Bagaimana menciptakan/membuat/menyusun segala bentuk dan warna didalam suatu frame, untuk mencapai/menghasilkan Look dan Mood tertentu.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN M.SUYANTO
Advertisements

Exel J. Permadi Teori Film dan Televisi
CREATE A MOVIE Ika Arfiani, S.T..
MENGENAL PRODUKSI FILM Oleh : Pipin Piniman, S. Kom.
Kontrak Kuliah dan Pengantar
VIDEO.
DESAIN TATA RUANG TOKO DAN VISUALISASI BARANG DAGANGAN
MENERAPKAN TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR PRODUKSI
Ceiling Plan Desain Interior II Pertemuan 31,32 & 33
CAMERA SET-UP.
BROADCASTING TV REMIDIAL.
MODUL PERKULIAHAN JURUSAN ARSITEKTUR KELAS KARYAWAN
MENGIDENTIFIKASI ELEMEN RUANG DEKORASI INTERIOR DAN EKSTERIOR
TATA ARTISTIK Tata Artistik Televisi adalah bagian dari kru televisi, di beberapa stasiun televisi, Tata Artistik masuk ke dalam Departemen Artistik.
DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI).
Continuity Arie Nugraha, M.Si.
TRILOGI PELAYANAN PRIMA
Klasifikasi Sistem Lambang menurut Tadeuz Kowzan
MENENTUKAN KRU FILM.
Produksi Audio Visual Definisi:
PRINSIP dan UNSUR DESAIN GRAFIS
AUDIO VISUAL APLIKASI TOPIK 8 PEMBUATAN PROPOSAL PROJECT
DRAMA Senada dengan film, drama adalah karangan yang berbentuk dialog/percakapan antara pemainnya. Dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan percakapan.
Production Crew Jurusan Desain Komunikasi Visual – Universitas Kristen Petra – Surabaya
ANIMASI DALAM POST PRODUCTION
Proses Rancangan Produksi
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
Storyboard.
MENGENAL DRAMA.
Visual FX Animation Pertemuan 11
Tahapan Produksi Film Pra Produksi (Pre Production)
KULIAH 6 Kerabat Kerja Produksi/Siaran Televisi
RUMAH TINGGAL – MASALAH INTERIOR
TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN M.SUYANTO
PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS
PASCA PRODUKSI TOPIK 3 PROSES PRODUKSI KARYA AUDIO VISUAL
Teori Ilmu Konstruksi Bangunan Pertemuan 1
TATA RUANG DALAM MODUL PRAKTIKUM.
Desain Interior II PERSPEKTIF dan MAKET Pertemuan 37, 38 & 39
Ceiling Plan Desain Interior 1 Pertemuan 21-22
ONE ROOM LIVING – KONSEP DESAIN
Matakuliah : Konstruksi Bangunan II
KOMPOSISI MATERI KULIAH APPLIED MEDIA AESTHETICS OLEH:BUDIYANTO
Menanggapi pementasan drama
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
SINEMATOGRAFI.
Komunikasi Visual Iklan Cetak
Kamera, Lighting, Sound & Art Materials
Merancang Layout Display Karya Inovasi Pembelajaran
Teknik Produksi Kamera.
RISET – OBSERVASI Pertemuan 5
TV COMMERCIAL D A N FILM PENDEK (lanjutan)
SKEMA BAHAN DAN MATERIAL week 13
Tata Fotografi Elektronik Arie Nugraha, M.Si
MEMILIH DAN MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR
Matakuliah : U0162/AUDIO VISUAL II
Lighting & Art Materials
Proses Rancangan Produksi
FUNGSI TATA CAHAYA DAN SIFAT CAHAYA
OSKAR JUDIANTO SSn., MM., MDs. FAKULTAS DESAIN dan INDUSTRI KREATIF
Dasar Perlengkapan Pementasan
Konsep Desain Mebel.
PEMENTASAN SENI SPK2102 SENI DALAM PENDIDIKAN Oleh
Penerimaan &Penyimpanan
PERSIAPAN CREW DAN ALAT
MENGENAL DRAMA. Drama merupakan cerita yang dipentaskan; suatu cerita yang baru dapat dinikmati apabila sudah “diperagakan”.
DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI). Multimedia is the combination of the following elements: text, color, graphics, animations, audio, and video.
MANAJEMEN REDAKSI DAN ALUR PRODUKSI BERITA TV
SARI KURNIAWATI.  Teknik ini biasa juga di sebut Very Long Shot atau Extra Long Shot.Teknik ini mencakup sudut pandang yang cukup luas.  Hal ini bertujuan.
TAHAP PRA-PRODUKSI NADIA RIZKY N. S.Pd., Gr.. VISUALISASI KONSEP Manusia adalah makhluk bernalar dan bermoral, yang menyukai segala sesuai gagasan dalam.
Transcript presentasi:

Bagaimana menciptakan/membuat/menyusun segala bentuk dan warna didalam suatu frame, untuk mencapai/menghasilkan Look dan Mood tertentu.

Aspek Visual/Kreatif Aspek Manajemen

Warna dan bentuk-bentuk. Komposisi Keterkaitan Dengan Dramaturgi

Waktu Kerja/Scheduling Kontinuity Kerjasama dengan Penyutradaraan

SEJARAH ARTISTIK FILM Sejarah dimulai ketika George Melies ( ), sineas Perancis, ditahun 1896 mulai membuat film atau mendokumentasi-kan sebuah drama/pertunjukkan panggung. (sumber: Wikipedia) Dalam pertunjukkan tersebut, sudah terdapat : Set Properti Kostum Make up. Spesial efek.

Kemudian ketika mulai dikembangkannya pembuatan film yang menggunakan tehnik dekupase/editing oleh Edwin Porter ( ) dan DW Griffith ( ), di Amerika serikat. Filmnya yang terkenal adalah The Great Train Robbery (Edwin Porter-1903) dan The Birth of Nation (DW Griffith-1915). Mereka dikenal sebagai pionir penyutradaraan dan tehnik Film. Dimana muncul pendekatan/tehnik bahwa dalam sebuah adegan merupakan kumpulan atau bangunan dari elemen dasar; shot-shot; berupa Long shot, Full shot, Medium shot serta Close up

Adalah lingkungan yang dipersiapkan untuk terjadinya sebuah adegan Set terdiri dari, antara lain; - Set Indoor - Set Outdoor - Set yang dibuat - Set yang alami/natural

Benda-benda yang digunakan sebagai penunjang adegan yang akan mempengaruhi look dan mood Macam properti : - Prop Set - Hand Prop

Adalah pakaian dan hiasan yang melekat dibadan tokoh karakter untuk kepentingan penunjang karakteristik serta adegan.

Make up dan Hair Style adalah riasan wajah dan rambut untuk kepentingan seorang pemain dalam penampilannya memainkan tokoh karakter. Make up – Hair Style terdiri dari: - Koreksi - Karakter - Efek

Efek khusus yang dimaksud disini adalah efek khusus yang diciptakan langsung pada saat pengambilan gambar adegan.

DESAIN PRODUKSI. Sebuah skenario merupakan blueprint dari sebuah film. Desain produksi sebuah film bertitik tolak dari skrip atau skenario. Desain produksi mencakup artistik, pengadeganan, setting, color, budgeting, location, duration, shootingdays dan lain sebagainya. Jadi desain produksi merupakan desain dan perencanaan sebuah film. Sebuah desain produksi yang baik akan menghasilkan kelancaran pada proses syuting dan post-production-nya.

ANALISA SKRIP. Membaca skenario sambil membangun gambaran imajinasi. Perencana harus mencatat dengan cepat gambaran-gambaran tersebut, dalam bentuk sketsa- sketsa kecil. Tujuan dari sketsa-sketsa tersebut adalah memperoleh catatan dari gagasan-gagasan awal. Sketsa-sketsa awal ini tidak perlu dilihat orang lain, tapi pada tahap berikutnya menjadi dasar dari sketsa yang lebih lengkap. Pendekatan diatas adalah pendekatan yang paling konvensional.

Memperkirakan adegan Membaca skenario juga perlu meng- imajinasikan pergerakan pemain (koreografi). Pergerakan pemain untuk memperkirakan seberapa luas set yang diperlukan. Selain membaca karakteristik set yang tertulis dalam cerita.

Memperkirakan perwatakan dan karakter Setiap pemain haruslah direka-reka karakternya masing-masing. Hal ini sangat membantu dalam perencanaan dan dressing set lokasi.

Menentukan periode Faktor penting lainnya dalam sebuah perencanaan artistik adalah menentukan periode. Periode atau era pada saat cerita berlangsung. Menjadi background setting dan property yang akan ditampilkan. Saat merencanakan set berdasarkan periode yang telah lewat, maka riset menjadi bagian yang penting sekali.

Membuat rencana set Penata artistik berdiskusi dengan sutradara dan membuat gambar-gambar setting, lokasi dan property yang dirasa penting. Keseluruhan persiapan artistik

Membuat gambar Sketsa Main set atau set-set penting yang ada dalam sebuah skenario, mulai digambar dengan pendekatan-pendekatan berdasar, antara lain; kebudayaan, era atau masa, karakter tokoh, warna cerita dan subyektifitas dari sutradara. Tentu tidak ketinggalan pertimbangan dari bujet artistik. Mula-mula yang digambar bisa berupa sketsa-sketsa, namun ada pula yang berawal dari membuat floorplan.

Membuat maket Jika perlu Para Perencana bahkan sampai membuat maket. Karena maket menampilkan segala sesuatunya lebih jelas. Kadang kadang sebuah sktesa yang bagus belum tentu dipahami benar oleh sutradara, oleh karenanya untuk menghindari kesalah- pahaman antara perencana dengan sutradara pada saat sudah dilokasi, perlu dibuat maket-maket.

Production Designer/Perancang Artistik Bekerja dari awal. Bersama sutradara mengembangkan gagasan-gagasan visual dari sebuah film.

Art Director/Penata Artistik Bekerja membantu Production Designer dalam mewujudkan rancangan dan gagasan-gagasan visual yang telah dibuat.

Asisten Art Director Bersama Perencana Artistik dan Penata Artistik bertindak sebagai pengawas dalam merealisasikan gambar-gambar kerja. Selama produksi berlangsung merupakan pembantu utama Penata Artistik.

Pengatur Keuangan Tim Artistik. Merupakan kasir sekaligus pengawas keuangan pada tim artistik.

Kepala konstruksi Mengawasi konstruksi set-set, anggaran biaya dan jadwal kerja.

Set dresser (penghias set) Membantu Penata artistic dalam mendandani set. Melakukan riset tentang semua prop didalam film, sampai ke detail yang paling kecil. Hal ini harus dilakukan dengan seksama terutama dalam pembuatan sebuah film sejarah.

Property master (kepala property). Kepala property bertugas mengawasi ruangan property yang menyimpan persediaan property di studio, baik yang dibeli, dibuat maupun disewa.

Property makers (pembuat property) Kadang-kadang ada beberapa property yang harus dibuat khusus. Apakah karena tidak ada lagi yang menjual, atau karena harus memiliki sifat-sifat tertentu. Untuk itu harus dibuat oleh seorang pembuat prop.

Perencana kostum Seorang perencana kostum atau penata busana merupakan hal yang penting. Perencana kostum harus memiliki wawasan luas tentang mode busana, sejarah busana, pengenalan bahan-bahan dan sebagainya. Perencana kostum diajak berdialog tentang setiap scene yang akan dibuat, setelah itu ia akan membuat sketsa-sketsa dengan dilampiri bahan kain pembuatnya.

Make up dan Hair Stylist. Fungsinya membantu Perencana kostum dalam menunjang penampilan tokoh karakter.

Spesial efek. Ketika komputer belum berperan seperti sekarang, bagian ini dibagi dua, yaitu efek khusus fisik dan efek fotografik. Namun saat ini, sebagian besar pekerjaan telah diambil alih oleh komputer melalui program-program efek visualnya.

Stagehands Lebih dari satu orang, mereka bertugas memindahkan dan menggeser-geser setting dan property sesuai kebutuhan artistik.

Tukang-tukang kayu Bertugas membuat berbagai kebutuhan yang menyangkut unsur kayu.

Tukang-tukang cat Bertugas mengecat set sesuai permintaan.

Tukang kebun. Memasok dan menjaga kebutuhan aneka tanaman keperluan set lokasi.

Art Director. Asisten Art merangkapKeuangan dan pencari Properti. Asisten Art merangkap PropMaster. Set Dresser. Propertyman.

Penata artistik harus mampu menafsirkan setting lokasi dengan jalan cerita maupun gaya bercerita sutradara. Biasanya pencarian lokasi dimulai dan bertitik tolak dari lokasi yang paling penting didalam cerita (main set), baru kemudian menyusul lokasi-lokasi lainnya.

Namun dalam banyak pembuatan film, ketika mencari lokasi, para perencana lebih sering menemui set-set lokasi yang menurut rasa mereka tidaklah ideal. Hal ini terjadi karena biasanya setelah membaca skenario, apa yang terbayang lebih merupakan rasa subyektif orang yang membacanya.

Setelah memutuskan pemakaian lokasi, perencana artistik harus mengunjungi lokasi- lokasi tersebut dengan sutradara, penata fotografi dan manajer produksi. Perencana artistik sudah mulai mengukur dan membuat foto yang lebih detail dari lokasi-lokasi tersebut.

Disini perlu diperhatikan antara lain; Keadaan atau suasana sekitar Luas lokasi Jarak tempuh. Perizinan dari pemerintah daerah setempat. Keadaan cuaca setempat.

Setelah setiap set lokasi dilihat dan ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah membuat Floor Plan dan Gambar Perspektif. Kedua gambar ini amat diperlukan oleh para tukang yang akan membuat set. Gambar perspektif juga merupakan alat Bantu dari Perencana artistik ketika berdiskusi dengan sutradara mapun dengan manajer produksi.

Mencari set-set alternative disekitar set lokasi outdoor, yang dapat digunakan apabila terjadi force majeur dengan cuaca, dimana pelaksanaan shooting dapat dialihkan kedalam set studio. Mereka mendata tempat-tempat seperti; Gedung-gedung yang ada. Rumah-rumah besar. Gudang-gudang. Ruang-ruang kantor. Aula dan balai atau wisma pertemuan.

Karena alasan penghematan biaya atau demi ke- orisinalitas-annya, seringkali perencana menggunakan bangunan yang sudah ada. Namun hal ini bisa memakan banyak waktu, sebab jika dibuat distudio, kita bisa membangun sesuai dengan apa yang kita butuhkan, tapi ketika menggunakan lokasi asli yang ada, mau tidak mau kita harus melakukan kompromi-kompromi terhadap konsep yang telah direncanakan.

Analisa yang memperhitungkan, sebagai berikut; Dinding : polos biasa atau bergerat-great, atau menggunakan wallpaper. Langit-langit : polos atau bergambar, gypsum atau triplek atau lainnya. Lantai : marmer, kayu atau karpet. Pintu dan Jendela : ukuran dan bentuk jendela, kain gordyn dan teralis.

Lampu-lampu penerangan : lampu gantung, lampu duduk atau lampu sudut, Property : meja-kursi, lemari hias, hiasan-hiasan. Kondisi ruangan : siapa pemilik?, apa bisa dibangun?, sejauhmana bisa dirias?. Watak ruangan : ruangan tersebut berkarakter apa?. Memilih sudut-sudut yang bagus untuk pengambilan gambar diruang tersebut.

Membuat Breakdown Artistik Membuat Pengajuan Biaya - Set - Properti (sewa/beli/buat) - Efek

Membuat Breakdown Kostum Mendata Pemain (No.telpon dll) Merancang Kostum yang dibuat. Memesan Kostum. Sponsor Kostum Sponsor Laundry Pengajuan Anggaran

Koreksi / Beauty Karakter Efek Pengajuan Anggaran

Memberikan Finishing Touch pada set, props, efek dan kostum. Memperhatikan monitor. Berkomunikasi intens dengan sutradara. Menjaga Kontinuity Mempersiapkan set berikut.

Mempersiapkan set untuk adegan berikut. Mempersiapkan Prop untuk adegan berikut Membuat pengajuan Berkomunikasi dengan Asisten Sutradara

Menyiapkan Set Memperhatikan set. Memperhatikan Monitor. Menjaga Kontinuity Mempersiapkan Set untuk adegan Berikut

Membantu Pemain dalam mengenakan Kostum Memperhatikan kostum pemain. Menjaga Kontinuity Memperhatikan Monitor. Mempersiapkan kostum untuk adegan Berikut

Mempersiapkan Pemain Menjaga Make up dan tatanan rambut pemain. Menjaga kontinuity Memperhatikan Monitor. Mempersiapkan kostum untuk adegan Berikut