Ns. YAYAH, S.Kep. Aspek Kesehatan Terabaikan PENYAKIT Hidup Praktis & Ekonomis Gaya Hidup Modern.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DIABETES MELLITUS.
Advertisements

Mungkinkah tidak punya gejala DM tapi dinyatakan menderita DM ? Mungkinkah punya gejala DM tapi dinyatakan tidak menderita DM?
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
Agar Gula Darah Tetap Stabil
Diabetes Melitus Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan.
Lemak dan protein Hindari daging berlemak
Diabetes melitus Ns. Herlina S.Kep.
PERAWATAN LANSIA DENGAN ARTRITIS GOUT (ASAM URAT)
DIABETES MELITUS Kelompok 2.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS
Penatalaksanaan diet PENDERITA CHF fc II ec HHD dd/CAD, AKI dd ACUTE CKD, dan DM TIPE II di Rs. UMUM TANGERANG Oleh: Siti Fatimah
Gizi seimbang untuk IBU HAMIL.
DIACONT.
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
Diabetes Mellitus.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
MENYIAPKAN DAN MENYAJIKAN HIDANGAN DIET
PENYAKIT DIABETES BY:SUN SIREGAR.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPOGLIKEMI DIABETES
Jenis-jenis Diet: Diet Makrobiotik, Diet Zona, dan Food Combining
CARA CERDAS MENGATUR MENU IBU HAMIL
GIZI UNTUK IBU HAMIL DAN KOMPLIKASI
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
A. Cara menghitung kebutuhan energi dan zat gizi sehari
DIABETES MELLITUS.
Jenis-jenis Diet: Atkins Diet dan South Beach Diet
KOMPLIKASI-KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN
ILMU GIZI GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
MANAJEMEN NUTRISI PADA DIABETES MELITUS
Diabetes, Tak Hanya Soal Kadar Gula
Tatalaksana Diabetes Melitus
DIABETES MELITUS (DM) SYAFRIANI
EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS
PERAWATAN LANSIA DENGAN ARTRITIS GOUT (ASAM URAT)
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
GIZI UNTUK LANSIA NAMA:RIKA OKTAVIA IA.
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
JUVENILE DIABETES By Ninis Indriani.
Diet yang Tidak Diperbolehkan
GIZI PADA LANSIA Intan Julianingsih I A.
HUBUNGAN GIZI DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
HIPERGLIKEMIA.
KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO PEKERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
NUTRISI PASIEN GANGGUAN HORMONAL (DIABETES MELLITUS)
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
DIABETES MILITUS RUMAH SAKIT TEBET
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
Oleh Meili rianita Skep Ners
1. Diet sehat DM (3J) 2. OLAHRAGA 3. HINDARI STRESS 4. Cek kadar gula darah secara teratur 5. Menghindari terjadinya luka 5 KUNCI SEHAT ALA DIABETESI.
Diabetes Melitus Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin.
Diabetes Melitus KELOMPOK I WIRDA YUNIANI THERESIA.
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
DIABETES MELITUS L/O/G/O.
Oleh : Tini Fajarwati (12.116)
Penyuluhan Kesehatan Diet Kelebihan Kolesterol. Apa itu Kelebihan Kolesterol??? Kondisi dimana jumlah kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.
EDUKASI PESERTA PROLANIS PRODHIMA OLEH : Dr M. EVARISTA.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPOGLIKEMI DIABETES PROLANIS KLINIK DAHLIA.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
DIABETES MELLITUS : Kenali, cegah, dan kendalikan Dr. Ema Mayasari UPTD PUSKESMAS TELAGASARI.
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
NEUROPATI DIABETIK POLI SARAF RSUD CILEGON. Diabetes Melitus (DM) atau Kencing Manis merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPOGLIKEMI DIABETES PENYULUHAN PROLANIS.
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Transcript presentasi:

Ns. YAYAH, S.Kep

Aspek Kesehatan Terabaikan PENYAKIT Hidup Praktis & Ekonomis Gaya Hidup Modern

Gaya hidup tidak sehat (makanan cepat saji, obesitas, kegiatan fisik kurang (kurang olahraga), gaya hidup monoton, stress) Masalah kesehatan  (Smelttzer & Bare, 2010)  Kemenkes RI (2014)  Hassali, Nazir, Saleem & Masood, 2015 Akca & Cinar, (2006) klien DM yang baru terdiagnosis, 12% dg komplikasi mikrovaskuler berupa neuropati.

 Diabetes Melitus merupakan kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer & Barre, 2010).  Kemenkes RI (2014) mendefisikan DM sebagai penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak cukup memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah.

Suatu penyakit kronis kompleks yg melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yg berkembang ke komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis (Long,1996)

1.Diabetes Mellitus Tipe 1 dikenal dengan diabetes tergantung insulin. Tipe ini berkembang jika sel-sel beta pankreas mengalami kerusakan sehingga memproduksi insulin terlalu sedikit atau tidak memproduksi sama sekali. A. Autoimun B. Idiopatik 2.Diabetes Mellitus Tipe 2 dikenal sebagai diabetes yang tidak tergantung insulin. DM tipe ini berkembang ketika tubuh masih menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya atau bisa juga insulin yang dihasilkan mengalami resistensi yang menyebabkan insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Sekitar 90-95% penderita DM adalah diabetes tipe 2.

3.Diabetes Mellitus Tipe Lain -Defek genetik fungsi sel β -DNA Mitokondria -Defek genetik kerja insulin -Penyakit eksonkrin pankreas (pankreatitis, Tumor/pankreatektomi) -Endokrinophati (akromegali, sindrome cushing, feokromositoma, hipertiroidism) -Karena obat/ zat kimia 4.Diabetes Gestasional Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM Tipe 2.

 Anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap  Evaluasi medis khusus diabetes pada pertemuan awal  Anamnesis keluhan hiperglikemia dan komplikasi  Pemeriksaan fisik tiap kali pertemuan : TB,BB, TD (diperiksa pada posisi tidur dan duduk) Tanda neuropati Mata Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki) kulit dan kuku  Laboratorium : Hb, leukosit, LED GDP dan GPP Urinalisis rutin

PEMERIKSAAN LABORATORIUM TAMBAHAN YANG DISARANKAN  HbA1c (glycosilated haemoglobin)  Mikroalbuminuria  Kreatinin  Albumin/termasuk SGPT  Kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida  EKG  Ro thorax

 Hilangnya tanda dan keluhan DM dan mempertahankan kenyamanan dan kesehatan.  Tercegahya dan terhambatnya progresifitas komplikasi mikroangioopati, makroangiopati, neuropati dengan tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas. Untuk itu dilakukan:  Pengendalian hiperglikemi, tekanan darah, berat badan, dan lipid, melalui pengeloaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan prilaku.

1. Edukasi 2. Perencanaan makan 3. Latihan Jasmani 4. Intervensi farmakologis 5. SWA monitoring Glukosa darah

 Pendekatan tim (perawat edukator diabetes, dokter, ahli gizi)  Komunikasi tim yang baik diperlukan untuk mencegah kebingungan pasien  Materi Edukasi: Pengetahuan tentang patofisiologi DM Komplikasi dan pencegahan komplikasi Diet Olah raga OHO dan insulin (termasuk cara penyuntikan insulin) Perawatan kaki Penanganan hipo dan hiperglikemi PGDM (Pemeriksaan Gula Darah Mandiri) Perawatan diri dikala sakit

 Tiap kali makan perlu kombinasi dengan komponen yang tinggi serat, dan rendah indeks glikemik  Menghitung kebutuhan kalori tentukan BBI dan IMT BBI=(TB-100)-10% Status gizi:  BB kurangBB<90% BBI  BB normalBB90-110% BBI  BB lebihBB> % BBI  BB gemukBB>120% BBI  IMT (Index Massa Tubuh) BB (dalam Kg) IMT = TB ²  Di bawah 18,5 = Berat badan kurang  18,5 – 22,9 = Berat badan normal  23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)  30 ke atas = obesitas

 Contoh perhitungan Kalori dengan rumus Broca:  BBI=(TB-100)-10% dikalikan dengan kebutuhan kalori untuk metabolisme basal (30kkal/kgBB untuk pria; 24 kkal/kgBB untuk wanita) Penambahan:  10-30% aktifitas  20% stress akut (penyakit) Koreksi bila gemuk  Makanan dibagi atas 3 porsi besar: pagi (20%), siang(30%), sore (25%) dan sisa untuk snack diantara makan pagi siang dan siang-sore. Selanjutnya perubahan disesuaikan dengan pola makan pasien.  Standar yang dianjurkan untuk komposisi makanan: KH60-70% Protein 10-15% Lemak20-25%

 INDEX GLIKEMIK adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan.  Makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah makanan cepat dicerna dan diserap, sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan cepat secara signifikan.  Makanan dengan indeks glikemik yang rendah mengalami pencernaan dan penyerapan yang lebih lambat sehingga peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah akan terjadi secara perlahan- lahan.

 Rendah, jika makanan memiliki indeks glikemik sebesar 55 atau kurang  Sedang, jika makanan memiliki indeks glikemik sebesar  Tinggi, jika makanan memiliki indeks glikemik sebesar 70 atau lebih

Contoh makanan yang mengandung indeks glikemik rendah adalah: Beras merah Roti gandum Buah-buahan, seperti apel, pisang, jeruk, pir, salak Sayuran, seperti bayam, kangkung, brokoli, kale, sawi, selada, kol, wortel Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang mede, kacang arab, kacang merah

 Nasi: 1 porsi = ¾ gelas = 100 gram = 175 kkal  Sayur: 1 porsi = 1 gelas = 100 gram = 25 kkal  Buah: 1 porsi = 1-2 buah = gram = 50 kkal  Tempe: 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gram = 75 kkal  Daging: 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gram = 75 kkal  Minyak: 1 porsi = 1 sendok teh = 5 gram = 50 kkal  Gula: 1 porsi = 1 sendok makan = 13 gram = 50 kkal TOTAL 500 Kkal

NoBahan Makanan atau penukarnya 2000 kkal Jumlah Porsi (P) PagiSelingan Pagi SiangSelingan SOre Malam 1Nasi5 1 ½1 ½ ½1 ½ 2Sayur41- 1 ½1 ½ - 1 ½1 ½ 3Buah Tempe Daging Minyak kelapa4,51½1 ½½1 7Gula2-½-1½ Total Sehari (Kkal)

Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance) Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, menulis, membaca, main game, main komputer, ngobrol.

Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility) Contoh: berlari kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda santai, bermain musik, jalan cepat.

Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misal karate, taekwondo, pencak silat ) dan outbond, kuli bangunan, tukang becak, dll.

 Jenis olah raga yang baik untuk pengidap DM adalah olah raga yang memperbaiki kesegaran jasmani. Oleh karena itu harus dipilih jenis olah raga yang memperbaiki semua komponen kesegaran jasmani yaitu yang memenuhi ketahanan, kekuatan, kelenturan tubuh, keseimbangan, ketangkasan, tenaga dan kecepatan.  Contoh jenis-jenis olah raga yang di anjurkan utuk penderita DM, adalah : 1) Jogging 2) Senam aerobic 3) Bersepeda santai 4) Berenang 5) Jalan santai 6) Senam kesehatan jasmani (SKJ)

1) Memperburuk kadar gula darah.  Maka hindarilah olahraga berat, latihan beban, dan olahraga kontak (tinju,yudo). Usahakan asupan cairan yang cukup. 2) Hipoglikemia akibat olahraga.  Monitor kadar gula darah dan siapkan makanan kecil. Maka hindarilah pemberian insulin dibagian tubuh yang aktif (berikan insulin di bagian perut). 3) Gangguan pada kaki.  Maka pakailah sepatu yang sesuai dan usahakan agar kaki selalu bersih serta kering. 4) Komplikasi jantung.  Maka periksalah kesehatan sebelum melakukan program olahraga. Lakukanlah program olahraga individu secara berkelompok. 5) Cedera otot dan tulang.  Selalu lakukan pemanasan dan pendinginan, intensitas latihan ditingkatkan bertahap, serta hindari latihan yang berlebihan. (Nabyl, 2009)

Intervensi farmakologis ditambahkan jika sasaran kadar glukosa darah belum tercapai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani Intervensi Farmakologis meliputi: 1. OHO (Obat Hipoglikemik Oral) 2. Insulin

Digolongkan berdasarkan cara kerjanya: 1. Pemicu sekresi insulin/secretagogue (Sulfonilurea dan Glinit); contoh: Glibenklamide, Daonil, Amaryl, Diamicron. Obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk penderita diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya. Senyawa- senyawa sulfonilurea sebaiknya tidak diberikan pada penderita gangguan hati, ginjal dan tiroid. Obat-obat kelompok ini bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar pancreas.

2. Penambah sensitifitas terhadap insulin (golongan Biguanida) Contoh : Metformin  Obat hipoglikemik oral ini bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan biguanida tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir tidak pernah menyebabkan hipoglikemia. Memperbaiki transport Glukosa ke dalam sel-sel otot. Mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis.

3. Penghambat absorbsi glukosa:penghambat oksidase alfa.  Generik:Acarbose (Glucobay)  Bekerja dengan cara menghambat absorbsi karbohidrat pada usus halus  lansung menurunkan GDPP.  Absorbsi dextrins, maltose, sucrose, and KH tergangu dengan pemberian Acarbose tetapi tidak menghambat penyerapan glucose dan lactose.  Dimakan bersamaan suapan pertama  Terapi Acarbose tidak menyebabkan peingkatan berat badan atau hipoglikemi (karena hanya berefek lokal).  KI: gangguan hepar, ginjal (keatinin>2mg/dl) dan GI  Efek samping: peningkatan flatus, nyeri abdominal, dan diare.

 Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa OHO atau OHO dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan sulfonilurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif. Kedua golongan obat hipoglikemik oral ini memiliki efek terhadap sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek saling menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada banyak penderita diabetes yang sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-sendiri.

INSULIN Mekanisme Kerja Insulin Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya. Disamping fungsinya membantu transport glukosa masuk ke dalam sel, insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme, baik metabolisme karbohidrat dan lipid, maupun metabolisme protein dan mineral.

DM tipe 1/IDDM DM tipe 2/NIDDM yang tidak berespon dengan pengobatan OHO DM tipe 2 dengan stress Penurunan BB yang cepat Ketoasidosis diabetik

 Dianjurkan untuk swa-monitor secara mingguan, misalnya 2-3 kali per minggu.  Jika ada pertimbangan ekonomi, minimum 1 minggu sekali.  Saat hari tes, supaya hasil SMGD bermanfaat untuk self-care, sebaiknya lakukan rejimen tes monitoring terstruktur/ terfokus berupa tes 2 point, yaitu glukosa pre-meal dan gluloksa post-meal.

 Pasien

 Akca, A.T., Cinar, S. (2006). Comparison of psychosocial adjustment in people with diabetes with and without diabetic foot ulceration. Australian Journal Of Advanced Nursing, 25(4). diperoleh dari  American Diabetes Association. (2013). Diagnosis and classification of DM. Diabetes care. Jan Vol 36.S67-S74 diperoleh dari  Arif, A.B., Budiyanto, A., Hoerudin. (2013) Nilai Indeks Glikemik Produk Pangan dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Diperoleh dari produk-pangan-dan-faktor-faktor-yang-memengaruhinya.pdf produk-pangan-dan-faktor-faktor-yang-memengaruhinya.pdf  Hassali, M.A., Nazir, S.U., Saleem, F., Masood, I. (2015). Literature review: Pharmacists' interventions to improve control and management in type 2 diabetes mellitus. InnoVision Health Media, Inc. By Proquest.com  Long, Barbara C, 1996, Perawatan Medikal Bedah, (Volume 2), Penerjemah: Karnaen, Adam, Olva, dkk, Bandung: Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan  Nabyl, R.A. (2009). Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus. Yogyakarta: Aulia Publishing.  Perkeni (2011). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.  Pusdatin Kemenkes RI (2014), Situasi dan analisis diabetes.  Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2010). Brunner & Suddarth's Textbook of Medical- Surgical Nursing. Philadhelphia: Arrangement With LippincottRaven Publisher.