Biaya Produksi Oleh : Maria Dewi Ratna Simanjuntak ( ) Rizky Mawarni Pulungan ( ) Pasca Sarjana Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan
Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu barang atau produk yang siap dipasarkan. Ada juga yang menyebutkan pengertian biaya produksi adalah akumulasi biaya yang diperlukan dalam proses produksi, mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa production cost adalah ongkos produksi yang dikorbankan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu barang jadi hingga barang tersebut masuk ke dalam pasar untuk dijual.
Biaya Produksi Menurut Para Ahli 1. Mulyadi Menurut Mulyadi (1995:14), pengertian biaya produksi adalah seluruh biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. 2. Hansen dan Mowen Menurut Hansen dan Mowen (2002:24), production cost adalah total biaya yang berhubungan dengan proses pembuatan barang dan penyediaan jasa. 3. M. Nafarin Menurut M. Nafarin (2009:497), pengertian biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan barang yang dihasilkan, dimana di dalamnya terdapat unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 4. Abdul Halim Menurut Abdul Halim (1988:5), production cost adalah akumulasi biaya yang terkait langsung dengan proses produksi suatu barang dan akan dipertemukan dengan penghasilan pada periode saat barang tersebut dijual. 5. Amin Widjaja Tunggal Menurut Amin Widjaja Tunggal (1993:1), biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik
Unsur-unsur biaya produksi adalah sebagai berikut:. 1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material) Ini merupakan bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi suatu barang jadi yang siap dipasarkan. Bahan baku tersebut mencakup semua bahan yang secara fisik dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk jadi. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour) Tenaga kerja mengkonversi bahan baku langsung menjadi suatu barang jadi yang siap dipasarkan. Direct Labour merupakan biaya-biaya bagi semua tenaga kerja langsung yang ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara langsung. 3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead) Overhead pabrik adalah semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Beberapa elemen biaya overhead pabrik diantaranya; Biaya bahan baku tidak langsung, Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap, Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, Biaya listrik dan air pabrik Biaya asuransi pabrik, Biaya overhead lain-lain
Pada dasarnya tujuan penentuan production cost adalah untuk memaksimalkan laba perusahaan, yaitu menghasilkan pendapatan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan. Adapun beberapa tujuan penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut: 1. Untuk Menetapkan Biaya Produksi Sangat penting bagi setiap perusahaan untuk menetapkan production cost secara tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat semua bukti transaksi terkait pengeluaran biaya. Melalui pengumpulan bukti transaksi, pencatatan, dan penentuan atas terjadinya transaksi dengan baik akan menghasilkan penetapan biaya produksi yang tepat. 2. Untuk Mengendalikan Biaya Pengumpulan semua bukti transaski, pencatatan, dan penentuan biaya produksi yang tepat akan membuat tugas manajemen semakin mudah dalam hal pengawasan dan pengendalian biaya untuk produksi. 3. Untuk Membantu Pengambilan Keputusan Penentuan production cost juga sangat membantu suatu perusahaan untuk mengambil keputusan jangka pendek, diantaranya; Pembelian bahan baku, Pembelian alat produksi, Penentuan harga jual barang jadi Pada dasarnya tujuan penentuan production cost adalah untuk memaksimalkan laba perusahaan, yaitu menghasilkan pendapatan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan. Adapun beberapa tujuan penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut: 1. Untuk Menetapkan Biaya Produksi Sangat penting bagi setiap perusahaan untuk menetapkan production cost secara tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat semua bukti transaksi terkait pengeluaran biaya. Melalui pengumpulan bukti transaksi, pencatatan, dan penentuan atas terjadinya transaksi dengan baik akan menghasilkan penetapan biaya produksi yang tepat. 2. Untuk Mengendalikan Biaya Pengumpulan semua bukti transaski, pencatatan, dan penentuan biaya produksi yang tepat akan membuat tugas manajemen semakin mudah dalam hal pengawasan dan pengendalian biaya untuk produksi. 3. Untuk Membantu Pengambilan Keputusan Penentuan production cost juga sangat membantu suatu perusahaan untuk mengambil keputusan jangka pendek, diantaranya; Pembelian bahan baku, Pembelian alat produksi, Penentuan harga jual barang jadi
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat di bedakan dalam 2 jenis: Biaya Ekplisit yaitu : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input lain yang di bayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang). Biaya Tersembunyi (implisit) yaitu : pembayaran untuk keahliaan keusahawanan produsen tersebut modalnya tersendiri yang di gunakan dalam perusahaan dan banguanan perusahaan yang di miliki
Teori biaya produksi erat kaitannya dengan teori fungsi pengeluaran. Kedua-duanya membedakan analisisnya kepada jangka pendek dan jangka panjang. Kedua- duanya juga dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang semakin berkurang. Jangka pendek yaitu : jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Jangka panjang yaitu : jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Adapun beberapa jenis biaya produksi adalah sebagai berikut jangka pendek sebagai: 1. Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC), yaitu biaya pada periode tertentu dengan jumlah yang tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi. Contoh, sewa gedung, pajak perusahaan, biaya administrasi, dan lain-lain.
2. Biaya Variabel (Variable Cost/ VC), yaitu biaya yang besarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi. Artinya, semakin besar hasil produksi maka semakin besar biaya variabelnya. Contoh, biaya upaya pekerja, biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi
3. Biaya Total (Total Cost/ TC), yaitu total seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan suatu perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam satu periode tertentu.
4. Biaya Rata-Rata (Average Cost/ AC), yaitu besarnya biaya produksi per unit yang dihasilkan. Besar biaya rata-rata ini dihitung dengan cara membagikan total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.
5. Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC), yaitu biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit barang jadi. Biaya ini muncul ketika dilakukan perluasan produksi dalam rangka menambah jumlah barang yang dihasilkannya.
Biaya Jangka Panjang Dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan.
Secara teoritis berdasarkan persamaan matematis nya, biaya jangka panjang rata-rata (LRAC) akan membentuk kurva yang cekung (membuka ke atas) untuk kasus dimana setiap produksi mengalami skala non ekonomis terlebih dahulu kurvanya berbentuk cembung (membuka keatas). Titik persinggungan dalam kurva-kurva AC tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai produsen dalam jangka panjang. Kurva biaya jangka panjang ini terbentuk dari gabungan biaya rata-rata jangka pendek dalam jumlah yang berhingga. Biaya jangka pendek teoritis menunjukkan model kapasitas secara kemampuan produksi dari perusahaan sehingga setiap terjadi kenaikan biaya aatas tambahan produksi maka perusahaan akan mengganti dengan model produksi yang lainnya dimana produksi masih dalam kondisi yang ekonomis