Sosialisasi Hasil Family Planning Summit 2017 Oleh: Delegasi RI pada FP Summit 2017 FP2020 Country Committee Meeting 5 Oktober 2017
Umum Pemerintah Kerajaan Inggris bekerja sama dengan UNFPA dan Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) telah menyelenggarakan Family Planning Summit 2017 di London, UK, 10-11 Juli 2017 Maksud dan Tujuan Meninjau kemajuan pelaksanaan program KB sebagai tindak lanjut pasca 5 tahun pelaksanaan London Summit for Family Planning 2012 Pembaruan komitmen negara-negara serta mitra-mitra pembangunan dalam pelaksanaan program KB
Delegasi RI Dirjen Kesehatan Masyarakat mewakili Menteri Kesehatan RI (Ketua Delri) Kepala BKKBN Deputi KB KR, BKKBN Kasubdit Kesehatan Usia Reproduksi, Dit Kesehatan Keluarga, Kemenkes RI Kasi Kualitas Kesehatan Reproduksi, Dit Kesehatan Keluarga, Kemenkes RI Kasi Advokasi dan Pencitraan, Kedeputian Adpin, BKKBN Ketua PKBI
Kegiatan Family Planning Summit 2017 Penyampaian statement Delri pada sesi pleno Partisipasi dalam berbagai agenda Pertemuan informal dengan Mrs. Lilianne Ploumen, Menteri Perdagangan dan Kerjasama Pembangunan Luar Negeri Kerajaan Belanda
Hasil: FP Summit 2017 FP Summit 2017 dibuka oleh Menteri Pembangunan Internasional Kerajaan Inggris H.E. Priti Patel serta dihadiri oleh Dirjen WHO, perwakilan 37 pemerintah/negara, 16 mitra kerja sektor privat, 11 organisasi kemasyarakatan (LSM, yayasan, dll), serta mitra pembangunan lain. Dari unsur Pemerintah, setidaknya terdapat 14 menteri yang hadir: 4 orang menteri urusan pembangunan/kerjasama luar negeri dari negara-negara donor (Inggris, Belanda, Kanada, Finlandia) 10 menteri kesehatan dari negara-negara fokus FP2020 Dalam sesi pleno dimana peserta menyampaikan pernyataannya, hal yang lebih disoroti adalah komitmen negara untuk penyediaan anggaran dan pembiayaan program KB
UNFPA Acting Executive-Director Natalia Kanem Kita telah berhasil meningkatkan akses terhadap pelayanan KB. Saat ini telah dicapai 30,2 juta peserta tambahan. Fokus program harus diprioritaskan terhadap equity, termasuk bagi mereka yang tinggal dalam situasi krisis Komitmen anggaran, penguatan data, dan kesinambungan ketersediaan alokon perlu terus ditingkatkan Untuk mencapai target 120 peserta tambahan pada tahun 2020, diperlukan anggaran USD 233 juta per tahun perlu dukungan Pemerintah dan donor Perlu kerja keras semua pihak sampai kita dapat mencapai zero unmet need ber-KB
Direktur Jenderal WHO dr. Tedros A. Ghebreyesus KB memberdayakan perempuan dan merupakan dasar dari pembangunan yang berkelanjutan dan transformasi sosial Setiap perempuan seharusnya berhak atas keputusan “whether, when, and with whom” akan berketurunan Kunci sukses program KB: Leadership dan ownership di masing-masing negara Akses terhadap kontrasepsi bagi setiap orang, termasuk remaja putri Pemenuhan hak dan kesehatan reproduksi dan seksual merupakan salah satu prioritas utama dari program kerja DG WHO dr. Tedros dalam mencapai UHC dan SDGs
Melinda Gates, BMGF (1) 4 Terlalu merupakan fenomena global, khususnya di Negara LMIC. Akibatnya, banyak kehamilan tidak diinginkan/ direncanakan dan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi Akses terhadap kontrasepsi mengubah segalanya: Memberdayakan perempuan Membuka akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang lebih baik Unsur esensial dari transformasi masyarakat yang lebih sehat dan lebih sejahtera Pada tahun 2016 telah dicapai 30,2 juta peserta KB tambahan (target 120 juta pada tahun 2020) perlu kerja keras
Melinda Gates, BMGF (2) Saat ini terdapat 1,2 milyar remaja di dunia (terbesar sepanjang sejarah). Bagi remaja, perlu dikampanyekan bahwa FP adalah Future Planning, bukan semata-mata Family Planning. Ini penting karena 1 dari 5 anak perempuan di negara berkembang hamil sebelum usia 18 tahun. Akibatnya, pendidikan, karier, dan masa depan mereka terganggu Lemahnya data dan dukungan Pemerintah (termasuk di AS) tantangan program KB saat ini Perlu penguatan advokasi dan kolaborasi antarsektor BMGF berkomitmen untuk menambah dukungan finansial bagi program KB sebesar USD 375 juta dalam kurun waktu 2017-2020, yang akan diprioritaskan untuk: Penguatan sektor privat dalam pelayanan KB Penjangkauan remaja Penguatan manajemen data
UN Deputy Secretary-General Amina Mohammed KB merupakan unsur penting dalam kesehatan dan kesejahteraan Sayangnya, saat ini terdapat 240 juta perempuan dan remaja putri di dunia yang kebutuhannya akan kontrasepsi tak terpenuhi Pencapaian target SDGs 2030 bergantung pada akses universal kesehatan reproduksi bagi setiap orang, termasuk perempuan dan remaja putri Memerlukan kolaborasi yang erat antara Pemerintah, pakar/akademia, sektor privat, dunia usaha, dan NGOs di tingkat global, regional, dan nasional Memerlukan komitmen anggaran yang kuat Semangat leaving no one behind harus didukung oleh kuatnya manajemen data, komitmen anggaran Pemerintah di masing-masing negara, dan rantai pasok alokon Mengharapkan agar setiap pihak (Pemerintah, dunia usaha, NGOs) meningkatkan dukungan (termasuk finansial) bagi program KB
Hasil: Komitmen Indonesia Komitmen Indonesia dalam pernyataan yang disampaikan pada sesi pleno: Mempertahankan cakupan KB pada lebih dari 30 juta peserta aktif dan mencapai target peserta baru tambahan (additional users) sebanyak 2,8 juta Mengalokasikan $1,6 milyar untuk program KB pada kurun waktu 2015-2019 Memastikan ketersediaan pelayanan KB dan kontrasepsi melalui JKN menuju UHC 2019, termasuk bagi mereka yang tinggal di DTPK Meningkatkan ketersediaan aneka pilihan alat dan obat kontrasepsi (alokon) di fasyankes KB Memastikan ketersediaan, kualitas, dan pengelolaan rantai pasok alokon Memastikan pemberdayaan kaum muda dalam program KB melalui penyediaan KIE/konseling kesehatan reproduksi Melaksanakan program KB berbasis hak terintegrasi
Hasil: Pertemuan informal dengan Mrs Hasil: Pertemuan informal dengan Mrs. Lilianne Ploumen (Menteri Urusan Pembangunan Luar Negeri Kerajaan Belanda) Menteri Ploumen sebagai salah satu motor gerakan She Decides mengharapkan dukungan Indonesia terhadap gerakan She Decides, yaitu suatu inisiatif pemberdayaan perempuan dalam bidang KB dan pembangunan Menteri Ploumen menyampaikan bahwa sebelumnya beliau juga telah mengkomunikasikan tentang gerakan She Decides kepada Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI Dirjen Kesmas menyampaikan bahwa Indonesia pada dasarnya mendukung setiap upaya pemberdayaan perempuan dalam pembangunan. Program-program Pemerintah Indonesia selama ini juga telah mendorong pemberdayaan perempuan, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, KB, sosial kemasyarakatan, dll. Terkait ajakan untuk mendukung gerakan She Decides, Dirjen Kesmas menyampaikan akan menindaklanjutinya terlebih dahulu di dalam negeri dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait, termasuk Kemen PP-PA, BKKBN, Kemenkeu, Bappenas, dll.
Rencana Tindak Lanjut Memastikan bahwa butir-butir komitmen Indonesia dapat dilaksanakan dengan baik guna mencapai target FP2020 Meningkatkan komitmen anggaran (Pemerintah, donor, dunia usaha) yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung program kesehatan reproduksi, termasuk KB Memperkuat advokasi, manajemen data, ketersediaan alokon, dan manajemen rantai pasok Meningkatkan akses remaja dan kaum muda terhadap KIE kesehatan reproduksi Mengkomunikasikan permintaan dukungan gerakan She Decides kepada lintas sektor terkait, termasuk Kemen PPPA, Kemenkeu, dll
Terima Kasih