Data Stunting Nasional (Riskesdas) ,8%35,6% 30,8% 37,2% PERMASALAHAN STUNTING
ADA SEKURANGNYA 6 MASALAH BESAR TENTANG STUNTING: 1.PREVALENSINYA SANGAT TINGGI >30 %, 2.PROGRAM PENURUNAN PREVALENSINYA SANGAT RENDAH (HANYA 1½ % /TAHUN) 3.STUNTING TERSEBAR DI SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA, 4.STUNTING TERDAPAT DI SEMUA LAPISAN SOSIAL-EKONOMI MASYARKAT DAN SEMUA JENIS PEKERJAAN 5.BELUM TERLIHAT ANALISIS TENTANG MASALAH STUNTING YANG DIHADAPI 6.UPAYA PENANGGULANGANNYA BELUM JELAS PERMASALAHAN STUNTING
Sumber: Laporan Riskesdas Tahun 2013 (Badan Litbang,Kemenkes RI)
BB/TB TB/U LEBIHNORMALKURUSTOTAL NORMALGEMUK 5.1 % NORMAL 48.6 % KURUS 9.6 % 63.3 % STUNTING GEMUKNORMAL 27.4 % KURUS 36.7 % TOTAL 11.9 %76.0 %12.1 %100 % 1. Prioritas Masalah gizi yang dihadapi dan harus ditangani segera adalah Stunting Kurus, yaitu gizi buruk, dalam bentuk Kwashiorkor, Maramus dan Marasmic kwashiorkor, besarnya jumlahnya 2,5 % 2. Masalah berikutnya adalah Gemuk, yaitu balita overweight dan obesitas, besarnya 6.8 % Tabel 1 STATUS GIZI BALITA MENURUT RISKESDAS TAHUN % 6.8 %
KWASHIORKOR MARASMUS STUNTING MARASMIC KWASWHIORKOR DISTRIBUSI PERMASALAHAN STUNTING (MENURUT RISKESDAS TAHUN 2013) STUNTING TIPE 1 : 27.4 % STUNTING TIPE 2 ; 6.8 % STUNTING TIPE 3,4 DAN 5 ADALAH 2.5 %
Analisis Bentuk Klinis Dari Stunting, Dengan Menggunakan 2 Cara Klasifikasi Stunting, Yaitu: 1.Cara Waterlow, Menggunakan Kombinasi TB/U Dan BB/TB 2.Cara Wellcome trust, yang dimodifikasi, yaitu Kombinasi BB/TB dengan Gejala Klinis yang dapat diamati Laporan Riskesdas tahun 2013 secara jelas menampilkan angka berikut: Dengan klasifikasi Cara Waterlow Tim Riskesdas membedakan 3 jenis stunting, yaitu 1.Stunting dengan BB/TB normal, dalam ilmu gizi disebut postmalnutrition, Anak ini normal, sama dengan temannya tidak stunting bedanya cuma lebih pendek (prevalensinya 24.7 %) dari seluruh balita 2. Stunting dengan overweight dan obesitas, anak pendek tapi gemuk (prevalensinya 6.8 % dari seluruh balita ) 3. Stunting dan kurus, disebut juga chronic prolonged malnutrition atau kurang gizi kronis yang berkelanjutan (2.5 %)
KELOMPOK AHLI YANG DISEBUT KEL. WELLCOME TRUST, MENELITI GEJALA KLINIS YANG DITEMUKAN PADA ANAK STUNTING-KURUS INI, DI INDONESIA PREVALENSINYA 2.5 % ITU MENJADI 3 KELOMPOK YAITU: 1. Kwashiorkor, apabila BB/TB nya antara >--3SD sampai <- 2SD dan gejala kwashiorkor, seperti sembab, rambut pirang, perut buncit dll 2.Stunting dengan Marasmus apabila BB/TB<-3SD, tidak ditemukan tanda-tanda kwashiorkor dan anak sangat kurus, tulang rusuk tampak menonjol, wajah /muka seperti orangtua 3. Stunting dengan Marasmic-kwashiorkor apabila BB/TB<-3 SD ditemui gejala kwashiorkor dan Marasmus pada anak
BB/TB Gizi Status Gizi Sembab dan tanda klinis lainnya + - >-3SDKwashiorkorGizi kurang -3SD - <- 2SDMarasmic-kwashiorkorMarasmus> Klasifikasi Status Gizi menurut Wellcome Trust MARASMUS MARASMIC-KWASHIORKOR KWASHIORKOR
Tentu cukup mengherankan ketika Kementerian Kesehatan memisahkan antara gizi buruk (BB/U <-3 SD) sebagai masalah gizi utama dan Stunting sebagai masalah gizi yang lain yang seakan-akan tidak bersinggungan sama sekali Pada hal keduanya adalah masalah kekurangan gizi yang berat, tidak jarang berakhir dengan kematian dan penyebabnya tentu berbeda, sehingga upaya pencegahan dan penanggulangannya pasti berbeda pula Salah satu sebabnya mungkin karena hampir 30 tahun terakhir di Indonesia panjang/tinggi balita hampir tidak pernah diukur Masalah validatas data hasil pengukuran antropometri (measurement error) Masalah kekurangan gizi mikro (defisiensi zink, anemia) juga sangat tinggi tapi belum ditanggani secara menyeluruh MASALAH YANG LAIN ?
PANGAN FUNGSIONAL ALTERNATIF SOLUSI PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
Conferensi East-West Prespective on Fungsional Foods 1996 Pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung didalamnya BPOM (2005) Pangan yang secara alami maupun buatan telah mengalami proses menjadi produk atau produk olahan, mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah memiliki fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan
Mengandung jenis komponen pangan dalam jumlah yang sesuai dengan batasan yang ditetapkan Memiliki karakteristik sensori seperti penampakan, warna, tekstur atau konsistensi dan cita rasa yang dapat diterima konsumen Disajikan dan dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman
SENYAWA DALAM PANGAN FUNGSIONAL VitaminPrebiotik MineralProbiotik Gula AlkoholKolin, Lesitin, Inositol Asam Lemak Tak JenuhOmega 3 Peptida dan Protein tertentuIsoflavon (Kedelai) Asam AminoFitosterol & Fitostanol Serat PanganPolifenol
Jenis-jenis Makanan Fungsional Berdasarkan sumber makanan HEWANI NABATI Berdasarkan pengolahannya ALAMI TRADISIONAL MODERN
Contoh Pangan Fungsional Indonesia KACANG KEDELE DLL TEMULAWAK, KUNYIT, JAHE DLL BERAS KENCUR DADIH
Produk makanan dengan asam laktat dapat memperpanjang masa simpan produk makanan, dalam bentuk fermentasi Makanan probiotik lebih menyehatkan dan dapat mengatasi tukak lambung, diare, intoleransi laktosa hingga kanker saluran pencernaan Suplementasi biskuit protein tinggi dengan krim mengandung probiotik dapat meningkatkan berat badan balita dan respon imun humoral. Bakteri probiotik mampu berkompetisi dan menghambat bakteri patogen, seperti E. Coli.
Dadih melalui proses fermentasi oleh bakteri asam laktat (BAL) yang terkandung dalam susu kerbau BAL dalam dadih mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen Dadih dapat memberikan manfaat kesehatan karena adanya sifat probiotik berasal dari BAL
Mendukung kesehatan pencernaanMendukung kesehatan tulang Sebagai sumber asam amino esensial bagi tubuh dan perkembangan otak Sumber Pro-Vitamin yang baik bagi kesehatanMeningkatkan sistem kekebalan tubuhSumber kalsium
PROBIOTIK DADIH Susu Kerbau Isolasi dan Identifikasi BAL Fermentasi Aplikasi untuk Pengawetan Bahan Makanan Bakteriosin BAL Aplikasi Pembuatan Pangan Probiotik Makanan dan Minuman Fungsional PANGAN PROBIOTIK yang Rendah Kolesterol Peningkatan Kekebalan, Anti Diare dan Anti Kolesterol Isolasi dan Identifikasi BAL Bakteriosin BAL BAHAN LOKAL SUMATERA BARAT
DADIH UNTUK IBU HAMIL Ibu hamil berisiko anemia & defisiensi zink Memperparah terjadinya infeksi, IUGR & risiko BBLR Perlunya suplementasi gizi pada ibu hamil seperti dadih Diharapkan meningkatkan respon imunitas ibu & janin serta hasil kehamilan Status Kesehatan & Gizi Ibu dan anak Optimal
180 BUMIL Trimester I (12-16 mg) Kel ibu diberi Dadiah 100 gram selama 144 hari (6 bulan) Kel ibu diberi Dadiah + Zinc 100 gram selama 144 hari (6 bulan) Kel ibu Kontrol menerima program rutin Puskesmas SUPLEMENTASI DADIH PADA IBU HAMIL HELMIZAR DKK ( ) : STUDI EFEK SUPLEMENTASI DADIH DAN ZINK SELAMA KEHAMILAN TERHADAP IMUNITAS HUMORAL DAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PROPINSI SUMATERA BARAT
Karakteristik Sumber Dadih Agam 1 Tanah Datar 2 Kadar Air (%)52.69 ± Kadar Abu (%)1.46 ± Lemak (%)25.14 ± Protein (%)12.37 ± Karbohidrat (%)8.35 ± Serat Kasar (%)0.28 ± pH4.20 ± Keasaman (%)1.80 ± ± 0.21 Total BAL(CFU/g)4,6x10 6 1,9x10 7 Keterangan : 1 Karakteristik kimiawi dan BAL dadih Agam merupakan rerata dari hasil pengujian dadih daerah Palupuah dan Gaduik 2 Karakteristik kimiawi dan BAL dadih Tanah Datar merupakan hasil pengujian dadih daerah Padang Panjang
Sumber: Hasil Isolasi dan Identifikasi BAL dari Dadih dan Bambu di Sumatera Barat (Prof. Drh. Hj. Endang Purwati, MS., Ph.D)
NoSpesiesJumlah% 1 Lactobacillus plantarum550 2Lactobacillus casei 220 3Lactobacillus durans 110 4LeuconostocPseudomesentoroide s 110 5Lactobacillus lactis 110 Total Sumber: Penelitian Dr. Helmizar, SKM, M.Biomed dengan judul Characteristics of Amino Acid and Probiotic Isolated from Dadih and their Benefits for Pregnant Mothers in West Sumatera, Indonesia
No Sumber Dadih Komponen Kalori (Kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) 1Agam Tanah Datar
No Zat Gizi Mikro Kandungan dalam Dadih AgamTanah Datar 1Kalsium / Ca (mg/100 g) Iodium / I (mcg/100 g) Zink / Zn (ppm)
NoJenis Asam Amino Esensial Kandungan dalam Dadih (mg/g) AgamTanah Datar 1Lisin Leusin Valin Isoleusin Threonin Fenilalanin3.0 7Arginin Metionin Histidin Triptofan1.20.8
No Jenis Asam Amino Esensial Kandungan dalam Dadih (mg/g) AgamTanah Datar 1Asam Glutamat Prolin Asam Aspartat Serin Tirosin Alanin Glisin Sistin0.3
Efek Suplementasi Dadih & Zink Terhadap Outcome Kehamilan...
Antropometri BayiKontrol n ± (%) Dadih n ± (%) Dadih Zink n ± (%) Total n ± (%) p-value Kategori Berat Bayi Lahir: < (8.9)1 (2.1)5 (11.1)10 (7.2) (26.7)16 (33.3)11 (24.4)39 (28.3) 0.46 > (64.4)31 (64.6)29 (64.4)89 (64.5) Kategori Panjang Bayi Lahir: <487 (15.6)6 (12.5)10 (22.2)23 (16.7) (62.2)21 (43.8)17 (37.8)66 (47.8)0.09 >5010 (22.2)21 (43.8)18 (40.0)49 (35.5)
PANJANG BADAN LAHIR (PBL) dalam cm Dadih (n=26) Dadih Zink (n=24) Kontrol (n=23) < > PANJANG BADAN BAYI LAHIR DARI IBU HAMIL DENGAN PERTAMBAHAN BB IBU >8 KG PADA PEMBERIAN SUPLEMENTASI DADIH DAN DADIH ZINK Lebih dari 50 % bayi yang dilahirkan ibu dengan Pertambahan BB selama Hamil diatas 8 kg dan mendapatkan suplementasi Dadih Zink memiliki Panjang Badan Lahir paling tinggI, diikuti Ibu dapat suplementasi Dadih, paling rendah pada kelompok Kontrol
BERTA BADAN LAHIR (BBL) kg DADIH n-26 DADIH ZINK n=24 KONTROL n=23 < > BADAN BAYI LAHIR DARI IBU HAMIL DENGAN PERTAMBAHAN BB IBU >8 KG PADA PEMBERIAN SUPLEMEN DADIH DAN DADIH ZINK Tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap BBL dari yang mendapatkan perlakuan dan kontrol karena berat badan lahir ditentukan oleh banyak faktor selain pertambahan BB selama hamil, seperti zat gizi sehari-hari selama hamil, kegiatan fisik dll
Variabel Dadih (n=46) Dadih Zink (n=40) Kontrol (n=40) Total (n=126)p-value n (%) Umur Anak: < 8 bulan30 (65,2)23 (57,5)19 (47,5)72 (57,1)0,25 ≥ 8 bulan16 (34,8)17 (42,5)21 (52,5)54 (42,9) Status Gizi : WHZ Z-Score WHO: Kurus0 (0,0)2 (5,0) 4 (3,2)0,30 Normal46 (100,0)38 (95,0) 122 (96,8) HAZ Z-Score WHO: Pendek 7 (15,2)4 (10,0)9 (22,5)20 (15,9)0,30 Normal39 (84,8)36 (90,0)31 (77,5)106 (84,1) WAZ Z-Score WHO: Gizi Kurang3 (6,5)2 (5,0)8 (20,0)13 (10,3)0,05 Normal43 (93,5)38 (95,0)32 (80,0)113 (89,7)
Status Pemberian ASI Pendek n (%) Normal n (%) Total n (%) ASI Eksklusif4 (18,2)18 (81,8)22 (100,0) Tidak ASI Eksklusif5 (31,2)11 (68,8)16 (100,0) Status Pemberian ASI Pendek n (%) Normal n (%) Total n (%) ASI Eksklusif3 (6,2)21 (93,8)24 (100,0) Tidak ASI Eksklusif1 (12,5)15 (85,7)16 (100,0) PADA KELOMPOK KONTROL PADA KELOMPOK SUPLEMENTASI DADIH + ZINK
Menurut Ohayon et al., 2016, perubahan mikrobiota terjadi saat kehamilan hingga kelahiran. Perubahan mikrobiota dalam tubuh ibu hamil dipengaruhi oleh status fisiologis ibu dan komposisi mikrobiota dalam usus dapat meningkatkan penyerapan makanan yang lebih baik bagi janin 1. Mikrobiota pada kulit, vagina, dan rongga mulut berkontribusi dalam sistem imun tubuh dengan cara melawan patogen. Keadaan penyakit seperti obesitas, radang usus, diabetes, dan sindrom metabolik dapat menyebabkan perubahan komposisi mikrobiota dan memberikan efek berbahaya pada kesehatan ibu hamil (Spor, et al., 2011) 1 Ohayon MN, Neuman H, Koren O Microbial Changes During Pregnancy, Birth, and Infancy. Frontiers in Microbiology Journal.
KESIMPULAN & REKOMENDASI Prevalensi stunting di Indonesia sangat tinggi, sekitar 30 % akan tetapi stunting yang harus segera ditangani adalah 2.5 %, dari seluruh balita di suatu wilayah (menurut Hasil Riskesdas 2018) Sekitar 6.8 % balita stunting yang lain berpotensi besar untuk menjadi obesitas di usia remaja dan dewasa dengan berbagai risiko penyakit yang menyertainya. Dadih sebagai Pangan Fungsional sumber Probiotik dapat dijadikan sebagai suplementasi gizi alternatif untuk penanggungan stunting Tercukupinya kebutuhan gizi ibu hamil dan kandungan probiotik dadih memiliki potensi yang lebih baik untuk outcome kehamilan yang juga lebih baik. Pencegahan dan penanggulangan Stunting perlu dilakukan secara sistematis, terencana dan berkelanjutan serta berjangka panjang, mungkin sampai sekitar tahun yang akan datang.
Terima kasih atas perhatiannya …