HAK GUNA USAHA - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HAK MILIK.
Advertisements

PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH
Rumah Susun Di INDONESIA.
MENURUT HUKUM INDONESIA
HAK ATAS TANAH M.HAMIDI MASYKUR SH,M.Kn.
BAB V HAK ATAS TANAH.
LEMBAGA HUKUM JAMINAN HUTANG Dr. HENNY TANUWIDJAJA, S.H, Sp.N
Oleh : Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH, MLI
HAK GUNA USAHA Untuk Kepastian Hukum
DEWI NURUL MUSJTARI,S.H., M.HUM DOSEN FAKULTAS HUKUM UMY
PEMBEBANAN HAK (HGB DAN HAK PAKAI) DI ATAS TANAH HAK MILIK
Materi-7 HAK GUNA USAHA DEWI NURUL MUSJTARI,S.H., M.HUM
Pertemuan ke – 6 TEORI HUKUM PENDAFTARAN TANAH
PEROLEHAN TANAH MENURUT HUKUM TANAH NASIONAL
Materi-6 HAK MILIK DEWI NURUL MUSJTARI,S.H., M.HUM
Pertemuan ke – 4 TEORI HUKUM PENDAFTARAN TANAH
Hukum Agraria.
Pertemuan ke – 5 TEORI HUKUM PENDAFTARAN TANAH
PENGANTAR HUKUM INDONESIA M. Hamidi Masykur, S.H., M.Kn.
Materi-10 HAK TANGGUNGAN
DEWI NURUL MUSJTARI SRI WIDODO FAKULTAS HUKUM UMY
ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA
Materi-8 HAK GUNA BANGUNAN
IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT
Materi-9 HAK PAKAI DEWI NURUL MUSJTARI,S.H., M.HUM
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Pertemuan ke – 8 TEORI HUKUM PENDAFTARAN TANAH
Hukum Agraria Mencari Materi..... PENDAFTARAN TANAH.
PENERTIBAN TANAH TERLANTAR
Landreform berasal dari kata
FUNGSI TANAH sebagai wadah sebagai faktor produksi
PERWAKAFAN TANAH HAK MILIK.
HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
Pertimbangan yang menjadi Prasyarat utama Sesuatu benda Dapat diterima
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran tanah Pasal 19 UUPA
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN
DALAM PERSPEKTIF HUKUM TANAH NASIONAL (ASPEK PENGADAAN TANAH
HAK-HAK ATAS TANAH.
DASAR-DASAR DAN KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Pasal 1.
Pertemuan ke – 11 HUKUM AGRARIA
Hukum administrasi pelayanan publik
PENERTIBAN TANAH TERLANTAR
LATAR BELAKANG PP TENTANG KAWASAN INDUSTRI
HAK MILIK.
Perda Nomor 15 Tahun 2010 tentang BPHTB
PEMBAHASAN UTS Hukum Agraria Minggu ke-8
POLITIK DAN HUKUM AGRARIA
PERJANJIAN KERJA BERSAMA DAN PERATURAN PERUSAHAAN
HAPUSNYA HAK TANGGUNGAN.
lembaga jaminan dapat dibedakan dalam bentuk
HAK ATAS TANAH SEKUNDER/DERIVATIF
Sebagai Satu-Satunya Lembaga Hak Jaminan atas Tanah
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
HAK ATAS TANAH SEKUNDER/DERIVATIF
Oleh : FX. Sumarja, S.H., M.Hum.
Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
DRS ANWAR SEMBIRING M.Pd
KEBIJAKAN PENATAAN PERTANAHAN DALAM HAK PAKAI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA DAN PERATURAN PERUSAHAAN
Rinaldo Anugrah Wahyuda
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
PEMBERIAN HAK ATAS TANAH
“Analisis Janji – Janji dalam Akta Pembebanan Hak Tanggungan”
HAK MILIK.
PENDAFTARAN TANAH. Jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan memerlukan : 1.tersedianya perangkat hukum tertulis, yang lengkap dan jelas serta dilaksanakan.
Hukum Agraria.
“Hak Guna Usaha” Bab II – Bagian IV (Pasal 28-34) Anggota Kelompok 4 : -Agwita (2) -Anggito (6) -Maria Olga (19) -Nurul (24) -Syahrul (32)
LEGALISASI ASET BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH
Presly Prayogo,SH,MH. DUA BENTUK HAK ATAS TANAH HAK PRIMER Hak atas tanah yang bersumber langsung dari hak bangsa Indonesia, yang dapat dimiliki oleh.
Transcript presentasi:

HAK GUNA USAHA Disunting oleh: Ricco Survival Yubaidi

HGU (Hak Guna Usaha)  Pengertian : HGU Menurut, Pasal 28 ayat (1) Undang – Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 (“UUPA”), Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu tertentu, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan (“HGU”). - Tanah yang diberikan adalah tanah negara namun bukan kawasan hutan.

HAK GUNA USAHA (PP 40 Tahun 1996) 1. Subyek Pemegang HGU 1. Subyek Pemegang HGU 2. Objek/Tanah yang dapat diberikan HGU 2. Objek/Tanah yang dapat diberikan HGU 3. Luas Minimum tanah HGU 3. Luas Minimum tanah HGU 4. Luas Max Tanah HGU 5. Tata Cara Pemberian HGU 5. Tata Cara Pemberian HGU 6. Jangka Waktu Pemberian HGU 7. Syarat Pemberian HGU 8. Kewajiban Pemegang HGU 9. Sebab hapusnya HGU

Subyek Pemegang HGU Menurut PP 40 Tahun 1996 Siapa yang berhak ? -Warga Negara Indonesia -Badan hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.

Tanah yang dapat diberikan HGU Menurut PP 40 Tahun 1996 Pasal 41 Tanah yang dapat diberikan adalah :  Tanah Negara  Tanah yang dapat diberikan HGU adalah tanah negara.  Jika tanah yang akan diberikan HGU merupakan tanah negara yang merupakan kawasan hutan. maka pemberian HGU baru dapat dilakukan setelah tanah tersebut dilepaskan dari statusnya sebagai kawasan hutan.  Tanah Hak Pengelolaan  Tanah Hak Milik

Luas Minimum Tanah  Perseorangan = HGU hanya dapat diberikan atas tanah yang luasnya minimal 5 hektar.  Perseorangan = Jika luas tanah yang dimohonkan HGU mencapai 25 hektar atau lebih, maka penggunaan HGU-nya harus menggunakan investasi modal yang layak dan teknik perusahaan yang baik.

Luas Maksimum Tanah HGU  Jika luas tanah yang dimohonkan HGU mencapai 25 hektar atau lebih, maka penggunaan HGU nya harus menggunakan investasi modal yang layak dan Badan/perusahaan yang baik sesuai dengan perkembangan saat ini.  Untuk Perusahaan maksimal 35 tahun dan dapat diperpanjang lagi paling lama 25 tahun.

Tata Cara Pemberian HGU HGU diberikan berdasarkan Penetapan Pemerintah, yaitu dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri (yang bertanggung jawab di bidang pertanahan/agraria) atau pejabat yang ditunjuk. HGU terjadi sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan dalam buku tanah sesuai peraturan yang berlaku. (Pasal 23 PP 40 Tahun 1996)

Jangka Waktu Pemberian  HGU dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 25 tahun. Untuk perusahaan yang memerlukan waktu lebih lama dapat diberikan HGU untuk jangka waktu paling lama 35 tahun. Atas permintaan pemegang HGU dan mengingat keadaan perusahaannya jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dengan waktu paling lama 25 tahun.  Perpanjangan dan pembaharuan HGU dapat dilakukan atas permohonan pemegang hak bila memenuhi syarat:  Tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak tersebut,  Syarat-syarat pemberian hak tersebut dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak,  Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak.

Syarat Pemberian HGU  Adapun syarat-syarat pemberian HGU;  Demikian juga peralihan dan penghapusannya, harus didaftarkan. Pendaftaran tersebut meliputi pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah, pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihannya, serta pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian kuat.

Kewajiban Pemegang HGU  Pasal 12 ayat (1) PP No. 40/1996, yaitu :  Membayar uang pemasukan kepada negara;  Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan/atau peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya;  Mengusahakan sendiri tanah HGU dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis;  Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang ada dalam lingkungan areal HGU;  Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;  Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan HGU;  Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGU kepada negara sesudah HGU tersebut hapus;  Menyerahkan sertipikat HGU yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan.

Sebab Hapusnya HGU  Pasal 17 ayat (1) PP No. 40/1996. HGU menjadi hapus karena hal-hal sebagai berikut:  Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya;  Dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir karena:  Tidak terpenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya.  Putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;  Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;  Dicabut berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961;  Ditelantarkan;  Tanahnya musnah;  Pemegang HGU tidak lagi memenuhi syarat untuk dapat mempunyai HGU sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat (2) UUPA.