Teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) 9 PCR By : Nurjannah Bachri.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Reaksi PCR Drs. Sutarno, MSc., PhD..
Advertisements

Materi genetik.
DWI ANITA SURYANDARI Departemen Biologi Kedokteran FKUI
REPLIKASI TRANSKRIPSI TRANSLASI
EKSPRESI GEN II PERTEMUAN VI JUNI TRIASTUTI
DNA, GEN DAN SINTESIS PROTEIN
Replikasi dan Reparasi DNA oleh : Asmarinah Departemen Biologi FKUI
BIOLOGI MOLEKULER REPLIKASI KULIAH KE TIGA ERLINDHA GANGGA A.
BIOLOGI MOLEKULER.
Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi)
SINTESIS PROTEIN Drs. Sutarno, MSc.PhD.
REPLIKASI DNA By : By : Asniar.
KULIAH BLOK 1.1 DRA.ETI YERIZEL,MS
Sub Pokok Bahasan : 1. SIFAT BAHAN GENETIK
DNA FINGERPRINT Struktur DNA: Sidik jari (1930)----- Sidik DNA (1989)
HEREDITAS Judul SINTESIS PROTEIN Part 1
Teknologi DNA Rekombinan
Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga
REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si.
TRI SETYAWATI DEPARTEMEN BIOKIMIA FKIK TADULAKO
3.
ASAM NUKLEAT Minggu ke-7 BIOKIMIA.
Biologi Molekuler.
REPLIKASI, TRANSKRIPSI & TRANSLASI
Kartuti DNA SEQUENCING.
DETEKSI FOOD INGREDIENT DAN CEMARAN PRODUK
Biologi Molekuler Mikroorganisme
GENETIKA MIKROORGANISME
SUBSTANSI GENETIKA 30 Maret 2016.
Mekanisme Rekombinasi
PCR 21 Juni 2016.
DNA, Kromosom dan Gen.
EKSTRAKSI DNA 13 Juni 2016.
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
APLIKASI BIOLOGI MOLEKULER PADA DIAGNOSIS PENYAKIT
Struktur DNA, RNA dan Organisasi Kromosom makhluk hidup
ASAM NUKLEAT SEBAGAI BAHAN GENETIK
TRANSKRIPSI Biosintesis RNA.
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
SINTESIS PROTEIN Syarat sintesis protein :
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
M A T E R I G E N E T I K.
MATERI GENETIK DNA, Kromosom dan Gen
DNA NON INTI 1 Juni 2016.
Teknik Dasar Laboratorium untuk Bioteknologi
SINTESIS PROTEIN Syarat sintesis protein :
DNA: Deoxyribonucleic Acid RNA: Ribonucleic Acid
GENETIKA.
DNA Saikhu Akhmad Husen.
DOGMA SENTRAL GENETIK.
Asam nukleat Tujuan instruksional khusus:
Penentuan Akurasi dan Presisi Mikropipet PCR gen aktin dari zebra fish
HAVE YOU EVER EAT SOMETHING LIKE THIS ? PROTEIN THIS IS IT
Struktur DNA. Struktur DNA DNA Percobaan pada tahun 1950an menunjukkan bahwa DNA membawa sifat hereditas Pada 1953 – Watson dan Crick menemukan bahwa.
MATERI GENETIKA Kelompok 4 Azmi Darotulmutmainnah
Kromosom & Asam nukleat
SINTESIS PROTEIN.
Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
Jaka Julian Kusuma ( ) Muhammad Arief Akbar ( ) M.Yudhistira Putra ( )
REPLIKASI DNA Agustina Setiawati Microteaching USD 9/19/2018.
Sejarah Bioinformatika
PCR based techniques.
DNA mengandung informasi
Susi Novaryatiin, S.Si., M.Si.
Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
KELOMPOK 1 MK : BIOTEKNOLOGI HASPER. Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan. Keturunan adalah proses biologis dimana orangtua atau induk.
DNA mengandung informasi
POLYMERASE CHAIN REACTION Amplifikasi DNA
FAUZIYAH HARAHAP MATERI GENETIK DAN REGULASI EKSPRESI GEN
Rencana Perkuliahan Aliran Informasi Genetik Teknologi DNA Rekombinan PCR & Diagnosis Molekuler (Aplikasi PCR) Teknik Biologi Molekuler (UTS) Produksi.
Transcript presentasi:

Teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) 9 PCR By : Nurjannah Bachri

Defenisi DNA Asam Deoksiribonukleat (DNA) merupakan materi genetik yang membawa informasi genetik bagi seluruh makhluk hidup. DNA terdiri atas bagian yang mengkode genetik (ekson), bagian yang tidak mengkode genetik (intron) dan bagian yang mengatur regulasi genetik

Fungsi DNA Karena fungsinya yang membawa informasi genetik, DNA sangat berguna dalam identifikasi penyakit infeksius, kanker, kelainan genetik, bahkan forensik. Setelah tiga belas tahun lalu, Human Genome Project berhasil mencatat peranan gen-gen pada genom manusia, kini dunia medis memasuki era farmakogenomik, untuk tercapainya personalized medicine. Pengobatan akan lebih tepat sasaran jika mengacu pada diagnosis molekuler.

Diagnosis molekuler merupakan metode diagnosis yang bertujuan untuk memahami mekanisme molekuler suatu penyakit pada setiap individu pasien (personalized medicine/dentistry). Metode ini akan sangat menguntungkan dalam peningkatan keamanan penghantaran obat dan keefektivan terapi pada berbagai penyakit di masa mendatang.

Peranan diagnostik molekuler dalam personalized medicine 1.Deteksi dini dan pemilihan metode pengobatan yang aman dan efektif berdasarkan diagnosik molekuler 2.Integrasi antara diagnostik molekuler dengan terapi 3.Pemantauan terapi serta penentuan prognosis

Teknik Identifikasi Molekuler Salah satu teknik identifikasi molekuler yang dapat digunakan sebagai sarana diagnosis penyakit adalah teknik amplifikasi DNA. Teknik ini mampu melipatnggandakan untai DNA sampel sehingga dapat dianalisis dengan lebih jelas. Sejak awal ditemukannya, teknik amplifikasi DNA yang digunakan adalah Polymerase Chain Reaction (PCR) 9

TEKNIK PCR Teknik PCR dinilai memiliki cukup banyak keunggulan dalam mendiagnosis penyakit, namun teknik ini juga memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu, beberapa peneliti mengeksplorasi teknik amplifikasi DNA lebih lanjut, sehingga mereka menemukan metode amplifikasi yang disebut Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP)7. Baik PCR maupun LAMP, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Artikel ini akan mengulas mengenai perbedaan prinsip kerja, kelebihan, kekurangan, dan aplikasi teknik PCR dan LAMP sebagai metode diagnostik molekuler.

ALAT PCR

Pengembangan Teknologi PCR PCR dikembangkan pada tahun 1984 oleh seorang biokimiawan bernama Kary Mullis2. PCR atau reaksi berantai polimerase adalah suatu metode enzimatis dalam bidang biologi molekuler yang bertujuan untuk melipatgandakan secara eksponensial suatu sekuen nukleotida tertentu dengan jumlah kelipatan ribuan hingga jutaan salinan secara in vitro 2,10. Ketika awal perkembangannya, metode ini hanya digunakan sebagai metode untuk melipatgandakan DNA. Kemudian, metode ini dikembangkan untuk melipatgandakan dan melakukan kuantitasi molekul mRNA 10

Proses PCR Proses PCR merupakan proses siklus yang berulang meliputi tahap denaturasi, pemisahan kedua untai DNA pada temperatur tinggi. DNA akan terdenaturasi pada temperatur 90 hingga 97 ºC 2. Pada teknik PCR, denaturasi optimum terjadi pada temperatur 95ºC selama 30 detik; annealing, tahap penempelan primer pada pita DNA yang sesuai, pada suhu 55 hingga 60ºC selama 30 detik; dan ekstensi oleh enzim DNA polimerase pada suhu 72ºC dalam waktu yang disesuaikan dengan panjang atau pendeknya ukuran DNA yang diharapkan sebagai produk amplifikasi11. Umumnya, waktu yang digunakan untuk ekstensi DNA pada PCR yaitu 2 – 3 menit.

Tahapan-Tahapan Polymerase Chain Reaction (PCR) : 1.Denaturasi DNA untai ganda akan membuka menjadi dua untai tunggal. 2.Penempelan primer primer akan menuju daerah yang spesifik yang komplemen dengan urutan primer. 3.Reaksi polimerisasi (Extension) Primer yang telah menempel tadi akan mengalami perpanjangan pada sisi 3’nya dengan penambahan dNTP yang komplemen dengan templat oleh DNA polimerase.

Selain ketiga proses tersebut, PCR didahului dan diakhiri oleh tahapan berikut Pra-denaturasi Dilakukan selama 1-9 menit di awal reaksi untuk memastikan kesempurnaan denaturasi dan mengaktifasi DNA Polymerase Final elongasi Dilakukan pada suhu optimum enzim (70oC -72oC) selama 5-15 menit untuk memastikan bahwa setiap utas tunggal yang tersisa sudah diperpanjang secara sempurna. Proses ini dilakukan setelah siklus PCR terakhir.

Reagen khusus yang Dibutuhkan dalam PCR Pasangan primer oligonukleotida sintetik mengapit urutan yang akan diamplifikasi Buffer PCR 5X (250 mM KCl, 50 mM Tris-HCl pH 8,3, 7,5 mM MgCl2) Campuran dari empat dNTP (dGTP, dATP, dTTP, dCTP) masing-masing sebesar 2,5 mM (ultra murni DNTP set, Pharmacia # ). DNTP campuran dibuat dengan volume 10 mM larutan dari masing-masing empat dNTP terpisah yang digabung.

Prinsip Kerja PCR Menggandakan potongan DNA tertentu dari seluruh untaian DNA, baik yang berasal dari DNA sel inti (nukleus) maupun organel sel seperti DNA mitokondria (mtDNA) atau Ribosom (rDNA). Untuk mendapat potongan DNA, diperlukan Primer yang berfungsi untuk menandai dimana ujung DNA yang akan digandakan. Primer biasanya berpasangan, yaitu Primer forward untuk menandai ujung depan untai DNA dan Primer Reverse untuk menandai dari ujung belakang. Karena DNA terdiri dari 2 untai pilinan ganda (double strand), maka DNA Primer forward bekerja pada strand yang satu sementara Primer Reverse bekerja pada untai pilihan yang satunya.

Enzim DNA polimerase yang digunakan dalam tahap ekstensi adalah Taq DNA polimerase. Enzim ini diisolasi dari bakteri Thermus aquaticus BM (Taq) dan dikembangkan pada tahun Thermus aquaticus BM merupakan strain yang tidak memiliki endonuklease restriksi Taq1. Taq DNA polimerase tersusun dari satu rantai polipeptida yang memiliki berat molekul kurang lebih 95 kD. Enzim ini memiliki kemampuan polimerisasi DNA yang sangat tinggi, namun tidak memiliki aktivitas eksonuklease 3’ ke 5’. Taq polimerase paling aktif pada pH Enzim Taq DNA polimerase mampu tahan sampai suhu mendidih 100ºC, dan aktivitas optimalnya dapat berlangsung pada suhu 92-95ºC 10,11. Seperti halnya pada replikasi DNA, enzim DNA polimerase mensintesis DNA dengan arah dari ujung 5’ ke ujung 3’ 12

Faktor yang dapat menentukan tingkat keberhasilan teknik amplifikasi DNA menggunakan PCR Faktor-faktor itu antara lain deoksiribonukleotida triphosphat (dNTP); oligonukleotida primer; DNA cetakan (template); komposisis larutan buffer; jumlah siklus reaksi; enzim yang digunakan; dan faktor teknis dan non-teknis lainnya, seperti kontaminasi. PCR memiliki keunggulan yaitu mampu melipatgandakan suatu fragmen DNA sehingga mencapai 109 kali lipat. Oleh karena itu, adanya kontaminasi dalam jumlah sangat sedikit sekalipun dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dengan menghasilkan produk amplifikasi yang tidak diharapkan 10

Amplikon, atau hasil amplifikasi DNA dengan PCR dapat dilihat setelah melalui teknik elektroforesis. DNA amplikon diberi pewarnaan dengan ethidium bromida yang akan berfluoresens ketika dipaparkan pada sinar UV level medium dengan Panjang gelombang 300nm dari UV transilluminator.