TINJAUAN UMUM GOVERNANCE. PANDANGAN GOVERNANCE KINERJA SUATU LEMBAGA SUSTAINABILITY DEMOKRASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
APA OTONOMI DAERAH ? OTONOMI DAERAH ADALAH HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH OTONOM UNTUK MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN.
Advertisements

INTENSITAS DAN KUALITAS PELAKSANAAN PENGAWASAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Administrasi Pelayanan Publik
Good governance, dan Accountability
PENGELLUARAN PEMERINTAH
SEMINAR: Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
GOOD GOVERNANCE (TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK)
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
Central & Local Government Finance Week 7 – Seminar 1 Revised : March 2013 Semester 2 Year 2012/2013 Sigit Pamungkas, SE., MCom Public Sector Accounting.
Good Governance Bab 12.
Good Governance Bab 12.
OVERVIEW PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
GOOD GOVERNANCE.
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
Tentang Keuangan Negara
ADMINISTRASI KEUANGAN
KERANGKA LEGAL FORMAL Tentang KEUANGAN
PERINGATAN 5 TAHUN PELAKSANAAN
& Dana Dekonsentrasi PENYELENGGARAAN APBN DI DAERAH :
APBD (ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH)
Good Governance Etika Bisnis.
MODUL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH
OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI DAERAH OLEH : DEDY ARFIYANTO , SE.MM
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
REFORMASI ADM DAN GOOD GOVERNANCE, AKUNTABILITAS
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
OTONOMI DAERAH.
MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Universitas Negeri Semarang
ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
PEMERIKSAAN, PENGELOLAAN, DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA/DAERAH
Sistem Pengelolaan Keuangan Negara dan Pemerintah Pusat
REFORMASI KEUANGAN DAERAH DI INDONESIA
PENGELLUARAN PEMERINTAH
Tentang Keuangan Negara
KEUANGAN NEGARA Nama Kelompok: Ruth Patricia ( )
Administrasi Pembangunan Dalam Konsep Kekinian
PENGELLUARAN PEMERINTAH
Disusun Oleh Pipit Fitriyani, S.Pd
Selvia Nurindah Sari JP081280
BIAYA PEMBANGUNAN DAN BELANJA PUBLIK
ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA DAN RUANG LINGKUPNYA
Latar Belakang Perkembangan Sistem Penganggaran Publik
Good governance, dan Accountability
Keuangan Sekolah/Madrasah
PENGELLUARAN PEMERINTAH
Unggul Profesional Islami
TINJAUAN UMUM GOVERNANCE DAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
BIAYA PEMBANGUNAN DAN BELANJA PUBLIK
LANDASAN HUKUM. REFORMASI KEUANGAN NEGARA: PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN.
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
PENGELLUARAN PEMERINTAH
GOOD GOVERNANCE.
DINAMIKA SISTEM KETATALAKSANAAN PEMERINTAHAN
Asas Umum Pemerintahan yang Baik
BIAYA PEMBANGUNAN DAN BELANJA PUBLIK
DINAMIKA SISTEM KETATALAKSANAAN PEMERINTAHAN
DINAMIKA SISTEM KETATALAKSANAAN PEMERINTAHAN
PENGELLUARAN PEMERINTAH
TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK
ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.
REGULASI KEUANGAN NEGARA
Transcript presentasi:

TINJAUAN UMUM GOVERNANCE

PANDANGAN GOVERNANCE KINERJA SUATU LEMBAGA SUSTAINABILITY DEMOKRASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

ELEMENTTHEORITIC AL ROOTS FOCUSALOKASI SUMBERDAY A NILAI OPAIlmu Politik dan Publik Policy Sistem Politik HirarkiEtos sektor publik NPMTeori Ekonomi OrganisasiPasarKompetisi NPGKelembaga an dan Teori Jejaring Organisasi dan lingkungan nya NetworkDispersed dan contested

PENGERTIAN Governance diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. World Bank: Governance sebagai the way state power is used in managing economic and social resource for development of society. UNDP: Governance sebagai the exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at all levels.

PENGERTIAN World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan masyarakat. UNDP lebih menekankan pada aspek politik, ekonomi, dan administratif dalam pengelolaan negara

PENGERTIAN Political governance mengacu pada proses pembuatan kebijakan (policy/strategy formulation) Economic governance mengacu pada proses pembuatan keputusan di bidang ekonomi yang berimplikasi pada masalah pemerataan, penurunan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup. Administrative governance mengacu pada sistem implementasi kebijakan.

GOOD GOVERNANCE Pemerintahan yang baik Tata kelola pemerintahan yang baik Penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (World Bank).

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (UNDP) Participation Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan Rule of Law Kerangka hukum yang adil & tegaknya supremasi hukum Transparency Dibangun atas kebebasan memperoleh informasi

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (UNDP) Responsiveness Cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder. Consensus orientation Berorientasi pada kepentingan masyarakat Equity (Kesataraan) Semua memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (UNDP) Efficiency and Effectiveness Pengelolaan sumberdaya publik harus berdaya guna dan berhasil guna Accountability Pertanggungjawaban kepada publik atas aktivitas yang dilakukan Strategic vision Pemerintah dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke depan

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (UK/ODA) Legitimacy Accountability Competency Penghormatan terhadap hukum/hak asasi manusia

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (OECD) Participatory development Human rights Democratization

KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (MTI) Transparansi Akuntabilitas Kewajaran/kesetaraan Kesinambungan

ERA NEW PUBLIC MANAGEMENT Dalam dua dekade ini terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional menjadi sistem manajemen publik yang modern. Tradisional: kaku, birokratis, hierarkis. Modern: fleksibel, akomodatif.

FAKTOR PENDORONG NPM Managerialism (Pollit, 1993) Market-based public administration (Zhiyong,dan Rosenbloom, 1992) Post bureaucratic paradigm (Barzelay, 1992) Enterpreunerial government (Osborne & Gaebler, 1992)

KONSEKUENSI NPM Perubahan dari orientasi kebijakan menuju orientasi kinerja. Tuntutan melakukan efisiensi, cost cutting, dan kompetisi. Peningkatan public service

REINVENTING GOVERNMENT (OSBOURNE & GAEBLER 1992) Pemerintahan Katalis Fokus pada pemberian pengarahan, bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah Milik Masyarakat Memberdayakan masyarakat daripada melayani Pemerintah yang Kompetitif Memberikan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik.

REINVENTING GOVERNMENT Pemerintah yang Digerakkan oleh Misi Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi Pemerintah yang Berorientasi Hasil Membiayai hasil, bukan masukan Pemerintah yang Berorientasi Pelanggan Memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi

REINVENTING GOVERNMENT Pemerintahan Wirausaha Mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan. Pemerintahan Antisipatif Berupaya mencegah daripada mengobati Pemerintah Desentralisasi Mengubah dari hierarki, menuju partisipatif dan tim kerja

REINVENTING GOVERNMENT Pemerintah Berorientasi pada Mekanisme Pasar Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan)

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut

SEJARAH KEUANGAN NEGARA Aturan Peralihan UUD 1945 Indische Comptabiliteitswet (ICW Stbl N0 448) Diubah dan diundangkan dalam Lembaran Negara 1954 Nomor 6 dan 1955 Nomor 49 Undang-undang No 9 Tahun 1968 Undang-undang No 17 Tahun 2003

REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA 8 PRINSIP DASAR GOOD GOVERNANCE (WORLD BANK) 1.Partisipasi 2.Tegaknya Supremasi Hukum 3.Transparansi 4.Responsif (kepedulian pada stakeholder) 5.Berorientasi pada konsensus 6.Kesetaraan 7.Efektifitas dan efisiensi 8.Akuntabilitas PerencanaanPenganggaranPelaksanaan Anggaran Pertanggungjawaban

UU NO. 5/1974 PP NO. 5/1975 PP NO. 6/1975 Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) KEPMENDAGRI NO. 29/2002 UU NO. 22/1999 UU NO. 25/1999 PP NO. 105/2000 PERDA POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PP NO. 58/2005 UU NO. 17/2003 UU NO. 1/2004 UU NO. 15/2004 UU NO. 25/2004 UU NO. 32/2004 UU NO. 33/2004 PP NO. 24/2005 PERMENDAGRI NO. 13/2006 PERATURAN/ KEPUTUSAN KEPALA DAERAH ORDE BARU (SENTRALISTIK ) REFORMASI TAHAP I REFORMASI TAHAP II Reformasi Hukum di Bidang Pengelolaan Keuangan PERMENDAGRI NO. 59/2007

PERUBAHAN MENDASAR REFORMASI KEUANGAN NEGARA Pengertian dan ruang lingkup keuangan negara Asas-asas umum Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara Penyusunan dan Penetapan APBN dan APBD Hubungan keuangan pemerintah Pelaksanaan APBN dan APBD Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara

Pengertian dan ruang lingkup keuangan negara OBYEK SUBYEK PROSES TUJUAN PENDEKATAN DALAM PERUMUSAN KEUANGAN NEGARA

ASAS UMUM DALAM PKN Asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas. Best practices : akuntabilitas, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam PKN, Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang independen. ACUAN : REFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA, MEMPERKOKOH LANDASAN PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara PRESIDEN SELAKU PEMEGANG KEKUASAAN PKN DAN KEPALA DAERAH SELAKU PEMEGANG PENGELOLA KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BAGIAN KEWENANGAN PRESIDEN CHIEF FINANCIAL OFFICER CHIEF OPERATIONAL OFFICER MELIMPAHKAN KEWENANGANNYA KEPADA

Hubungan keuangan pemerintah Pemerintah pusat dan bank sentral berkoordinasi dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan fiskal dan moneter Pemerintah pusat wajib mengalokasikan dana perimbangan kepada pemerintah daerah Pinjaman asing harus disetujui oleh DPR Hubungan dengan perusahaan swasta, perusda, dan badan pengelola dana masyarakat, dalam hal keuangan harus mendapat persetujuan DPR/DPRD

Pelaksanaan APBN dan APBD Masalah administratif diatur dalam undang- undang tentang perbendaharaan negara ( UU No 1 th 2004) Pemerintah perlu menyampaikan laporan realisasi semester pertama (akhir Juli) kepada DPR/DPRD Pelaksanaan anggaran berbasis prestasi kerja

Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara Laporan keuangan terdiri dari : 1.Laporan realisasi anggaran 2.Neraca 3.Laporan Arus Kas 4.Catatan atas laporan keuangan Penyampaian laporan wajib tepat waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi pemerintah yang ditetapkan melalui PP

21/09/ SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA SENTRALISASI DESENTRALISASI DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN

21/09/ DESENTRALISASI PENYERAHAN WEWENANG PEMERINTAH- AN OLEH PEMERINTAH PUSAT KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DEKONSENTRASI PELIMPAHAN WEWENANG DARI PEMERIN- TAH KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMEINTAH PUSAT DAN/ATAU PERANG- KAT PUSAT DI DAERAH

21/09/ TUGAS PEMBANTUAN PENUGASAN DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA & DESA ATAU DARI PROVINSI/KAB/KOTA KE DESA UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS TERTENTU YANG DISERTAI PEMBIAYAAN, SARANA, & PRASARANA SERTA SUMBERDAYA MANUSIA DENGAN KEWAJIBAN MELAPORKAN PELAKSANAANNYA DAN MEMPERTANGGUNGJAWABKANNYA KEPADA YANG MENUGASKAN

35 REFORMASI KEUANGAN DAERAH Di dalam otonomi daerah telah terjadi pembaharuan (reformasi) di bidang keuangan mencakup berbagai bidang yakni : Discretion Reform Reformasi di bidang keleluasaan pemerintah daerah dalam mengelola sumber pendapatan Budget Reform Reformasi dalam pengelolaan anggaran daerah Deficit Spending Reform Reformasi dalam menggunakan dana pinjaman Strategic Cost Reform Reformasi dalam strategi pembiayaan. Di dalam Otonomi daerah dimungkinkan berbagai Strategi pembiayaan dalam meperoleh dana dan penggunaanya

36 Reformasi ini menyangkut pemberian keleluasaan dalam mengelola keuangan daerah Discretion Reform Dalam otonomi daerah berdasarkan UU No. 22/1999 Dan UU No. 25/1999 anggaran yang sudah disetujui DPRD Tidak lagi harus dimintakan pengesahan Pemerintah daerah di atasnya Karena memang pemerintahan daerah tidak lagi berjenjang DPRD juga diberikan kewenangan menentukan anggaran untuk lembaga legislatif

37 Budget Reform Perubahan Proses Penyusunan Anggaran Perubahan Struktur Anggaran

38 Perubahan Struktur Anggaran  Perubahan struktur anggaran terjadi dari anggaran tradisional yang bersifat Line item menjadi anggaran yang incrementalism  Perubahan dimaksud untuk menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas

39 SEGI POSITIF PERUBAHAN STRUKTUR ANGGARAN  Bilamana terjadi surplus/defisit akan nampak jelas  Memudahkan membuat perhitungan anggaran daerah  Memudahkan dalam melakukan analisis, evaluasi dan pengawasan anggaran (budgetary control)  Memungkinkan pembentukan cadangan melalui transfer

40 AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Tertib Taat pada Peraturan Perundangan yang berlaku Efisien Efektif Transparan Bertanggungjawab Memperhatikan Azas Keadilan Dan Kepatutan

41 DEFICIT SPENDING REFORM  Sampai dengan Orde Baru Pemerintah Tidak Pernah menyatakan terjadi “Deficit” Alasannya menganut anggaran berimbang yang dinamis  Padahal yang terjadi pinjaman yang diterima dicatat sebagai “ Pendapatan”  Sejak Menteri Keuangan Prof. DR. Bambang Sudibyo direformasi, Penempatan Pinjaman tidak dicatat sebagai “Pendapatan” tetapi sebagai “Pinjaman”

42 STRATEGIC COST REFORM Dipisahkan Belanja (Expenses) dan Biaya (Cost) Dalam “Pembiayaan” dari Akuntansi diminta untuk mengungkap Beban Biaya Publik Atau Biaya Aparatur Beban Unit Kerja Mana, Eksekutif (unit Kerja Tertentu) atau Legislatif Tahun Anggaran Mana, Tahun Berjalan (Current Year) atau Tahun Yang Akan Datang (Next Year) Pos Mana -Lain-lain -Biaya Tidak Tersangka -Sumbangan, Organisasi

43 KONDISI YANG TIDAK MENDUKUNG Otonomi Daerah dimulai pada tahun 2001 dimana negara sedang mengalami krisis Ekonomi (Krisis Multi Dimensional) Sedang menghadapi gerakan separatis Aceh Merdeka, Maluku, Papua Merdeka, Sehingga “Otonomi” dirancukan dengan “pembagian kedaulatan (Souverignity) Heterogenitas dalam penyebaran penduduk, kekayaan alam, kualitas penduduk Krisis Kepercayaan terhadap Pemimpin nasional akibat dari krisis ekonomi dan Korupsi, BLBI- KLBI, Hutang yang menumpuk Sistem anggaran yang tidak menggunakan “Fund System” sehingga perbaikan system Perencanaan yang agak Sulit

Perencanaan LINGKUP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Pengawasan/ Pengendalian Input Proses Output/Input Proses Output/InputProses Output Kebijakan Umum APBD Kegiatan Anggaran APBD Penatausahan & Akuntansi Laporan Pelaksanaan APBD Evaluasi Kinerja Hasil Evaluasi RPJMD/RKPD Penjaringan Aspirasi Kinerja Masa Lalu Asumsi Dasar Kebijakan Pemerintah (RPJM/RKP/ Prioritas Pembangunan) Prestasi Kerja Perda APBD Formulir/Dokumen Catatan/Register Semesteran Tahunan Prioritas & Plafon Anggaran Sementara