PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Tujuan Merancang pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills)
Skenario Paparan Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS Pengantar Paparan Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS Desain Kegiatan Pembelajaran Berorientasi HOTS Simulasi Kegiatan Pembelajaran Berorientasi HOTS Penguatan
Pengertian Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:987)
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Sebagai Transfer Knowledge Sebagai Critical and Creative Thinking Sebagai Problem Solving ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar. Keterampilan yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada kehidupan sehari-hari. Keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan.
Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai dengan P21 (Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard ) Framework 21st Century Skills IP-21CSS Aspek Creativity Thinking and innovation 4Cs • Berpikir secara kreatif • Bekerja kreatif dengan lainnya • Mengimplementasikan inovasi Critical Thinking and Problem Solving • Penalaran efektif • Menggunakan sistem berpikir • Membuat penilaian dan keputusan • Memecahkan masalah Communication and Collaboration • Berkomunikasi secara jelas • Berkolaborasi dengan orang lain Information, Media and Technology Skills ICTs • Mengakses dan mengevaluasi informasi • Menggunakan dan menata informasi • Menganalisis dan menghasilkan media • Mengaplikasikan teknologi secara efektif Life and Career Skills Character Building • Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin tahu, jujur, teliti, terbuka dan penuh kehati-hatian) • Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang berlaku di masyarakat Spiritual Values • Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu pengetahuan • Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari
Dimensi Pengetahuan Dimensi Pengetahuan Definisi Faktual Konseptual pengetahuan tentang elemen-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminologi dan detail dan elemen yang lebih spesifik. Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan dalam hal keterampilan dan algoritmik, teknik dan metode, dan model dan struktur. Metakoginitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS) Langkah-langkah : Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor dan diberikan tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain Kesimpulan
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) Guru menyajikan pelajaran Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu Memberi evaluasi Kesimpulan
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978) JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978) Langkah-langkah : Siswa dikelompokkan ke dalam kelompok 2 - 5 anggota tim Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi Guru memberi evaluasi Penutup
(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH) PROBLEM BASED INTRODUCTUON (PBI) (PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH) Langkah-langkah : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
ARTIKULASI Langkah-langkah : Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Guru menyajikan materi sebagaimana biasa Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa Kesimpulan/penutup
MIND MAPPING Langkah-langkah : Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban Langkah-langkah : Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
(MENCARI PASANGAN) (Lorna Curran, 1994) MAKE - A MATCH (MENCARI PASANGAN) (Lorna Curran, 1994) Langkah-langkah : Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban Setiap siswa mendapat satu buah kartu Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya Demikian seterusnya Kesimpulan/penutup
THINK PAIR AND SHARE Langkah-langkah : (FRANK LYMAN, 1985) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa Guru memberi kesimpulan Penutup
DEBATE Langkah-langkah : Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai
ROLE PLAYING Langkah-langkah : Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya Guru memberikan kesimpulan secara umum Evaluasi Penutup
GROUP INVESTIGATION Langkah-langkah : (SHARAN, 1992) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan Evaluasi Penutup
TALKING STIK Langkah-langkah : Guru menyiapkan sebuah tongkat Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru Guru memberikan kesimpulan Evaluasi Penutup
BERTUKAR PASANGAN Langkah-langkah : Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
SNOWBALL THROWING Langkah-langkah : Guru menyampaikan materi yang akan disajikan Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian Evaluasi Penutup
STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya Langkah-langkah : Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu Penutup
COURSE REVIEW HORAY Langkah-langkah : Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi Memberikan kesempatan siswa tanya jawab Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x) Siswa yang sudah mendapat tanda vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh Penutup
(PENGAJARAN LANGSUNG) (ROSENSHINA & STEVENS, 1986) EXPLICIT INTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) (ROSENSHINA & STEVENS, 1986) Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah Langkah-langkah : Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan Membimbing pelatihan Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS (STEVEN & SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok Guru membuat kesimpulan bersama Penutup
Proses Kognitif PROSES KOGNITIF DEFINISI C1 L O T S Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan C2 Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar C3 Menerapkan / Mengaplikasikan Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa C4 H Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan C5 Menilai / Mengevaluasi Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar C6 Mengkreasi / Mencipta Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru
Mengingat (C1) Memahami (C2) Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Mencipta/ Membuat (C6) Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Membaca Menamai Menandai Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Mentabulasi Memberi kode Menulis Menyatakan Menelusuri Memperkirakan Menceritakan Mengkatagorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Menjalin Mendiskusikan Mencontohkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menggali Mengubah Mempertahankan Mengartikan Menerangkan Menafsirkan Memprediksi Melaporkan Membedakan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Mengkalkulasi Memodifikasi Membangun Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Mengadaptasi Menyelidiki Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Memecahkan Melakukan Mensimulasikan Membiasakan Mengklasifikasi Menyesuaikan Mengoperasikan Mengaudit Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Menegaskan Menyeleksi Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Menguji Mencerahkan Membagankan Menjelajah Memaksimalkan Memerintahkan Mentransfer Mengedit Menemukan Mengoreksi Mendeteksi Menelaah Mengukur Membangunkan Merasionalkan Mendiagnosis Memfokuskan Memadukan Mengarahkan Memperjelas Memerinci Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memproyeksikan Mengkritik Memutuskan Memisahkan Menimbang Mengabstraksi Mengkreasikan Merencanakan Mendikte Membentuk Meningkatkan Menanggulangi Menggeneralisasi Menggabungkan Merancang Membatas Mereparasi Menyiapkan Merekonstruksi Mengarang Mengkode Mengkombinasikan Memfasilitasi Mengkonstruksi Merumuskan Menghubungkan Menciptakan Menampilkan
Ranah Afektif Proses Afektif Definisi A1 Penerimaan penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik A2 Menanggapi suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. A3 Penilaian memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. A4 Mengelola konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. A5 Karakterisasi keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Karakterisasi Menurut Nilai Menerima (A1) Merespon (A2) Menghargai (A3) Mengorganisaikan (A4) Karakterisasi Menurut Nilai (A5) Mengikuti Menganut Mematuhi Meminati Menyenangi Mengompromikan Menyambut Mendukung Melaporkan Memilih Memilah Menolak Menampilkan Menyetujui Mengatakan Mengasumsikan Meyakini Meyakinkan Memperjelas Menekankan Memprakarsai Menyumbang Mengimani Mengubah Menata Membangun Membentuk-pendapat Memadukan Mengelola Merembuk Menegosiasi Membiasakan Mengubah perilaku Berakhlak mulia Melayani Mempengaruhi Mengkualifikasi Membuktikan Memecahkan
Proses Psikomotor P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang Proses Berpikir Makna P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu. P3 Persisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir” P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten. P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).
Meniru (P1) Manipulasi (P2) Presisi (P3) Artikulasi (P4) Naturalisasi (P5) Menyalin Mengikuti Mereplikasi Mengulangi Mematuhi Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Mengubah Kembali membuat Membangun Melakukan Melaksanakan Menerapkan Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Melatih Memperbaiki Memanipulasi Mereparasi Menunjukkan Melengkapi Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memproduksi Mencampur Mengemas Menyajikan Mengatasi Menggabungkan koordinat Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan Memodifikasi master Mensketsa Mendesain Menentukan Mengelola Menciptakan
MENGUMPULKAN INFORMASI PROSES SAINTIFIK MENGAMATI MENANYA MENGUMPULKAN INFORMASI MENALAR MENGOMU-NIKASIKAN PROSES SAINTIFIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN
Model-Model Pembelajaran Model Penemuan/Penyingkapan a. Discovery Learning Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Sintak model Discovery Learning: Pemberian rangsangan (Stimulation); Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); Pengumpulan data (Data Collection); Pengolahan data (Data Processing); Pembuktian (Verification), dan Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Model-Model Pembelajaran (2) b. Inquiry Learning Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat. Sintak/tahap model inkuiri meliputi: 1) Orientasi masalah; 2) Pengumpulan data dan verifikasi; 3) Pengumpulan data melalui eksperimen; 4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan 5) Analisis proses inkuiri.
Model-Model Pembelajaran (3) 2. Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual Sintak model Problem Based Learning : Orientasi peserta didik pada masalah Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model-Model Pembelajaran (4) 3. Project Based Learning Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. Sintak PJBL: Pertanyaan mendasar Mendesain perencanaan produk Menyusun jadwal pembuatan Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek Menguji hasil Evaluasi penglaman belajar
DIMENSI PROSES BERPIKIR 3. Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi dimensi pengathuan dan proses berpikir. Matrik Sumbu Simetri Kombinasi (Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah) DIMENSI PENGETAHUAN METAKOGNITIF PROSEDURAL Mengelompokkan (mana bulat mana segiempat) Menganalisis - KONSEPTUAL Menjelaskan (benda bulat) FAKTUAL Menyebutkan (nama2 benda) C1 MENGINGAT C2 MEMAHAMI C3 MENGAPLIKASIKAN C4 MENGANALISIS C5 MENGEVALUASI C6 MENCIPTA DIMENSI PROSES BERPIKIR Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom
4. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut. Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi target yang harus dicapai peserta didik. Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order Thinking Skill (HOTS) Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta didik.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Format Perumusan IPK KD TINGKAT KOMPETENSI KD PROSES BERIFIKIR (C1-C6) MATERI DAN SUB MATERI INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI KD Pengetahuan Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir: Proses Berpikir dan dimensi pengetahuan: <Gradasi dimensi proses berpikir> IPK Penunjang: IPK Kunci: IPK Pengayaan : KD Keterampilan Tingkat Proses Keterampilan: Langkah Proses Keterampilan: <Gradasi dimensi Keterampilan> IPK Pengayaan:
5.Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif, psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar pendidikan.
6. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran: Pahami KD yang sudah dianalisis Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran, rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada: IPK Karakteristik peserta didik Pendekatan saintifik 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration) PPK dan literasi Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik individual maupun kelompok. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; melakukan kegiatan tindak lanjut menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD bersangkutan Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran yang mengaju kepada IPK
Rambu-rambu Pengembangan Butir Soal – Pilihan Ganda No. Aspek A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator. 2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Anatargolongan, Pornografi, Politik, Propopaganda, dan Kekerasan). 3. Soal menggunakan stimulus yang menarik (baru, mendorong peserta didik untuk membaca). 4. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual (gambar/grafik, teks, visualisasi, dll, sesuai dengan dunia nyata)* 5. Soal mengukur level kognitif penalaran (menganalisis, mengevaluasi, mencipta). Sebelum menentukan pilihan, peserta didik melakukan tahapan-tahapan tertentu. 6. Jawaban tersirat pada stimulus. 7. Pilihan jawaban homogen dan logis. 8. Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar. B. Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 9. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 10. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban. 11. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 12. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 13. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 14. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah” atau “semua jawaban di atas benar" dan sejenisnya. 15. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 16. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain. C. Bahasa 17. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya. 18. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 19. Soal menggunakan kalimat yang komunikatif. 20. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
Rambu-rambu Pengembangan Butir Soal – Tes Uraian No. Aspek A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian). 2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Anatargolongan, Pornografi, Politik, Propopaganda, dan Kekerasan). 3. Soal menggunakan stimulus yang menarik (baru, mendorong peserta didik untuk membaca). 4. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual (gambar/grafik, teks, visualisasi, dll, sesuai dengan dunia nyata)* 5. Soal mengukur level kognitif penalaran (menganalisis, mengevaluasi, mencipta). Sebelum menentukan pilihan, peserta didik melakukaan tahapan-tahapan tertentu. 6. Jawaban tersirat pada stimulus. B. Konstruksi Rumusan kalimat soal atau pertanyaan menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. 7. Memuat petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. 8. Ada pedoman penskoran/rubrik sesuai dengan kriteria/kalimat yang mengandung kata kunci. 9. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain. C. Bahasa 11. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya. 12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 13. Soal menggunakan kalimat yang komunikatif.
Pengembangan Soal HOTS
Mengapa asesmen di Indonesia diarahkan ke model asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Contextual Assessment?
Kecakapan Abad 21yang dibutuhkan 3 Kualitas Karakter Bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah. Kompetensi Bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks. Literasi Dasar Bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Iman & taqwa Rasa ingin tahu Inisiatif Gigih Kemampuan beradaptasi Kepemimpinan Kesadaran sosial dan budaya Berpikir kritis/memecahkan masalah Kreativitas Komunikasi Kolaborasi 7. Baca tulis Berhitung Literasi sains Literasi informasi teknologi dan komunikasi Literasi keuangan Literasi budaya dan kewarganegaraan Agenda
Hasil PISA 2012: mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar (membaca, matematika, sains) Anak-anak kita tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tidak dilatih kecakapan hidup abad 21, misalnya: untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing Matematika Membaca 75% siswa di bawah kompetensi minimum 56% siswa di bawah kompetensi minimum Source: Rodrigo, World Bank, Extracted from OECD. Pisa 2012 Results in Focus: What Students Know and What They Can Do With What They Know.
Permasalahan sehari-hari: Bank A menggunakan sistem anuitas untuk pencicilan hutang, sedangkan Bank B menggunakan sistem bunga menurun. Manakah yang lebih ringan bunganya? Ada 2 desa yang berdekatan sedang dilanda konflik adat. Apa yang harus dilakukan, jika Anda menjadi salah satu kepala desa tersebut? Bagaimana cara mengetahui umur suatu pohon yang tidak diketahui kapan ditanam, tanpa menebangnya terlebih dahulu? Bagaimana cara memperlambat proses korosi pada badan kapal laut? Bagaimana cara mengembangbiakkan mangga agar buahnya sejak kecil terasa manis? Jika Anda menjadi kepala sekolah, trobosan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah Anda, jika dana komite tidak ada?
Kemajuan Pendidikan Internasional Kurikulum 2013 Tantangan Internal Tantangan Eksternal (Globalisasi) Lingkungan hidup Kemajuan Teknologi Industri Kreatif Kemajuan Pendidikan Internasional Konten Sistem evaluasi
Pengertian HOTS Kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite) Soal-soal HOTS mengukur kemampuan: transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menelaah ide dan informasi secara kritis.
Table of Thinking Krulik & Rudnick Bloom Orisinil Revisi Presseisen “HOTS” recall Pengetahuan Mengingat basic Pemahaman Memahami Penerapan Menerapkan critical Analisis Menganalisis Berpikir kritis; Berpikir kreatif; Pemecahan masalah; Pembuatan keputusan creative Sintesis Mengevaluasi Evaluasi Mencipta
Karakteristik HOTS Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan aspek ingatan atau pengetahuan, Ciri-ciri berpikir tingkat tinggi, kemampuan: menemukan menganalisis menciptakan metode baru mereflksi memprediksi berargumen mengambil keputusan yang tepat Berbasis permasalahan kontekstual; Stimulus menarik; Tidak Rutin
‘Difficulty’ is NOT the same as higher-order thinking ‘Difficulty’ is NOT the same as higher-order thinking. Mengetahui arti dari kata yang jarang digunakan mungkin sulit, tetapi ini bukanlah Higher-Order Thinking kecuali melibatkan proses bernalar (seperti mencari arti dari konteks/stimulus).
Dimensi Proses Kognitif Sumber: Anderson&Krathwohl (2001)
Level Kognitif NO. LEVEL KOGNITIF KARAKTERISTIK SOAL 1. Pengetahuan dan Pemahaman Mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural. 2. Aplikasi Menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural tertentu pada konsep lain dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; Menggunakan pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah kontekstual (situasi lain). 3. Penalaran Menggunakan penalaran dan logika untuk: Mengambil keputusan (evaluasi) Memprediksi & Refleksi Menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah
Pengembangan Soal HOTS
Higher Order Thinking BUKAN Soal yang PASTI sulit
Bagaimana Membuat Soal dengan Level Kognitif Berbeda menggunakan stimulus yang sama?
Blue Print Ujian Nasional Kimia 2016
Blue Print Ujian Nasional Kimia 2016
Level Tahapan Berpikir Membuat daftar/list Mendeskripsikan/ describe Membuat tabulasi Memakai Merangkum Menginterpretasi Memprediksi/menentukan Mengeksekusi Mengklasifikasi Bereksperimen (data) Menghitung Mengontrstrak Mengurutkan/order Menjelaskan Membedakan Mendapatkan Mengurutkan/rank Menilai/menguji Menyimpulkan Bertindak Menggabungkan Merencanakan Menyusun Mengaktualisasi PENGETAHUAN & PEMAHAMAN PENALARAN KOGNITIF LEVEL APLIKASI
BLUE PRINT UJIAN NASIONAL 2016 Jenjang SMA Mata Pelajaran Matematika IPA Level Kompetensi Materi 1 Aljabar Materi 2 Kalkulus Materi 3 Geometri dan Trigonometri Materi 4 Statistika Pengetahuan dan pemahaman Mengidentifikasi Mengklasifikasi data Menyimpulkan Menjelaskan Membandingkan Menentukan Menghitung Siswa memiliki kemampuan memahami konsep dasar pada topik: Pangkat, akar, dan logaritma Fungsi, komposisi fungsi, dan, fungsi invers Persamaan dan fungsi kuadrat Sistem persamaan linear dan sistem pertidaksamaan linear Program linear Suku banyak Matriks Barisan dan deret Siswa memiliki kemampuan memahami konsep dasar pada topik: Limit fungsi aljabar dan limit fungsi trigonometri Turunan fungsi aljabar dan turunan fungsi trigonometri Titik stasioner dan nilai ekstrim Integral fungsi aljabar dan integral fungsi trigonometri Perbandingan trigonometri, dan fungsi trigonometri Aturan sinus dan kosinus Kedudukan, jarak, dan sudut dari titik, garis, dan bidang dalam ruang tiga dimensi Persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran Transformasi Statistika dasar Kaidah pencacahan (perkalian permutasi, kombinasi) Peluang
Geometri dan Trigonometri Level Kompetensi Materi 1 Aljabar Materi 2 Kalkulus Materi 3 Geometri dan Trigonometri Materi 4 Statistika Aplikasi Menggunakan Memodelkan Memecahkan masalah Siswa memiliki kemampuan mengaplikasikan konsep aljabar dalam masalah kehidupan sehari-hari pada topik: pangkat, akar, dan logaritma fungsi, komposisi fungsi, dan, fungsi invers persamaan dan fungsi kuadrat sistem persamaan linear dan sistem pertidaksamaan linear program linear suku banyak Matriks barisan dan deret Siswa memiliki kemampuan mengaplikasikan konsep kalkulus dalam masalah kehidupan sehari-hari pada topik: limit fungsi aljabar dan limit fungsi trigonometri turunan fungsi aljabar dan turunan fungsi trigonometri titik stasioner dan nilai ekstrim integral fungsi aljabar dan integral fungsi trigonometri Siswa memiliki kemampuan mengaplikasikan konsep geometri dan trigonometri dalam masalah kehidupan sehari-hari pada topik: perbandingan trigonometri, dan fungsi trigonometri aturan sinus dan kosinus kedudukan, jarak, dan sudut dari titik, garis, dan bidang dalam ruang tiga dimensi persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran transformasi Siswa memiliki kemampuan mengaplikasikan konsep statistik dan peluang dalam masalah kehidupan sehari-hari pada topik: statistika dasar kaidah pencacahan (perkalian permutasi, kombinasi) peluang
Geometri dan Trigonometri Level Kompetensi Materi 1 Aljabar Materi 2 Kalkulus Materi 3 Geometri dan Trigonometri Materi 4 Statistika Penalaran Menganalisis Menerapkan gagasan Mengorganisasi gagasan Mensintesis Mengevaluasi Merumuskan Menyimpulkan Menginterprestasi Siswa memiliki kemampuan bernalar pada topik: fungsi, komposisi fungsi, dan, fungsi invers persamaan dan fungsi kuadrat sistem persamaan linear dan sistem pertidaksamaan linear program linear matriks barisan dan deret turunan fungsi aljabar dan turunan fungsi trigonometri titik stasioner dan nilai ekstrim integral fungsi aljabar dan integral fungsi trigonometri perbandingan trigonometri, dan fungsi trigonometri aturan sinus dan kosinus kedudukan, jarak, dan sudut dari titik, garis, dan bidang dalam ruang tiga dimensi transformasi statistika dasar kaidah pencacahan (perkalian permutasi, kombinasi) peluang
APLIKASI PENALARAN PENGETAHUAN & PEMAHAMAN KOGNITIF LEVEL Mengidentifikasi Mengklasifikasi data Menyimpulkan Menjelaskan Membandingkan Menentukan Menghitung Menggunakan Memodelkan Memecahkan masalah Menganalisis Menerapkan gagasan Mengorganisasi gagasan Mensintesis Mengevaluasi Merumuskan Menginterprestasi PENGETAHUAN & PEMAHAMAN PENALARAN KOGNITIF LEVEL APLIKASI
Hierarki Bloom Taxonomy EVALUATION SYNTHESIS ANALYSIS APPLICATION COMPREHENSION 'higher order' KNOWLEDGE 'lower order'
Konsep Soal Standar Internasional Higher Order Thinking A Contextual Assessment B C PISA
A. Higher Order Thinking Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif. Ranah Kognitif: Analisis: menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; Evaluasi: mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; Mengkreasi: membangun gagasan/ide-ide.
Lanjutan… Meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan: transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menelaah ide dan informasi secara kritis.
Lanjutan…
B. Contextual Assessment Asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari; Ruang lingkup stimulus/konteks: personal, sosial, dan global, seperti: kesehatan pendidikan pekerjaan sumbar daya alam lingkungan hidup bencana alam pemanfaatan sains dan teknologi
Lanjutan… Karakteristik asesmen kontekstual (REACT): Relating: terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. Experiencing: ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention). Applying: menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. Communication: menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah. Transfering: menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.
Lanjutan… Ciri-ciri asesmen kontekstual: Siswa mengkonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata. Tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
Lanjutan… Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual
Contoh Soal HOTS
Pengetahuan dan Pemahaman Fisika SMP Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut! Agar lampu L1 dan L2 menyala, saklar S harus disambung dengan batang yang terbuat dari.... A. kayu B. kaca C. plastik D. besi L1 L2
Pengetahuan dan Pemahaman Biologi SMA Di antara eubacteria berikut yang dapat menimbulkan sakit perut (diare) pada manusia adalah…. Psedomonas sp Thiobaccilus ferrooksidan Clostridium botulinum Escerichia coli Acetobacter xylinum
Aplikasi Fisika SMP Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut! L1 Pada keadaan saklar S dibuka seperti gambar, keadaan lampu-lampu yang benar adalah.... A. L1 dan L2 menyala B. L1 dan L2 padam C. L1 menyala, dan L2 padam D. L1 padam, dan L2 menyala L1 L2
Aplikasi Ekonomi SMA Jumlah uang yang beredar di masyarakat sebesar Rp 100 milyar, tingkat harga umum yang berlaku Rp 200.000,00 dan jumlah barang yang diperdagangkan 5.000.000 unit, maka kecepatan uang yang beredar menurut teori kuantitas Irving Fisher adalah ….. 5 kali 10 kali 50 kali 100 kali 1000 kali
Penalaran PJOK SMA Seorang pemain penyerang melakukan serangan ke gawang. Pemain yang bertahan berupaya untuk mempertahankan daerah pertahanan dan merebut bola. Penjaga gawang berupaya agar gawangnya tidak kemasukan bola. Perhatikan gambar berikut! Dalam merancang strategi pertahanan, pemain-pemain manakah yang harus merebut bola untuk menutup ruang apabila pembawa bola menuju ke arah pertahanan bagian kanan keeper? 1 dan 2 1 dan 4 1 dan 5 2 dan 4 4 dan 5
Penalaran Fisika SMP Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut! Mula-mula saklar S dihubungkan menyebabkan arus listrik mengalir sehingga lampu L1 dan L2 sama terangnya. Kemudian pada kawat A - B dipasang lampu L3 yang sejenis dengan lampu L1 dan L2. Ketika saklar S dihubungkan, bagaimana keadaan lampu-lampu tersebut? A. L1 akan padam, sedangkan L2 menyala sama terang dengan L3 . B. Ketiga lampu L1 , L2 , dan L3 menyala dengan sama terang. C. Ketiga lampu menyala, namun lampu L2 lebih terang daripada L1 dan L3. D. Ketiga lampu menyala, namun lampu L2 dan L3 lebih terang daripada L1. L1 A L2 B 28 May 2019
Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal HOTS. Langkah-langkah Menyusun Soal HOTS Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal HOTS. Menyusun kisi-kisi soal. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual; Menulis butir pertanyaan pada kartu soal sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir pertanyaan ditulis agar sesuai dengan kaidah penulisan butir soal. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban.
@ Dit. PSMA
@ Dit. PSMA
@ Dit. PSMA
@ Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan
KAKEK DAN PENCURI PEPAYA Cerita ini tentang seorang kakek yang sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja. Suatu sore, ia mendapati pohon pepaya di depan rumahnya telah berbuah. Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba, ia mendapati satu buah pepayanya hilang dicuri orang. Kakek itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “Suamiku, jangan hanya karena sebuah pepaya saja engkau demikian murung” ujar sang istri. “Bukan itu yang aku sedihkan,” jawab sang kakek. “Aku berpikir, betapa sulitnya orang itu mengambil pepaya kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetik pepaya.”
“Oleh karena itu istriku. ,” lanjut sang kakek “Oleh karena itu istriku...,” lanjut sang kakek. “Saya akan meminjam tangga dan saya taruh di bawah pohon pepaya kita. Mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil pepaya yang satunya.” Namun saat pagi kembali hadir, ia mendapati pepaya yang tinggal sebuah itu tetap ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Sang Kakek tetap menunggu. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah pepaya itu masih di tempatnya. Di sore harinya, sang kakek kedatangan seorang tamu yang menenteng dua buah pepaya besar di tangannya. Sang kakek belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, sang tamu dengan amat menyesal mengaku bahwa dialah yang telah mencuri pepayanya.
“Sebenarnya, di malam berikutnya saya ingin mencuri buah pepaya yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak mencuri lagi. Untuk itu, saya kembalikan pepaya Anda dan untuk menebus kesalahan saya, saya hadiahkan pepaya yang baru saya beli di pasar untuk Anda.” Diambil dari http://www.kisahinspirasi.com/2012/09/kisah-kakek-dan-pencuri-pepaya.html
PERTANYAAN Ani berpendapat bahwa sifat Kakek tersebut dermawan. Setujukah kamu dengan pendapat Ani tersebut? Jelaskan alasanmu! Apakah pendapatmu jika pada cerita tersebut si pencuri tetap mengambil pepaya milik Kakek yang kedua? Apakah yang membuat perasaan Kakek sedih setelah menyadari satu buah pepaya miliknya hilang?**) Apakah yang dilakukan sang pencuri untuk menebus kesalahannya?**) **) bukan soal HOTS
Beberapa Permasalahan: 1. Menjabarkan KD Menjadi IPK dan Indikator Soal Esensi IPK: Menentukan tujuan pembelajaran Menentukan materi pelajaran (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif) Menentukan langkah-langkah pembelajaran Menentukan media dan sumber belajar Menentukan bentuk instrumen penilaian
2. Menyusun stimulus HOTS Pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus. Stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan. Pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) memotivasi peserta didik untuk membaca. Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), berfungsi.
PENGGUNA INTERNET DI DUNIA Pengguna Internet dari hari ke hari selalu mengalami perkembangan dan salah satu cara mengetahui pengguna Internet dunia adalah dengan melihat data ter-update. Biasanya tempat untuk mengecek atau melihat data urutan pengguna Internet dari seluruh adalah melalui Internet World Stats (IWS). Melalui IWS kita bisa melihat perkembangan Pengguna Internet dari tahun ke tahun. Gambar 1 berikut adalah data pengguna Internet di dunia di berbagai wilayah.
Pengguna Internet di Indonesia adalah 73 juta orang pengguna. Dari data di atas, hitunglah perbandingan pengguna internet di Indonesia terhadap negara-negara di Asia!
Keterangan: Soal masuk kategori HOTS karena untuk menyelesaikan soal ini: diperlukan pemahaman konsep membaca diagram dan membaca tabel, serta melihat keterkaitan (mencari hubungan) informasi pada stimulus. menghitung jumlah pengguna internet dengan menggunakan perbandingan. membandingkan pengguna internet di Indonesia dengan pengguna di Asia.
Bhs. Indonesia SMP @ Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan
1. Pada awal percakapan, mengapa Gita merasa pesimis? Gita tidak bisa kuliah di kedokteran. Ia bukan anak yang cerdas seperti kakaknya. Gita merasa tidak pandai menghafal seperti kakaknya. Ia kesulitan dalam menyelesaikan studinya.
Berdasarkan isi teks, apa yang membuat seseorang menjadi pesimis? Terbatasnya pergaulan dengan dunia luar. Tidak memiliki motivasi untuk mengembangkan diri. Melihat kemampuan orang lain melebihi dirinya. Tidak memiliki angan-angan yang tinggi.
Saran terbaik untuk menanggapi pernyataan Gita di awal dialog adalah …. Cobalah dulu sesuai kemampuanmu. Sadarilah kekurangan yang ada pada dirimu. Terimalah kenyataan bahwa kamu tidak cocok kuliah di kedokteran. Urungkan niatmu untuk kuliah tahun depan.
Peran Soal HOTS Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik terhadap SKL, untuk semua mata pelajaran yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21; Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah; Meningkatkan motivasi belajar peserta didik; Meningkatkan mutu soal US.
C. PISA (Programme for International Student Assessment) PISA: studi internasional tentang penilaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik berusia 15 tahun. Dikoordinasikan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development), berkedudukan di Paris, Prancis. Konsorsium internasional: Educational Testing Service (ETS), the Australian Council for Educational Research (ACER), the Netherlands National Institute for Educational Measurement (Citogroep), the National Institute for Educational Policy Research in Japan (NIER), dan WESTAT United States.
Level Kompetensi Sains PISA
Contoh Soal RUMAH KACA Bacalah teks dan jawab pertanyaan berikut! EFEK RUMAH KACA: FAKTA ATAU FIKSI? Makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Energi yang menopang kehidupan di bumi berasal dari matahari, yang memancarkan energi ke dalam ruang angkasa karena sangat panas. Sebagian kecil dari energi ini mencapai bumi. Atmosfer bumi bertindak sebagai selimut pelindung di atas permukaan planet kita, mencegah suhu yang bervariasi yang akan terdapat di dunia tanpa udara. Sebagian besar energi radiasi yang berasal dari matahari menembus atmosfer bumi. Bumi menyerap sebagian energi ini, dan sebagian dipantulkan kembali dari permukaan bumi. Sebagian dari pantulan energi ini diserap oleh atmosfer. Sebagai akibatnya, suhu rata-rata di atas permukaan bumi lebih tinggi daripada jika tidak ada atmosfer. Atmosfer bumi mempunyai efek yang sama dengan rumah kaca, sehingga muncul istilah efek rumah kaca. Efek rumah kaca menjadi lebih sering dibicarakan selama abad ke-20. Fakta menunjukkan bahwa suhu rata-rata atmosfer bumi telah naik. Dalam berbagai surat kabar dan majalah, kenaikan emisi karbon dioksida seringkali disebut sebagai penyebab utama kenaikan suhu pada abad ke-20.
Contoh Soal Standar Internasional Literasi Sains Seorang siswa bernama Andre tertarik akan hubungan yang mungkin antara suhu rata-rata atmosfer bumi dan emisi karbon dioksida di bumi. Di perpustakaan ia menjumpai dua grafik di samping. Dari kedua grafik tersebut Andre menyimpulkan bahwa sudah pasti kenaikan suhu rata-rata dari atmosfer bumi disebabkan oleh kenaikan emisi karbondioksida.
Contoh Soal Standar Internasional Literasi Sains Pertanyaan 5: RUMAH KACA Andre tetap bertahan pada kesimpulannya bahwa kenaikan suhu rata-rata atmosfer bumi disebabkan oleh peningkatan emisi karbondioksida. Tetapi Jeni berpendapat bahwa kesimpulan itu terlalu dini. Ia mengatakan: “Sebelum menerima kesimpulan ini kamu harus yakin bahwa faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efek rumah kaca tetap konstan.” Sebutkan faktor-faktor yang dimaksud oleh Jeni. ...............................................................................................
Contoh Soal Standar Internasional Literasi Sains
Contoh Soal
Penjelasan
Contoh Soal
Penjelasan
Contoh Soal dan Penjelasan
Contoh Soal
Penjelasan
Literasi Sains PISA Definisi Literasi Sains: kemampuan yang dimiliki seseorang untuk: a) memiliki pengetahuan sains dan menggunakan pengetahuan itu untuk menjelaskan fenomena alam, memperoleh pengetahuan baru, menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti ilmiah; b) memahami karakter literasi sains yang didefinisikan.
Lanjutan… Karakteristik penilaian literasi sains dibangun oleh 4 komponen utama, sbb. Konteks: mengenal situasi kehidupan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konteks sains terdiri atas personal, sosial, dan global. Pengetahuan: memahami alam atas dasar pengetahuan ilmiah yang mencakup pengetahuan tentang alam, dan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan itu sendiri. Kompetensi: menunjukkan kompetensi sains yang mencakup mengidentifikasi isu-isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah. Sikap: menunjukkan minat dalam ilmu pengetahuan, dukungan terhadap penyelidikan ilmiah, dan motivasi untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap, misalnya sumber daya alam dan lingkungan.
Tingkat Kesukaran (Level Kompetensi) Tingkat kesukaran ditentukan oleh: Kompleksitas konteks. Tingkat familiarity ide/gagasan/materi sains, proses dan terminologi yang terkait. Panjang alur logika yang diperlukan untuk menanggapi pertanyaan. Sejauh mana ide-ide sains yang abstrak atau konsep yang diperlukan dalam mengkonstruksi jawaban. Tingkat penalaran, wawasan, dan kemampuan generalisasi yang terkait dalam pengambilan kesimpulan.
Literasi Matematika PISA Definisi Literasi Matematika: kemampuan seseorang untuk memformulasi, menerapkan, dan menginterpretasi matematika pada beragam konteks. Termasuk bernalar matematika, menggunakan konsep matematika, prosedur, fakta dan alat bantu matematika untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena.
Lanjutan… Kemampuan dasar processing matematika, sbb. Formulate: kemampuan memformulasi, mengenal dan mengidentifikasi struktur matematika. Employ: kemampuan menerapkan konsep matematika. Interpreting: kemampuan inetrpretasi dan merefleksi penyelesaian masalah matematika dan menafsirkan hasil tersebut kedalam konteks masalah.
Lanjutan… Kemampuan dasar matematika dalam PISA, sbb. Communication: kemampuan untuk menjelaskan atau mengomunikasikan hasil perhitungan matematis kepada orang lain, sesuai konteks masalah. Mathematising: kemampuan untuk menggambarkan proses matematisasi masalah dalam dunia nyata kedalam model matematika. Representation: kemampuan untuk menjelaskan situasi dan berinteraksi dengan masalah, atau mempresentasikan hasil kerja seseorang berkenaan dengan grafik, tabel, diagram, gambar, persamaan, rumus, dan materi konkret.
Lanjutan… Reasoning and argument: kemampuan berpikir yang berakar pada kegiatan eksplorasi dan hubungan/relasi sehingga dapat dibuat suatu penalaran untuk menarik kesimpulan. Devising strategies for solving problems: kemampuan memilih strategi pemecahan masalah. Using symbolic, formal and technical language and operations: kemampuan menggunakan simbol-simbol matematika, bahasa matematika, serta teknik dan operasi matematika. Using mathematical tools: kemampuan menggunakan alat-alat hitung matematika seperti kalkulator, komputer, tabel matematika, dan alat-alat hitung lainnya.
Lanjutan… Ruang lingkup materi yang diujikan PISA Change and relationships: mengubah bentuk dan memanipulasi hubungan terkait dengan persamaan dan fungsi, serta menciptakan, menafsirkan, dan menerjemahkan hubungan antara simbol dan grafis. Space and Shape: bentuk dan ruang, meliputi berbagai fenomena antara lain: pola, sifat objek, posisi dan orientasi, representasi objek, informasi visual, navigasi dan interaksi yang dinamis dengan bentuk nyata. Quantity: materi tentang kuantitas merupakan aspek matematika yang paling luas penggunaannya dalam penyelesaian masalah matematika di dunia nyata. Uncertainty and Data: materi ketidakpastian dan data.
Level Kompetensi Matematika PISA
Level Kompetensi Matematika PISA
Contoh Soal
Penjelasan
Penjelasan
Contoh Soal
Penjelasan
Contoh Soal MENDAKI GUNUNG FUJI Gunung Fuji adalah gunung api tidak aktif yang terkenal di Jepang.
Contoh Soal Pertanyaan 3: MENDAKI GUNUNG FUJI Toshi memakai pedometer untuk menghitung langkah-langkahnya dalam perjalanan sepanjang jalan Gotemba. Pedometernya menunjukkan bahwa ia telah berjalan 22.500 langkah. Berapa perkiraan rata-rata panjang langkah Toshi dalam jarak 9 km sepanjang jalan Gotemba? Berikan jawaban kamu dalam satuan centimeter (cm). Jawaban: ......................................... cm.
Penjelasan
Tingkat Kesukaran (Level Kompetensi) Dimodifikasi menggunakan 7 kemampuan dasar matematika dan banyaknya aktivitas. Panjang dan kompleksitas stimulus yang dibaca dan ditafsirkan, pengenalan terhadap ide-ide atau informasi yang disajikan dalam teks atau objek, kemampuan menggunakan informasi seperti teks, grafik, diagram, dan tabel. Banyaknya langkah untuk sampai pada penyelesaian.
Karakteristik Soal-Soal HOTS Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi: problem solving, decision making, critical thinking, creative thinking. Umumnya jawaban soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus. Berbasis permasalahan kontekstual: lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Menggunakan bentuk soal beragam: (1) pilihan ganda, (2) pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak), (3) isian singkat atau melengkapi, (4) jawaban singkat, dan (5) uraian.
RAMBU-RAMBU SOAL HOTS Bersifat divergen, memungkinkan munculnya beberapa alternatif respons atau jawaban Tidak hanya mengukur kompetensi pengetahuan, tetapi juga keterampilan proses, dan sikap Stem soal menggunakan stimulus berupa konteks kehidupan nyata atau fenomena yang dekat dengan kehidupan siswa Tidak hanya mengukur pengetahuan tentang IPA, tetapi juga mengukur sikap dan bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata Tidak cukup hanya berbentuk pilihan ganda
Tabel berikut mengklasifikasi instruksi-instruksi yang umum digunakan dalam soal/pertanyaan sesuai kategori Bloom taxonomy. Mengingat (Remember) Pemahaman (Understand) Aplikasi (Application) Analisa (Analysis) Evaluasi (Evaluate) Kreasi (Create) Uraikan Identifikasi Urutkan Sebutkan Ingat kembali Kenali Catat Hubungkan Ulangi Garis bawahi Berikan contoh Uraikan Tentukan Jelaskan Ekspresikan Jelaskan dengan kata-kata sendiri Temukan Pilih Terjemahkan Aplikasikan Tunjukkan Gunakan Manfaatkan Ilustrasikan Operasikan Terapkan Kategorikan Bandingkan Simpulkan Bedakan Gambarkan Artikan Telaah Prediksi Menilai Kritik Peringkat Kaji ulang Cermati Kumpulkan Rumuskan Kelola Modifikasi Mengubah Sintesa Buat Bangun Rancang Kembangkan Hasilkan Susun Rakit Bentuk
Higher-Order Thinking Skills Pertanyaan-pertanyaan untuk merangsang inovasi Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif: Adakah Cara lain? (What’s another way?), Bagaimana jika…? (What if …?), Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?) (Krulik & Rudnick, 1999).
HAL-HAL PENTING DALAM MENULIS SOAL HOTS Pilih materi yang sesuai dengan indikator soal (disebut “stimulus”) Periksa materi (stimulus) Apakah bermanfaat? Apakah merefleksikan kurikulum? Apakah menarik? Relevan? Cocok? Pertanyaan penting apa yang dapat diidentifikasi dari stimulus? HOTS Menganalisis Mengevaluasi Mengkreasi Soal pilihan ganda dapat muncul dari pertanyaan HOTS Untuk mendapatkan soal PG yang baik: ekstensif (menjangkau secara luas) ketat (teliti, cermat dan rapi) dipanelkan
Menyusun Stimulus Soal HOTS Pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus. Stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan. Pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) memotivasi peserta didik untuk membaca. Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), berfungsi.
Langkah-langkah Menyusun Soal Standar Internasional Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal standar internasional. Menyusun kisi-kisi soal. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal. Butir-butir pertanyaan ditulis agar sesuai dengan kaidah penulisan butir soal. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban.
Rambu Penyusunan Soal HOT Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur. Kontekstual “ya” keberfungsian stimulus “WAJIB”. Higher bukanlah Highest, menulis soal orde berfikir lebih tinggi bukan level tertinggi.
Tantangan Bagaimana menularkan “HOT”-nya PISA pada classroom based assessment? Soal-soal bentuk HOT akan semakin besar proporsinya diujikan pada penilaian skala nasional.
Sumber: Berbagai presentasi (ppt) HOTS, Puspendik, 2014 s.d 2016 Naskah Penyususnan Soal HOTS, Dit. PSMA, 2015 Presentasi HOTS, Dit. PSMA, 2015 Presentasi HOTS, Dr. Rachmawati, Puspendik, 2016 Presentasi Pengembangan Soal HOTS, Iwan Suyawan, Dit. PSMA, 2017
Terima Kasih