi Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung BOP : TKTL Bahan tidak langsung BOP lain-lain Harga pokok produk selesai Harga Pokok Penjualan Persediaan produk selesai

4.5. SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Proses aliran biaya pabrikasi diawali dengan pembelian bahan baku dan kemudian disimpan dalam bentuk persediaan. Persediaan bahan baku diminta untuk dimasukkan dalam proses produksi akan membentuk produk dalam proses ditambah dengan pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Barang dalam proses dimasukkan ke dalam proses produksi akan membentuk harga pokok produk selesai. Produk selesai yang belum terjual akan menimbulkan persediaan produk sebesai, sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan. 4.5. SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Siklus akuntansi biaya dimulai : Penentuan harga pokok yang dibeli dan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi; Penentuan biaya tenaga kerja langsung; Penentuan biaya overhead pabrik Kemudian dari ketiga biaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi yangselanjutnya dapat menentukan harga pokok produk selesai. Siklus pembuatan produk dimulai dari pembelian dan penyimpanan bahan baku yang kemudian dimasukkan ke dalam proses menjadi produk dalam proses. Produk dalam proses dimasukkan lagi untuk diolah dan diproses menjadi produk selesai. Produk selesai disimpan di gudang sebelum dijual ke tangan konsumen. Produk selesai yang belum terjual akan menjadi persediaan produk selesai sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan. Siklus akuntansi biaya dimulai dari penentuan harga pokok bahan yang dibeli, kemudian dihitung berapa harga pokok bahan yang digunakan. Selanjutnya bahan yang digunakan bersama tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dikumpulkan akan membentuk biaya produksi. Biaya produksi yang digunakan dalam periode waktu tersebut akan membentuk harga pokok produksi. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses. Setelah biaya produksi dikumpulkan dihitung harga pokok produksi dan berikutnya ditentukan harga pokok produk selesai

Gambar. Siklus Pembuatan Produk dan Siklus Akuntansi Biaya Pembelian dan penyimpanan bahan baku Penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli Biaya tenaga kerja langsung Penentuan harga pokok bahan baku yang digunakan Biaya overhead langsung Penggolongan bahan baku menjadi produk selesai Pengumpulan biaya produksi Penyimpanan produk selesai dalam gudang Penentuan harga pokok produk selesai Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening Dalam aliran biaya pabrikasi tersebut dapat dilihat bahwa akun buku besar untuk biaya pabrikasi yang digunakan adalah akun bahan baku, beban gaji dan upah, akun pengendali overhead, produk dalam proses, produk selesai dan harga pokok penjualan.

Gambar. Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening Tahapan siklus akuntansi melalui akun bentuk T dapat dijelaskan sebagai berikut : Membuka rekening perkiraan persediaan bahan baku, beban gaji (untuk mencatat tenaga kerja langsung) dan BOP pengendali di sebelah debit. Bahan baku, tenaga kerja langsung dan BOP dimasukkan ke dalam proses dan dipindahkan ke sebelah kredit kemudian membuka rekening produk dalam proses yang diletakkan di sebelah debit. Produk dalam proses diproses dan dipindahkan ke sebelah kredit dan kemudian membuka rekening perkiraan produk selesai yang diletakkan di sebelah debit. Produk selesai dijual akan membentuk harga pokok penjualan, sehingga produk selesai berpindah ke sebelah kredit dan mendebitkan rekening harga pokok penjualan. Gambar. Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES PERSEDIAAN PRODUK JADI Tenaga Kerja Langsung BOP

4.6. DASAR JURNAL PADA SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Jurnal Bahan Baku Langsung dan Bahan Penolong a. Pencatatan pembelian bahan baku Bahan baku XXX Utang XXX (Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara kredit) Kas XXX (Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara tunai) b. Pencatatan pembelian bahan penolong Bahan penolong XXX Utang XXX (Jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong secara kredit) Bahan penolong XXX Kas XXX (Jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong secara tunai)

c. Jurnal Gabungan Bahan XXX Utang XXX (Jurnal untuk mencatat bahan baku & bahan penolong secara secara kredit) Kas XXX (Jurnal untuk mencatat bahan baku & bahan penolong secara secara tunai) d. Jurnal Pemakaian Bahan Baku Produk Dalam Proses bahan baku XXX Persediaan Bahan Baku XXX (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku) e. Jurnal Pemakaian Bahan Penolong BOP Pengendali XXX Bahan penolong XXX (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong)

2. Jurnal Tenaga Kerja Langsung a. Jurnal Pencatatan Tenaga Kerja Terutang oleh Perusahaan Beban gaji dan upah XXX Gaji dan upah terutang XXX (Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang belum dibayar oleh perusahaan atau gaji yang masih terutang) b. Pencatatan Distribusi Biaya Tenaga Kerja PDP –TKL XXX BOP pengendali XXX Beban pemasaran XXX Beban Adm XXX Beban gaji dan upah XXX (Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya ocerhead pabrik sesungguhnya dan biaya lain)

3. Jurnal Biaya Overhead Pabrik a. Jurnal Pembebanan BOP Kepada Produk PDP – BOP XXX Bahan penolong XXX Tenaga Kerja tidak langsung XXX Biaya Penyusutan XXX BOP lain-lain XXX (Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP kepada produk) b. Jurnal BOP Sesungguhnya BOP pengendali XXX Akumulasi penyusutan mesin XXX Asuransi dibayar dimuka XXX Kas XXX (Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya) c. Jurnal Menutup BOP dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya BOP dibebankan XXX BOP pengendali XXX (Jurnal untuk mencatat BOP dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya)

4. Jurnal Harga Pokok Produk Selesai Produk selesai XXX PDP – BBL XXX PDP –TKL XXX PDP – BDP XXX (Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang) 5. Jurnal Harga Pokok Produk Dalam Proses Persediaan PDP XXX PDP – BBL XXX PDP –TKL XXX PDP – BDP XXX (Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses) Harga pokok penjualan XXX Produk selesai XXX (Jurnal untuk mencatat produk selesai yang terjual) Jurnal Penjualan a. Pencatatan penjualan tunai Kas XXX Penjualan XXX (Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara tunai) b. Pencatatan penjualan kredit Piutang XXX (Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara kredit)

Contoh Soal : PT. Pasaman pada tahun 2006 mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 40.000,- Saldo perkiraan perusahaan awal dan akhir sebagai berikut : Keterangan Awal Akhir Bahan baku Rp 13.600,- Rp 19.200,- Produk dalam proses Rp 9.600,- Rp 11.200,- Produk jadi Rp 22.400,- Rp 36.000,- HPP - Rp 112.000,- BOP Rp 20.000,- Diminta : Buatlah arus biaya dan jurnal yang diperlukan ! Catatan : Pembelian Rp 72.800 Pemakaian bahan baku Rp 67.200 Harga pokok produksi Rp 125.600

Penyelesaian : 1. Arus Biaya Pabrikasi Persediaan Produk dalam Proses Persediaan Produk Selesai Harga Pokok Penjualan Bahan Baku 1/1 13.600 1/1 9.600 1/1 22.400 112.000 112.000 31/12 112.000 72.800 67.200 67.200 125.600 125.600 31/12 36.000 40.000 31/12 19.200 20.000 31/12 11.200 Tenaga Kerja Langsung 1/1 40.000 31/12 40.000 BOP 1/1 20.000 31/12 20.000

Penyelesaian : 1. Arus Biaya Pabrikasi Persediaan Produk dalam Proses Persediaan Produk Selesai Harga Pokok Penjualan Bahan Baku 1/1 13.600 1/1 9.600 1/1 22.400 112.000 112.000 31/12 112.000 72.800 67.200 67.200 125.600 125.600 31/12 36.000 40.000 31/12 19.200 20.000 31/12 11.200 Tenaga Kerja Langsung 1/1 40.000 31/12 40.000 BOP 1/1 20.000 31/12 20.000

Catatan : Pembelian Rp 72.800 Pemakaian bahan baku Rp 67.200 Harga pokok produksi Rp 125.600 2. Jurnal yang diperlukan Jurnal pembebanan biaya kepada produk PDP – BBL Rp 67.200 PDP – TKL Rp 40.000 PDP – BOP Rp 20.000 Bahan Rp 67.200 Beban gaji dan upah Rp 40.000 BOP pengendali Rp 20.000 (Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik menjadi produk dalam proses) Jurnal persediaan produk selesai Persediaan produk selesai Rp 125.600 Persediaan produk dalam proses Rp 125.600 (Jurnal untuk mencatat PDP Bahan, TKL dan BOP yang dimasukkan ke dalam proses dan membentuk produk selesai) Jurnal harga pokok penjualan Harga pokok penjualan Rp 112.000 Produk selesai Rp 112.000 (Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai) Jurnal penjualan Kas Rp 112.000 Penjualan Rp 112.000 (Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara tunai)

4.7. LAPORAN HASIL BIAYA Laporan hasil biaya atau hasil operasi akan disusun dalam bentuk Laporan Keuangan yaitu : Laporan Laba-Rugi, Laporan Neraca dan Laporan Arus Kas. Penyusunan Neraca dan Laporan Arus Kas pada prinsipnya sama seperti yang dipelajari dalam akuntansi keuangan perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Perbedaan neraca perusahaan dagang dan perusahaan pabrikasi adalah pada persediaan. Perusahaan dagang hanya mempunyai satu persediaan yaitu persediaan barang jadi, sedangkan pada perusahaan pabrikasi terdapat tiga persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses dan persediaan produk selesai. Persediaan Pada Perusahaan Pabrikasi Persediaan Bahan Baku Persediaan bahan yang belum dimasukkan ke dalam proses dan masih tersimpan di gudang. 2. Persediaan Produk Dalam Proses Persediaan bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang belum selesai dan masih tersimpan di gudang pabrik. Persediaan Produk Selesai Produk dalam proses bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sudah diproses dan membentuk produk selesai belum terjual dan masih tersimpan di gudang pabrik

Dari ketiga persediaan yang telah diterangkan, masing-masing dipecah lagi menjadi : Persediaan Awal Persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau periode yang lalu, sehingga merupakan persediaan awal pada periode berikutnya. Persediaan Akhir Persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau pada periode yang bersangkutan. Laporan Harga Pokok Produksi dan Laporan Harga Pokok Penjualan Perbedaan Laba-Rugi perusahaan pabrikasi dan perusahaan dagang adalah pada harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan perusahaan dagang terbentuk dengan menambahkan persediaan barang jadi awal dan mengurakgkan dengan barang jadi akhir, sedangkan pada perusahaan pabrikasi dalam harga pokok penjualan akan dihitung harga pokok produksi. Harga Pokok Produksi Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir. Harga Pokok Penjualan Harga pokok produk yang sudah terjual dalam periode waktu berjalan yang diperoleh dengan menambahkan harga pokok produksi dengan persediaan produk selesai awal dan mengurangkan dengan persediaan produk selesai akhir. Harga pokok penjualan juga terikat pada periode waktu terntentu

2. Susunlah Laporan Laba-Rugi perusahaan untuk tahun 2007. Susunan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Serta Penyajian Dalam Laporan Laba-Rugi Seperti sudah dijelaskan, bahwa dalam penyajian laporan Laba-Rugi perusahaan pabrikasi terdapat laporan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan, kemudian dibandingkan dengan penjualan sehingga membentuk laba kotor atau marjin kotor. Laba kotor kemudian dikurangkan dengan biaya operasi atau biaya periode sehingga diperoleh laba operasi. Untuk jelasnya lihat contoh berikut : PT. LA. Indah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri mainan anak-anak. Perusahaan merencanakan akan menyusun laporan Laba-Rugi dan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan secara terpisah. Berikut ini data biaya yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk tahun 2007. Penjualan Rp 80.000.000 Pembelian bahan Rp 14.000.000 Ongkos angkut pembelian Rp 240.000 Retur dan potongan pembelian Rp 720.000 Bahan penolong Rp 2.000.000 Tenaga kerja langsung Rp 18.000.000 Tenaga kerja tidak langsung Rp 3.000.000 Listrik pabrik Rp 500.000 Penyusutan mesin & peralatan pabrik Rp 640.000 Pajak buni dab bangunan pabrik Rp 400.000 Asuransi pabrik Rp 480.000 BOP lain-lain Rp 1.640.000 Pendapatan piutang Rp 1.000.000 Beban bunga Rp 1.200.000 Biaya pemasaran Rp 10.000.000 Biaya Administrasi dan umum Rp 6.000.000 Data Persediaan awal dan akhir Keterangan Awal Akhir Bahan Rp 800.000 Rp 600.000 Produk dlm proses Rp 580.000 Rp 700.000 Produk selesai Rp 840.000 Rp 500.000 Catatan : Perusahaan menggunakan rekening bahan untuk pemakaian bahan langsung dan bahan tidak langsung. Diminta : 1. Susunlah Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan untuk tahun 2007. 2. Susunlah Laporan Laba-Rugi perusahaan untuk tahun 2007.

1. Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Penyelesaian : 1. Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan PT. LA. Indah Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Untuk Tahun berakhir 31 Desember 2007 Persediaan bahan awal Rp 800.000 Pembelian bahan Rp 14.000.000 Ongkos angkut pembelian Rp 240.000 (+) Rp 14.240.000 Retur dan potongan pembelian Rp 720.000 (-) Pembelian bersih Rp 13.520.000 (+) Bahan tersedia untuk dipakai Rp 14.320.000 Kurang : Bahan penolong Rp 2.000.000 Persediaan bahan akhir Rp 600.000 (+) Rp 2.600.000 (-) Bahan baku langsung digunakan Rp 11.720.000 Tenaga kerja langsung Rp 18.000.000 BOP : - Bahan penolong Rp 2.000.000 - Tenaga kerja tidak langsung Rp 3.000.000 - Listrik pabrik Rp 500.000 - Penyusutan mesin & peralatan pabrik Rp 640.000 - Pajak bumi dan bangunan pabrik Rp 400.000 - Asuransi pabrik Rp 480.000 - BOP lain-lain Rp 1.640.000 (+) Total BOP Rp 8.660.000 (+) Biaya Produksi Rp 38.380.000 Persediaan produk dalam proses awal Rp 580.000 (+) Rp 38.960.000 Persediaan produk dalam proses akhir Rp 700.000 (-) Harga Pokok Produksi Rp 38.260.000 Persediaan produk selesai awal Rp 840.000 (+) HPP tersedia untuk dijual Rp 39.100.000 Persediaan produk selesai akhir Rp 500.000 (-) Harga Pokok Penjualan Rp 38.600.000

Untuk Tahun berakhir 31 Desember 2007 2. Laporan Laba-Rugi PT. LA. Indah Laporan laba Rugi Untuk Tahun berakhir 31 Desember 2007 Penjualan Rp 80.000.000 HPP Rp 38.600.000 (-) Laba Kotor Rp 41.400.000 - Beban pemasaran Rp 10.000.000 - Beban administrasi Rp 6.000.000 (+) Total Beban Operasi Rp 16.000.000 Laba Operasi Rp 25.400.000 Pendapatan lain-lain : - Pendapatan piutang Rp 1.000.000 Rp 26.400.000 Beban lain-lain : - Beban bunga Rp 1.200.000 Laba bersih sebelum pajak Rp 25.200.000 - Pajak 30% Rp 7.560.000 Laba bersih setelah pajak Rp 17.640.000