ANA DHAOUD DAROIN
A. KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PRA-AKSARA DI INDONESIA Bila ditinjau dari sistem mata pencahariannya, perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pra-aksara melelui beberapa tahap,yaitu : 1,Masyarakat berburu dan meramu 2.Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut 3.Masyarakat bercocok tanam dan beternak 4.Masyarakat perundagian
Perkembangan masyarakat pada masa ini berjalan sangat lamban. Manusia hidup tergantung dengan alam,makanan diperoleh dengan cara berburu,mengumpulkan umbi-umbian dan menangkap ikan. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil,hal ini untuk memudahkan langkah dan gerak mereka dalam mengikuti binatang buruannya,atau mengumpulkan makanan, Hidup berpindah-pindah tempat (nomaden) Pemilihan pemimpin dengan menggunakan sistem Primus Inter Pares. Menggunakan berbagai alat dari batu dan tulang
Mereka hidup masih tergantung dengan alam Mulai lama tinggal disuatu tempat,di dalam gua- gua (semi sedentair ). Karena tidak lagi berpindah-pindah tempat,mereka memiliki waktu luang untuk melakukan hal lain seperti membuat lukisan di dinding gua yang mereka tinggali. Lukisan yang mereka buat masih berkaitan dengan kepercayaan awal : penghormatan kepada arwah nenek moyang,menggambarkan binatang buruan,atau binatang yang dianggap suci dan gambar telapak tangan yang berwarna merah (sebagai penolak roh jahat dan upacara kesuburan ).
Mereka sudah hidup menetap,sudah ada perkampungan yang dekat dengan mata air,seperti sungai. Adanya pembagian kerja secara sederhana antara laki-laki dan perempuan,laki-laki tugasnya ada hubungannya dengan mengerjakan lahan,sedangkan perempuan berkaitan dengan tugas-tugas penyelenggaraan rumah tangga. Dalam corak bercocok tanam mereka mulai menggarap tanahnya dan berusaha menyimpan makanannya dengan cara mengawetkan.Bentuk kerja mereka adalah dengan cara berhuma,dan ladang berpindah.
Pengertian Perundagian adalah pertukangan,artinya orang yang memiliki ketrampilan atau kemampuan dalam melakukan pekerjaan tertentu. Telah memiliki kehidupan yang menetap (sedenter). Hasil kebudayaan berkembang dengan pesat,seperti benda- benda yang terbuat dari : perunggu,besi, dan gerabah yang sangat halus,serta perhiasan / manik-manik yang terbuat dari batu-batuan,dan dari kulit kerang. Mata pencaharian adalah pertanian dengan cara berladang dan bersawah,masyarakatnya sudah mengenal perdagangan dengan sistem barter. Sistem kepercayaan yang berkembang adalah pemujaan taerhadap roh nenek moyang, yang didahului persembahan terhadap roh nenek moyang ( ditemukannya bangunan pemujaan ).
Pengertian Kebudayaan Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, dapat berwujud benda maupun abstrak. Kebudayaan sangat dipengaruhi oleh perkem-bangan masyarakat maupun secara keseluruhan. Menurut Arnold J.Toynbe : kebudayaan timbul dan berkembang sebagai upaya manusia untuk menjawab tantangan yang ada pada alam sekitar.
Menurut Koentjaraningrat terdapat 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal,yaitu : 1.sistem religi 2.sistem sosial/organisasi 3.sistem pengetahuan 4.bahasa 5.kesenian 6.sistem mata pencaharian 7.sistem peralatan hidup/ tekhnologi
Bila dilihat dari benda-benda hasil budaya manusia purba, Maka tahap-tahap perkembangan kebudayaan masyarakat Awal di Indonesia dikelompokkan dalam pembabakan zaman Sebagai berikut : 1. ZAMAN PALEOLITHIKUM Pada zaman ini terdapat 2 kebudayaan yaitu : kebudayaan Pacitan dan Ngandong, di kebudayaan Pacitan ditemukan alat-alat dari batu, yang disebutkapak genggam (chopper). Sedangkan di kebudayaan Ngandong banyak ditemukan artefak dari tulang dan kapak genggam yang mempunyai ciri yang khas. Manusia pendukungnya adalah; homo soloensis, Meganthropus dan Pitecantropus erectus.
2. ZAMAN MESOLITHIKUM Zaman ini berkembang pada zaman holocen. Perkembang -an kebudayaan zaman ini berlangsung lebih cepat dari masa sebelumnya,hal ini disebabkan antara lain oleh : a). keadaan alam yang sudah stabil, memungkinkan manusia dapat hidup tenang dan mengembangkan kebudayaannya. b). manusia pendukungnya adalah Homo sapiens. Hasil kebudayaannya adalah : kapak sumatera /kapak genggam (pebble culture),alat-alat dari tulang ( bone-culture),dan tradisi serpih belah (flakes culture).
Para ahli sejarah sepakat untuk menyebut bahwa masa ini adalah masa revolusi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia purba. Mereka mulai menetap dan mengembangkan bercocok tanam. Untuk masalah tempat tinggal mereka sudah menetap sementara di pantai atau di gua-gua,dan kemudian membangun rumah panggung. Peralatan yang dihasilkan sudah lebih diperhalus,jika dibandingkan dengan masa Mesolithikum.
Kebudayaan Neolithikum di Indonesia dibagi menjadi 2 1. Kebudayaan Kapak Persegi Kapak persegi merupakan nama yang diberikan Von Heine Geldren untuk kapak yang berbentuk memanjang dengan penampang lintang trapesium maupun persegi panjang.Bahan yang digunakan adalah batu api dan chalcedon,kapak ini banyak ditemukan di daerah jawa, Sumatera, Kalimantan dan Nusa tenggara. Pendukung kebudayaan ini adalah Ras Proto Melayu, yang bertempat tinggal di Indonesia bagian Timur. I
2.Kebudayaan Kapak Lonjong Adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur,dengan ujungnya yang lancip sebagai tempat tangkai yang diikat menyiku.Persebarannya disekitar Indonesia bagian Timur : Sangihe Talaud, Sulawesi, Flores dan Maluku, Kapak lonjong memiliki 2 ukuran : ukuran kecil (kleinbeil) dan ukuran besar (walzenbeil). Selain Itu ada pula ditemukan gerabah untuk keperluan rumah tangga dan upacara yang ditemukan dibukit kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan.Pendukung kebudayaan ini adalah Ras Melayu Melanesoid.
Megalithikum merupakan kebudayaan yang menghasilkan bangunan dari batu besar (mega= besar, lithos = batu). Kebudayaan ini muncul pada masa Neolithikum. Yang membedakan keduanya adalah adanya alat peninggalan berbentuk batu besar dan berhubungan dengan sistem kepercayaan yang mereka anut,seperti Animisme,Dinamisme dan Totemisme. Persebaran kebudayaan ini terdapat di Nias, Flores, Sumba dan Toraja
1. MENHIR Adalah tiang atau tugu batu tunggal yang didirikan untuk menghormati roh nenek moyang.Menhir banyak ditemukan di Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah (Gunung Kidul, Playen, Sukoliman, dan Rembang). Menhir ada 2 jenis : ada yang memiliki illustrasi ditugu batu dan ada yang tidak memiliki illustrasi ditugu batu tersebut.
2.DOLMEN Adalah meja yang berkakikan menhir,dolmen digunakan sebagai tempat sesaji untuk pemujaan pada roh nenek moyang.Dolmen ada juga yang berbentuk peti mati dan didalamnya berisi tulang belulang manusia serta beberapa benda yang disertai,seperti periuk,gigi binatang dan porselen. Dolmen banyak sekali ditemukan di Nusatenggara, Lampung dan Sumatera.
3.SARKOFAGUS Adalah lesung yang mempunyai tutup dan berfungsi sebagai peti mati atau keranda.Bentuknya bermacam- macam : ada yang seperti binatang (Pejeng) atau ada yang bulat utuh.Peti mayat ini ditemukan di situs Pejeng Bali dan beberapa daerah di Jawa Barat (kuningan)
4. PUNDEN BERUNDAK-UNDAK Merupakan bangunan batu yang disusun secara bertingkat. Biasanya pada punden berundak terdapat menhir. Fungsi Punden berundak adalah sebagai sebagai tempat pemujaan, sekilas bangunan ini berupa anak tangga yang tersusun rapi hingga keatas. Bangunan ini dapat ditemukan di Lebak Sibedug, Banten Selatan, Kuningan, Pasirangin.
5.WARUGA/PETI KUBUR Adalah kubur batu yang terbuat dari batu utuh, namun berbentuk bulat, ada pula yang kubus. Waruga dapat ditemukan di daerah Sulawesi Utara dan Tengah, Minahasa.
6. ARCA BATU Arca-arca Megalith biasanya menggambarkan binatang, manusia. Binatang yang terdapat di arca antara lain : Gajah, Kerbau, Harimau dan Monyet. Arca-arca tersebut dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Selatan. Arca ini terus berkembang hingga kebudayaan Logam, yang tadinya dibuat dari batu diganti dengan logam.
ARCA BATU (GAJAH) DARI PASEMAH (SUM-SEL)
Von Heine Geldren membagi kebudayaan Megalithikum menjadi 2 : 1).Megalithik Tua, Kebudayaan ini dibawa oleh pendukung kebudayaan kapak persegi, menghasilkan : Menhir, punden berundak dan arca batu,menyebar pada zaman Neolithikum. 2).Megalithik Muda Didukung oleh kebudayaan Dongson,menghasilkan kubur peti batu, dolmen, waruga, sarkofagus dan arca batu.
Disebut zaman logam karena alat-alat penunjang kehidupa manusia sebagian besar terbuat dari logam. Zaman ini dapat dinamakan sebagai revolusi tahap kedua oleh masyarakat awal Indonesia (telah mampu mengolah dan melebur logam). Pembuatan benda-benda dari logam menggunakan tekhnik A Cire Perdue (caranya benda yang dikehendaki di buat dulu dari lilin,lengkap dengan bagian-bagiannya-kemudian lilin dibungkus dengan tanah liat dan selanjutnya dipanaska sehingga lilin menjadi cair-selanjutnya logam cair dituangkan dalam cetakan dan setelah dingin dipecahkan hingga terbentuklah peralatan yang dikehendaki)
Zaman logam sangat kuat dipengaruhi oleh kebudayaan dari Indo China,lebih tepatnya adalah kebudayaan Dongson,karena alat-alat yang ditemukan pada masa ini sama dengan yang ditemukan di daerah Dongson,Vietnam (penyebarannya ke Indonesia pada sekitar tahun 500 SM). Zaman logam terbagi menjadi 3 zaman : 1).Zaman Tembaga 2).Zaman Perunggu 3).Zaman Besi Zaman Tembaga tidak pernah berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia,dan berkembang diluar Indonesia.
HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN LOGAM 1. NEKARA Atau lebih dikenal dengan nama Dongson Drum,ber- bentuk berumbu yang mempunyai pinggang dibagian tengahnya serta tutup di atasnya.Nekara terbuat dari perunggu dengan garis tengah 160 cm dan tinggi 198 cm,nekara ada yang diberi hiasan ada yang tidak. Fungsi nekara sebagai alat upacara dan dianggapsakral,di Bali nekara sering disebut sebagai The Moon of Pejeng.(nekara terbesar)
Di daerah lain,seperti Alor,banyak ditemukan nekara berbentuk kecil memanjang yang disebut Moko dengan bentuk hiasan zaman Majapahit sampai zaman abad ke-19. Nekara juga menjadi bukti adanya hubungan antar wilayah Indonesia dan dunia luar,seperti terlihat pada hiasan nekara yang ditemukan di kepulauan Selayar dan Kei dengan hiasan Gajah,Merak dan Harimau,pada hal binatang tersebut tidak terdapat di daerah tersebut.
Kapak ini berbentuk corong dengan belahan,kapak ini disebut juga kapak sepatu,karena bentuknya yang menyerupai sepatu. Fungsi kapak ini disamping untuk alat juga dipergunakan untuk alat upacara atau sebagai tanda kebesaran dari kepala suku. Jenis kapak ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan,Bali,P.Rote,Sulawesi Selatan dan Tengah,sementara kapak kecil untuk alat upacara dan hiasan ditemukan di Yogyakarta,sementara kapak yang terindah ditemukan di P.Rote.
Seperti halnya kapak corong,candrasa juga merupakan alat upacara dan dibuat dalam bentuk yang sangat indah penuh dengan ragam hias. Candrasa merupakan bukti bahwa kemampuan bangsa Indonesia dalam membuat benda-benda dari logam (perunggu). Pembuatannya dengan menggunakan 2 tekhnik yaitu A-Cire Perdue dan Bivalve.
Pada masa ini arca perunggu memiliki 2 bentuk yaitu manusia dan binatang (kerbau berbaring, kuda berdiri, kuda dengan pelana. Persebarannya di daerah Bangkinang, Lumajang, Palembang dan Bogor. Fungsi benda ini adalah sebagai penyimbolan dari sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan supra- natural (gaib).
Perhiasan ini berbentuk cincin, gelang, kalung, liontin serta manik-manik,umumnya benda ini tidak memiliki pola hias,tetapi ada juga yang berpola geometrik dan berpola binatang. Persebaran benda tersebut terletak di Bali, Bogor, Yogyakarta dan Malang. Fungsi perhiasan ini bagi masyarakat sebagai simbol kekayaan atau kemewahan,akan tetapi ada juga sebagai bekal kubur dan alat tukar serta sebagai benda pusaka.
Manusia pendukung kebudayaan logam adalah Deutro Melayu yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Dongson. Selain itu ada pula percampuran antara Deutro dan Proto Melayu yaitu Melayu Mongoloid dan Papua Melanesoid yang berasal dari Austro Melanesoid.