Bab 2 Data, Variabel, dan Indikator Ekonomi Makro Mata Kuliah Teori Ekonomi 2
Data dan Indikator Ekonomi Makro Indikator ekonomi makro berdasarkan pada: Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Inflasi Tingkat Pengangguran dan data statistik lainnya menggambarkan keadaan dan efisiensi dari ekonomi nasional.
Pengukuran Kegiatan Ekonomi Makro Data yang digunakan dalam pengukuran kegiatan ekonomi makro pertumbuhan ekonomi yaitu: Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) Produk Nasional Bruto (Gross National Product) Data yang digunakan dalam pengukuran kegiatan ekonomi makro tingkat pengangguran yaitu: Indikator Tenaga Kerja Data yang digunakan dalam pengukuran kegiatan ekonomi makro tingkat inflasi yaitu: Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) Deflator PDB (GDP Deflator)
Produk Domestik Bruto Nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun).
Metode Perhitungan PDB PDB dapat dihitung dengan memakai 3 pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran, pendekatan pendapatan dan pendekatan produksi. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah: PDB = C + I + G + (X – M) Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Metode Perhitungan PDB Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima pendekatan pendapatan adalah: PDB = R + W + I + P Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemiliki modal, dan laba untuk pengusaha.
Metode Perhitungan PDB Lalu pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima pendekatan produksi adalah: PDB = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + … (Pn x Qn) Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan, dan produksi harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktik menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
Metode Perhitungan PDB Hitunglah PDB dari tabel di atas? Konsumsi masyarakat Rp. 90.000.000 Pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000 Pengeluaran negara Rp. 300.000.000 Pendapatan sewa Rp. 25.000.000 Pengeluaran investasi Rp. 75.000.000 Ekspor Rp. 50.000.000 Impor Rp. 35.000.000
Metode Perhitungan PDB Diketahui: C = Rp. 90.000.000 X = Rp. 50.000.000 G = Rp. 300.000.000 M = Rp. 35.000.000 I = Rp. 75.000.000 Dijawab: PDB = C + I + G + (X – M) = 90.000.000 + 75.000.000 + 300.000.000 + (50.000.000 – 35.000.000) PDB = 465.000.000 + 15.000.000 = Rp. 480.000.000
Metode Perhitungan PDB Hitunglah PDB dari tabel di atas? Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000 Pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000 Pengeluaran negara Rp. 250.000.000 Pendapatan sewa Rp. 25.000.000 Pengeluaran investasi Rp. 75.000.000 Ekspor Rp. 50.000.000 Impor Rp. 35.000.000
Metode Perhitungan PDB Diketahui: C = Rp. 80.000.000 X = Rp. 50.000.000 G = Rp. 250.000.000 M = Rp. 35.000.000 I = Rp. 75.000.000 Dijawab: PDB = C + I + G + (X – M) = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 + (50.000.000 – 35.000.000) PDB = 405.000.000 + 15.000.000 = Rp. 420.000.000
PDB Riil PDB Riil adalah nilai barang dan jasa yang diukur menggunakan harga konstan. Perhitungan PDB riil pertama-tama memilih suatu tahun sebagai tahun pokok, kemudian kita menggunakan harga-harga pada tahun dasar tersebut untuk menghitung nilai barang dan jasa pada semua tahun. Sehingga didapatlah: GDP Rill (y) = P x Y atau y = Y / P dimana: Y adalah output nominal (disini output dan GDP serupa) P adalah tingkat harga
PDB Riil Misalnya, kita ingin membandingkan output apel dan jeruk pada tahun 2006-2008, kita pilih harga-dasar tahunan (base-year prices), misal harga tahun 2006. Maka, perbandingan PDB riil tahun 2016-2018 akan terlihat seperti: PDB rill 2006 = (PApel2006 x YApel2006) + (PJeruk2006 x YJeruk2006) PDB rill 2007 = (PApel2006 x YApel2007) + (PJeruk2006 x YJeruk2007) PDB rill 2008 = (PApel2006 x YApel2008) + (PJeruk2006 x YJeruk2008)
PDB Riil Contoh kasus: Pada tahun 2000, sebuah negara menghasilkan 3 jenis output yaitu apel = 1.000 buah, jeruk = 2.000 buah, dan kiwi = 3.000 buah. Jika harga apel sebesar $100/buah, jeruk $200/buah, dan kiwi $150/buah, maka berapa besar PDB riil tahun 2000? Jawab: PDB rill (y) = (PApel x YApel) + (PJeruk x YJeruk) + (PKiwi x YKiwi) = ($100 x 1.000) + ($200 x 2.000) + ($150 x 3.000) PDB rill (y) = $100.000 + $400.000 + $450.000 = $950.000
PDB Nominal PDB Nominal adalah nilai barang jadi dan jasa yang diukur dengan harga berlaku. Nilai ini bisa berubah setiap saat, baik karena ada perubahan dalam jumlah (nilai riil) barang dan jasa atau ada perubahan dalam harga barang dan jasa tersebut. Sehingga didapatlah: GDP Nominal (Y) = P x y dimana: P adalah tingkat harga y adalah output riil (disini output dan GDP serupa)
PDB Nominal Contoh kasus: Output sebuah negara pada tahun 2001 sama seperti pada tahun 2000 namun terjadi inflasi sebesar 10% sehingga harga output masing- masing naik 10%, maka berapa besar PDB nominal tahun 2001? Jawab: PDB nominal (Y) = (PApel x yApel) + (PJeruk x yJeruk) + (PKiwi x yKiwi) = ($110 x 1.000) + ($220 x 2.000) + ($165 x 3.000) PDB nominal (Y) = $110.000 + $440.000 + $495.000 = $1.045.000
PDB Rill vs PDB Nominal Melalui perhitungan GDP nominal, perbandingan antara tahun 200 dan 2001 menunjukkan adanya pertumbuhan PDB sebesar 10%. Namun perlu diperhatikan bahwa output tidak berubah (yaitu unit output tetap sama dengan tahun sebelumnya). Pertumbuhan PDB sebesar 10% terjadi karena adanya inflasi (kenaikan harga), bukan karena ada peningkatan jumlah output. Oleh karena itu, perhitungan GDP secara nominal dapat menimbulkan kesalahan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (PDB) suatu negara. Konversi dari satuan PDB nominal ke PDB riil memungkinkan kita untuk menghilangkan masalah yang muncul ketika mengukur nilai rupiah yang berubah sepanjang waktu sebagaimana tingkat harga berubah.
Deflator PDB Deflator PDB adalah rasio antara PDB nominal dengan PDB riil, dikalikan 100. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Deflator PDB berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan tingkat kenaikan atau penurunan harga secara umum. Persamaan deflator PDB adalah sebagai berikut: Deflator PDB = (PDB nominal/PDB riil) x 100 Deflator PDB bersama dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi di suatu negara.
Deflator PDB PDB nominal PDB riil Deflator PDB 2010 7.000 100,0 Tahun Dasar 2011 8.350 7.500 111,3 11,33% 2012 9.740 8.355 116,6 16,58% 2013 10.120 9.412 107,5 7,52% 2014 11.111 10.852 102,4 2,39% 2015 12.582 11.473 109,7 9,67%
Deflator PDB Untuk menganalisa perbandingan deflator PDB, maka kita harus mengetahui selisih dalam persen komoditi yang dapat dibeli pada tahun tertentu dibandingkan tahun dasar. Dari tabel tersebut, kita mengambil deflator PDB tahun 2010 sebagai tahun dasar. Lalu pada tahun 2011, deflator PDB-nya 111,3, sehingga analisanya dengan sejumlah tetap Rupiah, Anda dapat membeli komoditi lebih besar dari 11,33% (111,3 – 100,0). Perhatikan pada tahun 2013 dan 2014, deflator PDB menurun. Ini berarti peningkatan tingkat harga agregatnya lebih kecil di 2013 dan 2014 dibanding tahun dasar. Inilah cara deflator PDB menunjukkan dampak inflasi dari PDB, mengukur inflasi atau deflasi harga dibandingkan dengan tahun dasar.
PDB nominal 2001 (Tahun Dasar) Deflator PDB Output PDB nominal 2001 (Tahun Dasar) PDB nominal 2018 PDB riil 2018 Daging 1 kilo @ $20 2 kilo @ $30 2 kilo @ 20 Beras 1 kilo @ $10 2 kilo @ $15 2 kilo @ $10 Total PDB $30 $90 $60 Hitunglah deflator PDB tahun 2017?
Deflator PDB Diketahui: PDB nominal 2001 = $30 PDB nominal 2018 = $90 PDB riil 2018 = $60 Dijawab: Deflator PDB 2018 = (PDB nominal 2018/PDB riil 2018) x 100 = ($90/$60) x 100 Deflator PDB 2018 = 0,15 x 100 = 150%
Bab 3 – Teori Ekonomi Klasik dan Keynesian Pertemuan Berikutnya