DEPRESIASI
PEMBAHASAN Pengertian depresiasi dan nilai sisa Metode garis lurus Metode unit produksi Metode saldo menurun berganda Metode jumlah angka tahun PEMBAHASAN
Depresiasi dan nilai sisa Depresiasi (penyusutan) adalah penyebaran biaya ke periode-periode. Nilai sisa adalah perkiraan nilai aktiva tetap setelah dipakai sesuai umur ekonomisnya. Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan metode garis lurus, metode unit produksi, metode saldo menurun berganda, metode jumlah angka tahun.
Metode garis lurus Metode ini disebut juga straight line method. Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan paling luas dipakai. Metode ini beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya akan sampai akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut. Rumus : Depresiasi = Harga perolehan – nilai sisa Taksiran umur manfaat
Contoh soal Jika harga perolehan mesin Rp 1.700.000 nilai sisanya Rp 200.000 dan umur manfaat taksirannya 5 tahun maka depresiasi garis lurus akan menjadi sebesar : Depresiasi = Harga perolehan – nilai sisa Taksiran umur manfaat = Rp 1.700.000 – Rp 200.000 5 tahun = Rp 300.000 / tahun
METODE UNIT PRODUKSI metode ini adalah unit of production method. Metode ini lebih tepat untuk dipakai dalam penentuan depresiasi jika pemakaian alat sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Metode ini beban penyusutan aktiva tetap didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan Rumus : Depresiasi = depresiasi per unit x pemakaian atau Depresiasi = Harga perolehan – nilai sisa x pemakaian umur taksiran (dalam unit produksi)
Suatu mesin dibeli pada tanggal 5 Januari seharga Rp 1. 500 Suatu mesin dibeli pada tanggal 5 Januari seharga Rp 1.500.000, mempunyai taksiran usia manfaat 30.000 jam dan nilai sisa Rp 300.000. Dalam tahun pertama operasinya mesin tersebut dipakai selama 15.000 jam. Berapa depresiasinya jika dihitung dengan metode unit produksi ? Depresiasi = (Harga perolehan – nilai sisa) x pemakaian Taksiran usia manfaat = (Rp 1.500.000 – Rp 300.000) x 15.000 jam 30.000 jam = Rp 600.000 Contoh soal
Metode saldo menurun berganda Istilah lain metode ini adalah double declining balance method. Metode ini tidak diakuinya nilai sisa dan menghasilkan jumlah depresiasi yang lebih besar pada tahun-tahun yang lebih awal. Tarif depresiasi garis lurus tanpa nilai sisa diduakalikan dengan nilai buku aktiva pada awal tiap-tiap periode. Nilai bukunya terus menurun dari tahun ke tahun maka depresiasinya makin lama maka makin mengecil. Rumus : Tarif depresiasi = 100 % x 2 Taksiran umur manfaat Metode saldo menurun berganda
Dengan menggunakan metode saldo menurun berganda, hitunglah nilai buku pada akhir tahun pertama dari suatu aktiva yang dibeli pada tanggal 8 April seharga Rp 6.000.000 yang memiliki nilai sisa Rp 800.000 dan taksiran umumr manfaat 50 tahun ? Jawab : Tarif depresiasi = 100 % x 2 Taksiran umur manfaat = 100 % x 2 50 = 4 % Contoh soal
Contoh soal Depresiasi tahun ke 1 = Harga perolehan x Tarif depresiasi = Rp 6.000.000 x 4 % per tahun = Rp 240.000 setahun Depresiasi tahun 1 disesuaikan dengan banyaknya bulan yang menikmati adalah Rp 240.000 x 9 = Rp 180.000 12 Nilai buku akhir tahun ke 1 = Harga perolehan – depresiasi = Rp 6.000.000 – Rp 180.000 = Rp 5.820.000 Contoh soal
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN Dengan metode ini, tahun-tahun yang menjadi umur manfaat aktiva ditandai dengan angka tahun 1, 2, 3 dan seterusnya, dan jumlah depresiasi dihitung berdasarkan pada serangkaian angka pecahan yang denominator (penyebut)nya diambil dari jumlah rentetan angka tahun tersebut. Angka tahun yang terbesar digunakan sebagai numerator (pembilang) dari angka pecahan untuk depresiasi tahun pertama, angka tahun terbesar kedua sebagai pembilang dari angka pecahan untuk depresiasi tahun kedua, dan seterusnya Rumus : S = N (N+1) 2 METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
Contoh Soal Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun, hitunglah depresiasi tahun pertama dari bajak salju yang dibeli oleh PT “Sekawan” seharga Rp 800.000 dan memiliki taksiran umur manfaat 15 tahun dan nilai sisa Rp 150.000. Jawaban : S = N (N+1) = 15 (15+1) = 15 (16) = 120 2 2 2 Angka pecahan untuk depresiasi tahun pertama = N = 15 S 120 Jumlah terkena depresiasi = Harga perolehan – Nilai Sisa = Rp 800.000 – Rp 150.000 = Rp 650.000
Depresiasi tahun ke 1 = Jumlah terkena depresiasi x angka pecahan depresiasi = Rp 650.000 x 15 120 = Rp 81.250 JAWABAN
Latihan soal
TERIMA KASIH