Kelompok 3 Prinsip manajemen tata ruang alat gelas dan non gelas.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
GUDANG BAHAN PELEDAK.
Advertisements

Hemat Energi Listrik Rumah Tangga
INVENTARISASI PERALATAN
Sanitasi dan Keamanan.
Keselamatan dan keamanan kerja
Transpirasi Tumbuhan Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp. - Membandingkan laju transpirasi.
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
PRAKTIKUM KIMIA DASAR MEMBUAT LARUTAN BAKU.
MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA
LINGKUNGAN FASILITAS RUMAH SAKIT
Keamanan Kerja Lab Oleh : Dedes Amertaningtyas,S.Pt.,MP
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi FKIK Unsoed
Infrastruktur Laboratorium
TEKNIK PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
ALAT DAN TEKNIK KERJA DI LABORATORIUM
Perawatan mikroskop.
MANAJEMEN LABORATORIUM LAY OUT & GLP
Prinsip Dasar Komponen Siklus Pendinginan Pemeriksaan Visual Sistem Air Conditioner Pada Kendaraan Eka Wijayanto :24 AM TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN.
Peralatan Elektronika,
M6 Penyimpanan dan Pengadministrasian Alat serta Bahan Praktik IPA
Peralatan instalasi.
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
STANDARISASI DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA
BAHAN HABIS DAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
M2 Desain, Perlengkapan, Tata Ruang dan Pengelolaan Lab IPA
OPERASI, PEMASANGAN, PEMELIHARAAN, DAN MENGATASI GANGGUAN PADA POMPA
1. Keselamatan dan Peraturan di Laboratorium IPA
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
TEKNIS ADMINISTRASI LABORATORIUM
ADMINISTRSI LABORATORIUM
SANITASI DAN KEAMANAN.
Laboratorium kualitas air
KESEHATAN LINGKUNGAN.
PERALATAN.
Pengelolaan Laboratorium IPA/ Optimalisasi Pemanfaatan lab. IPA
PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
BAHAN HABIS DAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
Laboratorium (fungsi)
Teknik Pengemasan Limbah B3
Teknik Laboratorium Ternak Perah
Dosen pengampu: Ibu Sri sukaesih Ibu Siti Alimah
MANAJEMEN LABORATORIUM
PENERAPAN FISIKA DALAM Pemeliharaan Alat-Alat Keperawatan
Pengetahuan Selama Bekerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
ADMINISTRASI LABORATORIUM
Standar Kompetensi Mampu memahami peran dan fungsi Lab IPA
TEKNIS ADMINISTRASI LABORATORIUM
PH METER : PROSEDUR KALIBRASI PEMELIHARAAN TROUBLE SHOOTING
Resume Praktikum 1 bioindustri
Manajemen Laboratorium
Perawatan dan perbaikan mesin frais
Penerapan manajemen energi pada peralatan listrik
BUDIDAYA JAMUR KUPING Disampaikan pada Penyuluhan Petani Jamur Kuping
Penyimpanan Obat harus disimpan sehingga tercegah cemaran dan peruraian, terhindar pengaruh udara, kelembaban, panas dan cahaya. Obat yang mudah menguap.
Manajemen Kearsipan II
GUDANG BAHAN PELEDAK.
Alat pH Meter Khoirul Anam.
Penggudangan Dalam Industri Modern
K3 DAN HUKUM TENAGA KERJA KELOMPOK 1 (SATU) ROBIATUL IRUDAH FIZA LESTARI RIZQI NABILAH HASNA.
KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
Keselamatan dan keamanan pada departemen housekeeping
PEMPROSESAN ALAT.
PENERAPAN K3 DI LABORATORIUM By: Komarul Fausiyah.
Mesin Diesel 1.Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adalah mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator.
Tim Audio Video SMK NU 03 KALIWUNGU KENDAL MERAWAT CD PLAYER Kompetensi : Memperbaiki Cd Player.
Penegenalan Alat – Alat Laboratorium Kimia By : Wirna Eliza.
PERMENKES RI NO. 37 TAHUN 2012 dr. Melinda Wilma Dinas Kesehatan Kota Padang 17 Oktober 2019 KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN DI LABORATORIUM PUSKESMAS.
Transcript presentasi:

Kelompok 3 Prinsip manajemen tata ruang alat gelas dan non gelas

1.Laili rahman 2.Liyasari indah 3.Mahdiah syumarliyanty 4.Diah puji rahayu 5.Meyda F 6.M.zainuddin 7.Nia ardelia 8.Nurjihan 9.Noorlinda 10.Putri dwi ariska Kelompok 3

Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.

Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu: 1.Tata ruang 2.Alat yang baik dan terkalibrasi 3.Infrastruktur 4.Administrasi laboratorium 5.Organisasi laboratorium 6.Fasilitas pendanaan 7.Inventarisasi dan keamanan 8.Pengamanan laboratorium 9.Disiplin yang tinggi 10.Keterampilan SDM 11.Peraturan dasar 12.Penanganan masalah umum 13.Jenis-jenis pekerjaan. Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik.

Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai: a.pintu masuk (in) b.pintu keluar (out) c.pintu darurat (emergency-exit) d.ruang persiapan (preparation-room) e.ruang peralatan (equipment-room) f.ruang penangas (fume-hood) g.ruang penyimpanan (storage - room) h.ruang staf (staff-room) i.ruang teknisi (technician-room) j.ruang bekerja (activity-room) k.ruang istirahat/ibadah l.ruang prasarana kebersihan m.ruang toilet n. lemari praktikan (locker) n.lemari gelas (glass-rack) o.lemari alat-alat optik (opticals-rack) p.pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk q.fan (untuk dehumidifier) r.ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.

Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi: a.siap untuk dipakai (ready for use) b.bersih c.berfungsi dengan baik d.terkalibrasi Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manualoperation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.

a. Alat-alat gelas (Glassware) Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi sebelum dipakai. Semua alatalat gelas ini seharusnya disimpan pada lemari khusus. b. Bahan-bahan kimia Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara/uap yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus. c. Alat-alat optik Alat-alat optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur ini yang menyebabkan kerusakan mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus ditempatkan dalam kotak yang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi yang bersih. Mikroskop harus disimpan di dalam lemari khusus yang kelembabannya terkendali. Lemari tersebut biasanya diberi lampu pijar watt, agar ruang selalu panas sehingga dapat mengurangi kelembaban udara (dehumidifier-air). Alat-alat optik lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera, microphoto-camera, digital camera, juga dapat ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator

Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan. Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab maupun peralatan. Beberapa contoh penataan fasilitas umum lab sudah dikemukakan sebelumnya, pada bagian ini pembahasan akan difokuskan pada penataan alat. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah : 1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan bahan kimia saja 2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian 3. Keperangkatan 4. Nilai/ harga alat 5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya 6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan 7. Bahan dasar penyusun alat, dan 8. Bentuk dan ukuran alat 9. Bobot / berat alat

Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak dapat digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di antara aspek-aspek tersebut. Ketidakmutlakan dalam menerapkan aspek di atas dalam menentukan penataan alat sangat nampak sekali dalam mata pelajaran sains lainnya seperti fisika dan biologi. Dalam lab fisika penataan alat seringkali dikelompokkan atas dasar jenis percobaan seperti alat-alat untuk percobaan listrik, magnet, optik, panas, cahaya dst. Demikian untuk alat-alat biologi dikelompokkan secara khas pula seperti penataan untuk alat-alat genetika, ekologi, fisiologi juga ada model, awetan, gambar dst. Kembali pada sembilan aspek di atas, suatu alat ada yang memiliki satu fungsi dan yang multi fungsi. Misalnya buret hanya dapat digunakan untuk mengukur volume zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan untuk mengukur pH dan juga mV.(Ardi Widiatmoko, 2011).

Penanganan alat-alat a.Alat-alat kaca/gelas Bekerja dengan alat-alat kaca perlu berhati-hati sekali. Gelas beaker, flask, test tube, erlenmeyer, dan sebagainya; sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti, misalnya 8 apakah gelas tersebut retak/tidak retak, rusak/sumbing. Bila terdapat gejala seperti ini, barang-barang tersebut sebaiknya tidak dipakai. b. Mematahkan pipa kaca/batangan kaca Jika hendak memetong pipa kaca harus menggunakan sarung tangan. Pada bekas pecahan pipa kaca, permukaannya dilicinkan dengan api lalu diberi pelumas/gemuk silikon, kemudian masukkan ke sumbat gabus/karet. c. Mencabut pipa kaca Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila sukar mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar, lebih baik digunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan meminyakinya dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga digunakan untuk memasukkan pipa kaca kedalam sumbat. Jangan gunakan alat-alat kaca yang sumbing atau retak. Sebelum dibuang sebaiknya dicuci lebih dahulu untuk memastikan kerusakan. d. Label Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lain seharusnya diberi label yang jelas. Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti dengan hati-hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan jenis zat kimia tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, nama orang yang membuat, konsentrasi, nama dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada dalam bejana.

e. Suplai gas Tabung-tabung gas harus ditangani dengan hati-hati walaupun berisi atau kosong. Penyimpanan sebaiknya di tempat yang sejuk dan terhindar dari tempat yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur (regulator). Alat-alat yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai "Safety Use" (alat pengaman jika terjadi tekanan yang kuat). f. Penggunaan pipet Gunakan pipet yang dilengkapi pompa pengisap (pipet pump), jangan menggunakan mulut!. Ketika memasukkan pipet kedalam pompa pengisap harus dilakukan dengan hatihati supaya pipet tidak pecah dan pompa pengisap tidak rusak. Jangan sampai ada cairan yang masuk ke pompa pengisap, karena akan merusak pompa tersebut. g. Melepaskan tutup kaca yang kencang (seret) Melepaskan tutup kaca yang kencang (seret) dengan cara mengetok berganti-ganti sisi tutup botol yang ketat tersebut, dengan sepotong kayu, sambil menekannya dengan ibu jari pada sisi yang berlainan/berlawanan dengan ketokan. Jangan mencoba untuk membuka tutup botol secara paksa, lebih-lebih jika isinya berbahaya atau mudah meledak. Di bawah pengawasan Kepala Laboratorium, panaskanlah leher botol dengan air panas secara perlahan-lahan, lalu coba membukanya. Jika gagal juga goreslah sekeliling leher botol dengan alat pemotong kaca untuk dipatahkan. Lalu pindahkan isi botol ke dalam botol yang baru. h. Kebakaran Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, perlu diketahui klasifikasi bahan dan alat pemadam kebakaran yang sesuai.

Jenis peralatan yang harus diperhatikan Blood cell counter a.Bagian luar alat harus dilap setiap hari b.Periksa sumbatan c.Setiap selesai digunakan lakukan pencucian d.Tutup alat dengan plastik jika tidak dipakai Fotometer a.Gunakan lampu yang sesuai dengan spesifikasi alat b.Tegangan listrik harus stabil c.Tidak boleh ada gelembung udara di kuvet Inkubator a. Suhu yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi alat Alat gelas a.Tabung yang dipakai harus selalu bersih b.Untuk pemakaian ulang, cuci alat gelas dengan deterjen dan hipoklorit kemudian bilan dengan aquades Elisa reader a.Lakukan kalibrasi linearitas alat, stabilitas dan ketepatan pembacaan b.Kalibrasi dilakukan setiap alat pertama kali dipakai Contents

a.Bagian dalam oven sekurang kurangnya setiap bulan dibersihkan b.Pintu oven boleh dibuka setelah suhu turun sampai 40 c c.Catat suhu dan waktu setiap digunakan Oven a.Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih b.Periksa dibawah mikroskop apakah garis garis terlihat jelas c.Mencuci kamar hitung jangan menggunakan sikat d.Cuci kamar hitung segera setelah dipakai Kamar hitung a.Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium b.Alat harus dalam keadaan hidup c.Pintu lemari es tertutup dengan baik agar udara dinginnya tidak keluar Lemari es dan freezer a. Catat suhu, waktu dan tekanan setiao digunakan b. Katup udara keluar harus terbuka c. Pastikan katup pengaman terpasang selama pemanasan d. Pastikan bahwa air akan cukup selama proses sterilisasi Otoklaf a.Mikroskop letakkan ditempat yang datar dan tidak licin b.Periksa semua keadaan dari mikroskop c.Gunakan dengan hati hati Mikroskop

Waterbath a.Ketinggian air perlu di cek setiap hari b.Kebersihan dinding bagian dalam harus diperhatikan c.Catat suhu setiap digunakan Pipet a.Gunakan pipet gelas sesuai dengan kegunaannya b.Gunakan pipet yang kering dan bersih c.Pemipertan cairan tidak boleh menggunakan mulut d.Pipet volumetrik tidak boleh ditiup Ph meter a.Letak konektor harus diperhatikan b.Saat meniuang cairan kimia harus hati hati c.Elektroda harus terendam dalam cairan

Sentrifus a.Letakkan sentrifus ditempat yang datar b.Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai c.Beban harus seimbang sebelum di sentrifus d.Pastikan penutup telah tertutup dengan baik Timbangan Analitik a.Letakkan pada meja yang datar, terhindar dari getaran dan tidak digeser b.Gunakan selalu pinset untuk mengangkat timbangan c.Bahan yang ditimbang harus sesuai dengan suhu kamar d.Pintu kotak selalu tertutup saat menimbang Rotator Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar diberi pelumas secara teratur

Thank You Insert the Sub Title of Your Presentation