KEBIJAKAN & PROGRAM PENGENDALIAN RABIES DI INDONESIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN BUPATI NO 14 TAHUN 2012
Advertisements

Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
SEPUTAR KARTU INDONESIA SEHAT MENUJU KELUARGA PRODUKTIF
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Sesi 9 GAMBARAN UMUM MODUL PELAPORAN Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan.
RAPAT KOORDINASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
Kegiatan Statistik Kehutanan
PAPARAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
TATALAKSANA PEMANTAUAN INDIKATOR DIT BINA OBAT PUBLIK
Peta Peningkatan Pemenuhan Energi Listrik Tiap Provinsi Hasil Model
CARA PENYUNTIKAN VAKSIN RABIES
PEMBANTU KETUA I BIDANG AKADEMIK
Evaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B
Asisten Pemerintahan dan Kesra
Feedback Sistem Informasi SDM Kesehatan
WILAYAH SASARAN PROGRAM PKB PPPPTK MATEMATIKA 2017
Sumber : Juknis Pengembangan KSM Hal.12
Aplikasi Pemetaan Mutu
DANA DEKONSENTRASI GTK TAHUN 2017
RAPAT KOORDINASI TEKNIS BADAN LITBANG HUKUM DAN HAM
Efektivitas Penelitian Dosen Terhadap Pemberantasan Narkoba
Kebijakan Registrasi Tenaga Kesehatan Indonesia
Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta
PANDUAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM P2PTM TAHUN 2017
PPPPTK PENJAS DAN BK TAHUN 2017
KEBIJAKAN PROGRAM KECACINGAN
DIREKTORAT FASILITASI PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA”
ELIMINASI MALARIA DI BANYUMAS 2015
“ MEKANISME PENEGASAN DAN PENETAPAN
PROGRAM PEMBANGUNAN SANITASI SEKOLAH DASAR
KELOMPOK SEJAHTERA PROV. SULAWESI BARAT PROV. MALUKU UTARA Kab. Majene
Kabupaten/Kota yang telah Menginisiasi KLA sampai Tahun 2014
DATA KELULUSAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2007 S.D 2010
DATA KEBUTUHAN GURU (NASIONAL) TAHUN
Sumber Jurnal: Agung Eddy Suryo Saputro PPT oleh: Siska Anggraeni
Disampaikan pada Rakornas BAN-S/M Jakarta , Maret 2014
Lesson Learned 2015.
Peran Dewan Ketahanan Pangan Provinsi/Kabupaten/Kota Dalam Implementasi Kebijakan dan Program Prioritas di Bidang Pangan.
PENGELOLA PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK PROV/KAB/KOTA
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI 2013
DATA KEBUTUHAN GURU SD NEGERI (NASIONAL) TAHUN
DEFINISI BAKU GT adalah guru tersedia yaitu jumlah guru yang ada dikurangi jumlah guru pensiun/mutasi/meninggal JM adalah jumlah murid/siswa yang ada (untuk.
DATA KEBUTUHAN GURU SMK NEGERI (NASIONAL) TAHUN
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia
KEBIJAKAN BAN-S/M TAHUN 2014
SOSIALISASI SERTIFIKASI GURU & PENGAWAS DALAM JABATAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Program Pelatihan K-13 TA 2018
Monitoring dan Evaluasi Peraturan Daerah Bangunan Gedung
Disusun oleh :       Kasmiati (H )
EVALUASI PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI WILAYAH BVET MEDAN
EVALUASI PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI 2017
Kebijakan dan strategi pengelolaan tutupan lahan
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PENJELASAN PELAKSANAAN RAPAT KOORDINASI DAN MEKANISME DESK
RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN PISEW
Direktur Perlindungan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura
Progres dan Rencana Kerja Tindak Lanjut PFI
SIKLUS PERENCANAAN PEMAJUAN KEBUDAYAAN
Traditional Houses of Indonesia
EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN PERCEPATAN PENDAFTARAN VARIETAS LOKAL
RAPAT KOORDINASI Penyesuaian Target Kemiskinan Kab/kota
Evaluasi Pendataan Semester Genap
KEBIJAKAN & PROGRAM PENGENDALIAN RABIES DI INDONESIA
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN RABIES PROVINSI KALIMANTAN UTARA
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT RABIES DI KALIMANTAN TIMUR
ANUNG untuk RAKOR RABIES KALIMANTAN
STRATEGI PERCEPATAN MENUJU PEMERINTAH YANG BERSIH, EFEKTIF DAN EFISIEN
EVALUASI KEGIATAN DEKONTP
KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2019
Transcript presentasi:

KEBIJAKAN & PROGRAM PENGENDALIAN RABIES DI INDONESIA Dr. I Ketut Diarmita, M.P. DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN BALIKPAPAN, 22 APRIL 2019

Penyakit yang mematikan pada golongan mamalia dan hewan berdarah panas Menular melalui gigitan hewan terinfeksi, cemaran liur yang mengandung virus pada luka& mukosa Anjing adalah reservoir virus dan sumber >95% infeksi ke manusia Tidak bisa diobati jika gejala klinis sudah terlihat Dapat dicegah dengan vaksinasi Pada manusia, dapat dicegah dengan VAR dan SAR setelah paparan

Rabies Pada Hewan Sumber: OIE

Peta Sebaran Kasus Rabies Tahun 2019 Pulau Sumbawa Legend   Provinsi Bebas Rabies Provinsi Endemik Rabies

TANDA KLINIS PERUBAHAN PERILAKU Takut Cahaya Takut Air Takut Angin Menggigit, Tidak Mengenali/Menuruti Pemilik, Galak/Diam Takut Cahaya Takut Air Takut Angin MATI DALAM WAKTU < 14 HARI

STRATEGI PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN RABIES DI INDONESIA

1. Vaksinasi yang efektif Vaksin yang baik  titer antibodi tinggi Dilakukan secara massal/bersamaan Kekebalan yang bertahan lama Kekebalan kelompok Jumlah hewan kebal yang cukup dalam populasi target untuk melindungi hewan yang tidak kebal (misal. untuk menjaga R0 < 1)

Kunci Teknis Keberhasilan Penetapan target HPR Kekebalan kelompok target (cakupan vaksinasi) yang tinggi Semua anjing harus divaksin Anjing luar rumah Anak anjing > 2 minggu Semua wilayah (desa, kecamatan, kabupaten) harus divaksinasi Verifikasi dengan Survey Pasca Vaksinasi >70% anjing luar rumah di semua wilayah Eliminasi tertarget hanya untuk yang sesuai kriteria dan SOP

2. Sosialisasi Dilaksanakan sebelum pelaksanaan vaksinasi Melalui tokoh agama/tokoh masyarakat/ sekolah/kegiatan kemasyarakatan

3. PENGAWASAN LALU LINTAS (SE Direktorat Jenderal Peternakan: TN.540/4041/DKH/0798) Dalam melalulintaskan harus dilengkapi Sertifikat Veteriner yang diterbitkan oleh Otoritas Veteriner Provinsi Sesuai prinsip-prinsip lalu lintas HPR : Dari daerah bebas ke bebas, diperbolehkan Dari daerah bebas ke endemis, diperbolehkan Dari daerah tertular ke daerah bebas, dilarang Dari daerah tertular ke daerah tertular diperbolehkan dengan persyaratan teknis kesehatan hewan Dilakukan vaksinasi sebelum dilalulintaskan dan diuji laboratorium sekurang-kurangnya 3 minggu setelah vaksinasi dengan Hasil Uji Titer antibodi Rabies >/= 0,5 IU 13

4. Kontrol Populasi Manajemen sampah  sumber makanan bagi anjing liar Pendataan HPR berpemilik Eliminasi tertarget

5. Surveilans Evaluasi pelaksanaan vaksinasi Update situasi TAKGIT Pengambilan sampel darah Doc: Bvet Bukittinggi Pengambilan sampel otak Doc: Ditkeswan Investigasi Korban Ggitan HPR Doc: Ditkeswan

Tata Laksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT) Komunikasi antara Keswan dan Kesmas mengikuti kasus gigitan pada manusia

TAKGIT Penyampaian informasi semua kasus gigitan dan hewan tersangka rabies kepada dokter hewan di Kabupaten Investigasi cepat pada hewan yang menggigit Memastikan kasus gigitan pada manusia mendapatkan post-exposure treatment di rabies center Pengujian laboratorium untuk hewan tersangka rabies dengan uji yang tepat (FAT) diagnosa Pemakaian VAR yang efektif Konfirmasi situasi rabies atas kasus gigitan

Tata Laksana kasus gigitan terpadu Sebuah Contoh Kerjasama dalam penanganan kasus rabies dengan prinsip One Health

Alur kerja respon cepat rabies Sebuah Contoh Kerjasama dalam penanganan kasus rabies dengan prinsip One Health

Strategi Pemberantasan Rabies (Pendekatan tahapan) Gambar. SARE (Stepwise Approach toward Rabies Elimination)

2030 Global Conference Geneva, 10-11 December 2015 Target Bebas Rabies 2020 2030 Global Conference Geneva, 10-11 December 2015

O P T S S

FAKTOR PENTING KEBERHASILAN Komitmen sosial dan politik jangka panjang Keterlibatan masyarakat Vaksinasi berkelanjutan pada populasi rentan dengan cakupan minimal 70% Bukti keberhasilan : memulai dengan yang kecil, kemudian “scale up” Ketersediaan vaksin melalui “bank vaksin” dan strategi lain yang memungkinkan tersedianya VAR dan SAR Vaksinasi menyeluruh mencakup daerah terpencil, pedesaan , dan semua populasi rentan Melakukan penilaian/pengukuran di berbagai tingkat Menjaga petugas terlatih dan termotivasi dalam implementasi

Tanggung Jawab Pelaksanaan Pengendalian Rabies di Wilayah Endemis Strategi Kegiatan APBN APBD Provinsi APBD Kab/ Kota Pusat Dekon BBV/BV Vaksinasi (cakupan minimal 70%) Vaksinasi (Operasional, Pengadaan vaksin dan colar, peralatan dan bahan) + _ Kontrol Populasi Pengadaan (obat, bahan, peralatan, obat humane euthanasia) dan operasional - Surveilans Manajemen Takgit (operasional)   Sistem informasi (infolab, sikhnas) Jejaring surveilans pasif Pengambilan/pengiriman/pengujian sampel otak (kasus gigitan) Surveilans Deteksi Penyakit Surveilans untuk post vaksinasi (daerah resiko tinggi) Pengawasan (lalulintas HPR,analisa resiko ) Sosialisasi Pengawasan Lalulintas Cek Poin (pembangunan, fasilitas, operasional, pengambilan dan pengujian sampel HPR) Kandang observasi (kandang, operasional) Sosialisasi, regulasi, koordinasi dan kompetensi

Alokasi Vaksin Rabies Pusat dan Daerah 2017 2018 2019 Alokasi Daerah (Jumlah Provinsi) 26 29 32 Jumlah Vaksin 1.336.700 1.543.700 1.047.800 Stok Pusat 100.000 110.000 Total Vaksin 1.616.700 1.653.700 1.147.800 Jumlah Daerah yang mengajukan vaksin termasuk daerah yang bebas. Vaksin digunakan untuk pencegahan di daerah berisiko tinggi. Kegiatan Vaksinasi yang Massal dan intensif fokus di Provinsi Bali dan Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (cakupan >70%) Wilayah lain melalukan vaksinasi tertarget sesuai wilayah berisiko dan vaksinasi darurat apabila ada kasus positif

Ketersediaan Vaksin 2019 (TP) No. Provinsi / Kegiatan Volume (Dosis) 1 Aceh 10.000 2 Sumatera Utara 30.000 3 Sumatera Barat 35.000 4 Riau 20.000 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Lampung 8 Bengkulu 15.000 9 Bangka Belitung 2.500 10 Banten 1.000 11 DKI Jakarta 5.000 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 4.800 14 DI. Yogyakarta 1.500

No. Provinsi / Kegiatan Volume (Dosis) 15 Kalimantan Barat 50.000 16 Kalimantan Tengah 10.000 17 Kalimantan Selatan 20.000 18 Kalimantan Timur 15.000 19 Kalimantan Utara 2.000 20 Sulawesi Utara 21 Sulawesi Tengah 22 Sulawesi Selatan 23 Sulawesi Tenggara 24 Sulawesi Barat 25 Gorontalo 26 Bali 550.000 27 Nusa Tenggara Barat 1.000 28 Nusa Tenggara Timur 80.000 29 Maluku 25.000 30 Maluku Utara    TOTAL 1.047.800

Melaksanakan kewenangan pemberantasan PHMSZ OTORITAS VETERINER OTOVET NASIONAL OTOVET KEMENTERIAN OTOVET KONSERVASI & SDH OTOVET PERIKANAN OTOVET KEMENTERIAN yang menyelenggarakan fungsi KESWAN OTOVET KESWAN OTOVET KESMAVET OTOVET KARANTINA HEWAN OTOVET PROVINSI OTOVET KAB/KOTA Melaksanakan kewenangan pemberantasan PHMSZ

PENUGASAN PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER KEPUTUSAN PENUGASAN Medik dan Paramedik Veteriner Ditetapkan oleh PIMPINAN SATUAN KERJA TENAGA KESEHATAN HEWAN Di Pemerintahan SIP DRH/ SIPP Biaya pelayanan jasa medik veteriner diatur sesuai ketentuan peraturan perundang undangan PRIVATISASI PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER

PRIVATISASI PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER Biaya pelayanan jasa medik veteriner PERDA Retribusi Pendapatan Daerah Peningkatan PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER PRAKTISI MANDIRI Partisipasi pelibatan masyarakat Opsi dalam keadaan dana Pemerintah tidak tersedia

TERIMA KASIH