MANAJEMEN RISIKO STRATEGIS
Pengertian Risiko Strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Risiko Strategis timbul antara lain karena : Kelemahan perusahaan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, Sistem informasi manajemen yang kurang memadai, Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang kurang memadai, Penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif, Ketidaktepatan dalam implementasi strategi, Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Sumber Risiko Strategis Kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis, Pengambilan strategi yang beresiko tinggi dan strategi beresiko rendah, Posisi bisnis perusahaan, Pencapaian rencana bisnis perusahaaan.
Kesesuaian strategi Faktor intenal : Visi, Misi dan Arah bisnis yang ingin dicapai Kultur organisasi Faktor kemampuan organisasi yang mencangkup SDM, Infrastruktur, dan SIM Tingkat toleransi risiko Faktor eksternal : Kondisi makro ekonomi Perkembangan teknologi Tingkat persaingan usaha
Pengambilan Strategi Tingkat risiko timbul dari pilihan strategi perusahaan. Berisiko rendah dimana perusahaan melakukan kegiatan usaha pada pangsa pasar dan nasabah yang telah dikenal sebelumnya atau menyediakan produk yang bersifat tradisional sehingga tingkat pertumbuhan usaha cenderung stabil dan dapat di prediksi. Berisiko tinggi dimana perusahaan berencana masuk kedalam area bisnis baru, baik pangsa pasar, produk atau jasa, maupun nasabah baru.
Posisi Bisnis Perusahaan Dilihat dari beberapa sisi : Pasar dimana perusahaan melaksanakan kegiatan usaha Kompetitor dan keunggulan kompetitif Efisiensi dalam melaksanakan kegiatan usaha Diversifikasi kegiatan usaha Cakupan wilayah operasional Kondisi makroekonomi Dampaknya pada kondisi perushaan
Pencapaian Rencana Bisnis Akan memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, perlu senantiasa dimonitor realisasi rencana bisnis perusahaan. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengukur seberapa besar deviasi realisasi bisnis dibandingkan dengan perencanaan strategis perusahaan.
Tujuan Manajemen Risiko Strategis Untuk memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan keputusan strategis dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Penerapan Manajemen Risiko Strategis Bagi perusahaan yang ideal minimal terdiri dari : Adanya pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi. Kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi untuk risko strategis. Sistem pengendalian intern.
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi Dalam menyusun dan menyetujui rencana strategis dan rencana bisnis dan mengkomunikasikan kepada penjabat dan atau pegawai perusahaan pada setiap jenjang organisasi. Sumber daya manusia Perusahaan harus menerapkan sangsi secara konsisten kepada pejabat yang telah terbukti melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap ketentuan intern dan ekstern serta kode etik internal perusahaan.
Organisasi Manajemen Risiko Strategis Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab memastikan bahwa pratik manajemen risiko strategis dan pengendalian diunit bisnis telah konsisten dengan kerangka manajemen risiko strategis secara keseluruhan dan unit bisnis dan unit pendukung telah memiliki kebijakan, prosedur,dan sumber daya untuk mendukung efektivitas kerangka manajemen risiko strategis.
2. Kebijakan, Prosedur & Penetapan limit Strategi Manajemen Risiko, dalam penyusunan strategi, perusahaan perlu : Memahami kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industri dimana perusahaan beroprasi, termasuk bagaimana dampak perubahan lingkungan terhadap bisnis, produk, teknologi, dan jaringan kantor perusahaan. Mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan terkait posisi daya saing, posisi bisnis perusahaan diindustri, dan kinerja keuangan, struktur organisasi, dan manajemen risiko, infrastruktur untuk kebutuhan bisnis saat ini dan datang, kemampuan manajerial, serta ketersediaan dan keterbatasan sumber daya perusahaan. Menganalisis seluruh alternatif strategi yang tersedia setelah mempertimbangkan tujuan strategis serta toleransi risiko.
Kebijakan dan Prosedur, perusahaan harus memiliki kecakupan prosedur : Untuk dapat mengidentifikasi dan merespons perubahan lingkungan bisnis, Untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi rencana bisnis dan kinerja sesuai jadwal yang ditetapkan. Limit, limit risiko strategis secara umum terkait dengan batasan penyimpangan dari rencana strategis yang telah ditetapkan, seperti : limit deviasi anggaran dan limit deviasi target waktu penyelesaian.
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi untuk risko strategis. Identifikasi Risiko Strategis, perusahaan harus melakukan analisis risiko terutama terhadap strategi yang membutuhkan banyak sumber daya dan atau berisiko tinggi, seperti strategi akuisisi, atau strategi diversifikasi dalam bentuk produk dan jasa. Pengukuran Risiko Strategis, mengunakan indikator berupa tingkat kompleksitas strategis bisnis perusahaan, posisi bisnis perusahaan di industri dan pencapaian rencana bisnis. Peringkat Risiko, yaitu 1 (low), 2(low to moderate), 3(moderate), 4(moderete to high) dan 5 (high).
Pemantauan Risiko Strategis, dilakukan secara berkala dengan memperhatikan pengalaman kerugian dimasa lalu yang disebabkan oleh risiko strategis atau penyimpangan pelaksanaan rencana strategi, serta munculnya isu-isu strategis akibat perubahan oprasional dan lingkungan bisnis yang memiliki dampak negatif terhadap kondisi bisnis dan kondisi keuangan.
Pengendalian Risiko Strategis, harus dimiliki oleh perusahaan untuk memantau kinerja , termasuk kinerja keuangan dengan cara membandingkan hasil aktual dengan hasil yang diperkirakan untuk memastiakn bahwa risiko yang diambil masih dalam batas toleransi dan melaporkan deviasi yang signifikan kepada direksi. Dimana harus disetujui dan ditinjau secara berkala. Sistem Informasi Manajemen Risiko Strategis, perusahaan harus memastikan bahwa SIM yang dimiliki telah memadai dalm rangka mendukung proses perencanaan dan pengambilan keputusan strategis dan ditinjau secara berkala.
4. Sistem Pengendalian Intern Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif : Dapat membantu pengurus perusahaan menjaga aset, Menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya Meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian