Pembuatan/Rehabilitasi Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan TEDDY FIRMANSYAH, ST NIM : B RB.1021 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
Advertisements

LIMBAH RUMAH SAKIT KELOMPOK XII ERWIN MASARUHI
KEBIJAKAN IZIN TATA RUANG PADA KAWASAN PERUMAHAN
oleh Daud Thana PPLH Universitas Hasanuddin
13 MODUL 13 Stabilitas lereng (lanjutan) 1 Jurusan Teknik Sipil
SUMBER: Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI SUMBER:
PENCEMARAN LINGKUNGAN
DALAM RANGKA PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANDAL
DAMPAK PADA SUMBERDAYA AIR Oleh Suprapto Dibyosaputro, M.Sc. PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP UNIVESITAS GADJAH MADA.
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
NURDIN D1B Dampak Berdirinya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perubahan Mata Pencarian Masyarakat Sekitar.
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
Perencanaan Tata Guna Lahan
Pelayanan Publik pada PDAM Tirta Mayang Jambi
KELENGKAPAN DAN PROSES AMDAL
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL
Potensi Sumber Daya Air
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Urban Runoff Disusun oleh : Mukhlis Riki Darmawan L2C009124
PENGELOLAAN DAS TERPADU
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
MITIGASI LINGKUNGAN.
Masalah Pembangunan dan Lingkungan
Penyelamatan dan pelestarian sumber daya air
TRI NUGRAHA ADIKESUMA ST., MT.
LATAR BELAKANG PP TENTANG KAWASAN INDUSTRI
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL
PERMUKIMAN.
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
Parameter Standar, Kriteria dan Permasalahan Kesling
PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN DRAINASE LINGKUNGAN DI JAWA TENGAH
SARTIKA NISUMANTI, ST., MT
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN DRAINASE LINGKUNGAN
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Minimum Environmental Standards Environmental Quality Standards
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 5
5.
Pencemaran Sungai XI IPS 2 Di Susun Oleh : Ardya Ulviana (04)
TEKNIS PENYUSUNAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
Studi Kelayakan Bisnis
TEKNIK ANALISIS EKONOMI DAN SOSIAL
Pencemaran Lingkungan
RONA LINGKUNGAN.
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
PROPOSAL PENELITIAN   PENERAPAN SANITASI DI tempat rekreasi PANTAI TAMBAK REJO KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PROGRAM.
PERUNDANG-UNDANGAN SANITASI PERMUKIMAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
Pencemaran Lingkungan
Konservasi Air Untuk Keserjahteraan Hidup
KELOMPOK : 5 Maya armianti Herta utami Hendra ary p indryani
Ira Swara Febyola Manik Vina Rosmauli Pardede Fauzul Yusri
SELAMAT PAGI.
Upaya Mengurangi Genangan Air Akibat Hujan agar Meresap ke dalam Tanah
SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Pengelolaan drainase.
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
Sistem Drainase fakta, konsep, dan prinsip
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
DRAINASE. BEST PRACTICE  SISTEM DRAINASE  STRUKTUR ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN  OPERASI DAN PEMELIHARAAN  APLIKASI DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN 
SUMBER DAYA AIR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 4 dan 5
SUMBER DAYA AIR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 4 dan 5
Diskusi Draft Permen Pengganti Kepmen 1211k/1995
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
LIMBAH DAN PEMANFAATANNYA SERTA ETIKA LINGKUNGAN Oleh Kelompok 9 Denti Yana ( ) Emiyati ( ) Septika ( )
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
DAMPAK LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP DRAINASE KOTA Aulia Rahman Zulmi SMK – SMTI Padang.
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
Transcript presentasi:

Pembuatan/Rehabilitasi Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan TEDDY FIRMANSYAH, ST NIM : B RB.1021 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP 2016 Tugas UTS ANALYSIS DAMPAK LINGKUNGAN

2 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhaan air untuk kehidupan manusia dimana untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, perikanan, pertenakan dll. Untuk kebutuhan rumah tangga menghasilkan air kotor yang perlu dialirkan dan dengan makin bertambahnya pengetahuan manusia mengenal industri yang juga mengeluarkan limbah yang perlu di alirkan. Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhaan air untuk kehidupan manusia dimana untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, perikanan, pertenakan dll. Untuk kebutuhan rumah tangga menghasilkan air kotor yang perlu dialirkan dan dengan makin bertambahnya pengetahuan manusia mengenal industri yang juga mengeluarkan limbah yang perlu di alirkan.

Pada musim hujan terjadi kelebihan air berupa limpasan permukaan yang sering kali menyebabkan banjir sehingga manusia mulai berfikir akan kebutuhan sistem saluran yang dapat mengalirkan air lebih terkendali dan berkembang menjadi ilmu drainase. Lanjutan

Dalam pembahasan lebih lanjut akan di titik beratkan pada Pembuatan/Rehabilitasi Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan karena drainase yang lebih komplek terdapat pada wilayah perkotaan. Drainase perkotaan adalah ilmu khusus mengkaji kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada pada kota tersebut. Lanjutan

Masud dan Tujuan Memahami dampak apa saja yang akan muncul dari Pembangunan/Rehabilitasi Drainase Perkotaan Berwawasan, baik itu pada saat Pra, Pelaksanaan dan Pasca Konstruksi MAKSUD Merubah Paradigma Pembangunan Drainase Konvensional beralih ke Drainase Berwawasan Lingkingan TUJUAN

7 PEMBAHASAN Pelaksanaan, Tahap Pelaksanaan dan Dampak

Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan PENGERTIAN Drainase Perkotaan Sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan hidup manusia Drainase Perkotaan Sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan hidup manusia

Drainase Konvensional Membuang air genangan secepat-cepatnya ke sungai tanpa sebelumnya diresapkan kedalam tanah Drainase Berwawasan Lingkungan Pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Drainase Konvensional Membuang air genangan secepat-cepatnya ke sungai tanpa sebelumnya diresapkan kedalam tanah Drainase Berwawasan Lingkungan Pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. PENGERTIAN Terdapat 2 pola yang dipakai: 1.Pola detensi (menampung air sementara) 2.Pola retensi (meresapkan)

Di Wilayah Hulu Limpasan air hujan melalui saluran drainase dialirkan terlebih dahulu ke waduk/kolam tampungan untuk diresapkan (pola retensi sebagai upaya pengawetan/konservasi air). Kemudian kelebihan limpasan airnya dialirkan ke badan air terdekat. Di Wilayah Hulu Limpasan air hujan melalui saluran drainase dialirkan terlebih dahulu ke waduk/kolam tampungan untuk diresapkan (pola retensi sebagai upaya pengawetan/konservasi air). Kemudian kelebihan limpasan airnya dialirkan ke badan air terdekat. Konsep Pembangunan

Di Wilayah Tengah Limpasan air hujan melalui saluran drainase dialirkan terlebih dahulu ke waduk/kolam tampungan untuk ditampung sementara atau diresapkan apabila memungkinkan (pola retensi dan pola detensi). Kemudian kelebihan limpasan airnya dialirkan ke badan airterdekat. Di Wilayah Tengah Limpasan air hujan melalui saluran drainase dialirkan terlebih dahulu ke waduk/kolam tampungan untuk ditampung sementara atau diresapkan apabila memungkinkan (pola retensi dan pola detensi). Kemudian kelebihan limpasan airnya dialirkan ke badan airterdekat. Konsep Pembangunan

Di Wilayah Hilir Air limpasan saluran dialirkan melalui saluran drainase ke waduk/kolam untuk penampungan sementara (pola detensi) sebelum dialirkan atau dipompa ke badan air (sungai atau laut). Di Wilayah Hilir Air limpasan saluran dialirkan melalui saluran drainase ke waduk/kolam untuk penampungan sementara (pola detensi) sebelum dialirkan atau dipompa ke badan air (sungai atau laut). Konsep Pembangunan

1.Tanggul keliling untuk melindungi dari rob 2.Dam untuk membendung sungai. Dam merupakan bagian dari tanggul keliling. 3.Stasiun pompa, untuk mengalirkan air hujan dan menjaga tinggi muka air dalam polder 4.Kolam retensi

Saluran Drainase

Kolam Retensi Tawang Semarang

Rumah Pompa

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Pra Konstruksi Dampak Sosial – Pembebasan Lahan (Teriadinya spakulasi tanah; Ketidak pastian atas besarnya ganti rugi;Pemborosan, Gangguan kamtibmas;Gangguan psikologis) Pra Konstruksi Dampak Sosial – Pembebasan Lahan (Teriadinya spakulasi tanah; Ketidak pastian atas besarnya ganti rugi;Pemborosan, Gangguan kamtibmas;Gangguan psikologis) Dampak Yang Mungkin Akan Terjadi Konstruksi Dampak Lingkungan Fisik Dampak Lingkungan Sosekbud Dampak Biologi Konstruksi Dampak Lingkungan Fisik Dampak Lingkungan Sosekbud Dampak Biologi Pasca Konstruksi Dampak Lingkungan Fisika-kimia Dampak Lingkungan Sosekbud Dampak Biologi Pasca Konstruksi Dampak Lingkungan Fisika-kimia Dampak Lingkungan Sosekbud Dampak Biologi

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan survey lapangan pada Sikap dan Persepsi masyarakat No. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Uraian 1)Sumber Dampak PentingSurvey lapangan oleh Proyek DPBL dan Tim Studi UKL-UPL: menimbulkan keingin-tahuan dan spekulasi dari sebagian anggota masyarakat di sekitar tapak proyek terhadap kepastian lokasi, belum jelasnya besaran tali asih atau kompensasi lahan, adanya persetujuan atau penolakan masyarakat tanpa dasar yang jelas oleh masyarakat. Dampak positif atau negatif 2)Upaya Pengelolaan Dampak Melaksanakan sosialisasi rencana kegiatan untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat tentang: (a) tujuan dan manfaat pembangunan dan pengoperasian DPBL, (b) adanya kompensasi, tali asih lahan, tanaman, bangunan yang lahannya digunakan sebagai lokasi DPBL, (c) adanya proses pembebasan lahan yang berpedoman pada norma-norma yang berlaku, dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat dan menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai dengan mekanisme yang disepakati. Melaksanakan komunikasi dan dialog antara MSW dengan masyarakat luas untuk memperoleh umpan balik yang efektif dan menangkap aspirasi logis yang berkembang di masyarakat. 3)Upaya Pemantauan DampakPemantauan dampak dilakukan terhadap: Pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan masyarakat di sekitar tapak proyek mengenai rencana DPBL di sekitar permukimannya. 4)Tolok ukur dampakMasyarakat mengetahui adanya rencana pembangunan dan pengoperasian DPBL pada lokasi yang ditetapkan sehingga ketidak pastian dan spekulasi dari masyarakat dapat dicegah 5)Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Masyarakat setempat dan permukiman lainnya yang berkepentingan 6)Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Pra Konstruksi (sebelum kegiatan pengadaan lahan dilaksanakan)

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengadaan lahan terhadap Sikap dan Persepsi masyarakat No. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Uraian 1) Sumber Dampak PentingPengadaan lahan untuk lokasi DPBL terhadap Sikap dan Persepsi Masyaraka t: Kepuasan atau ketidak puasan besaran kompensasi atau tali asih terhadap lahan, berkenaan dengan taksiran luas dan nilai tanaman yang tergantung kepada status lahan, tanaman yang ada, pengakuan penggunaan lahan oleh oknum masyarakat, serta ketidak inginan pengguna lahan untuk melepas lahannya. Dampak akan positif apabila masyarakat puas dengan nilai tali asih, sebaliknya negatif apabila masyarakat menolak. Dampak lanjutannya adalah pemenuhan jadwal proyek DPBL. 2) Upaya Pengelolaan DampakMelaksanakan pembebasan lahan berpedoman pada peraturan yang berlaku, dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat dan menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai dengan mekanisme yang disepakati. Pengawasan dan keterbukaan terhadap proses penilaian lahan, tanaman, bangunan yang akan dibebaskan 3) Upaya Pemantauan DampakPemantauan dampak dilakukan terhadap: Kesepakatan antara proyek dan masyarakat untuk nilai tali asih atau kompensasi terhadap tanaman, bangunan yang dibebaskan Proses penyerahan nilai kompensasi dan tali asih kepada masyarakat yang bersangkutan 4) Tolok ukur dampakTerhadap dampak positif: Pembebasan lahan masyarakat untuk DPBL berlangsung lancar Masyarakat pemilik lahan merasa puas terhadap nilai kompensasi dan tali asih yang diterimanya Terhadap dampak negatif: Adanya konflik antara pihak yang sebelumnya memanfaatkan lahan tapak proyek dalam penyelesaian pembebasan lahan. 5) Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Masyarakat setempat 6) Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Pra Konstruksi (sebelum kegiatan Konstruksi dilaksanakan)

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengadaan material bangunan terhadap Kualitas Udara No. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Uraian 1)Sumber Dampak PentingPengadaan material bangunan terhadap Kualitas Udara : Material yang sebagian didatangkan dari lokasi terdekat dengan tapak proyek seperti pasir dan tanah urug diprakirakan menyebabkan perubahan kualitas udara, terutama debu. Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas kendaraan beban (sekitar 18 unit truk per jam) akan melampaui baku mutu maksimum yang dipersyaratkan. Sedangkan kadar gas CO, SO 2 dan NO 2 meskipun meningkat namun masih dibawah nilai baku mutu. 2)Upaya Pengelolaan DampakPembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimum 40 km/jam di jalan umum dan 25 km/jam di jalan desa Mangatur frekwensi lalu-lintas dengan menghindari konvoi armada pengangkut Melakukan penyiraman di ruas jalan desa yang padat penduduknya pada musim kemarau 3)Upaya Pemantauan Dampak Lalu lintas kendaraan angkutan material proyek DPBL yang dioperasikan (frekuensi kendaraan, kecepatan kendaraan) yang melalui jalan desa Penanganan dan penyelesaian kasus lalu lintas dan kasus lainnya yang berkenaan dengan kegiatan proyek Kadar debu, CO, SO 2 dan NO 2 4)Tolok ukur dampakTerhadap dampak negatif: Masyarakat yang terkena dampak mengajukan protes timbulnya paparan debu akibat lalu lintas kendaraan pengangkutan material dan bahan bangunan Adanya kecelakaan lalulintas yang secara langsung atau tidak langsung melibatkan kegiatan proyek 5)Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Masyarakat setempat 6)Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Konstruksi (selama pengangkutan material dan bahan konstruksi)

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pembangunan prasarana dan sarana DPBL terhadap Tanah No. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Uraian 1)Sumber Dampak PentingPembukaan dan pematangan lahan DPBL terhadap Tanah: Tumpukan tanah yang tidak dikelola akan menyebabkan terjadinya erosi pada tumpukan tanah ditempat penumpukan. Pembersihan lahan akan menyebabkan hilangnya tanaman penutup tanah yang berfungsi mencegah erosi. Erosi akan mengangkut sejumlah massa tanah sehingga akan menurunkan kualitas tanah dan mempengaruhi kualitas air tanah dengan meningkatkan sedimen terlarut. Erosi dan longsornya tanah dapat menyebabkan terjadinya dampak lanjutan berupa peningkatan kekeruhan air di Sungai. 2)Upaya Pengelolaan DampakTumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada lahan yang akan dijadikan taman. Pencegahan erosi dengan membuat terasering. Alur sungai dan vegetasinya semaksimal mungkin tetap dipertahankan seperti keadaan aslinya. 3)Upaya Pemantauan DampakPemantauan dampak dilakukan terhadap: Erosi dan stabilitas lahan yang dimatangkan Keberadaan ekosistem dan alur sungai dalam tapak proyek. 4)Tolok ukur dampakTerhadap dampak negatif: Indikasi atau gejala terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah Perubahan alur sungai dan vegetasinya dalam tapak proyek 5)Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Masyarakat setempat 6)Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Konstruksi (selama pengangkutan material dan bahan konstruksi)

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap ekonomi No. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Uraian 1)Sumber Dampak PentingPengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap Ekonomi : Pengerahan tenaga kerja akan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Peluang kesempatan kerja bagi masyarakat lokal relatif terbatas karena yang dibutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu. Jumlah tenaga kerja lokal yang dapat untuk kegiatan konstruksi diperkirakan kurang dari 40% dari kebutuhan. 2)Upaya Pengelolaan DampakMendorong berkembangnya perekonomian lokal seperti toko, kios, warung dengan penyediaan bahan keperluan sehari-hari secara lengkap, mencukupi, dan berkualitas dengan harga bersaing. Mengadakan pembinaan terhadap eks. karyawan yang di PHK untuk pemanfaatan pesangon sebagai modal usahanya 3)Upaya Pemantauan DampakPemantauan dampak dilakukan terhadap: Masyarakat lokal yang bekerja pada MSW atau kontraktornya dan tempat permukimannya. Perubahan perekonomian lokal yang diamati dari peningkatan jumlah usaha ekonomi, fisik bangunan di permukiman sekitar tapak proyek. 4)Tolok ukur dampakTerhadap dampak positif: Terserapnya jumlah tenaga kerja lokal Jumlah unit usaha di daerah-daerah yang berdekatan dengan lokasi proyek dan pemukiman tenaga kerja pendatang tumbuh secara signifikan Adanya perubahan tampilan fisik di permukiman sekitar tapak yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat 5)Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Masyarakat setempat 6)Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Konstruksi (selama pengangkutan material dan bahan konstruksi)

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap SosBud No. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Uraian 1)Sumber Dampak PentingPengerahan dan pengurangan tenaga kerja terhadap Budaya : tenaga yang berasal dari luar daerah diprakirakan akan berdampak terhadap kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Dampak yang mungkin timbul berupa berubah atau bergesernya nilai dan norma budaya akibat terpengaruh oleh adat dan norma yang bersumber dari tenaga kerja luar daerah. Meningkatnya interaksi sosial sehubungan dengan adanya pendatang yang bekerja sebagai buruh maupun tenaga ahli juga dapat merubah pola dan struktur pranata sosial yang telah ada. Masuknya pendatang sebagai tenaga kerja pada MSW untuk proyek PLTU secara sosial budaya potensial berdampak negatif penting 2)Upaya Pengelolaan Dampak Membantu memelihara keharmonisan hubungan antar kelompok Membantu melestarikan norma dan nilai budaya yang positif dan kondusif Memberi keteladanan budaya kerja profesional yang jujur dan bertanggung jawab Membantu menumbuhkan kesadaran untuk saling menghargai perbedaan latar belakang budaya pekerja pendatang dan budaya lokal 3)Upaya Pemantauan DampakPemantauan dampak dilakukan terhadap: Perubahan sosial budaya masyarakat lokal Penerimaan masyarakat lokal terhadap pendatang dari luar daerah Interaksi sosial antara masyarakat lokal dan pendatang dari luar daerah 4)Tolok ukur dampakTerhadap dampak negatif: Perubahan norma dan nilai/gaya hidup masyarakat setempat Perubahan pola kekerabatan dan nilai agama 5)Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Masyarakat setempat 6)Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Konstruksi (selama pengangkutan material dan bahan konstruksi)

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada dampak kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan DPBL terhadap KesMas. No. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Uraian 1)Sumber Dampak PentingTerjadinya peningkatan beberapa polutan udara di udara ambien sekitar proyek, terutama terhadap bau sampah di sekitar pintu penyaringan sampah. yang dapat menjadi pemicu terjadinya kasus penyakit yang berhubungan dengan pernafasan. Penyakit ini dapat membentuk pola kejadian penyakit dalam masyarakat yang ditentukan oleh sanitasi lingkungan 2)Upaya Pengelolaan Dampak Mendukung pelaksanaan pembangunan sektor kesehatan melalui bantuan fasilitas dan bantuan pelayanan kesehatan bagi karyawan DPBL, kontraktor dan masyarakat sekitar lokasi. Mengendalikan peningkatan jumlah angka kesakitan melalui pembatasan penyebaran debu serta mengeleminir penyebaran limbah cair Memelihara tingkat kesehatan masyarakat baik di lingkungan kerja dan pemukiman karyawan dan masyarakatnya. 3)Upaya Pemantauan DampakPemantauan dampak dilakukan terhadap: Efektifitas dan hasil pengelolaan lingkungan hidup dalam memelihara tingkat kesehatan masyarakat baik di lingkungan kerja dan pemukiman karyawan dan masyarakat di sekitarnya. Pola penyebaran penyakit dan keterkaitannya dengan kadar debu ambient dan sanitasi lingkungan 4)Tolok ukur dampakTerhadap dampak negatif: Adanya penyebaran penyakit yang terkait dengan peningkatan kadar debu ambient, penurunan kualitas air dan kondisi sanitasi lingkungan Angka kesakitan 5)Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Masyarakat setempat 6)Periode Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Setiap 6 (enam) bulan dalam musim hujan dan musim kemarau

Penaganan dampak lingkungan dalam pembangunan suatu proyek harus tetap dipertimbangkan, guna mengeliminir dampak- dampak negatip yang terjadi di masyarakat mulai dari persiapan, pelaksanaan dan paska pelaksanaan pembangunan. Karna partisipasi masyarakat setempat mempunyai peranan penting dalam keberhasilan dan keberlangsungan suatu proyek pekerjaan infrastruktur.. KESIMPULAN